Melihat Bukti Sejarah Perbankan Indonesia Lewat Cagar Budaya De Javasche Bank di Surabaya, Apik dan Masih Terjaga

Monday, September 2, 2019

Melihat Bukti Sejarah Perbankan Indonesia Lewat Cagar Budaya DeJavasche Bank di Surabaya, Apik dan Masih Terjaga
(Foto: idntimes.com)



Jalan-jalan ke Surabaya jangan hanya mengunjungi pusat perbelanjaannya saja. Coba kita lihat di Kota Pahlawan ini, ada cagar budaya yang layak dijadikan wisata edukasi terutama bagi para pelajar yang ingin mengetahui lebih jauh tentang sejarah perbankan di Indonesia. Wisata murah meriah ini terletak di Jalan Garuda No.1, Surabaya. De Javasche Bank menjadi saksi bisu sejarah perbankan di Indonesia, lho.


Selama ratusan tahun, Belanda telah menjajah Indonesia. Dari pengalaman pahit sebagai nagara terjajah, rupanya Belanda tidak hanya meninggalkan kenangan buruk, tetapi juga mewariskan bangunan bersejarah berupa gedung De Javasche Bank yang pernah menjadi bank terkemuka pada zaman kolonial Belanda.


De Javasche Bank atau DJB bukan Museum Bank Indonesia, lho. Meskipun saat kita melakukan pencarian di Google, rupanya banyak artikel yang mengaitkan bangunan ini dengan BI, bahkan tidak sedikit juga masyarakat kita yang menganggap keduanya sama, tetapi faktanya De Javasche Bank bukan Museum Bank Indonesia. Museum Bank Indonesia hanya ada satu-satunya di Jakarta. Lantas kenapa De Javasche Bank selalu dikaitkan dengan Bank Indonesia?


Bank Indonesia dulunya sempat beroperasi di gedung De Javasche Bank sambil menunggu selesainya pembangunan gedung BI di Jalan Pahlawan. Tepat pada tanggal 1 Juli 1953, De Javasche bank resmi berubah nama menjadi Bank Indonesia. Karena kejadian inilah, banyak dari masyarakat kita menganggap bahwa bangunan De Javasche bank sebagai bangunan atau kantor dari Bank Indonesia.


Pada tahun 2012, De Javasche Bank diresmikan sebagai cagar budaya. Koleksi barang peninggalan yang bisa dilihat di dalam gedung De Javasche Bank memang sengaja dikirim ke sana supaya masyarakat bisa menikmati wisata edukasi bukan hanya berupa gedung saja, melainkan  juga dengan melihat barang-barang bersejarah lainnya. Tapi, akhirnya justru banyak orang menganggapnya sebagai museum, padahal barang-barang itu sengaja dikirim hanya demi menarik wisatawan saja.


Sejarah Lahirnya De Javasche Bank Surabaya

Melihat Bukti Sejarah Perbankan Indonesia Lewat Cagar Budaya DeJavasche Bank di Surabaya, Apik dan Masih Terjaga
(Foto: rooang.com)


De Javasche Bank didirikan pada tahun 1928 di Batavia. Gedung bergaya arsitektur konservatif neo renaissance ini merupakan perwakilan dari gedung DJB yang ada di Batavia. Dibangun pada tahun 1929, gedung ini dilengkapi dengan ukiran Jepara pada setiap pilarnya. Uniknya, meski tanpa lampu dan lilin, gedung DJB bisa tampak sangat terang, lho. Semua ini dikerjakan dengan sangat detail oleh Belanda sehingga menghasilkan bangunan bersejarah yang sangat menarik dilihat hingga saat ini.


Bagian-bagian dari Gedung De Javasche Bank

Melihat Bukti Sejarah Perbankan Indonesia Lewat Cagar Budaya DeJavasche Bank di Surabaya, Apik dan Masih Terjaga
(Foto: merdeka.com)



Gedung De Javasche Bank terdiri dari tiga lantai. Pertama, ruang bawah tanah atau basement yang digunakan sebagai tempat penyimpanan uang, emas, serta dokumen penting. Lantai dua digunakan sebagai kantor serta teller. Sedangkan untuk lantai tiga dipakai sebagai tempat dokumentasi.


Gedung De Javasche Bank dulunya memiliki satu pintu masuk berupa pintu putar bagi para nasabah dan petugas yang letaknya terdapat di lantai dua. Namun, saat ini pintu masuk justru berada di lantai basement dan ini menjadi salah satu keunikan tersendiri bagi gedung DJB.


Keunikan dari Gedung De Javasche Bank

Melihat Bukti Sejarah Perbankan Indonesia Lewat Cagar Budaya DeJavasche Bank di Surabaya, Apik dan Masih Terjaga
(Foto: rooang.com)



Saat berwisata edukasi di gedung DJB, kamu akan melihat banyak sekali keunikan yang sekaligus menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Gedung DJB disebut memiliki CCTV tradisional berupa kaca datar yang diletakkan di sudut-sudut ruangan, sehingga petugas keamanan bank tidak perlu mengitari lorong ruangan untuk memeriksa para teller yang bertugas di brankas, melainkan cukup dengan melihat bayangan melalui kaca-kaca tersebut.


Saking ketatnya keamanan zaman dulu, para teller yang bekerja di brankas milik De Javasche Bank sampai dilarang menggunakan pakaian yang memiliki kantong, lho. Keberadaan CCTV tradisional ini sangat membantu para petugas keamanan memantau para teller sehingga tidak ada kesempatan bagi mereka untuk melakukan tindak kejahatan.


Tidak hanya itu, di gedung DJB kamu bisa melihat mesin uang zaman dulu yang menjadi koleksi istimewa dari gedung ini. Para pelajar wajib berwisata ke gedung DJB karena bisa melihat langsung bukti sejarah pada zaman kolonial Belanda sekaligus menambah pengetahuan tentang sejarah perbankan di negeri tercinta yang selama ini banyak diabaikan.


De Javasche Bank di Masa Kini

Melihat Bukti Sejarah Perbankan Indonesia Lewat Cagar Budaya DeJavasche Bank di Surabaya, Apik dan Masih Terjaga
(Foto: cahayamalam.com)



Gedung De Javasche Bank di masa kini tidak banyak mengalami perubahan di sana sini. Kondisinya masih sama seperti zaman dulu, hanya saja ada penambahan seperti AC, alat keamanan, serta pintu basement.


Kondisi bangunannya kokoh dan masih berdiri gagah. Semua bagiannya pun tetap berfungsi dengan sempurna. Contohnya saja pintu dorong yang terbuat dari baja, sampai sekarang pintu tersebut masih bisa digunakan sebagaimana mestinya. Tidak hanya itu, salah satu koleksi gedung DJB berupa kaca patri yang merupakan kerajinan turun temurun di Eropa masih terjaga sampai sekarang dan belum pernah pecah sama sekali, lho. Kaca ini bahkan hanya bisa ditemukan di beberapa negara saja di dunia.


Berkunjung ke gedung DJB tidak hanya memperlihatkan tentang sejarah perbankan pada zaman kolonial Belanda saja, melainkan juga menyuguhkan spot foto yang instagramable banget. Kamu bisa menyewa tempat untuk foto komersil atau pre wedding dengan mengurus surat izin sebelumnya ke BI Surabaya.


Berkunjung ke gedung DJB tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis. Cukup isi data diri kamu di buku tamu dan bersiaplah menjelajahi keunikan dari cagar budaya De Javasche Bank. Jangan sungkan bertanya kepada pengelola DJB tentang informasi yang kamu butuhkan sehingga tidak terjadi kesalahpahaman mengenai sejarah DJB yang sebenarnya.


Gedung DJB buka setiap hari selain hari Senin, mulai pukul 08.00 sampai pukul 16.00 WIB. Yuk, dolan nang Suroboyo dan lestarikan cagar budaya De Javasche Bank ini. Kalau bukan kita yang mengunjungi dan melestarikannya, lantas siapa lagi?


Salam,

Comments