Marak Penculikan Anak, Edukasi Putra Putri Kita Sedini Mungkin

Thursday, September 26, 2019

edukasi penculikan anak



Penculikan anak memang selalu menjadi momok menakutkan bagi kita sebagai orang tua. Bagaimana tidak, kejadian mengerikan ini selalu terjadi setiap tahunnya dengan modus berbeda. Jangan lengah, meski kita telah sepenuhnya mencari lingkungan aman bagi mereka, tetapi mengedukasi anak-anak tetap perlu supaya mereka juga selalu waspada sehingga kejadian mengerikan semacam ini tidak pernah terjadi.


Qadarallah, hari ini si sulung cerita kalau di sekolahnya didatangi dua orang asing yang tiba-tiba menanyakan identitas beberapa anak yang sudah menunggu jemputan di aula dekat masjid. Dua orang ini ternyata selain menanyakan nama dan alamat, juga merekam wajah mereka. Sebagai orang tua, rasanya sangat mengerikan mengetahui hal semacam ini. Pengennya jangan ada orang lain masuk ke sekolah selain mereka yang memang ada kepentingan seperti hendak menjemput anak-anak. Sempat ada yang ngasih ide supaya setiap orang yang menjemput memakai kalung identitas. Sayangnya, belum ada tanggapan lebih jauh.


Biasanya, selain ikut jemputan sekolah, anak-anak dijemput langsung oleh orang tua atau bahkan sudah berani pulang sendiri (untuk mereka yang rumahnya dekat), ada juga yang dijemput menggunakan ojek langganan dan ojek online. Penggunaan kartu identitas ini mungkin bisa membantu, tetapi tidak sepenuhnya dapat digunakan dengan mudah terutama bagi mereka yang dijemput dengan ojek online semisal Gojek dan Grab, ya.



Lalu solusinya apa dong? Saya berharap sekolah bisa menambah lagi kewaspadaan akan hal semacam ini, karena jam pulang sekolah memang jam riweh di mana anak-anak dan orang tua ramai saling menunggu di aula. Kebanyakan memang nggak saling kenal kecuali punya rekan wali murid satu kelas juga. Semoga para guru (tidak hanya di sekolah si sulung, tetapi,  di mana pun), bisa segera merespon baik kalau ada anak yang melapor. Karena lengah sedikit bisa rumit akibatnya, naudzubillah. 

Untuk anak kelas 3 dan seterusnya, sepertinya melapor tentang adanya orang asing yang dicurigai sebagai penculik bukan sesuatu yang tepat jika dikatakan sekadar guyonan saja. Memercayai ucapan mereka dengan merespon cepat adalah cara terbaik untuk menjaga keamanan di lingkungan sekolah. Karena jika sampai anak-anak merasa sudah tidak dipercaya, bisa jadi ke depannya mereka akan diam saja dan malas melapor ketika ada hal yang tidak diinginkan.



Ini memang bukan hanya tugas guru saja, sebagai orang tua, kayaknya kita nggak perlu menunggu terlalu lama buat mengedukasi anak-anak. Kejadian semacam ini tidak hanya bisa terjadi di sekolah, tetapi juga di lingkungan bermain mereka seperti di rumah sendiri. Lantas adakah hal yang bisa diusahakan untuk mengedukasi anak-anak kita?


1. Edukasi dengan Buku Cerita


Untuk  anak usia lebih kecil, membacakan buku cerita berisi edukasi tentang kewaspadaan terhadap keamanan sendiri terutama ketika tidak bersama orang tua adalah cara yang tepat. Saya memiliki salah satu buku seri ‘Waspada, Yuk’ dari Tiga Ananda yang ditulis oleh Lia Herliana berjudul ‘Ketika Yuri Pulang Sendiri’. Buku ini keren banget, meski sederhana, tetapi penulis bisa mengajarkan anak-anak untuk tetap waspada terutama saat tidak bersama orang tua.


Di dalam buku ini juga dijelaskan bagaimana sebaiknya harus bersikap ketika bertemu orang asing yang mengimingi anak-anak dengan permen dan minuman ringan bahkan menawarkan tumpangan. Di dalam buku ini juga diberikan edukasi tentang bagaimana sebaiknya mencari pertolongan atau menyelamatkan diri ketika terjadi situasi buruk yang tidak diinginkan.


Buat anak-anak usia dini, cara seperti ini sangat efektif dan mudah dipahami. Saya berharap sedikit banyak anak-anak saya bisa menjaga diri selama di sekolah dan di rumah (terutama ketika jauh dari saya).


2. Identitas Diri adalah Rahasia



Identitas diri adalah rahasia yang tidak boleh sembarang orang mengetahuinya. Misalnya saat kejadian di sekolah sulung tadi, sempat ada anak yang mau menjawab ketika ditanya mengenaik identitas mereka. Yuk, bantu anak-anak supaya mampu menjaga rahasia termasuk identitas diri yang bisa jadi dimanfaatkan untuk hal yang tidak diinginkan.


Katakan kepada mereka, sebaiknya menghindari orang asing dan tidak memberitahukan identitas kepada sembarang orang apalagi kepada orang yang baru dikenal. Karena tidak sedikit yang akhirnya dijadikan modus penipuan seperti pura-pura menelepon dan mengatakan dari pihak sekolah, terjadi kecelakaan dan sebagainya.



3. Katakan ‘Tidak’ Pada Orang yang Tidak Dikenal



Bantu anak-anak menolak dengan mengatakan ‘tidak’ kepada orang-orang asing yang bermaksud tidak baik kepada mereka. Hal ini juga bisa menjaga mereka dari pelecehan seksual yang marak terjadi sejak lama.


Jika ada orang asing menawari uang, makanan, dan hal lain, bantu edukasi mereka untuk mengatakan ‘tidak’ dan segeralah berlari mencari bantuan. Kalau di sekolah, ya minta tolonglah pada guru. Jika di luar lingkungan sekolah, carilah tempat ramai. Jangan takut melawan dan berteriak sekencangnya jika orang asing memaksa mereka. Mudah? Terdengar seperti itu. Tapi, kenyataannya rasa panik bercampur bingung bisa saja membuat siapa pun lupa seharusnya bersikap seperti apa. Karena itu, tidak ada salahnya kita sering mengulang-ulang pesan ini kepada anak-anak.



4. Tubuhmu Berharga 



Selain penculikan, setiap dari kita tentu merasa khawatir dengan adanya pelecehan seksual seperti yang sempat saya bahas di atas. Hal buruk semacam ini bahkan kadang dilakukan oleh orang terdekat kita sendiri, naudzubillah.

Adakah cara yang bisa dilakukan untuk membuat anak-anak waspada dan mengerti ketika dalam bahaya? Bantu edukasi mereka dengan mengajarkan bahwa tubuh mereka berharga dan tidak boleh disentuh oleh sembarang orang, meskipun itu orang terdekat tanpa alasan jelas.

Misalnya, Ibu boleh membantumu membuka baju untuk mandi, dokter boleh memeriksa bagian tubuhmu saat kamu sakit dsb. Ajarkan kepada mereka bahwa ada bagian tubuh yang tidak boleh disentuh siapa pun kecuali diri mereka sendiri. Ajarkan sedini mungkin dan jangan merasa aneh dengan hal semacam itu.
 

5. Hindari Tempat Sepi


Katakan kepada anak-anak supaya menghindari tempat sepi. Ada baiknya mereka selalu berkelompok ketika bermain dan menunggu dijemput. Kenapa? Karena tempat sepi memudahkan para pelaku kejahatan melakukan tindak kriminal yang tidak kita inginkan. Mengajari anak-anak memang tidak semudah mengedukasi orang dewasa, ya. Tapi, percayalah mereka pintar dan akan mengerti, insya Allah.



Ada banyak cara bisa dilakukan untuk menjaga anak-anak kita. Selain yang disampaikan di atas, tidak ada cara terbaik selain berserah diri dan banyak berdoa kepada Allah supaya anak-anak kita selalu dilindungi. Semoga anak-anak semakin pintar merespon ketika ada hal-hal yang tidak diinginkan. Yuk, waspada dan pandai-pandai mengedukasi anak-anak kita.


Salam,

Comments

  1. Seram juga, Mbak. Anak saya juga harus diingatkan agar berhati-hati di luar rumah.Zaman sekarang bahaya senantiasa mengintai dengan jalan tak terduga. Membekali anak dengan pemahaman agar berhati-hati itu penting. Yang utama juga doa dari kita para orang tua untuk anak agar senantiasa dilindungi Allah. Semoga.

    ReplyDelete
  2. Saya termasuk yang sering menjemput anak via ojek online karena keterbatasan tenaga. Saya bilang, tunggu sampai supirnya bilang nama Mamah. Kalau tidak bilang, jangan dikasih tahu. Satpamnya juga Alhamdulillah sangat membantu 'menahan' anak2 tetap di dalam gerbang. Bismillah..

    ReplyDelete
  3. Betul sekali, Mbak. Anak-anak harus diajarin supaya bisa menjaga diri juga selain bekerjasama dengan pihak sekolah..

    ReplyDelete