Friday, July 22, 2022

Kiat Supaya Anak Happy Saat Masuk Sekolah

Kiat Supaya Anak Happy Saat Masuk Sekolah
Photo by Jason Sung on Unsplash


Tahun ini, si bungsu sudah mulai masuk Sekolah Dasar setelah sebelumnya masuk TK B di masa pandemi. Si bungsu hanya sekolah TK selama satu tahun karena sempat saya cancel ketika akan masuk TK A di tahun sebelumnya. Kenapa nggak jadi masuk TK A? Kondisi pandemi saat itu tidak memungkinkan anak TK masuk sekolah offline. Saya berpikir, anak TK A sekolah daring gimana ceritanya, ya? Seperti kurang maksimal dan akhirnya pasti lebih banyak proses belajarnya sama orang tua. Kalau akhirnya seperti itu, mending main-main di rumah saja, kan?


Saya bukan seorang guru, jadi banyak nggak tahunya kalau diminta mendampingi anak sekolah di rumah. Apalagi soal materi yang dipelajari, sudah pasti di sekolah sangat lengkap dengan pengalaman guru-gurunya yang luar biasa. Namun, pilihan untuk tetap di rumah waktu itu memang jadi pertimbangan. Lalu, ngapain aja dong selama di rumah selama satu tahun tersebut?


Belajar Baca Tulis

Anak-anak di rumah sudah diberikan buku bacaan sejak masih bayi. Iyap! Walaupun mereka belum bisa membaca, saya sudah rajin membelikan buku dan membacakannya setiap menjelang tidur. Zaman si sulung, buku bacaannya masih satu dua. Sambil menabung, kemudian kami membelikan buku-buku berikutnya sampai akhirnya jumlah buku anak-anak di rumah sudah buanyak! Masya Allah.


Kalau orang lain senang koleksi perkakas dan perhiasan, entah kenapa saya senang sekali koleksi buku bacaan. Selain memang karena saya menulis buku dan banyak belajar dari buku-buku yang saya baca, saya perhatikan anak-anak juga jadi gila baca dengan sendirinya setelah saya akrabkan dengan buku-buku cerita.


Buku bacaan untuk anak-anak memang harganya nggak murah. Sempat menghitung harga seluruh buku bacaan anak-anak yang di rumah nilainya mengerikan juga, tapi jadi nggak terasa karena belinya satu per satu saat punya rezeki lebih atau saat memberikan reward buat anak-anak.


Jenis buku bacaan di rumah juga bermacam-macam, mulai dari picture book berseri, kumpulan cerita, ensiklopedia, komik, sampai novel anak. Dari banyaknya buku tersebut, anak-anak saya bisa membacanya berulang kali tanpa merasa bosan. Padahal, ibunya kalau baca buku cukup sekali dan simpan. Nggak ada keinginan untuk mengulanginya lagi…kwkwk.


Dari kebiasaan sederhana seperti ini akhirnya anak-anak jadi senang membaca. Waktu si bungsu belum bisa membaca, saya bantu dia belajar membaca pakai buku ABACAGA. Ternyata buku ini berguna banget dan simpel penggunaannya. Cukup baca satu sampai dua halaman per hari dan diulang dua sampai tigas kali, anak-anak sudah bisa baca dengan sendirinya.


Karena sudah suka sama buku, si bungsu jadi nggak keberatan untuk belajar baca tulis di rumah walaupun nggak didampingi guru TK, melainkan bareng emaknya melulu…kwkwk. Dia juga punya motivasi unik ketika pengin bisa baca, salah satunya mau bisa baca buku sendiri karena nggak mau bergantung pada saya atau kakaknya. Karena dia sering pengin dibacain buku sama kakaknya, tapi kakaknya males banget baca pakai suara. Maklum anak visual kali, ya? kwkwk. Akhirnya jadi termotivasi gitu hanya karena alasan sederhana begini.


Orang tua mesti telaten ngajarin setiap hari dan jangan dipaksakan kalau anaknya nggak mau. Saya percaya, anak-anak akan bisa baca sendiri pada waktunya. Jadi, nggak pernah maksa mereka belajar baca tulis.


Belajar Baca Alquran

Anak-anak saya sudah dibiasakan membaca Alquran sejak masih kecil. Belajarnya di rumah bersama saya. Namun, kemampuan setiap anak berbeda-beda. Kalau si A bisa cepat, saudaranya bisa jadi nggak akan sama kemampuannya. Dan ini terjadi pada si sulung dan si bungsu..


Namun, saya ajarkan baca Alquran kepada si bungsu dengan sangat telaten dan sabar. Alhamdulillah, si bungsu ini tipe anak yang mau belajar. Namun, sering ngerasa nggak bisa sebelum nyoba. Jadi, kadang mesti disemangati dulu. Satu halaman bisa diulang sampai seminggu atau bahkan lebih. 


Targetnya bukan asal banyak yang dibaca, tapi mesti tahu aturan baca yang benar dan dia happy. Sulit? Heem. Tapi, kami tetap bersemangat dan terus mencobaaaaa :D


Nggak banyak sekolah yang mengajarkan Alquran setiap hari. Saya bersyukur, sekolah si sulung menerapkan itu sampai akhirnya bacaan Alquran si sulung makin baik dari hari ke hari. 


Penting untuk diperhatikan, baca Alquran jangan asal baca. Sebab, sering saya temui, ada anak sudah mulai hafalan surat-surat panjang, tapi bacaannya nggak tepat. Panjang pendeknya nggak diperhatikan, dengungnya hilang entah ke mana. Sampai dengarnya gatel pengin benerin.


Kalau sudah terlanjur salah dan dibiarkan, akhirnya sulit diubah. Apalagi kalau anaknya sudah mulai besar. Makin susah.


Anak Happy Saat Masuk Sekolah Pertama Kali

Kiat Supaya Anak Happy Saat Masuk Sekolah
Photo by Muneer Ahmed on Unsplash


Qadarallah saya nggak bisa dampingi saat anak-anak sekolah pada hari pertama. Mulai dari si sulung sampai si bungsu, saya nggak pernah bisa antar karena ada hal lain. Namun, mereka tetap happy saat masuk sekolah.


Si bungsu ini termasuk mungil dan bahkan paling mungil di antara teman-teman sekelasnya. Emang nggak dikasih makan, Bu? Kwkwk. Waktu masuk SD, banyak yang mengomentari fisiknya dia. Bukan saya nggak peduli dengan berat badannya, tapi kami sudah berusaha dan hasilnya begitu-begitu saja. Sudah banyak dokter kami kunjungi, tapi nggak ada perubahan. Next, kita cerita tentang masalah berat badan ini di postingan lain, ya.


Saya bersyukur anak-anak senang masuk sekolah dan nggak pernah pakai drama. Masya Allah. Mereka tipe anak yang mau bercerita sepulang sekolah dan saya senang mendengarkannya.


Bagaimana cara supaya anak mau sekolah? Ada anak yang mesti nangis setiap ditinggal orang tuanya di kelas. Ada yang teriak-terik dan rewel, tapi ada juga yang manis, kalem, dan anteng aja. Setiap anak memang berbeda. Sejak di rumah sebelum mulai sekolah, kita paling tahu kondisi mereka seperti apa. 


Waktu anak pertama mau sekolah dan kondisi saya akan melahirkan, saya beri sugesti positif dan menceritakan kegiatan di sekolah yang akan dia lakukan nanti. Saya selalu bilang begini,


“Nanti kamu akan diantar dan dijemput lagi. Di sekolah ada bu guru yang menemani dan juga teman-teman. Jika ada apa-apa, guru-gurumu akan membantu. Jadi, jangan khawatir, ya.”


Hal semacam ini terus diulang dan diulang sampai dia masuk sekolah. Hasilnya, Alhamdulillah anak saya semuanya senang masuk sekolah.


Setiap orang tua punya cara sendiri untuk mendidik anak-anaknya. Saya yakin, semua orang tua akan memberikan yang terbaik dan berusaha supaya anak-anaknya bahagia. Begitu juga dengan saya. Semoga kita berhasil mendidik anak-anak dengan baik, ya. 


Salam hangat,


Monday, July 11, 2022

Review Buku Latihan Soal Mantappu Jiwa Jerome Polin

 

Review Buku Latihan Soal Mantappu Jiwa Jerome Polin
Kalau kamu cuma suka belajar, di luar sana ada banyak orang belajarnya gila-gilaan :)

Ada yang pernah baca bukunya Jerome Polin? Buku ini kebetulan saya beli beberapa hari yang lalu di sebuah toko buku. Waktu itu saya dan keluarga sedang main ke mall dan seperti biasa, kita mampir ke toko buku dan berlama-lama di sana. Karena sedang libur sekolah, saya kepikiran mencari buku tebal untuk si sulung yang tahun ini mau kelas 6 SD. Sudah lama nggak beli buku baru.


Waktu lihat di rak buku-buku best seller, saya langsung penasaran sama buku ini. Sebenarnya, sudah lama saya tahu kalau Jerome nulis buku juga dari channel Youtube-nya. Namun, belum kepikiran beli sampai akhirnya kemarin lihat langsung di toko buku.


Waktu baca bagian blurb, saya langsung tertarik karena sudah pasti ini buku isinya bukan kumpulan soal yang bikin kepala mumet itu. Mohon maaf, saya memang nggak suka matematika :(


Buku ini, meskipun diselipkan beberapa halaman berisi angka-angka yang rumit dan tidak pernah saya mengerti kenapa mereka ada di dunia ini *tsah…kwkwk, tapi nyatanya ini bukan buku serumit yang dibayangkan. Buku ini menceritakan perjalanan Jerome untuk mendapatkan beasiswa penuh sampai akhirnya bisa kuliah di Jepang.


“Beli ini aja! Cocok, nih buat kamu, Kak.”


Walaupun pada kenyataannya, justru saya duluan yang baca dan melahap buku ini sampai habis. Sehari doang udah kelar saking enaknya dibaca *terharu.


Blurb Buku Latihan Soal Mantappu Jiwa

“Jadi ini buku latihan soal matematika ya, Jer?”


Bukan!


Kata orang, selama masih hidup, manusia akan terus menghadapi masalah demi masalah. Dan itulah yang akan kuceritakan dalam buku ini, yaitu bagaimana aku menghadapi setiap persoalan di dalam hidupku. Dimulai dari aku yang lahir dekat dengan hari meletusnya kerusuhan di tahun 1998, bagaimana keluargaku berusaha menyekolahkanku dengan kondisi ekonomi yang terbatas, sampai pada akhirnya aku berhasil mendapatkan beasiswa penuh S1 di Jepang.


Manusia tidak akan pernah lepas dari masalah kehidupan, betul. Tapi buku ini tidak hanya berisi cerita sedih dan keluhan ini-itu. Ini adalah catatan perjuanganku sebagai Jerome Polin Sijabat, pelajar Indonesia di Jepang yang iseng memulai petualangan di YouTube lewat channel Nihongo Mantappu.


Yuk, naik roller coaster di kehidupanku yang penuh dengan kalkulasi seperti matematika.


It may not gonna be super fun, but I promise it would worth the ride.


Minasan, let’s go, MANTAPPU JIWA! 


Identitas Buku

Buku Latihan Soal Mantappu Jiwa

Penulis: Jerome Polin Sijabat

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

ISBN: 9786020632414

Ketebalan: 224 halaman

Ukuran : 13,5 x 20 cm

Sampul: Soft Cover


Review Buku Latihan Soal Mantappu Jiwa

Review Buku Latihan Soal Mantappu Jiwa Jerome Polin


Jauh sebelum membeli buku ini, saya sudah sering nonton Jerome di Youtube. Jadi, sebenarnya lumayan mengerti perjalanan hidupnya sampai akhirnya bisa kuliah di Jepang. Namun, saya tidak selalu menonton Youtube. Jadi, ada banyak bagian yang saya memang tidak tahu dan akhirnya bisa membacanya di buku ini.


Saya tidak kenal Jerome, apalagi Jerome, mana kenal dengan saya, kan? kwkwk. Namun, saya suka dengan semangat dia, kegigihannya, juga dengan belajarnya yang gila-gilaan banget. Meskipun bukan remaja seusia Jerome, saya tetap menikmati buku ini. Saya suka dengan orang-orang yang punya impian setinggi langit dan dengan gigih meraihnya. Saya suka dengan mereka yang nggak capek berusaha, bahkan meski semua orang mengatakan mustahil. Sebab, saya percaya, mana ada yang mustahil bagi Tuhan, kan?


Buku ini mengisahkan perjalanan hidup Jerome sampai akhirnya bisa kuliah di Jepang. Asli, konsep buku ini bagus dan gemaas banget. Dibuat dengan matang sekali. Nggak bosan bacanya karena bahasanya Jerome banget dan mudah dipahami. Gambar-gambarnya enak dipandang dan warnanya cerah. Lebih menariknya lagi, saya suka baca-baca #rumusjerome yang berisi quotes motivasi gitu.


Jerome termasuk anak yang beruntung karena bisa sekolah di IPH Schools. IPH Schools merupakan salah satu sekolah swasta bergengsi di Surabaya. Dia masuk di sini bukan karena kaya raya, tapi ia diberikan keringanan biaya dari sekolah dan akhirnya membuat Jerome bisa punya impian main ke Disneyland dan kuliah di luar negeri.


Impiannya tak sekadar diucapkan saja seperti kebanyakan orang sekarang. Punya cita-cita dan keinginan itu mudah. Tinggal disebutkan, tapi untuk mewujudkannya butuh usaha keras. Dan Jerome benar-benar membuktikan bahwa usahanya memang layak diberikan reward.


Jika kamu suka belajar, maka ada orang yang belajarnya lebih dari sekadar suka, lebih gila belajar, yakni Jerome! Ikut lomba-lomba adalah hal biasa baginya. Sampai ke mana-mana ia rela bawa buku dan terus belajar supaya impiannya tercapai. Kalau kita, mungkin sudah teriak-teriak minta healiiiiing! Padahal, dia juga sering gagal, lho. Sering banget, tapi masih mau nyoba lagi.


Jerome juga menceritakan awal mula ia membuat Youtube channel dan akhirnya bertemu Waseda Boys. Dia memulai semuanya dari hal sederhana, dari hal-hal yang ada aja. Saya suka bagian ini karena merasa saya juga melakukan hal yang sama sejak dulu. Bukan orang yang mesti ada fasilitas dulu baru nyoba dan usaha.


Membaca setiap halamannya benar-benar ikut merinding apalagi tiap Jerome cerita kalau dia menang lomba, mendapatkan beasiswa, dan yang lainnya. Mungkin, tema ini benar-benar saya suka. Jadi, meskipun usia saya tidak lagi muda, tapi tidak juga tua *menolak tua...kwkwk, saya tetap sukaaa dan merasa sangat termotivasi.


Apa yang Didapat Setelah Membaca Buku Ini?

Review Buku Latihan Soal Mantappu Jiwa Jerome Polin


Saya termasuk salah satu orang yang beruntung karena meskipun dari dulu nggak punya apa-apa, sekadar beli buku saja susahnya minta ampun, tapi akhirnya saya bisa mewujudkan impian menjadi penulis buku. Hal ini membuktikan bahwa usaha memang benar-benar memberikan dampak luar biasa dalam hidup. Bukan semata-mata soal bakat saja. Semua hal bisa dipelajari asal kita mau.


Untuk menjadi Jerome yang sekarang, dibutuhkan hari-hari yang berat. Kalau dibayangkan, bisa sampai mual-mual sih rasanya…hehe. Namun, memang itulah yang mesti kita lakukan saat ingin impian terwujud. Bukan hanya rebahan, tiduran, kemudian berharap rembulan jatuh ke pangkuan? Bangunlah!


Dari membaca buku ini saya merasa sangat termotivasi. Kegagalan bukan hal aneh dalam hidup. Satu hal yang mesti dilakukan, cobalah lagi dan ambillah semua peluang. Tidak ada yang tidak mungkin karena kita punya Tuhan.


Apa yang kita anggap buruk hari ini, justru penuh hikmah di hari esok. Itulah sebabnya, kita mesti lebih positif memandang masalah yang datang. Semua pasti ada hikmahnya dan berbaik sangkalah atas semua takdir Tuhan.


Waktu membaca buku ini, jujur sedang ada di tahap mau menyeraaah. Capek dan lelah. Namun, baca perjuangan Jerome, rasanya apa yang saya alami ini nggak ada apa-apanya. Begini aja ngeluh? Ish, malu!


Akhirnya, saya mencoba lagi dan berusaha sampai akhirnya semua terlewati dengan baik. Seperti Jerome, tak mengapa mencoba semua hal. Bisa main piano biar terlihat keren…kwkwk, jago Matematika, tapi juga punya channel Youtube yang inspiratif dan menghibur, pengin jadi Menteri Pendidikan juga. Semua hal bisa dilakukan asalkan kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh, bisa mengatur jadwal harian biar nggak sibuk sama sosial media mulu, tetap mencoba meskipun pernah gagal, melakukan yang terbaik karena Tuhanlah yang akan menilai usaha kita. Semua hal bisa dilakukan. Dan satu hal lagi, setinggi apa pun tempat kita berpijak, tetap rendah hati dan lihatlah ke bawah supaya kita tidak mudah keblinger, keplicuk, dan apa pun itu, Gaes.


Salah satu #rumusjerome yang saya suka,


Aku tahu mimpiku layak dibayar sebegitu tinggi. Oleh keringat dan kerja keras. Aku tahu mimpiku layak diperjuangkan. Dan tidak ada yang bisa memperjuangkannya selain oleh aku sendiri.


Seperti sering saya katakan, orang lain juga sedang sibuk dengan impiannya masing-masing. Mustahil berharap terus dibantu dan dimotivasi. Kitalah yang punya impian itu, kita juga yang harus memperjuangkannya.


Kenapa mirip gini, sih? Kwkwk. Mungkin inilah salah satu alasan kenapa saya suka sekali membaca buku ini. Rasanya related banget dengan yang saya rasakan dan alami. Meskipun belum sehebat Jerome, tapi saya akan tetap berusaha. Meskipun sudah jadi emak-emak, tapi saya senang membicarakan soal impian. Tak mengapa sedikit terlambat, daripada tidak sama sekali, kan? Tak mengapa memulainya di usia sekarang, mungkin memang inilah rezeki dan waktu yang telah Tuhan tentukan. 


Terima kasih, Jerome sudah menulis buku yang sangat inspiratif. Pasti ada lebih banyak pembaca yang merasa begitu terbantu dengan cerita kamu dan akhirnya mereka tetap berjuang dan berusaha demi menggapai impiannya.


Salam hangat,