Friday, June 24, 2022
Resep Nasi Uduk Bunga Telang
Bosan nggak sih makan nasi putih melulu? Sesekali pengin juga makan nasi putih yang diolah lebih spesial seperti nasi uduk biru bunga telang ini. Kebetulan, sekitar seminggu yang lalu saya membeli pohon bunga telang. Nggak disangka, beberapa hari kemudian bunganya lebat dan nggak tahu juga mau diapain…hehe. Akhirnya dikumpulin dan diseduh dengan air panas. Besoknya, saya olah menjadi nasi uduk bunga telang.
Bunga telang ini lumayan mudah ditemukan di mana-mana, bahkan di jalan pun banyak. Kalau sudah lebat, malah susah diatur karena merambat ke mana-mana. Selain dikonsumsi, kebanyakan orang justru tahunya bunga telang dipakai sebagai tanaman obat, terutama obat mata. Biasanya diberikan kepada bayi yang baru lahir.
Manfaat Bunga Telang
Dikutip dari beberapa sumber, berikut beberapa manfaat bunga telang:
1. Kandungan asam palmitat di dalam bunga telang berguna sebagai antidepresan karena mengandung antioksidan. Jadi, bisa bermanfaat untuk mengurangi depresi juga, lho.
2. Kandungan flavonoid glikosida yang terdapat di dalam biji bunga telang bermanfaat untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Sedangkan bunganya bisa dikonsumsi dan memiliki manfaat yang kurang lebih sama.
3. Meskipun terlihat sepele dan sering dianggap sebagai bunga liar, tapi bunga telang punya manfaat yang luar biasa termasuk dapat menurunkan kolesterol.
4. Jika kamu punya masalah pada siklus menstruasi yang tidak teratur, coba konsumsi bunga telang. Katanya, bunga telang bermanfaat melancarkan datang bulan, lho.
5. Bunga telang berkhasiat menyembuhkan beberapa jenis sakit mata seperti konjungtivitas.
Dan masih banyak lagi manfaat bunga telang yang lainnya. Namun, yang tak kalah menarik, bunga telang juga sering dikonsumsi seperti diminum, dibuat jelly, atau diolah menjadi makanan seperti nasi uduk.
Daripada berlama-lama, yuk intip resep nasi uduk bunga telang ini.
Bahan:
20 pcs bunga telang
2 cup beras putih
1 bungkus santan instan
1 batang serai
2 lembar daun salam
Secukupnya air
Sedikit garam
Sedikit kaldu bubuk (Optional)
Cara membuat:
- Seduh bunga telang dengan air panas. Diamkan sampai airnya pekat.
- Cuci bersih beras dan tambahkan santan serta air bunga telang. Takaran air dan santan sesuaikan dengan takaran masing-masing, ya. Sama halnya seperti saat kita memasak nasi.
- Masukkan serai yang sudah dimemarkan, daun salam dan garam. Jika suka, bisa ditambahkan kaldu bubuk.
- Masak nasi dalam rice cooker seperti biasa. Jika sudah matang, aduk-aduk nasi dan tutup kembali.
- Sajikan dengan pelengkap.
Voila! Nasi uduk bunga telang sudah siap disajikan. Kita dapat menambahkan pelengkap seperti emping, telur dadar, orek tempe, ayam, dan perkedel. Jangan lupa, sajikan dengan sambal juga, ya!
Sayangnya, nasi bunga telang yang saya buat masih kurang pekat warnanya. Saya hanya pakai beberapa bunga saja nggak sampai 20 pcs. Awalnya nggak niat bikin nasi uduk bunga telang, hanya karena sayang melihat bunga berjatuhan dan setelah diseduh nggak diminum, akhirnya dijadikan nasi uduk ini.
Kalau teman-teman pakai bunga telangnya dalam jumlah cukup, insya Allah hasilnya bagus. Percobaan pertama gagal, tapi rasanya sih nggak masalah. Bunga telang hanya memberi tambahan warna, tidak memengaruhi soal rasa.
Saya rasa, varian nasi uduk biru yang cantik dengan bunga telang ini dapat dijadikan alternatif sarapan yang menarik selain makan nasi goreng dan nasi putih. Selain menarik, manfaatnya juga banyak bagi kesehatan.
Selain dibuat nasi uduk, bunga telang juga bisa dimakan mentah alias dilalap. Siapa nih yang sudah pernah coba? Yuk, cobain di rumah sebagai varian baru menu sarapan di meja makan!
Salam hangat,
Monday, June 20, 2022
Rekomendasi Tablet untuk Menggambar dan Membuat Ilustrasi
Photo by Henry Ascroft on Unsplash |
Tablet apa yang cocok digunakan untuk membuat ilustrasi? Apalagi buat pemula, apakah se-urgent itu untuk memiliki tablet? Kalau nggak punya, apakah bisa tetap belajar menggambar digital hanya menggunakan handphone?
Tahukah teman-teman, ada banyak orang yang bisa tetap menggambar digital dan membuat ilustrasi dengan handphone. Bahkan ketika mencari tutorial di Youtube, kita bisa menemukan banyak tutorial menggambar menggunakan handphone saja. Jadi, jawabannya bisa atau nggak? Bisa dong asal tekun dan mau terus belajar.
Aplikasi yang biasa digunakan di android tidak hanya dapat digunakan di tablet saja, tapi bisa juga teman-teman pakai di handphone. Namun, kita juga harus menyadari bahwa belajar menggambar di handphone butuh lebih sabar karena kurang leluasa. Tahu sendiri, kan ukuran layar tablet dengan layar handphone itu berbeda. Jadi, jangan disamakan juga prosesnya. Satu sama lain punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, kok.
Saya pikir, asal niat dan memang benar-benar mau belajar, pakai apa pun pasti bisa digunakan untuk belajar. Bahkan meski hanya pakai buku dan pensil :)
Dulu, saya tetap menggambar dan menulis meskipun nggak punya fasilitas. Pakai buku sama pensil saja sudah merasa cukup. Pengin punya komputer, tapi nggak ada uang untuk membeli. Jadi, pakai saja yang ada. Ternyata, proses belajar saya tidak berhenti hanya karena nggak ada fasilitas. Itu bukan alasan untuk saya malas-malasan. Saya hanya fokus dengan apa yang saya suka, maka saya terus mengerjakannya dengan tekun.
Jika teman-teman punya rezeki dan benar-benar serius ingin menggeluti dunia ilustrasi dan menggambar digital, mari saya bisikkan tablet terbaik yang pernah saya gunakan selama menjadi ilustrator.
Tablet Android atau iPad?
Sebelum pakai iPad, saya sudah pernah pakai dua jenis tablet android dari dua brand berbeda. Mulai dari harga 2 jutaan sampai tablet android 5 jutaan, saya tetap nggak bisa bertahan menggunakan keduanya terutama setelah mulai mengerjakan proyek-proyek buku.
Menariknya, saat ini memang banyak tablet android dengan harga lumayan terjangkau, tapi pertanyaan besarnya adalah, apakah itu worth it dipakai untuk membuat ilustrasi dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama? Awet nggak, sih? Tetap aman nggak buat gambar ukuran besar dan dalam jumlah banyak?
Inilah alasan kenapa saya ganti iPad, salah satunya karena tablet android yang saya gunakan nggak bisa memberikan kenyamanan itu. Saya baru pakai untuk membuat ilustrasi dalam ukuran besar, itu tablet sudah lemot parah. Satu gambar bisa berhari-hari ngerjainnya karena super lemot…kwkwk. Memang, tidak semua tablet android akan seperti ini, tapi di saya memang terjadi yang akhirnya membuat diri ini yakin mau upgrade ke iPad.
Worth It Nggak Pakai iPad?
Ini hanya berlaku buat teman-teman yang memang sudah serius menggeluti dunia ilustrasi. Kalau hanya main-main dan coba-coba, mending nggak usah beli iPad.
Sejauh ini, selama sekitar dua tahun saya pakai iPad, semua tetap berjalan baik dan nyaman. Pekerjaan saya Alhamdulillah selesai sesuai harapan. Nggak ada kendala berarti seperti lemot dan lain-lain. Sejauh ini, masya Allah aman!
Namun, yang sering dipertimbangkan adalah soal harga. Memang betul, harganya jauh lebih mahal daripada tablet android yang punya berbagai jenis harga dari yang murah sampai termahal. Sedangkan kalau iPad, bayangan di kepala kita mahal semua. Kalau mau disiasati, tunggu sampai harga normal, jangan beli saat baru-baru muncul nanti kamu bernasib seperti saya...kemahalan..kwkwk.
Tapi, kalau worth it, bukankah itu bisa digunakan dalam waktu lama? Jadi, nggak rugi juga dong belinya. Insya Allah juga akan balik modal bahkan bisa berkali lipat asal kita tekun bekerja dan lembur bagai kuda…kwkwk.
Bisa Dibawa ke Mana-Mana
Menggambar pakai tablet ataupun iPad punya kelebihan lain, salah satunya dapat dibawa ke mana pun. Ini yang paling saya suka karena kita dapat bekerja di mana pun dan kapan pun. Berbeda dengan menulis, saya butuh laptop dan suasana tenang, sedangkan saat menggambar, saya nggak butuh konsentrasi lebih untuk menggambar beberapa halaman buku.
Waktu lebaran kemarin, saya sempatkan diri mengerjakan ilustrasi untuk proyek buku mulai dari tiba di stasiun, di dalam kereta, sampai di kampung halaman saat lebaran. Saya kerjakan sampai selesai dan nyaman-nyaman saja karena bisa sambil ngobrol juga, kok.
Jadi, rekomenasi tablet untuk menggambar apa, nih? Saya sih tetap pilih iPad karena seperti teman saya bilang, iPad ini tangguh…kwkwk. Walau kita harus membayar lebih mahal, tapi tetap worth it, kok. Insya Allah nggak akan rugi asal memang benar-benar kita gunakan dengan baik untuk bekerja dan berkarya.
Aplikasi menggambar dalam iPad juga simpel untuk dipelajari. Kita bisa pakai Procreate dengan sekali bayar saja. Aplikasinya bagus dan nggak ribet dipakainya. Dengan iPad dan aplikasi Procreate, saya sudah membuat beberapa buku serta gambar-gambar yang entah sudah berapa jumlahnya.
Jenis iPad Seperti Apa yang Direkomendasikan?
Saya kurang tahu banyak jenis iPad terbaik untuk menggambar, kalau punya uang lebih, teman-teman bisa langsung pakai iPad Pro. Kalau di bawahnya itu, bisa pakai jenis lain seperti yang saya gunakan misalnya, iPad 8 128 GB. Ini sudah cukup, kok. Saya memang sempat tergoda untuk upgrade ke pro, tapi masih mikir-mikir lagi, apakah saya memang betah fokus mengerjakan gambar terus menerus karena selama dua bulan terakhir saya banyak menolak tawaran menggambar disebabkan saya kangen menulis buku…kwkwk.
Proyek-proyek kecil kalau dikerjakan dan diterima semua, benar-benar menyita waktu. Belum lagi proyek buku. Saya pun jadi nggak punya banyak waktu untuk menulis buku dan ternyata bikin nyesek juga :(
Saya sudah lama menulis. Menghabiskan banyak waktu dan juga uang untuk mengikuti kelas-kelas menulis. Sampai sekarang, saya tetap ingin menulis. Namun, saya juga senang menggambar. Selama beberapa tahun terakhir, saya tekuni dunia menggambar dan saya merasa nyaman, hanya saja saya juga tak ingin meninggalkan dunia kepenulisan karena ia cinta pertama saya.
Agak kepontang panting untuk membagi waktu, tapi saya tetap berusaha mengerjakan keduanya. Ketika kemarin sempat memutuskan meninggalkan dunia ilustrasi, tiba-tiba dapat tawaran yang susah ditolak. Mungkin kode dari Allah supaya tetap menekuni dunia menggambar ini…hiks.
Risiko kalau menekuni banyak hal sekaligus, ya? kwkwk. Sedangkan kemampuan saya terbatas dan saya sadar untuk mengerjakan dua-duanya benar-benar butuh waktu lebih dari 24 jam…haha. Atau ya seperti biasa, saya mengalah untuk salah satunya.
Gimana, adakah di antara teman-teman yang merasa galau juga pengin menekuni passion yang mana? Apakah sebuah profesi harus disukai dan dicintai dulu baru ditekuni? Hmm, mulai dari tablet serta iPad, kita jadi nyasar bahas soal passion, ya? kwkwk.
Apa pun itu, saya berharap tetap istikamah berkarya. Sebab dengan melakukan semua ini, saya merasa lebih berharga :)
Salam hangat,
Monday, June 13, 2022
Pengalaman Mengikuti IMTAS Qiraati 2022
Salat jamaah saat baru offline di sekolah si sulung. Bikin haru |
IMTAS atau Imtihan Akhir Santri merupakan ujian akhir bagi para santri yang sudah menyelesaikan pembelajaran Qiraati. Qiraati sendiri mulai disusun pada tahun 1963 oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi di Kota Semarang. Penyusunan metode Qiraati membutuhkan waktu yang cukup panjang sampai akhirnya bisa kita gunakan untuk membaca Alquran dengan baik.
Kebetulan, di sekolah si sulung, mulai kelas satu Sekolah Dasar, siswa-siswi belajar Alquran dengan metode Qiraati. Berbeda dengan di rumah dan di sekolah TK, dia awalnya mulai belajar membaca Alquran dengan Iqra’. Namun, hal ini tidak menjadi kendala asalkan sejak awal anak-anak sudah diajarkan membaca Alquran dengan baik dan benar. Ketika menggunakan metode berbeda seperti Qiraati misalnya, mereka tinggal menyempurnakan apa yang telah dipelajari.
Qadarallah, tahun ini si sulung punya kesempatan mengikuti IMTAS. Ini kesempatan terakhir karena setelah kelas enam, ia tidak mungkin bisa ikut IMTAS lagi. Hanya ada 20an peserta yang ikut IMTAS tahun ini. Dari 20 anak tersebut sebagian berasal dari kelas 3, kelas 4, dan kelas 5. Siswa-siswi dari kelas terkecil seperti kelas 3 SD terbilang hebat banget, sih karena mengikuti IMTAS memang tidak mudah. Banyak hal mesti dikuasai dan dihafalkan. Sampai-sampai para peserta IMTAS harus rela nggak menikmati liburan sekolah selama beberapa minggu dan mesti bersedia lebih capek karena harus latihan selama beberapa bulan.
Tidak semua anak dapat mengikuti IMTAS. Itulah kenapa jumlah siswa-siswi terpilih sangat sedikit dibanding jumlah seluruh siswa di sekolah ini. Hanya guru-guru merekalah yang dapat menentukan. Karena logikanya, kalau memang tidak siap, tapi masih dipaksakan, akhirnya akan membebani anak-anak karena belajarnya luar biasa sulit.
Waktu si sulung terpilih, saya bersyukur sekaligus deg-degan. Artinya selama beberapa bulan harus rajin ngomel dan mengingatkan supaya dia tetap mau belajar di rumah. Anak-anak seusia dia, terkadang sudah mengerti apa yang mesti dilakukan, terkadang juga lupa karena masih senang main. Kami pun harus menyiapkan diri di antara dua hal. Berhasil atau gagal. Namun, hal yang selalu saya ucapkan, ayo usaha dulu semaksimal mungkin. Hasilnya biarkan Allah yang menentukan. Kalau akhirnya gagal, kita tidak akan menyesal karena sudah berusaha maksimal.
IMTAS Bukan Hanya Melatih Ingatan, Tapi Juga Kesabaran
Metode belajar Qiraati akan menempuh beberapa kelas, mulai dari Jilid 1 sampai 6, kelas Juz 27, kelas Alquran, serta Gharib dan Tajwid. Para guru akan menyeleksi beberapa anak yang layak ikut IMTAS. Aspek penilaian saat IMTAS terdiri dari 8 obyek, Fashahah, Tartil, Tajwid, Gharib, Surat Pendek, Doa Harian, praktik wudu serta salat. Diharapkan, anak-anak sudah dapat melaksanakan ibadah harian dengan benar setelah menyelesaikan tahap ujian akhir dari metode pembelajaran Qiraati ini.
Sudah banyak wali murid yang mengatakan bahwa IMTAS ini berat. Nggak main-main belajarnya. Dan benar saja, setelah mengalami langsung, kadang saya sendiri pun merasa mau menyerah kalau melihat materi-materi yang mesti dihafalkan terus menerus selama sekian bulan. Sampai-sampai nggak ngerasain liburan semester pertama.
Ini bukan hanya latihan menghafal dan praktik ibadah, tapi juga latihan kesabaran. Kalau kita nggak sabar, sudah pasti maunya menyerah saja daripada harus capek-capek begini. Mana belum tentu lulus juga, kan?
Namun, sebagai orang tua kita harus tetap menyemangati anak-anak dan juga diri sendiri. Yakin, usaha yang baik akan memberikan hasil yang baik. Usaha yang maksimal tentu tidak akan mengkhianati hasil akhirnya nanti.
Belajar Apa Saja Untuk Persiapan IMTAS?
Sebagai orang dewasa, tapi bukan tenaga pengajar Alquran dan hanya sekilas mengenal Qiraati, tentu rasanya agak kaget juga dengan materi-materi yang mesti disiapkan sebelum IMTAS. Terutama materi Gharib yang mesti menghafal ayat sekian dan juz sekian.
Serius semua harus dihafal, nih? Yups! Jawabannya tentu saja kalau memang mau lulus. Hal yang mesti dilakukan adalah belajarnya dicicil, diulang-ulang sampai benar-benar lancar. Dan itu nggak mudah karena anak-anak kadang jenuh serta bosan. Kita saja belum tentu sekuat itu, lho. Namun, salut buat para guru dan peserta IMTAS yang telah berusaha sangat maksimal. Tak akan ada keberhasilan tanpa bantuan tenaga pengajar yang sangat sabar melatih anak-anak. Saya sangat berterima kasih kepada para guru di sekolah si sulung, sebab merekalah yang membantu si sulung belajar Alquran dengan lebih sempurna. Masya Allah.
Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil
Setelah melalui proses yang lumayan panjang dan berat. Sampai berdarah-darah ini mah…hehe. Alhamdulillah diumumkan juga hasil akhirnya. Ada sebanyak 11 siswa-siswi yang lulus IMTAS tahun ini. Termasuk si sulung. Rasanya legaa. Alhamdulillah.
Anak-anak yang belum lulus IMTAS bukan berarti tidak bisa, mereka sudah terpilih dan artinya sudah dianggap mampu. Hanya saja saat ini memang belum waktunya bagi mereka menerima kelulusan. Bahkan meski kurang satu poin saja, mereka bisa tidak lulus. Berat bangetlah pokoknya.
Mereka semua hebat dan luas biasa. Mengingat perjuangan si sulung yang terlihat oleh mata sendiri, rasanya wah banget mereka ini. Sampai saya ingat betul, sepulang ujian, si sulung bisa benar-benar tertidur pulas di siang bolong padahal biasanya dia nggak suka bobok siang. Kayaknya ngerasa lega banget karena ujian sudah berakhir meskipun hasilnya belum ketahuan.
Jika tidak lulus tahun ini, para siswa masih punya kesempatan di tahun berikutnya tentu dengan persiapan yang jauh lebih matang. Setelah tahu medannya, harusnya ini membantu mereka lebih siap lagi daripada sebelumnya. Semangat :)
Khotmul Quran dan Sertifikasi Juz
Inilah kali pertama saya hadir dalam khotmul Quran di sekolah sebagai salah satu wali murid dari peserta IMTAS dan sertifkkasi juz Alquran. Persiapan khotmul Quran ini ternyata nggak kalah berat dengan persiapan IMTAS. Ternyata capeknya belum kelar…hehe.
Si sulung sampai ngeluh, lebih susah menyiapkan Khotmul Quran katanya. Karena akan lebih deg-degan sebab nanti akan tampil di depan banyak orang sekaligus penguji dari luar sekolah.
Waktu melihat para peserta sertifikasi Juz, hawanya bikin mewek gitu. Terharu sih melihat anak-anak bisa menghafal Alquran padahal mereka sekolahnya bukan sekolah tahfidz. Artinya, ada perjuangan lebih yang mereka lakukan. Dan menurut saya, itu luar biasa.
Di akhir acara, anak-anak ngasih bunga ke emaknya. Mewek dan nangis bombay deh akhirnya. Ternyata begini rasanya. Si sulung pun ikutan nangis…hehe.
Inilah sedikit cerita serta pengalaman si sulung saat ikut IMTAS 2022. Nggak pernah kebayang si sulung bisa sampai di sekolah yang sekarang karena sejujurnya saya kurang tahu menahu soal sekolah bagus di sini. Karena dapat rekomendasi dari teman kajian, akhirnya kami daftarkan dia di sini. Alhamdulillah, banyak hal positif dia pelajari di sekolah. Dia juga mendapatkan guru-guru yang hebat dan baik. Masya Allah.
Salam hangat,
Friday, June 3, 2022
Pengalaman Menginap di Sevilla Resort Magelang
Pas masuk ke dalam ternyata cakep :) |
Waktu lebaran kemarin, saya sempat menginap semalam di Sevilla Resort Magelang setelah sebelumnya menginap di Yogyakarta selama dua malam. Memang tidak berniat liburan lama-lama di Magelang. Kami hanya singgah sebentar supaya bisa istirahat.
Saya dan keluarga sampai di Sevilla Resort sore hari. Kemudian membersihkan diri sebentar dan berencana pergi makan malam di luar sekalian main ke Candi Borobudur. Yups! Siapa yang baru tahu kalau Candi Borobudur ada di Kabupaten Magelang? Tentu saja saya…kwkwk.
Ini bukan pertama kalinya saya main ke Jawa Tengah. Waktu masih SMP, saya pernah ikut liburan bersama teman-teman sekolah ke Yogyakarta dan main ke Candi Borobudur. Sampai kemarin saya belum sadar kalau Candi Borobudur ada di Kabupaten Magelang, lho. Letaknya juga nggak terlalu jauh dari Sevilla Resort. Hanya saja, karena waktu itu masih gerimis dan mulai gelap, ditambah ternyata ramai dan susah mencari tempat parkir, akhirnya kami nggak jadi mampir ke Candi Borobudur, tapi lanjut ke tempat makan.
Kesan Pertama Menginap di Sevilla Resort Magelang
Sevilla Resort merupakan salah satu hotel bintang 3 dengan view yang super cakep yang mesti teman-teman coba juga saat berkunjung ke Magelang. Bangunan-bangunannya super cozy dan estetis jadi bikin betah. Akhirnya nggak pengin pulang!
Sevilla Resort juga punya fasilitas yang lengkap, termasuk kolam renang yang luas dan nyaman, ada taman, dan restorannya juga. Namun, hal yang paling saya suka dari Sevilla Resort adalah view-nya yang super adem. Kebetulan saya dapat kamar dengan view persawahan yang hijau. Jarang-jarang orang Jakarta lihat sawah, kan? Pulang kampung aja nggak sempat nengok sawah saking padatnya jadwal keliling silaturahmi. Menginap di Sevilla Resort rasanya jadi liburan singkat yang menyenangkan banget.
Coba lihat deh pemandangannya seindah ini. Mupeng banget kan pengin lebih lama lagi nginepnya? Nggak cukup hanya semalam, deh!
Pemandangan dari balkon kamar saya. Adem banget, kan? :) |
Kamarnya bisa dilihat, cukup luas dan nyaman. Fasilitas yang disediakan di kamar juga cukup lengkap mulai dari:
- Electric kettle
- Teh dan kopi
- Free WIFI
- Air mineral
- Sandal
- Televisi
- AC yang berfungsi dengan baik
- Air panas dan perlengkapan mandi lengkap
Pose dulu :D |
Kamar mandinya bersiih :) |
Meski telah melewati masa pandemi yang cukup berat, tapi Sevilla tetap mempertahankan pelayanan yang baik. Karena, dari beberapa hotel yang sempat saya kunjungi selama pandemi, ada juga yang sampai kesulitan menyiapkan sandal sampai electric kettle, lho. Saya paham betul, kondisi kemarin pasti sangat berpengaruh bagi pariwisata tak terkecuali tempat penginapan juga.
Kolam renangnya juga super nyaman dan bersih. Kebetulan, anak-anak nggak mau berenang walaupun kondisi kolamnya sepi. Hanya rombongan kami saja yang berenang. Alhasil, kami memilih berkeliling saja sambil menikmati view persawahan yang sangat indah.
Pemandangan dari atas. Di tempat ini juga kita dapat melihat persawahan. Asyik banget :) |
Pemandangan persawahan juga bisa dinikmati dari dekat kolam renang ini. Kita bisa naik ke tempat yang lebih tinggi. Tinggal naik anak tangga dan ketemulah view persawahan lagi di sini.
Tempat Wedding yang Estetis
Kebetulan, waktu saya menginap di Sevilla Resort, sedang ada resepsi juga di dekat kolam renang. Namun, karena kondisi hujan, akhirnya mereka pindah ke tempat yang teduh. Setelah saya cek Instagram Sevilla Resort, ternyata memang benar di sini sering dipakai untuk acara pertunangan dan resepsi pernikahan. Tempatnya memang estetis banget, sih. Bisa lihat sendiri hasil foto-fotonya cakep banget!
Ada rencana mau ngadain resepsi di Magelang? Calonnya dulu aja kali disiapin *uhuk
Harga Menginap di Sevilla Resort Magelang
Kebanyakan ambil fotonya pas mendung..hiks :( |
Harga menginap di Sevilla Resort mulai 400an ribu per malam. Kebetulan, saya pakai kamar Deluxe Twin Room dengan harga Rp. 975.000 dan tidak termasuk sarapan. Dengan view secantik itu memang masuk akal dan worth it, sih. Dan lagi, kemarin pesannya sudah mepet waktu dan pas lebaran juga. Teman-teman bisa cek harga sekarang misalnya di Traveloka, bisa, kok dapat harga di bawah itu. Mulai disiapin, nih buat liburan mendatang. Siapa tahu ada yang mau main ke Magelang. Cepetan pesan, ya!
Keesokan harinya, sekitar pukul 12 siang saya melanjutkan perjalanan ke Malang. Alhamdulillah, sampai di Kota Malang sekitar pukul 9 malam.
Libur lebaran tahun ini memang cukup random, ya. Karena baru berakhir pandemi, jadilah banyak orang mengagendakan kumpul-kumpul keluarga lagi. Jalanan cukup padat bahkan terbilang padat apalagi perjalanan saya dari Malang ke Kota Solo. Sampai mabok di jalan rasanya :(
Bagi teman-teman yang berniat mau liburan ke Magelang dan bingung mencari hotel yang nyaman, teman-teman bisa menginap di Sevilla Resort yang lokasinya terletak di Jalan Blabak, Sawangan KM 2 Pagersari, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah.
Lebih enak kalau main ke Magelang di luar musim penghujan supaya bisa main-main ke Candi Borobudur dengan nyaman juga. Jujur, saya pengin banget main ke Candi Borobudur, tapi sayangnya nggak kesampean…hiks.
Semoga di lain kesempatan bisa main lagi ke Magelang dan jalan-jalan ke Candi Borobudur juga. Sampai jumpa di liburan berikutnya, ya!
Salam hangat,