Friday, October 30, 2020

Tips Berhemat di Masa Pandemi

Berhemat di Masa Pandemi



Berhemat di masa pandemi itu sepertinya menjadi keharusan. Terutama setelah banyak orang kena dampak adanya pandemi hingga berbulan-bulan. Misalnya, kehilangan pekerjaan. Mau nggak mau, kita harus belajar berhemat supaya tetap survive hingga pandemi usai.

Siapa yang nggak kena dampak pandemi? Hampir semua orang terkena dampak pandemi. Rasanya masih nggak kebayang kalau pandemi bakalan menimpa kita hingga hampir setahun lamanya. Kaget sudah pasti. Nggak siap dengan keadaan yang tiba-tiba berubah jungkir balik naik turun. Tapi, mau sampai kapan kita kayak gini? Kita nggak mungkin terus menerus menyesali keadaan tanpa memikirkan solusinya.

Yuk, tetap semangat melihat masa depan. Saya yakin, ada banyak hikmah di balik ujian ini. Ketika kita pun terdampak dan hampir nggak tahu mau ngapain, di luar sana mungkin malah ada yang lebih susah daripada kita. Ada orang yang buat makan aja susah. Ya, Rabb. Kita harus bisa melewati ujian ini.

Belajar Melihat ke Bawah


Soal harta kekayaan, kita nggak boleh terus menerus melihat ke atas. Khawatir kesandung langkahnya saking fokusnya melihat orang yang posisinya ada di atas kita. Akhirnya malah bikin kita kurang syukur dan kufur nikmat.

Sesekali mungkin bisa membuat kita termotivasi, tapi dalam kondisi seperti sekarang, sepertinya kita perlu banyak-banyak belajar melihat ke bawah. Iya, biar tahu dan mengerti bahwa bukan hanya kita saja yang diuji, melainkan juga orang lain. Bukan hanya kita saja yang kehilangan pekerjaan, yang lain justru malah kekurangan sekadar untuk makan. Ternyata, semua hamba itu pasti diuji. Ternyata, di bawah kita ada yang lebih kekurangan, tapi, kok hidupnya adem ayem aja, ya? Ternyata dan ternyata. Akhirnya membuat kita sadar bahwa kita itu masih lebih beruntung.

Hemat Bukan Pelit


Perlu diingat, hemat itu bukan pelit. Jangan ragu membantu orang lain yang lebih membutuhkan jika kita masih dikasih kecukupan. Iya, karena hemat itu bukan pelit. Justru banyak orang berlomba-lomba bersedekah di saat kondisi sulit seperti sekarang. Bukan karena mereka punya dan berlebih, tapi karena ingin berbagi di saat sulit.

Jika ada niat pengen dimudahkan urusannya, setidaknya harapan itu disandarkan pada Allah dan apa yang dilakukan adalah kebaikan. Kenapa nggak?

Tips Berhemat di Masa Pandemi


Di masa pandemi seperti sekarang, sebenarnya kita bisa lebih banyak berhemat karena aktivitas memang berubah total. Nggak ada sekolah offline sehingga kita nggak perlu bayar tukang ojek, nggak perlu repot bikin bekal atau pesan catering sekolah juga, lebih berasa karena kitanya juga terus menerus di rumah dan jarang keluar. Sehingga kita pun jarang jajan di luar dan ya benar-benar makan secukupnya dan yang ada aja.

Nah, kira-kira teman-teman punya tips apa selama pandemi supaya bisa tetap berhemat dan insya Allah kita bisa survive sampai pandemi berakhir? Kalau ini versi saya, ya. Silakan disimak siapa tahu bisa terinspirasi :D

  • Tentukan budget per bulan


Meskipun saat ini kita punya uang yang sangat cukup bahkan lumayan, tapi kita nggak boleh seenaknya membelanjakan dan menghabiskan uang tersebut untuk hal-hal yang kurang perlu. Setidaknya, kita harus bersiap-siap minimal untuk setahun ke depan. Iya, sampai akhir 2021 semoga pandemi sudah benar-benar berakhir dan kita bisa hidup normal kembali.

Nah, untuk menyiasati itu, kita perlu menentukan budget bulanan. Kita boleh belanja apa pun yang diperlukan, tapi jangan lebih dari budget yang ditentukan tersebut. Saya berasa banget sih bisa berhemat berkali lipat karena memang aktivitas kita sekarang berbeda dengan dulu saat normal.

Dan, tentu saja saya merasa sangat terbantu dengan cara ini. Akhirnya, kalau belanja benar-benar dipikirkan mana yang perlu atau sekadar buat senang-senang doang? Mana yang mesti didahulukan dan mana yang masih bisa ditunda.

Saya nggak terlalu susah mengubah budget bulanan karena ya memang sehari-hari sejak dulu sampai sekarang terbiasa hidup apa adanya. Bukan belum ada diada-adain *eh :D

  • Beli saat butuh


Kalau memang merasa perlu membeli ya silakan dibeli. Intinya, kita harus tahu mana yang jadi prioritas dan mana yang bukan. Kalau nggak penting-penting amat, ya usahakan nggak usah dibeli. Tapi, kalau memang diperlukan apalagi mendesak, ya kenapa nggak?

Supaya bisa memudahkan, kita mesti bikin list daftar kebutuhan pokok setiap bulannya dan apa aja yang mesti dibayar bulan itu juga. Misalnya, beras, gas, susu, belanjar sayur dan teman-temannya, bayar SPP, bayar listrik, dll. Nah, list itu harus diutamakan karena sudah jelas dibutuhkan. Sisanya, boleh dipertimbangkan dulu.

Kadang, kita kebiasaan beli barang bukan karena butuh, melainkan karena kita senang atau pengen. Padahal, kadang barang yang kita beli nggak selalu dipakai. Mulai sekarang kita mesti mengubah hal kayak gini kalau mau berhemat.

  • Belanja beberapa hari sekali


Untuk belanja kebutuhan pokok di supermarket, saya hanya melakukannya sekali dalam sebulan. Ini nggak berubah seperti sebelum pandemi. Biasanya memang belanja sekaligus banyak. Beli minyak, sabun, dan teman-temannya sudah ditentukan buat kebutuhan sebulan.

Saat pandemi, tentu saja kebiasaan ini nggak berubah juga. Hanya saja mulai memilih yang penting. Nggak perlu main dulu, belanja buku-buku bacaan dan kawan-kawannya yang kurang dibutuhkan. Anak-anak juga nggak pernah ikut karena ngeri, jadi benar-benar bisa dikendalikan…kwkwk.

Sedangkan untuk kebutuhan lain seperti belanja sayur dan teman-temannya, saya hanya pergi seminggu sekali. Iya, hanya seminggu sekali. Masya Allah, kembali ke zaman saya dan Mas masih baru nikah dan punya rumah baru…kwkwk. Kadang, kalau ada yang butuh banget tetap belanja tapi ini jaraang banget. Emang bisa begitu? Bisa banget, insya Allah.

Saya bisa membeli tomat 4-5kg sekali belanja karena rutin bikin jus. Kebutuhan lainnya juga sama disesuaikan. Misalnya telur beli berapa kilo. Mau makan apa selama seminggu ke depan? Harus direncankan baik-baik biar nggak mati gaya pas belanja.

Dengan cara begini, saya bisa berhemat beberapa kali lipat ketimbang sebelumnya.

  • Bikin menu dalam seminggu


Sempat saya singgung di awal, ya kalau kita sebaiknya bikin menu mingguan. Dalam seminggu mau masak apa aja? Misalnya seminggu makan telur ceplok mulu…kwkwk. Tinggal hitung berapakah jumlah telur yang dihabiskan oleh Doni? *soal ujian anak SD :D

Soalnya kalau nggak begini, kita bisa berlebihan saat belanja. Malah semua diborong karena merasa bahwa seminggu itu lama. Padahal, yang dibeli nggak semuanya dihabiskan. Ada yang akhirnya busuk nggak kemakan. Kan, sedih kalau begini.

  • Buka usaha dengan modal kecil


Karena banyak yang kena PHK, akhirnya banyak pula yang pengen buka usaha sendiri. Saran dari ahlinya, usahakan jangan memulai usaha dengan modal besar atau sekaligus. Meskipun setelah dipertimbangkan kayaknya untungnya lumayan banget. Tapi, no, no. Sebaiknya mulai usaha dari modal kecil. Jangan buru-buru sewa ruko, beli peralatan ini dan itu. Karena risikonya lebih besar.

Paling disarankan sih buka usaha kuliner. Dan ternyata memang banyak yang udah mulai. Tetangga saya juga ada yang buka kedai minuman di depan rumahnya. Karena posisi rumahnya pas menghadap jalan raya, kayaknya peluangnya lumayan juga.

Atau, bisa mulai dari jualan online. Mulai dari mulut ke mulut, dari status WA, dsb. Insya Allah bisa berjalan asal tetap konsisten, ya.

  • Jangan belanja dengan cara berutang


Pernah denger seorang karyawan yang kesulitan membayar cicilan mobil dan benda lainnya karena pandemi? Sebenarnya gajinya besar. Tapi, karena punya cicilan banyak, akhirnya dia kesulitan dong buat memenuhi kebutuhan sehari-harinya akibat harus membayar cicilan dulu. Karena pandemi, gajinya juga berkurang. Eh, tapi kalau hanya untuk sehari-hari lebih dari cukup. Masalahnya dia punya banyak cicilan aja.

Hidup itu katanya apa adanya aja. Jangan nggak ada diada-adain. Sudah berapa orang pengen berutang cuma demi membayar cicilan mobilnya? Ampun, deh. Kadang nggak paham kenapa bisa memaksakan diri sampai begini?

Kalau berutang karena mau bayar sekolah anaknya atau membiayai perawatan keluarganya di rumah sakit kayaknya masih wajar. Ini malah buat bayar cicilan mobil? Pengen ketawa, tapi takut dosa *Eh :D

  • Pilih harga diskon atau barang bekas pakai


Nggak selamanya barang diskon itu nggak berkualitas. Ya, ada beberapa yang memang jadi turun harga dan mungkin bisa dipertimbangkan untuk dibeli jika memang butuh. Atau, kita bisa pertimbangkan membeli barang bekas pakai dengan harga lebih murah, tapi kondisinya masih oke.

Kedua hal ini bisa dipertimbangkan dan mungkin juga bisa kita lakukan bahkan meski pandemi sudah berakhir. Dengan catatan ya memang kita butuh sama benda tersebut. Bukan sekadar karena lagi murah, nih. Kapan lagi?

Saya yakin, kita udah dewasa dalam menentukan sikap *tsah. Nggak sama dong dengan anak kecil yang apa-apa mau dibeli dan diborong. Lihat mainan mau dibeli, lihat es krim mau dibeli juga. Meksipun anak saya nggak seheboh itu. Tapi, hal-hal kayak gini sepertinya lebih identik sama kelakuan anak-anak, kan? Anak-anak mana tahu ada uang atau nggak, pokoknya mereka harus punya dan dapat.

Dan, kita bukan anak-anak yang sepolos itu. Insya Allah kita sangat paham bagaimana cara membelanjakan uang sehingga bisa tetap berhemat di masa pandemi. Yuk, biasakan hidup apa adanya. Bukan orang kaya namanya kalau masih malu pakai sepeda ontel dan bukan orang kaya namanya kalau naik mobil masih sombong. Eaa…pinjem kalimatnya mas Jaya Setiabudi :D

Salam hangat,

 

Wednesday, October 28, 2020

Mengajari Anak Toilet Training Sejak Dini

Melatih anak toilet training



Toilet training
pada anak usia balita memang tak selalu mulus sesuai harapan. Ada saatnya anak mau dan mudah diajak kerja sama. Ada saatnya mereka justru memancing emosi orang tua. Apakah sesulit itu menerapkan toilet training?

Saya sedikit cerita tentang pengalaman anak-anak saya yang dulu pernah belajar toilet training di usia yang berbeda. Si sulung disunat saat usianya masih 1 tahun. Gara-gara sunat itulah, dia belajar BAK sambil berdiri dan enggan kencing di popoknya lagi. Meskipun dia belum bisa bicara, tapi saya rutinkan mengantarnya ke kamar mandi untuk buang air kecil.

Lucunya, ketika saya ajak pergi dan tidak mengantarnya ke toilet tepat waktu, dia menahannya sampai saya antarkan ke kamar mandi. Dari sini sudah kelihatan kalau dia mulai paham mesti BAK di toilet, bukan di popok.

Salah satu kunci kesuksesan toilet training terletak pada konsistensi kita juga. Sejauh mana kita bisa disiplin ngajak anak buang air kecil ke toilet? Sejauh mana kita telaten ngajakin mereka dan nggak bosan-bosan mengedukasi lewat pesan-pesan penuh harap *tsah

Sayangnya, setelah luka sunatnya sembuh, saya sempat nggak konsisten lagi. Akhirnya ambyar sudah latihan selama sekian minggu. Dan, dia pun jadi terbiasa lagi BAK di popoknya. Sedih banget, tapi salah siapa?

Dimulai Saat Sudah Siap


Memang, ada usia tertentu yang bisa dijadikan patokan kapan anak siap toilet training. Tapi, setiap anak akan berbeda-beda saat menjalani prosesnya. Ada yang masih belum genap 2 tahun sudah pinter banget komunikasi sama ornag tuanya ketika dia kebelet ke kamar mandi. Ada juga yang belum siap di usia yang sama.

Tapi, buat saya, nggak ada salahnya membiasakan ngajakin anak-anak BAK atau BAB ke kamar mandi sambil terus diulang-ulang ‘kalau kencing atau PUP harus di kamar mandi, ya?’ tanpa pernah bosan. Walaupun hasilnya nggak akan kelihatan instan, setidaknya dia akan mendengar itu dan mengingatnya pelan-pelan.

Dan, nggak perlu dipaksakan karena nanti anak malah jadi stres. Saat si bungsu sudah 3 tahun, dia belum juga lulus toilet training. Ketahuan dong emaknya santuy banget mentang-mentang bungsu…kwkwk. Nggak terlalu heboh seperti saat anak pertama. Saking santainya sampai lupa waktu.

Di usia yang sama, selain belum lulus toilet training, dia juga belum disapih…hiks. Diomelin sama suami karena terlalu santai. Eh, tapi saya memang nggak mau memaksakan diri waktu itu terutama saat menyapih karena pengen adek bisa lepas popok atau berhenti ASI tanpa dipaksa atau minimal nggak terlalu beban ke dia.

Dan saya memutuskan memulainya satu per satu. Iya, jadi saya putuskan disapih dulu, barulah saya ajarkan toilet training. Nggak usah buru-buru semua harus berhasil dalam beberapa hari. No, sabar, Bu. Kita lakukan pelan-pelan supaya dia nyaman dan nggak stres. Kasihan banget kalau sampai anaknya stres, takutnya malah nggak berhasil dua-duanya.

Tetap Pakai Popok atau Lepas Popok Saat Toilet Training?


Saat si sulung belajar toilet training, saya nggak setengah-setengah memulainya. Saya biarkan dia nggak pakai popok! Jadi, banjir dan PUP di mana-mana udah biasa. Dan saya nggak capek bersihin dan menyucikan lantainya karena semangatnya 45 pake banget…kwkwk.

Tapi, jangan harap itu terjadi pada si bungsu. Energi saya kayaknya udah nggak cukup buat melakukan hal yang sama. Bisa keluar tanduk kalau banyak hal terjadi di luar harapan…hihi. Jadi, dia tetap pakai popok sekali pakai, tapi rajin diajak ke kamar mandi untuk buang air kecil. Dan, hasilnya sama aja. Alhamdulillah, berhasil dan lebih santai karena minim kebobolan di lantai gitu.

Lebih enak yang mana? Kalau sudah siap dan merasa bisa menjaga 'kewarasan' ketika anak kencing sembarangan di mana-mana, silakan lepas popoknya karena memang itu membantu si kecil mengetahui kenyataan yang sesungguhnya di balik BAB dan BAK…kwkwk. Yang biasanya kencing menyerap di popok, ini malah jadi banjir. Eh, baru tahu dong kalau basah dan menjijikkan gitu.

Kira-kira itulah ilustrasinya yang saya bayangkan ada dalam benak balita :D

Masalahnya, nggak semua anak mau diajak kerja sama. Contohnya keponakan saya. Dia bisa histeris ketika diajak ke kamar mandi sekadar buat BAK doang. Nggak disiksa, lho. Ketika dilepas popoknya, dia kencing di mana-mana. Menguras emosi dan air mata banget yang begini, ya?

Nah, solusinya bisa tetap pakai popok sambil disiplin diajak ke kamar mandi jika memungkinkan atau pakai aja training pants supaya ketika kencing minimal nggak banjir ke lantai.

Solusi Supaya Anak Nyaman ke Kamar Mandi Saat Toilet Training


Jadi, waktu si sulung berlatih toilet training, rumah kami masih pakai toilet jongkok. Ini agak menyulitkan si kecil karena mustahil dia bisa duduk di WC ukuran orang dewasa tanpa bantuan kita dan agak merepotkan kalau mesti kita gendong.

Berbeda kalau pakai WC duduk seperti sekarang, saya tinggal beli aja potty seat. Beres. Karena kondisi rumah lama kami berbeda, suami nyari ide supaya si sulung bisa nyaman ketika BAK atau BAB di kamar mandi, tentunya tanpa terlalu banyak kita bantu. Biar dia nyaman dan kita pun nggak terlalu repot.

Suami saya membuat WC kecil dari potty training portable dan kursi plastik yang pendek. Potty training portable yang tidak berlubang dilubangi dulu kemudian disambung sama kursinya supaya bisa berdiri di WC jongkok dengan aman. Karena dulu belum ada yang bisa diletakkan di WC, ya. Sekarang sepertinya sudah ada di marketplace.

Dengan cara seperti ini, anak saya jadi nyaman ke kamar mandi. Saat dia mau BAB, kita nggak perlu megangin karena dia bisa duduk dengan nyaman. Pintu biasanya ditutup juga karena dia nggak mau dilihat.

Dengan cara seperti ini, latihan toilet training jadi lebih gampang :)

Edukasi Lewat Cerita


Jadi, dulu saya sering ngajarin anak-anak pakai cerita. Saya gambar apa yang mesti mereka lakukan saat kebelet ke kamar kecil. Dengan cara seperti ini, mereka senang dengerin dan saya harap mereka jadi lebih paham dan kebayang aja ketika harus ke toilet.

Dan cara kayak gini saya ulang-ulang terus, lho. Saat mau tidur juga saya sampaikan hal yang sama. BAB dan BAK di kamar kecil, berhenti kencing di celana. Dan hasilnya tetap nggak instan-lah…kwkwk.

Berhenti Ngompol di Malam Hari


Kalau masih ngompol saat tidur itu wajar. Kalau sudah sampai di tahap ini, setidaknya kita sudah jauh lebih lega. PR-nya jadi lebih sedikit dan insya Allah sedikit lagi selesai. Yeay! Happy banget, kan?

Caranya supaya anak-anak berhenti ngompol di malam hari gimana? Ajakin BAK sebelum tidur sekalian sikat gigi. Nah, kalau setelah ritual bersih-bersih kayak gini mereka belum juga tidur, saya akan ajak mereka ke kamar kecil lagi supaya BAK lagi.

Saat si sulung dulu masih belajar lepas popok, dia malah mau dibangunin tengah malam gitu. Saya lupa tepatnya, apakah saya pakai alarm atau memang bangun sediri. Yang jelas, dia manut ke kamar kecil. Nah, pas si bungsu diajarin kayak gini, nggak bisa ternyata. Dia nolak, sampai kamar kecil dia nangis sebel…kwkwk. Akhirnya saya biarkan dan nggak memaksa.

Malam hari tetap saya pakaikan popok, tapi selalu BAK sebelum tidur. Lama-lama popoknya selalu kering dan akhirnya dia lulus! Masya Allah. Happy banget.

Paling penting dari semua tahapan itu adalah kita mesti tahu bahwa setiap anak itu unik dan pintar. Setiap anak berbeda mengenai kesiapannya saat dilatih toilet training. Jadi, nggak perlu emosi, tapi bersabarlah sampai mereka memahami apa yang kita inginkan. Kalau dibawa stres, saya yakin anaknya lebih stres lagi. So, seng sabar ya, Bu :)

Salam hangat,

 Featured image: Photo by Klikdokter

Thursday, October 22, 2020

21+ Pertanyaan yang Sering Ditanyakan Saat Ingin Belajar Menggambar Digital

21 pertanyaan yang sering ditanyakan saat menggambar digital



Kemarin malam, saya dan Rizka Amalia yang berprofesi sebagai illustrator buku anak mengadakan bincang santai lewat Instagram live. Namanya ngobrol santai plus pertama kali pula, banyak kekurangan karena kita berdua sama-sama deg-degan. Bahkan sempat ambyar saat teman saya menghilang. Bukan karena dia sakti dan bisa ngilang seenaknya. Tapi, karena batre handphone-nya abis…huhu. Pengen ngejitak :D

Meskipun ngobrol santai, tapi saya tetap menentukan tema. Saya ambil tema gambar menggambar. Sebelumnya, saya mempersilakan teman-teman di Instagram untuk mengajukan pertanyaan dengan tema yang saya sebutkan itu. Meskipun ternyata ada juga pertanyaan nyeleneh bin ajaib yang masuk.

Contohnya,

“Kak, aku nggak bisa move on dari mantan, nih! Gimana solusinya?” *Gubrak

“Kak, kalau telinga berdengung padahal nggak ada angin itu kenapa, ya?”

Dan beberapa pertanyaan lain yang nggak masuk tema. Sehingga dengan sangat terpaksa dan senang hati *eh saya skip dulu dari ngobrol santai malam itu.

Waktu satu jam ternyata nggak cukup untuk menjawab 40+ pertanyaan yang sudah saya kumpulkan. Akhirnya, kami memilih beberapa pertanyaan yang dianggap penting. Saya harap sisanya sudah terjawab oleh obrolan sebelumnya.

Karena live semalam tidak saya simpan, maka demi menjawab permintaan teman-teman yang pengen live disimpan supaya bisa diulang lagi, akhirnya saya rangkum dalam postingan ini. Dengan harapan ini jauh lebih mudah dipahami dan bisa teman-teman buka setiap saat.

21+ Pertanyaan Saat Mau Menggambar Digital


1. Pakai aplikasi apa untuk menggambar?


Ini adalah pertanyaan yang sering banget ditanyakan. Padahal, jawabannya sudah saya simpan di highlight, lho. Hanya saja mungkin mereka belum melihat dan membacanya.

Sampai saat ini, saya masih menggunakan aplikasi Ibis Paint X. Kenapa harus Ibis? Karena buat saya, Ibis punya tampilan sederhana dan mudah kita pelajari walaupun kita gaptek pake banget. Dan sejauh ini, apa pun aplikasinya, saya percaya latihan dan kemampuan kita adalah yang paling penting demi menghasilkan karya yang menarik.

Iya, bukan karena aplikasi atau alat menggambar seperti tablet dan Ipad yang digunakan. Melainkan dari latihan dan kegigihanmu itulah bakalan muncul karya yang semakin baik dari hari ke hari.

2. Mbak, kenapa suka menggambar? Kenapa nggak menari aja?


Kenapa nggak menari aja? Jujur saja, saya suka hal-hal yang bisa dikerjakan di belakang layar. Iya, jangan nyuruh saya jadi MC atau nyanyi di panggung apalagi ceramah. Saya nggak suka pekerjaan seperti itu sebab lebih menikmati kerjaan yang nggak dilihat banyak orang.

Kayaknya wajar kalau saya akhirnya suka menulis dan menggambar sejak kecil. Karena kedua aktivitas ini bisa saya kerjakan dalam senyap *asal nggak ketiduran saja :D

Alasan lain, karena saya suka berimajinasi sejak kecil. Dari SD udah seneng banget menggambar. Karena dengan cara ini, saya bisa mewujudkan imajinasi. Seru banget membayangkan punya istana layaknya putri. Eh, lucu dong bisa digambar dan kayak jadi nyata gitu.

3. Teh, buka kelas, dong!


Jangan kau tanyakan lagi soal kelas menggambar ini…kwkwk. Karena saya merasa belum sekeren itu untuk ngajarin orang menggambar. Gimana mau ngajarin, saya aja masih belajar sampai detik ini..huhu.

4. Tip belajar ilustrasi terutama biar gambar kita proporsional


Pernah nggak, sih kamu menggambar, tapi bentuknya nggak karuan? Tangannya kepanjangan dong. Belum lagi kepalanya aneh. Dan saya pernah mengalami itu. Bahkan ya baru beberapa bulan kemarin ada seorang netijen mengomentari gambar saya di Instagram,

“Gambarnya bagus, sih. Tapi, tangannya kepanjangan.”

Dan rasanya makjleb. Tapi, terima kasih karena komentar itu saya jadi perhatian sama tangan yang kepanjangan itu…hihi. Solusinya gimana? Ya, latihan aja yang sering. Di pinterest kita bisa mencari tutorial menggambar mulai dari cara bikin kepala, hingga kaki. Atau kalau mau langsung praktik, cek aja di Youtube. Banyak banget yang share tutorialnya. Asal kamu mau dan niat mau belajar, insya Allah nggak akan sulit dipelajari.

5. Bagaimana cara memainkan layer dan menggambar sketsa?


Saya dan Rizka dulunya satu pesantren. Kami senang ikut kegiatan mading karena di situ kita bisa menerbitkan karya kita. Mulai dari cerpen, puisi, hingga komik atau gambar. Nah, selama di sana, saya dan teman saya nggak pernah belajar teknik bikin sketsa orang misalnya. Kami belajar suka-suka sambil lihat senior atau kakak kelas yang jago dan pintar menggambar. Dan, masalah yang sekarang kurang saya kuasai akhirnya ya bikin sketsa ini.

Jadi, saya kalau bikin sketsa nggak mau menyusahkan diri sendiri. Nggak harus kayak orang lain. Senyaman saya bisa aja. Gambar buletan dulu buat kepala, tapi untuk badan sampai kaki saya nggak sedetail para mastah bikinnya yang mesti bikin buletan buat lengan dan lutut. Nggak sampai segitunya.

Jadi, coba kamu pelajari senyaman kamu. Nggak masalah, kan kita mau lewat jalan mana asal tujuannya sama :D *alasan…kwkwk.

Memainkan layer ini gimana? Tergantung kita menggambar model apa. Kalau saya pakai line art, jadi posisinya di paling atas. Pewarnaan di bagian bawahnya tanpa dipisah-pisah antara wajah, hijab, baju, dll. Saya jadikan satu karena saya nggak kesulitan buat shading meskipun disatukan kayak gini. Model shading saya soalnya sederhana gitu dan bisa terbantu sama adanya line art.

Kalau mau kasih background ya letakkan di paling bawah. Pintar-pintar kamu deh memainkan layer karena fungsinya bisa berbeda tergantung kita mau gambar model apa.

6. Bagaimana supaya tetap istiqomah menggambar tanpa media atau fasilitas?


Zaman masih di pesantren dulu, kami nggak ada media atau fasilitas seperti yang sekarang hampir semua punya. Misalnya handphone atau tablet. Tapi, kita menikmati apa adanya. Iya, yang ada aja dipakai. Kami menggambar di buku, bahkan di kitab kuning suka digambarin pas lagi ngantuk *ampuun.

Anggap aja itu latihan. Dan nggak harus juga medianya sama dengan yang lain. Asal kamu gigih dan tekun, insya Allah kamu bisa mendapatkan hasil yang lebih baik.

7. Tip dan trik agar style menetap apalagi bagian wajah supaya nggak berubah


Pernah dengar sharing dari salah satu ilustrator yang udah berpengalaman. Beliau bilang, style itu nanti bakalan muncul sendiri asal kita rajin berlatih. Kalau di awal, nggak mungkin kita punya ciri khas karena masih nyoba-nyoba banyak style dari ilustrator idola kita. Tapi, setelah berjalannya waktu dan kamu rajin berlatih, insya Allah style itu bakalan muncul dengan sendirinya.

Di awal, kamu bisa nyoba berbagai macam style yang disukai dulu. Nanti kita bisa mengembangkannya supaya lebih sesuai sama keinginan kita.

8. Sejak kapan kenal digital drawing?


Sejak 2018 kayaknya. Seingat teman saya…kwkwk. Saya nggak inget. Waktu itu, kami berdua ngadain sehari 1 postingan di Instagram. Semacam challenge gitu biar kita bisa semangat menggambar dan berlatih.

Tapi, ya setelah itu kami berdua sempat berhenti. Dia lanjut lebih dulu dan sekarang sudah jadi ilustrator buku anak. Sedangkan saya kemarin-kemarin mengubur tablet karena mau fokus menulis buku yang saat ini masih bisa kamu dapatkan di Gramedia atau Gramedia online *malah promosi…hehe.

Kalau mau cek di Instagram saya, pada pertengahan Mei lalu, saya baru nyoba lagi menggambar digital. Sampai dengan saat ini, sudah enam bulanan saya berlatih lagi. Menggambar hampir setiap hari dan posting di Instagram hampir setiap hari juga. Bisa dilihat dan memang kelihatan banget perkembangannya walau sekarang masih belum sebagus apa juga. Tapi, terima kasih untuk diri saya yang mau berjuang sampai sejauh ini *peluk diri sendiri :D

9. Tip agar bisa menggambar


Senang dulu. Kalau mau bisa, kamu harus suka dulu dengan aktivitas satu ini. Karena kalau memang dasarnya nggak suka, ya nggak perlu dipaksa suka dan bisa. Kalau sudah suka, kalian bisa latihan. Iya, latihan sendiri aja dulu karena banyak tutorial bisa kita dapatkan dari media sosial.

Dari obrolan semalam, kami berdua sepakat, nggak ada cara paling ampuh buat kita bisa menmggambar selain latihan dan latihan. Itu kunci utamanya yang nggak boleh kamu tawar-tawar macam nawar kaos kaki 10 biji 15 ribu…huhu.

10. Tip bikin efek pencahayaan


Karena saya pakai aplikasi Ibis, maka saya akan ngajarin kamu pakai aplikasi yang sama untuk membuat efek cahaya.

  • Pertama, kamu harus bikin layer baru di atas gambar yang mau dikasih efek cahaya.

  • Kedua, kamu pilih brush jenis airbrush (normal).

  • Pilih warna kuning atau putih.

  • Ganti layer kamu dari normal jadi menambah seperti terlihat di gambar. Nah, kamu tinggal tentukan mana yang mau dikasih efek cahaya. Kalau hanya bagian gambar tertentu aja, kamu klik juga pangkasan di bagian bawah layer seperti terlihat di gambar.

  • Satu lagi, kalau mau bikin lampu menyala, bisa pakai brush Dip Pen (kasar)

11. Dapat inspirasi menggambar dari mana, Kak?


Dari banyak hal. Dari pengalaman sehari-hari yang diubah jadi gambar, dari Pinterest, dari foto-foto, dll.

12. Pakai brush apa dan ukurannya berapa?


Saya lebih hapal bentuk daripada namanya. Percayalah, itu lebih mudah. Sama seperti ketika saya menggunakan font. Saya lebih hapal bentuknya daripada namanya…hihi.

Nah, untuk brush, saya pakai beberapa jenis. Misalnya airbrush (normal), Dip Pen (kasar), felt Tip Pen (kasar), dan pena pemetaan lunak (luber). Aneh ya soalnya saya pakai bahasa Indonesia...kwkwk.

Sedangkan ukurannya saya nggak tentukan karena dipakai sesuai kebutuhan aja. Kalau gambarnya kecil, kita mesti sesuaikan ukurannya jangan pakai yang terlalu besar. Begitu, ya.

13. Tips Shading dong, Kak!


Saya nggak terlalu jago bikin shading. Kurang pinter tekniknya kayak apa. Bisa dipelajari, tapi saya masih bingung sehingga lebih sering mengandalkan perasaan ketimbang logika :D

Biasanya, shading itu menggunakan warna lebih tua. Diletakkan di bagian lipatan seperti bagian lengan, leher, dll.

14. Kalau gambar pakai sketsa dulu atau langsung aja gambar?


Saya pakai sketsa dulu karena nggak bisa tanpa sketsa. Dan jauh lebih mudah kalau sudah ada sketsa sehingga proses pengerjaan jadi lebih cepat gitu.

Sketsa bisa dibuat di tablet langsung atau di buku dulu. Kalau belum bisa di tablet, nggak masalah bikin di buku seperti yang sering saya coba.

15. Bagaimana menemukan mood saat menggambar?


Kadang nggak mood, apalagi kalau udah capek. Kayaknya mending nggak usah dipaksa tapi jangan juga memanjakan mood kamu yang suka ganti-ganti itu. Istirahat sehari aja maksimal. Besoknya lakukan lagi. Kalau kelamaan bisa lupa dong sama impiannya. Sebulan bukan istirahat namanya. Itu mah berhenti :D

16. Berapa lama latihan menggambar supaya sejago itu?


Ayam jago kali yaa :D

Sejak dulu udah suka menggambar. Mungkin, udah sering nyoba dari kecil sampai dewasa. Tapi, kalau digital drawing dan menggambar seperti sekarang, baru aja saya mulai (lagi) di bulan Mei kemarin.

Tapi, setiap orang akan punya hasil berbeda dengan waktu yang berbeda pula. Bisa jadi, ada yang jago dalam beberapa minggu. Tapi, ada yang masih meraba-raba setelah belajar setahun lebih.

Kalau kamu suka, yang penting dilatih aja dan nikmati prosesnya.

17. Profesi Kakak gambar menggambar juga? Ada background DKV?


Saya seorang IRT. Itu profesi saya. Baik saya ataupun Rizka nggak ada yang kuliah. Kita sempat minder dulu. Bisa nggak ya kita seperti yang lain, sedangkan kami udah bukan remaja bahkan sudah jadi seorang ibu? Nggak kuliah pula. Pengen, tapi udah nggak memungkinkan saat ini. Akhirnya, kita kejar apa yang mungkin dan fokus aja sama target, nggak mau ngeluh apalagi mebesar-besarkan kekurangan kami.

Yups. Saya seorang ibu. Selama ini saya lebih fokus menulis buku. Tapi, sejak pandemi kalian malah kenal saya dari gambar yang saya buat. Nggak nyangka sebenarnya bisa kayak gini.

Menggambar masih jadi hobi dan saya nggak mau membebani diri dengan menjadikannya sebagai pekerjaan ketika saya merasa belum layak dan belum siap. Nggak semua yang kita suka mesti menghasilkan. Gambar aja buat senang-senang. Sesekali menerima tawaran kerja, tapi ketika saya benar-benar klik aja. Terakhir kemarin saya nerima pesanan gambar dari orang Austria. Alhamdulillah, orangnya enak dan saya happy.

18. Kak, gimana bikin background supaya jadi blur?


Di aplikasi Ibis, kamu bisa klik gambar tetesan air dengan nama “kekaburan”. Seaneh itu memang namanya karena saya nggak pakai Bahasa Inggris…kwkwk. Nah, kamu bisa pakai itu untuk membuat blur gambar-gambarmu. Pastikan di layer yang sama, ya.

19. Bagaimana cara menggambar dengan aplikasi Ibis Paint X?


Dipelajari dulu tools-nya dan tonton video-video mengenai aplikasi Ibis. Atau bisa kamu baca di sini. Penting kamu ketahui, sebelum kekeh mau pakai aplikasi, saya lebih menyarankan supaya kamu rajin latihan di kertas dulu. Karena, sebaik apa pun aplikasinya, tetap kemampuan menggambarmulah yang menentukan hasilnya bakalan seperti apa.

20. Aku bisa gambar, tapi kesulitan memadukan warna


Gambar sederhana bakalan cakep kalau warnanya menarik. Jadi, warna memang nggak bisa disepelekan, ya.

Kita bisa ambil satu gambar utuh dan kita pakai warna-warna tersebut untuk membuat satu gambar. Itu diajarkan oleh mentor pak Maman mantox saya saat kami belajar online. Atau, kamu bisa cari palet warna di Pinterest. Semudah itu caranya.

21. Berapa lama menyelesaikan satu postingan?


Maksudnya satu postingan di Instagram, ya. Saya bisa menghabiskan waktu sekitar 1 jam hingga hampir 3 jam. Kalau background sederhana, nggak akan butuh waktu berjam-jam. Soalnya yang lumayan lama ya background-nya.

22. Bagaimana cara membagi waktu antara menggambar, ngeblog, menulis, baking, ngurus rumah dan keluarga?


Bahkan ada yang nanya, dari bangun tidur ngapain aja, Kak? Hehe. Saya manusia biasa sama seperti kamu. Berasa saya dari planet mana…hehe.

Aktivitas saya sama seperti yang lain, kok. Bangun tidur ya masak, nyuci, ngurus anak-anak, jadi ibu guru dadakan. Intinya, lakukan dulu prioritas kamu. Mentor saya malah bikin jadwal harian supaya apa yang dikerjakan nggak berantakan.

Saya nggak sampai bikin jadwal, tapi saya tahu mesti menyelesaikan apa dulu, nih. Kan, nggak tiap hari juga bikin roti dan ngeblog. Nggak tiap hari juga nulis naskah. Untuk menggambar sebenarnya santai banget. Tapi, waktunya juga nggak banyak. Makanya, jangan heran kalau saya sering posting jam 11 malam karena memang masih nunggu anak-anak bobok baru ngerjain gambar sambil selonjoran. dan di saat kayak gitu, mustahil saya bikin tutorial karena saya aja udah males gerak saking capeknya :D

23. Apakah harus pakai stylus pen?


Nggak harus juga, sih. Kamu bisa pakai jari jika nggak ada stylus. Kalau pakai jari dan handphone, sebaiknya bikin sketsa dulu di buku biar line art lebih rapi hasilnya. Sulitnya kalau pakai handphone karena ukurannya lebih kecil ketimbang tablet. Sabar-sabar aja menggambarnya, ya.

24. Bagaimana cara menggambar wajah dengan berbagai ekspresi?


Tinggal cari referensi di Pinterest atau di komik-komik. Sesuai aja sama style kamu. Gampang, kan?

25. Dengan background sesulit itu, apakah semua digambar manual?


Aplikasi itu nggak ngasih kita hasil instan. Jadi, semua harus dibuat manual satu persatu seperti kita ketika menggambar di buku aja. Kecuali kamu mau pakai background yang siap pakai di Ibis paint X. Semua tersedia tapi pastinya terbatas ya pilihannya.

26. Cara add font di aplikasi Ibis Paint X


Kalau kamu buka aplikasi Ibis dan memilih menambahkan text, kamu bisa lihat di jenis font bagian pojok kanan atas ada tanda plus. Kamu bisa klik tanda plus itu dan pastikan jaringan internetmu nggak bermasalah. Nanti, dari situ kamu akan masuk ke Google dengan pilihan situs font free gitu. Tinggal pilih download aja.

27. Apa motivasi Kakak supaya istiqomah berbagi kebaikan dan gimana biar happy ngejalaninnya?


Happy dijalanin karena memang sejak awal sudah suka. Hanya saja dulu belum dapat waktu yang pas aja. Dan, karena sebelumnya saya memang senang menulis buku motivasi, makanya saya jadi merasa ringan dan senang juga menuliskan kalimat positif dalam setiap postingan saya. Sebenarnya, kamu nggak sadar aja bahwa hampir semua kalimat itu ditulis untuk menyemangati diri saya sendiri juga. Dan saya senang melakukan itu.

Kenapa kamu nggak happy ngejalanin? Mungkin memang sejak awal kurang suka atau nggak suka menggambar atau kurang sabar selama berproses. Maunya langsung bagus dan kece. Kalau nggak suka, nggak perlu juga dipaksa, kok. Kita nggak harus sama dengan yang lainnya. Kalau si A bisa menggambar, bukan berarti kamu juga harus melakukan hal yang sama. Ikuti kata hati kamu aja *eaa.

Semoga semua pertanyaan kamu terjawab dalam postingan ini, ya. Tetap semangat dan tekunlah berlatih jika mau hasilnya maksimal. Berlatih tanpa henti dan mencoba tanpa tapi *eaa :D

Salam hangat,

 

Friday, October 16, 2020

7 Alasan Kenapa Kamu Harus Beralih Membaca Ebook daripada Buku Fisik

Alasan kenapa kamu harus membaca ebook



Ebook menjadi begitu menarik akhir-akhir ini karena kesempatan mengunjungi toko buku secara langsung sangat terbatas. Kita tidak mungkin sering-sering mampir ke Gramedia ataupun ke mall dengan alasan mau memncari buku bacaan baru buat anak-anak. Akhirnya, saya berani mengatakan bahwa hal terbaik yang bisa dilakukan untuk menambah bacaan anak-anak di masa pandemi adalah dengan membaca ebook.

Anak-anak di rumah mulai bosan mengulang bacaan yang sama dari koleksi buku di rak mereka. Apalagi, si sulung yang sudah berusia 9 tahun dan sudah bisa membaca sendiri sering merasa kehabisan buku bacaan dan pengen baca-baca buku baru. Tapi, nggak mungkin dia sering-sering beli buku. Selain kita memang harus lebih berhemat di masa pandemi, beli buku secara langsung pun nggak memungkinkan dilakukan untuk saat ini. Akhirnya, dia jadi senang baca-baca ebook di perpustakaan digital.

Ebook memang nggak nyaman dibaca terlalu lama. Kebanyakan dari kita lebih suka buku fisik. Begitu juga dengan saya. Tapi, dalam kondisi tertentu ada banyak kelebihan yang ditawarkan oleh ebook.

1. Lebih Praktis Dibawa ke Mana-mana


Kebayang dong kalau kita mesti bawa buku yang lumayan jumlahnya ke semua tempat yang pengen kita datangi? Hampir nggak mungkin keangkut semua karena kebayang betapa repotnya.

Anak-anak saya senang membaca dan dibacakan buku. Tapi, mustahil saya membawa semua buku bacaan favorit mereka setiap pergi ke suatu tempat. Akan lebih ringkas kalau saya bacakan ebook ketimbang harus membawa buku fisik di dalam ransel.

Belum lagi, bawaan emak-emak kalau sudah punya anak itu nggak sedikit. Isinya perlengkapan sehari-hari mereka, mulai dari baju ganti, camilan, peralatan mandi, hingga mainan. Akhirnya, buku-buku bacaan dibiarkan dulu di rumah daripada kita kesulitan membawanya ke mana-mana.

2. Menghemat Tempat Penyimpanan


Ebook nggak membutuhkan lemari khusus untuk menyimpannya. Ringkes banget di dalam tablet atau handpone. Sedangkan buku fisik pasti butuh tempat khusus seperti rak atau lemari buku. Jatuh hati, deh sama ebook.

Kalau koleksi bukunya sudah menumpuk, harus ada yang rela dikeluarkkan dan dibagikan pada orang lain. Seperti halnya buku-buku di rumah. Sampai habis beberapa lemari buku ukuran lumayan besar buat menyimpan semua koleksi saya, suami, dan anak-anak.

Lama-lama capek juga lihatnya saking banyaknya. Dihibahkan sayang, disimpan pun semakin sulit tempatnya. Alhasil, galau maksimal setiap melihat tumpukan koleksi buku-buku di rumah…hiks.

Ujung-ujungnya, sekarang lebih senang menambah koleksi dan membaca ebook.

3. Bisa Baca Ebook Free Alias Gratis


Ebook gratis bukan berarti ilegal, lho, ya. Melainkan bisa kamu dapatkan resmi di beberapa perpustakaan digital. Memang nggak akan semua buku ada di sana, terutama buku baru. Tapi, lumayanlah kalau buat bacain anak-anak cerita sebelum tidur. Banyak juga buku bacaan favorit anak-anak yang dikemas dalam bentuk ebook.

Bacaan buat anak-anak juga nggak sepanjang novel apalagi sepanjang jalan kenangan. Jadi, lekas habis dibaca karena hanya berupa picbook berisi satu cerita saja. Buat saya sangat lumayan, terutama kalau mereka merasa bosan dengan buku bacaan yang lama. Kebantu banget dengan adanya ebook.

4. Menyelamatkan Bumi dengan Menghemat Kertas


Ebook nggak butuh kertas. Jadi, kita bisa menghemat lebih banyak pohon. Tahu sendiri, kan, jumlah pohon semakin berkurang? Mana hutan-hutan saja sudah semakin gundul.

Untuk membuat 1 rim kertas dibutuhkan 1 batang pohon yang sudah berusia 5 tahun. Limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan kertas pun sangat lumayan karena prosesnya dibutuhkan energi serta bahan kimia.

Butuh pohon atau kayu dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan kertas di negeri kita. Kebayang dong kalau kita bisa sedikit mengurangi kebutuhan kayu dengan beralih membaca ebook?

5. Ebook Bisa Didapatkan dengan Mudah


Dalam kondisi pandemi seperti sekarang, ebook jauh lebih gampang didapatkan ketimbang buku fisik. Kita nggak perlu susah-susah datang ke toko buku, nggak perlu repot transaksi di toko online, dan menunggu kiriman buku yang sudah kita pesan.

Dengan membaca ebook, kita bisa menghemat waktu juga karena lebih mudah didapatkan. Misalnya, buat teman-teman yang kesulitan mendapatkan buku-buku saya karena nggak mungkin beli online dengan alasan mahal di ongkir atau nggak mungkin pergi ke toko buku langsung, mending beli ebook-nya saja. Beres, kan?

Buku-buku saya yang bisa teman-teman dapatkan dalam versi ebook contohnya,

  • Agar Suami Tak Mendua

  • 99 Great Ways to be Wonderful Muslimah

  • Simple Diet for Muslimah

  • Gaya Hidup Masa Kini

  • Diet Dalam Pandangan Islam

  • Sehat Ala Rasulullah

  • dll


6. Menghemat Uang


Kok, bisa? Karena ebook biasanya dijual dengan harga lebih murah. Kita bisa menghemat pengeluaran terutama di masa pandemi seperti sekarang yang entah bakalan berlangsung sampai kapan? Setidaknya kita harus berhemat terutama untuk keperluan yang kurang mendesak.

Dengan membeli ebook, kita bisa berhemat dalam jumlah yang lumayan besar. Apalagi kalau punya anak doyan jajan buku. Benar-benar terbantu banget ketika mereka bisa membaca ebook dengan harga lebih murah ketimbang buku fisik.

7. Dapat Promo


Sudah murah, masih dapat promo pula. Memangnya ada? Ada dong. Teman-teman bisa mendapatkan ebook saya di Gramedia Digital dengan harga diskon, lho.

Kenapa harus Gramedia Digital?

  • Koleksi bukunya paling lengkap dan selalu update.

  • Bisa baca saat offline dengan aplikasi yang user friendly.

  • Kamu juga bisa mendapatkan bukan hanya buku lokal saja, melainkan juga buku dari luar negeri.

  • Asyiknya, kamu bisa berlangganan e-magazine juga, lho.

  • Ada lebih dari 800 penerbit telah bekerja sama dengan Gramedia Digital, baik di dalam maupun luar negeri.

  • Dapatkan promo-promo menarik selain harganya yang sudah ramah di kantong. Kamu bisa pakai kode referal MUYASSAR10 untuk membeli ebook saya di Gramedia Digital. Cek buku-buku saya versi ebook-nya di sini.


Adakah alasan lain yang mengalihkan pandanganmu dari buku fisik ke ebook selain yang saya sebutkan di atas? Hmm, yang pasti, kebutuhan bacaan baik buat kita ataupun anak-anak nggak berubah. Bahkan sejak di rumah saja, kita semakin membutuhkan buku bacaan demi mengisi waktu luang di rumah. Karena fokus kita nggak mungkin hanya soal covid-19 dan menjaga daya tahan tubuh saja. Yups! Anak-anak juga butuh bacaan baru. Begitu juga dengan kita yang mulai bosan di rumah.

Salam hangat,

Featured image: Photo by Frank Holleman on Unsplash

 

Friday, October 9, 2020

Dampingi Buah Hati Siap Hadapi Masa Depan Bersama Popmama Parenting Academy 2020

Popmama parenting academy



Mendidik anak di era digital tentu bukan hal mudah. Banyak tantangan yang mesti dihadapi. Apalagi saat ini kita dihadapkan pada masa pandemi yang mengharuskan anak belajar di rumah, menghadap gawai dalam waktu cukup lama. Di sini, orang tua punya peran penting mendampingi anak-anak, menjadi pendamping belajar pengganti guru di sekolah yang tidak memungkinkan untuk bertatap muka dalam proses belajar mengajar selama beberapa bulan ke depan.

Bagi keluarga millenial, tantangan yang kita hadapi sekarang berbeda dengan yang dihadapi oleh orang tua kita di masa lalu. Dulu, anak-anak akan menurut dengan ancaman atau gertakan. Nggak ada pikiran buat melawan dan membantah. Tapi, coba terapkan cara yang sama untuk generasi masa sekarang, anak-anak bukan malah menurut, justru melawan, membantah, dan semakin sulit diatur.

Kita tidak bisa mewarisi ilmu parenting orang tua kita secara utuh. Tak masalah jika orang tua mendidik kita dengan baik, penuh kasih, dan tulus. Namun, bagaimana jika sebaliknya?

Banyak poin-poin pengasuhan yang mesti diperbaiki terutama jika  mengingat bagaimana dulu orang tua mendidik saya. Karena itulah, saya merasa perlu untuk upgrade ilmu parenting. Supaya proses mendampingi buah hati berjalan sebagaimana mestinya.

Kemampuan dalam mendidik buah hati sebenarnya bisa dilatih, kok. Kita bisa mencari tahu dengan membaca buku-buku parenting yang padat ilmu, bisa browsing di internet dengan membaca artikel parenting, mengikuti seminar parenting, dan sebagainya. Banyak cara bisa kita lakukan untuk melatih skill kita sebagai orang tua supaya pandai mendidik tanpa drama.

Namun, sayanganya, tidak semua orang mau melakukannya. Dengan alasan membuang waktu dan menghabiskan banyak biaya, secara tidak langsung telah kita mengorbankan masa depan anak-anak. Padahal, untuk keperluan lain yang kurang mendesak kita mau keluar banyak uang tanpa perhitungan.

Kita tidak punya pengalaman untuk mendidik anak-anak. Ini adalah pengalaman pertama kita menjadi orang tua millenial. Atau, sudah punya, kok pengalaman, hanya saja didapat dari orang tua kita dulu. Kita bisa mengadopsi cara orang tua mendidik kita dulu, tapi perlu digaris bawahi, tidak semua pola pengasuhan bisa kita tiru mentah-mentah.

Misalnya, demi memotivasi saya supaya berprestasi di sekolah, orang tua sering membandingkan saya dengan teman-teman yang lain.

“Si A dapat peringkat pertama. Lha, kamu gimana?”

Sederhana kalimatnya. Maksudnya pun saya yakin baik, supaya saya bisa lebih giat belajar dan mengejar ketertinggalan. Tapi, ternyata cara seperti itu tidak cukup baik buat mental saya. Kalau nggak dapat peringkat pertama, saya merasa buruk sekali. Saya merasa menjadi anak yang tidak pintar dan kurang cerdas. Padahal, kecerdasan pada setiap anak akan berbeda-beda. Jika saya tidak mendapatkan peringkat pertama, bukan berarti saya tidak pintar dong. Bukan berarti juga saya nggak berusaha dan selalu bermalasan.

Setelah dewasa dan punya buah hati, saya belajar bahwa cara membandingkan semacam itu tidak boleh dilakukan dalam mendidik anak-anak. Niat baik harus dilakukan dengan cara yang baik juga. Kalau tidak, pesannya nggak akan sampai pada anak.

Supaya Menjadi Generasi Unggul di Masa Depan


Popmama parenting academy



Di masa pandemi seperti sekarang, tidak dipungkiri membuat kita begitu fokus memikirkan kesehatan keluarga. Apalagi anak-anak termasuk usia rentan tertular covid-19. Tapi, kita tidak boleh juga mengabaikan stimulasi tumbuh kembang anak. Apalagi pandemi tidak hanya berjalan satu dua hari saja. Wabah ini telah berlangsung selama lebih dari enam bulan. Banyak waktu kita lewatkan dan mustahil kita hanya fokus pada daya tahan tubuh mereka saja.

Jangan lupa, kita juga butuh ilmu parenting untuk mendampingi mereka supaya siap menjadi generasi unggul di masa depan. Masa kecil mereka hanya terjadi sekali. Kita tidak bisa mengulangnya di masa depan. Karena itulah, bangun kedekatan dengan mereka dan perbaiki pola asuh yang keliru supaya tidak menyesal di kemudian hari.

Belajar Ilmu Parenting Bersama Popmama Parenting Academy


Kita bisa meluangkan waktu untuk bertemu teman-teman kerja, makan bareng, dan ngobrol bareng. Kita bisa dan mau menghabiskan waktu berjam-jam untuk datang ke acara reuni teman-teman SMA. Tapi, saat diminta mengikuti seminar parenting, beratnya minta ampun, ya? Padahal, untuk hal sepele saja kita bisa dan mau. Bagaimana kita bisa mengabaikan pentingnya belajar ilmu parenting demi memaksimalkan pengasuhan buah hati di era digital seperti sekarang?

Beruntung, Popmama.com kembali mengadakan Popmama Parenting Academy. Kali ini, Popmama Parenting Academy 2020 hadir secara virtual pada tanggal 28 September-3 Oktober 2020 demi memenuhi kebutuhan keluarga millenial untuk belajar ilmu parenting. Supaya kita bisa maksimal mendidik buah hati meski di masa pandemi sekalipun.

Sebelumnya, telah dua kali berturut-turut Popmama Parenting Academy hadir offline bersama lebih dari 7000 Mama dan Papa millenial. Memenuhi kebutuhan keluarga millenial akan informasi terkait ilmu parenting, pola pengasuhan anak yang baik, hiburan, hingga membahas masalah sehari-hari yang sering kita alami.

Popmama Parenting Academy merupakan acara tahunan yang diadakan oleh Popmama.com. Diharapkan bisa menjadi solusi bagi keluarga millenial yang mencari pendidikan, pengalaman, hingga hiburan.

Popmama Parenting Academy memberikan semua yang kita butuhkan supaya siap menghadapi tantangan pengasuhan di masa depan. Termasuk tantangan terbesar kita saat ini; bagaimana cara bijak memanfaatkan teknologi di era digital.

Percayalah, kita tidak sendirian. Ada banyak millenial sedang mempersiapkan diri menghadapi tantangan mendidik buah hati dan menjadi orang tua. Semua memang tidak mudah, tapi, akan menjadi lebih sulit jika kita tidak tahu ilmunya.

Intip yuk beberapa kelas khusus bersama narasumber andal yang diadakan oleh Popmama Parenting Academy 2020 yang dilakukan secara virtual,

  • MPASI premium untuk bayi sehat dan cerdas bersama dr. Sylvia Haryeny, IBCLC.

  • Pijat payudara agar ASI lancar bersama dr. Ameetha Drupadi, CIMI yang merupakan konselor laktasi RS Mayapada sekaligus bersama musisi dan seorang ibu, Tantri Syalindri.

  • Play therapy untuk solusi tepat atasi stres pada anak saat di rumah aja bersama Niesa Handayani S.Psi, PGD.

  • Stimulasi untuk anak yang siap menghadapi masa depan bersama Neha Vaswani serta dr. Reza Fahlevi, SpA.

  • Siasati pengelolaan keuangan di masa pandemi bersama Rista Zwestika Reni, S.SOS, AWP., CFP.

  • Cerebral palsy awareness: inspirasi dunia rana mengasuh anak berkebutuhan khusus bersama Iis R. Soelaeman yang merupakan Co-founder Rumah Cerebral Palsy.

  • Tips menjaga kehamilan sehat di saat pandemi bersama Dr. dr. Nasrudin AM, SpOG(K), MARS.

  • Prenatal yoga for Resilient mama bersama Jamilatus Sadiyah Amd.Keb dan Harumi PS.

  • Workshop DIY toys for toddler bersama Ahmad Syahid Zakaria yang merupakan Co-founder & Headmaster Kalananti serta aktris, Fanny Fabriana.

  • dll.


Itu hanya sebagian kelas saja yang saya sebutkan. Masih banyak kelas khusus yang bisa kita ikuti pada Popmama Parenting Academy 2020 kemarin. Kebayang, kan serunya seperti apa? Belum lagi ilmu padat gizi yang akan diperoleh setelah kelas berlangsung.

Karakter Futuready Tidak Harus Selalu Berprestasi di Sekolah



Anak-anak tidak harus selalu berprestasi dalam bidang akademik. Jika tidak mendapatkan peringkat pertama, bukan berarti dia kurang pintar dibanding teman-temannya yang lain. Anak kita mungkin tidak pandai berhitung, tapi dia unggul di bidang seni. Anak kita mungkin tidak suka menggambar, tapi dia senang olahraga. Jika dia tidak unggul dalam bidang tertentu, bukan berarti anak kita bodoh.

Perlu diketahui, kecerdasan majemuk seperti yang dikemukakan oleh Howard Gardner dalam Multiple Intellegence terbagi menjadi 8 jenis kecerdasan,

  • Kecerdasan linguistik. Kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan berbahasa yang baik dalam tulisan ataupun saat berbicara. Misalnya, anak suka membaca, bisa cepat mengeja dengan baik, suka menulis, dll.

  • Kecerdasan logika. Anak-anak dengan kecerdasan logika akan tertarik dengan Matematika serta angka-angka. Dia juga menyukai sains dan apa pun yang berhubungan dengan logika.

  • Kecerdasan intrapersonal. Anak-anak dengan kecerdasan intrapersonal cenderung dapat mengatur emosinya dengan baik. Dia bisa memotivasi dirinya dan tahu jika besar nanti mau menjadi apa.

  • Kecerdasan Interpersonal. Ia cenderung punya empati yang tinggi dan senang bermain bersama banyak orang. Ia juga senang menjadi pemimpin.

  • Kecerdasan musikal. Sudah bisa ditebak, anak-anak dengan kecerdasan musikal cenderung suka mendengarkan musik dan bernyanyi. Dia juga senang bermain alat musik seperti piano dan memukul drum.

  • Kecerdasan spasial. Kita bisa melihat, anak-anak dengan kecerdasan spasial senang mencoret-coret kertas hingga dinding, dia senang menggambar, merwarnai, hingga berimajinasi.

  • Kecerdasan kinetik. jika anak kita senang berolahara, aktif, dan senang mempelajari berbagai benda, bisa jadi ia punya kecerdasan kinetik. Dia senang jika kita ajak berolahraga bersama.

  • Kercerdasan naturalis. Anak dengan kecerdasan naturalis suka terhadap alam, dia penyayang binatang dan sangat peduli terhadap lingkungan.


Itulah 8 jenis kecerdasan yang dimiliki oleh anak-anak. Karakter futuready tidak selalu berprestasi di sekolah. Itu juga yang disinggung oleh salah satu narasumber Popmama Parenting Acamedy 2020 yang mengusung tema ‘Stimulasi Untuk Anak yang Siap Hadapi Masa Depan’ pada sesi pertamanya. Neha Vaswani selaku founder Happy Teepee Art & Mindfulness Atelier mengatakan bahwa pendidikan yang kita berikan kepada buah hati tak harus tentang akademik, sebab, mereka juga butuh life skill. Anak-anak harus kreatif, pandai beradaptasi, serta dapat menciptakan sesuatu yang original di masa depan.

Lebih Siap Hadapi Masa Depan Bersama Popmama Parenting Academy

Popmama



Menurut survey yang dilakukan oleh Popmama.com, hampir 80 persen keluarga millenial belum siap mengadapi pandemi. Saya pun merasakan hal yang sama. Masih nggak nyangka kita harus hidup dalam masa pademi hingga berbulan-bulan lamanya.

Anak-anak yang belajar dari rumah mulai merasa jenuh. Sebagian sudah tidak mau mengerjakan tugas sekolah. Kondisi seperti ini masih dipersulit dengan kesibukan kita sebagai orang tua yang tidak bisa selalu mendampingi anak-anak saat belajar. Butuh ilmu untuk berhadapan dengan anak-anak yang mulai bad mood dan cranky.

Ini baru pandemi, bagaimana dengan masa depan anak-anak kita di zaman yang serba tidak pasti ini? Karena itulah Popmama.com hadir sebagai solusi bagi kita yang haus akan ilmu pengasuhan di era digital seperti sekarang. Diharapkan, kita lebih siap dan mampu mendampingi anak-anak menghadapi masa depan.

Apa saja manfaat mengikuti Popmama Parenting Academy?

  • Update ilmu parenting. Biar nggak asal-asalan dalam mendidik anak. Karena menjadi orang tua yang baik tidak ada sekolahnya. Nggak sama seperti ketika kita mau jadi dokter dan arsitek. Belajarnya orang tua seumur hidup. Utamakanlah belajar dari ahlinya.

  • Bukan hanya belajar pola asuh, kita juga akan belajar tentang nutrisi terbaik baik buah hati, hingga solusi tepat atasi stres pada anak saat harus di rumah saja di masa pandemi.

  • Siap menghadapi setiap tahap perkembangan pada buah hati. Jadi, kita nggak akan kaget lagi ketika anak-anak tumbuh menjadi seorang remaja dengan permasalahan yang menyertainya.

  • Bertemu dengan keluarga millenial lain. Saling mendukung satu sama lain sehingga kita tidak merasa sendiri.

  • Bertemu narasumber andal dengan berbagai macam latar belakang. Kita bisa mengikuti kelas-kelas khusus untuk menjawab semua permasalahan yang terjadi pada anak dalam setiap tahap perkembangan mereka.


Semoga dengan hadirnya Popmama Parenting Academy, kita bisa banyak belajar terutama tentang pola pengasuhan yang tepat bagi anak-anak. Supaya anak-anak bisa terjamin pendidikannya dan lebih unggul di masa mendatang.

Salam hangat,

 

Tuesday, October 6, 2020

Melihat Dieng Lebih Dekat

Melihat dieng lebih dekat



Dieng merupakan tempat wisata yang identik dengan suasana alam yang begitu istimewa. Terletak di antara Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Jika kamu melakukan perjalanan dari Yogyakarta, butuh waktu sekitar 3 jam untuk sampai ke Dieng menggunakan kendaraan pribadi.

Siapa yang tak kenal Dieng? Disebut-sebut sebagai Negeri tempat bersemayamnya para Dewa Dewi. Negeri seindah kisah dalam dongeng ini bukan sekadar hayalan belaka. Jika kamu berkesempatan menginjakkan kaki di dataran tinggi Dieng, maka hamparan alam begitu memesona akan memanjakan mata.

Dieng Plateau atau dataran tinggi Dieng dikelilingi hijau pegunungan serta hamparan awan yang membuatnya layak disebut sebagai Negeri di Atas Awan. Gumpalan awan tebal serupa lautan awan bisa kita saksikan di kaki gunung-gunung besar di kawasan Dieng. Suhu di dataran tinggi Dieng cukup dingin karena letaknya yang berada kurang lebih 2000 meter di atas permukaan laut.

Selain itu, ada beberapa alasan kenapa Dieng layak dijuluki sebagai Negeri di Atas Awan,

  • Berada pada ketinggian lebih dari 2000 meter di atas permukaan laut membuat Dieng selalu diselimuti kabut tebal. Benar-benar terlihat berada di atas awan!

  • Jika kamu berkesempatan mengunjungi bukit Sikunir di Desa Sembungan, maka kamu akan melihat gumpalan-gumpalan awan yang menyelimuti daratan. Supaya tidak ketinggalan menikmati sunrise yang begitu memesona, maka berangkatlah di pagi petang. Kamu harus melewati anak tangga sekitar 4 km menuju puncak Sikunir. Lumayan juga, ya.

  • Desa Sembungan yang ada di Kawasan Dieng menjadi satu-satunya desa yang letaknya paling tinggi di Pulau Jawa. Kamu bisa melihat hamparan embun menyelimuti desa ini. Membuatnya terlihat seolah berada di atas awan.

  • Gumpalan awan terhampar di antara tiga gunung yang ada di dataran tinggi Dieng. Dari puncak Sikunir, kita bisa melihat Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, dan Gunung Prau diselimuti awan. Tak berbeda seperti negeri yang berada di atas awan kapas yang putih bersih.

  • Bagi para pendaki, Gunung Prau menjadi salah satu tujuan pendakian. Dengan ketinggian 2.565 meter di atas permukaan laut membuat Kawasan ini terlihat seolah berada di atas awan. Gumpalan awan dan keindahan alamnya membuat tempat ini begitu menakjubkan.


Menelusuri Bun Upas di Dataran Tinggi Dieng



Ada hal unik yang sering menjadi perhatian masyarakat Indonesia dari dataran tinggi Dieng selain keindahan alamnya, salah satunya adanya fenomena Bun Upas atau embun beku, yakni salju tipis yang menyelimuti dataran tinggi Dieng pada suhu di bawah titik beku.

Dieng berada di dekat Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing menyebabkan Kawasan ini mempunyai suhu yang sangat rendah. Munculnya Bun Upas bisa menjadi daya Tarik tersendiri bagi para traveller. Bahkan ada yang jauh-jauh datang dari luar kota hanya demi melihat keindahan fenomena alam menakjubkan ini.

Lapisan salju tipis setebal 0,5 cm akan menyelimuti permukaan tanaman serta benda-benda yang ada di dataran tinggi Dieng. Membuat pemandangan berbeda. Sangat indah serta memanjakan mata. Siapa pun pasti tertarik untuk mengabadikan momen istimewa ini. Tak jarang banyak pengunjung berfoto sambil tak henti-henti berdecak kagum.

Bun Upas biasanya muncul terutama di musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Fenomena alam yang sangat unik ini menyajikan pemandangan langka. Rasanya seolah sedang berada di negeri empat musim. Betapa indahnya negeri kita. Memiliki paket komplit dengan keindahan alamnya yang nyaris sempurna.

Objek Wisata Alam di Dataran Tinggi Dieng


Belum puas menikmati gumpalan awan di puncak Sikunir dan melihat keindahan salju tipis yang menyelimuti permukaan tanaman dan benda-benda di dataran tinggi Dieng, mari kita melihat lebih dekat objek wisata lain yang ada di dataran tinggi Dieng.

  • Kawah Candradimuka


Terletak 7 km dari dataran tinggi Dieng, Kawah Candradimuka bukan termasuk kawah gunung berapi melainkan solfatara yang muncul akibat merekahnya tanah. Kawah ini memiliki dua lubang yang masih aktif mengeluarkan solfatara, baik secara bergantian ataupun terus menerus.

  • Kawah Sikidang


Kawah seluas 200 m2 ini merupakan kawah vulkanik aktif yang terbesar di dataran tinggi Dieng. Kita bisa melihat bahwa kawah Sikidang ini masih aktif mengeluarkan uap panas membuat air kawahnya mendidih dan bergolak.

  • Batu Pandang Ratapan Angin


Berlokasi di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Dari sini, kita bisa melihat keindahan Telaga Warna serta Telaga Pengilon.

  • Savana Pangonan


Ternyata, Dieng tidak hanya dikenal sebagai dataran tinggi dengan Bun Upasnya yang unik, di sini juga terdapat banyak savana. Salah satunya adalah savana Pangonan. Tapi, sebelum sampai ke tempat ini, kita mesti melakukan pendakian di Bukit Pangonan.

  • Telaga Dringo


Telaga ini tidak terlalu ramai dikunjungi oleh wisatawan. Jika kita ingin melihat keindahan Telaga Dringo, maka terlebih dulu kita harus melakukan perjalanan ke Kawah Candradimuka.

Dan masih banyak objek wisata menarik lain yang bisa kita kunjungi saat tiba di dataran tinggi Dieng. Namun, tidak hanya menjadi destinasi wisata menarik karena keindahan alamnya, Dieng juga menjadi situs bersejarah yang begitu terkenal di Indonesia.

Rumah Bagi Candi Hindu Tertua di Pulau Jawa



Candi Arjuna merupakan candi Hindu tertua yang ada di Pulau Jawa. Terletak di dataran tinggi Dieng dan berada satu kompleks dengan candi-candi lain yang ada di sana. Candi Arjuna diperkirakan dibangun pada tahun 809 M. Ditemukan kembali pada abad ke-18 setelah sempat menghilang.

Tidak hanya Candi Arjuna, di dataran tinggi Dieng yang disebut sebagai lokasi ritual keagamaan juga ditemukan situs bersejarah lainnya seperti undak-udakan peninggalan Mataram Kuno. Hingga Januari 2020, masih ditemukan fondasi bangunan di Desa  Dieng Kulon yang diyakini sebagai bagian dari bangunan candi.

Ruwatan Anak Berambut Gimbal



Ada budaya unik di dataran tinggi Dieng. Salah satunya adalah ruwatan. Ruwatan merupakan proses pemotongan rambut gimbal bocah gembel. Konon katanya, rambut mereka tumbuh secara misterius. Rambut gimbal mereka menjadi sulit disisir. Uniknya, rambut bocah gembel tidak boleh dipotong kecuali atas permintaan anak tersebut.

Saat ruwatan, ada banyak yang mesti dipersiapkan, misalnya bunga dan kelapa muda. Saat ruwatan, bocah gembel pun harus dimandikan dengan air dari tujuh sumur yang ada di dataran tinggi Dieng. Betapa unik dan menarik.

Dataran tinggi Dieng bukan sembarang lokasi wisata. Tidak hanya indah pemandangan alamnya, tetapi juga punya budaya dan sejarah yang tak kalah menariknya. Banyak situs bersejarah di temukan di Kawasan dataran tinggi Dieng. Hal ini menunjukkan begitu banyak misteri yang belum terpecahkan hingga saat ini.

Salam hangat,

Featured image: Photo by Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya