Sunday, June 30, 2019

Cara Menurunkan Berat Badan dengan Alami Plus Tips Bagi Kamu yang Sering Gagal Diet

Cara Menurunkan Berat Badan dengan Alami Plus Tips Bagi Kamu yang Sering Gagal Diet
Bagaimana cara menurunkan berat badan secara alami?



Hai, hai! Alhamdulillah, masih diberi kesehatan sehingga masih bisa meluangkan waktu untuk ngeblog meskipun kesibukan semakin nggak karuan aja di rumah. Sedikit cerita, kemarin banyak teman-teman yang curhat dan mengatakan bahwa mereka akhir-akhir ini kurang produktif bahkan sebagian dari mereka benar-benar berhenti menulis karena alasan kesibukan mengurus anak-anak.


Memang benar, semakin anak tumbuh besar, kesibukan kita sebagai orang tua bukannya semakin berkurang, malah semakin bertambah. Bukan mengatakan ini sebagai beban, lebih sebagai tanggung jawab kita sebagai orang tua. Mendidik dan menjaga mereka bukanlah hal mudah terutama di zaman seperti sekarang ini. Jadi, saya pun membenarkan, jika semakin ke sini, waktu untuk kesenangan saya pribadi akan semakin dikurangi demi memenuhi kewajiban pada anak-anak. Tapi, kalau buat benar-benar berhenti menulis, saya belum kepikiran. Karena, sejauh ini, pasti ada waktu luang meskipun tidak selonggar dulu. Waktu sedikit ini masih bisa saya gunakan untuk ngeblog dan berbagi inspirasi buat teman-teman semuanya.


Kali ini saya mau berbagi cerita tentang bagaimana saya bisa menurunkan berat badan selama dua sampai tiga bulan terakhir. Iya, saya memang punya tubuh mungil, nggak seheboh Dewi Hughes yang dulunya punya berat badan hingga 150 kg. Tapi, saya tetap punya cerita tentang bagaimana saya bisa menurunkan berat badan sampai 6kg lebih dalam waktu 2-3 bulan dan tetap menjalankan pola makan yang jauh lebih baik dan sehat ketimbang sebelumnya hingga detik ini.


Bagi yang belum tahu, usia saya 29 tahun saat ini. Punya tinggi sekitar 150 cm (kurang dikit, Guys…kwkwk), berat badan awal saat memulai diet adalah 49 kg dan terus naik setiap hari. Berat badan ideal untuk tinggi badan seperti saya sekitar 42,5 kg. Masih jauh banget dan nggak pernah kebayang bisa benar-benar berhasil saat itu. Sekarang, berat badan saya sekitar 42 kg.

Kenapa Harus Diet?


Selama ini, saya termasuk tipe orang yang cuek sama diri sendiri. Meskipun mulai terlihat gemuk, tapi tetap nggak sadar kalau itu awal yang buruk untuk ke depannya. Jadi gemuk itu bukannya enak, Guys. Aktivitas jadi terganggu karena gampang lelah, ngapa-ngapain rasanya berat, sering juga meriang kena batuk dan pilek. Itu adalah sebagian alasan kenapa saya menginginkan perubahan dalam diri saya saat itu. Selain itu, sebagai seorang perempuan, tak dipungkiri, kita pengen punya tubuh sehat dan langsing. Mau sepede apa pun orangnya, Insya Allah pasti ada keinginan untuk punya tubuh ideal. Dan itu pun terjadi pada saya.


Tapi, mau diet, kok susah banget, ya? Gimana mulainya? Kuat nggak, ya? Pertanyaan semacam itu tidak seharusnya ada dalam pikiran kita. Karena, jika kita ragu, maka kita akan gagal saat itu juga.


Kalau pakai obat-obat pelangsing gimana seperti yang sering dipakai artis (meskipun itu hanya produk endors?). Awalnya sempat kepikiran juga ke arah itu, lho. Karena pikiran saya dulu masih sempit banget. Diet ya memang hanya untuk menurunkan berat badan. Kalau sudah kurus, ya nggak perlu lagi diet segala, ‘kan?


Akhirnya kepikiran juga memakai obat-obat pelangsing yang sebenarnya justru akan membawa efek buruk bagi tubuh kita. Ibaratnya maksain banget. Dan akhirnya, gagal juga rencana ini mengingat harga obat pelangsing itu nggak murah. Kalau gagal? Rugi banget, ‘kan? Kwkwk.


Sempat ikut dan nyobain diet-diet yang agak aneh dan nyeleneh. Seperti hanya konsumsi protein setiap hari. Yang akhirnya berujung gagal karena gemeteran…kwkwk. Nggak cocok banget dengan tubuh saya. Entah karena alasan apa saat itu, saya akhirnya mencoba OCD yang merupakan metode diet yang diperkenalkan oleh Deddy Corbuzier dan cukup populer dulunya.


Setelah dicoba, dengan sedikit tidak disiplin, akhirnya berhasil dong. Happy banget karena OCD tidak mengharuskan kita menghindari makanan tertentu. Kita bebas makan apa saja asalkan patuhi waktu atau jendela makan yang sudah dipilih. Dan ternyata, cara seperti ini sangat cocok dengan tubuh saya. Saya nggak gampang lapar, makan pun bisa dibatasi, keinginan sering ngemil juga akhirnya hilang tanpa dipaksa. Benar-benar santai dan alami banget.


Dari OCD, saya berhasil menurunkan berat badan sekitar 2-3kg dalam sebulan. Dan saya tetap bisa makan nasi padang setiap akhir pekan bersama Mas…kwkwk. Benar-benar menyenangkan!

Ternyata Diet Bukan Hanya Sekadar Menurunkan Berat Badan


Ketika orang-orang di sekitar tahu bahwa saya sedang menjalankan JSR (Jurus Sehat Rasulullah yang mereka sebut diet), kebanyakan mereka bertanya-tanya, memangnya buat apaan ikutan diet? Badan sudah kecil begini pula?


Dengan pertanyaan semacam itu, secara tidak langsung mereka sudah mengatakan bahwa diet itu memang diperlukan hanya sekadar untuk melangsingkan badan. Yang badannya sudah kecil boleh makan bebas, nggak perlu khawatir dengan pola makan sehari-hari. Makan mie instan tiap hari boleh. Makan makanan cepat saji setiap akhir pekan boleh. Padahal, tidak demikian, ya?


Banyak orang melakukan OCD dan hasilnya mereka bukan hanya dapat menurunkan berat badan, melainkan bisa sehat dan sembuh dari berbagai macam penyakit seperti diabetes misalnya. Kenapa begitu? Puasa singkat dalam OCD ternyata sangat menyehatkan badan, membuat kita tanpa sengaja mampu mengurangi porsi ngemil yang mengakibatkan tubuh jadi sakit. Diet OCD saja, yang makannya masih bebas dan wajar punya efek bagus apalagi yang benar-benar menjaga menu hariannya. Entah sedang mimpi apa, saya akhirnya mengenal Diet Kenyang-nya Dewi Hughes. Dari sini, saya semakin tahu, bahwa diet atau apa pun namanya, seharusnya memang diterapkan seumur hidup dan membawa efek baik (sehat) bagi tubuh kita.

Cara Menurunkan Berat Badan dengan Cara Alami



Diet seperti apa yang saya jalani selama beberapa bulan terakhir? Selain dulunya ikut OCD, saya juga mengikuti Diet Kenyang serta JSR. Diet Kenyang dan JSR ini punya beberapa persamaan, seperti kembali ke real food (makanan alami). Tentang ketiganya, saya pernah jelaskan juga di blog ini, lho.

Sejak menghindari nasi dan kembali konsumsi makanan yang alami, berat badan saya terus turun meskipun lambat, tetapi pasti. Saya juga tidak memaksakan diri berubah sekejap. Sebab tubuh kita butuh adaptasi. Jangan sampai karena tidak sabar dengan prosesnya, kita malah gagal diet dan menurunkan berat badan. Sedih banget kalau sampai kejadian begini.


Paham akan sulitnya menerapkan pola hidup sehat, termasuk menghindari nasi, gula, gorengan, gluten, serta susu, saya pun mencoba memberikan kelonggaran pada diri sendiri. Ada saatnya saya lapar banget ketika baru mulai diet. Ya, saya makan sampai saya merasa cukup. Ada saatnya saya ingin makan gorengan, saya akan makan gorengan itu meskipun saya tidak kalap dan tetap membatasi diri. Satu potong pizza tidak akan bikin kita gemuk, sebaskom salad pun nggak bisa juga bikin kurus. Proses menurunkan berat badan harus berjalan menyenangkan, tidak terpaksa, pelan-pelan, dan penting dinikmati supaya tetap betah menjalankannya hingga tua nanti.


Untuk kamu yang ikutan JSR atau Jurus Sehat Rasulullah, ada konsep yang perlu diikuti. Sudah tahu, ‘kan JSR itu apa?

Konsep Jurus Sehat Rasulullah


1. Eat better not less, makan yang lebih baik, makan yang benar.

2. Makan secukupnya dan makan yang perlu.

3. Makan sebutuhnya badan, jangan makan yang tidak perlu.

4. Makan seimbang dan makan dengan benar.

5. Makan semua yang alami dan sudah Allah ciptakan untuk kita. Secukupnya saja.

6. Jangan makan untuk memenuhi nafsu, sebab makan untuk nutrisi, bukan emosi.

7. Makanlah makanan terbaik yang telah Allah sebutkan dalam Alquran.

8. Memperbaiki pola makan dan puasa adalah obat terbaik bagi segala penyakit. Karena nutrisi hati yang lebih sehat dan baik adalah dengan puasa.


Perhatikan Makanan yang Masuk ke dalam Tubuh Kita


Ternyata, kalau kita sudah menemukan cara atau pola diet yang tepat sesuai dengan kondisi tubuh, menurunkan berat badan bukan lagi sekadar impian, lho. Penting sekali memerhatikan makanan yang kita konsumsi setiap hari, Guys. Karena, makanan itu sangat berpengaruh bagi kondisi tubuh kita.


Kalau makanan yang masuk merupakan menu alami, makan banyak pun nggak akan masalah. Seperti yang diterapkan Dewi Hughes. Awalnya dia nggak mungkin makan sedikit sebab sebelumnya porsi makannya cukup besar. Ketika mulai diet, dia makan sayuran banyak, tetapi berat badan tetap turun. Ke depannya, porsi makannya terus berkurang. Tubuh perlu adaptasi, perlu belajar menyesuaikan diri. Karena alasan inilah, saat memulai diet, baik OCD, Diet Kenyang atau JSR, saya nggak tiba-tiba pangkas porsi makan jadi sedikit, atau jadi buah doang. Nggak seperti itu.


Saya ikuti ritmenya. Kalau masih lapar apalagi sampai keliyengan, masa harus tetap membatasi porsi makan kita? Buat saya pribadi ini agak berlebihan. Kalau masih lapar, makanlah, asal jangan heboh juga. Secukupnya. Begitu seterusnya sampai kamu bisa memperbaiki pola makanmu. Mungkin tips ini bisa juga diterapkan terutama bagi kamu yang sering diet dan sering juga gagal.

Kunyah dengan Pelan dan Berkali-kali


Saya tipe orang yang kurang pandai mengunyah makanan sampai benar-benar lumat. Beberapa kali mengunyah, makanan di mulut sudah raib, lho…kwkwk. Ngeri banget, ‘kan? Tapi, tahukah kamu? Mengunyah makanan dengan pelan dan berkali-kali punya banyak manfaat bagi kesehatan?


1. Dengan mengunyah pelan-pelan, kita bisa merasa lebih kenyang, lho. Masa, sih? Pasalnya, dengan cara ini, otak kanan akan memberikan sinyal yang membuat kita lebih kenyang sehingga kita bisa segera berhenti makan. Manfaat ini juga bisa jadi alasan supaya kita tidak terus menerus makan, ya?


2. Dengan mengunyah makan secara perlahan dan berkali-kali, air liur dalam mulut akan membantu memecah karbohidrat serta lemak sehingga mempermudah proses pencernaan.


Selama ini kita tidak terlalu peduli soal bagaimana dan berapa kali kita mengunyah, ya? Atau hanya saya saja yang selalu cuek dan terbiasa makan cepat? Hiks. Sampai sekarang pun saya belum bisa makan perlahan meskipun nggak secepat apa, tetapi kunyahannya belum sampai puluhan kali (bahkan 32 kali). Gimana dengan kamu?


Padahal tentu saja ini sangat bagus terutama bagi kita yang memang berniat diet dan menurunkan berat badan, selain itu, tubuh jauh lebih sehat pastinya.

Banyak Minum Air Putih


Saat ikut OCD, kita nggak dilarang minum banyak asalkan minuman yang kita konsumsi benar-benar nol kalorinya. Tentu saja itu ada dalam air putih, Guys. Saya tidak terbiasa sarapan atau nggak mewajibkan diri sarapan selama ini disebabkan karena kebiasaan saat ikut OCD. Mending pagi banyakin minum air putih sampai waktunya makan.


Setelah bangun tidur, biasakan minum air putih yang banyak (sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan). Usahakan letakkan segelas air di sebelah tempat tidurmu. Sebelum beranjak ke kamar mandi dan cuci muka, kamu bisa meneguknya. Lakukan setiap hari, ya.


Banyak minum air putih tentu bermanfaat sekali bagi tubuh kita. Kita tahu sendiri, sebagian besar dari tubuh terdiri atas cairan. Tapi, hati-hati dengan minuman manis. Menghindari minuman manis bukan hal sulit, saya yakin itu. Begitu juga dengan kamu yang ngakunya ingin langsing secara alami, banyakin minum air putih dan jauhi minuman manis mengandung gula tinggi. Jika perlu minuman lain, mending bikin infused water saja.

Bagaimana Cara Membuat Infused Water?


Postingan ini benar-benar gado-gado, ya…kwkwk. Saya mau menulis apa adanya. Tentang ketiga metode diet yang benar-benar saya terapkan selama ini dan saling memberikan manfaat hingga bisa seperti sekarang.


Nah, kebanyakan dari teman-teman masih bingung, bahan apa saja yang bisa digunakan sebagai air rendaman? Sependek pengetahuan saya, infused water ini bisa menggunakan rempah-rempah seperti jahe, kunyit, ketumbar, cengkeh, dan semua bahan dapur yang bisa kamu gunakan memasak.


Selain itu, kamu bisa membuatnya dari sayuran seperti mentimun, wortel, atau dari buah-buahan yang sangat banyak jenisnya. Dari sini, kamu bisa membuat bermacam-macam kreasi infused water, lho.


Misalnya untuk jenis air rendaman dari rempah, saya lebih suka menggunakan jahe dan kunyit yang diiris. Masukkan dalam air dan simpan di kulkas minimal 6 jam hingga 12 jam. Minum saja setiap hari dan buat aneka jenis air rendaman favorit kamu. Bisa jadi alternatif bagi kamu yang masih belum bisa lepas dari minuman manis.

Komitmen


Bahkan meski tanpa olahraga sekalipun, diet dengan cara-cara yang saya sebutkan ini akan membawa manfaat serta keberhasilan yang nyata, lho. Berat badan akan turun secara alami dan pastinya tubuh akan jadi lebih sehat.


Sayangnya, yang bikin gagal bukan karena pola diet mana yang dipilih, melainkan karena kita kurang komitmen, mudah tergoda, dan kurang mengerti bahwa sehat itu penting dan saling berkaitan dengan pola makan kita selama ini.


Misalnya, saat lebaran kemarin, banyak kerabat mengatakan bahwa mereka ingin langsing, tetapi setelah diceritakan seperti apa caranya, semua dari mereka mengatakan bahwa mereka nggak akan sanggup. Atau, ada juga yang mengatakan bahwa makan nasi dan bakwan jagung masih enak dan susah ditolak, gimana mereka bisa diet nasi dan gorengan?


Baiklah, pada akhirnya keberhasilan itu bukan lagi ada di tangan saya, melainkan ada di tangan kamu. Mau seheboh apa saya menjelaskan, akan percuma saat kamu nggak peduli dengan kesehatan dan kondisi berat badanmu sendiri. Orang lain sekadar memberikan saran, sedangkan kamu perlu merealisasikannya.


Saya tidak mengatakan metode diet ini dan itu adalah yang paling benar. Tapi, sejauh ini, kembali pada menu alami adalah yang terbaik dari sekian  banyak pilihan, Guys. Saya pun telah membuktikan bahwa baik Diet Kenyang dan JSR punya banyak sekali manfaat bagi tubuh, bukan lagi sekadar bikin kurus saja, melainkan juga membuat kita jauh lebih sehat. Bagaimana? Tertarik mencoba?


Salam,

Wednesday, June 26, 2019

Inilah Makanan dan Minuman Herbal untuk Menurunkan Kolesterol

Inilah Makanan dan Minuman Herbal untuk Menurunkan Kolesterol


Akibat pola makan berantakan setiap harinya, dijalankan hingga bertahun-tahun, mulai dari tubuh bugar hingga sekarang mulai menurun kesehatannya, muncullah penyakit tidak menular yang umum kita lihat sekarang. Misalnya diabetes, hipertensi, hingga kolesterol tinggi. Pastinya tidak mudah mengatasi penyakit ketika usia mulai menua.

Karena itulah, ada baiknya kita menjaga kesehatan dari sekarang dan belajarlah mengonsumsi makanan sehat seimbang setiap harinya. Diet tak selalu identik dengan menurunkan berat badan. Bagi yang punya masalah kesehatan, tak ada salahnya mulai menjalankan diet sehat. Misalnya dengan menghindari makanan yang diolah dengan minyak sawit, hindari terlalu banyak konsumsi makanan manis, dan banyaklah berolahraga.

Penyakit kolesterol adalah salah satu penyakit yang berbahaya jika dibiarkan. Bagi penderita kolesterol, maka diharuskan untuk mengetahui bagaimana cara menurunkan kolesterol agar tidak berkelanjutan. Salah satu cara yang ampuh untuk menurunkan kolesterol adalah dengan mengonsumsi obat herbal. Nah, berikut ini akan kami ulas beberapa jenis obat herbal yang bisa Anda konsumsi untuk menurunkannya:

1. Jahe dan Kunyit
Dua bahan ini sangat mudah ditemukan di dapur, karena sering digunakan sebagai bumbu memasak. Selain dapat melezatkan masakan, kunyit maupun jahe juga bisa Anda gunakan sebagai penurun kolesterol alami. Hal ini langsung dipaparkan oleh Sharon Zarabi, RD, seorang ahli gizi untuk pasien operasi penurunan berat badan bagi salah satu rumah sakit di New York. Ia menuturkan bahwa herbal tersebut dapat menstabilkan kadar lemak dalam darah.

Jahe dan kunyit bisa kita dapatkan dengan mudah di sekitar kita. Kalau di kampung halaman, kita bisa ambil langsung dari pekarangan karena biasanya orang-orang terbiasa menanam sendiri di lingkungan sehingga tak harus susah payah membeli di luar.

Kedua rempah ini juga biasa kita konsumsi sehari-hari untuk bumbu dapur. Misalnya untuk membuat soto dan rawon khas Jawa Timur. Sehingga sangat mudah mencari kedua rempah ini dan memanfaatkannya dengan maksimal.

2. Bawang Putih
Bawang putih juga merupakan bahan makanan yang juga dikenal sebagai obat herbal sejak zaman dulu. Mengonsumsi bawang putih mentah, dapat membantu kita untuk mencegah pembekuan darah, menurunkan hipertensi, serta melindungi tubuh dari infeksi. Perkembangan zaman yang kian pesat, membuat para ahli mampu menemukan bahwa bawang putih bisa digunakan sebagai herbal yang mampu menurunkan kolesterol secara alami.

Tapi, hati-hatilah bagi yang punya penyakit magh karena biasanya agak sulit menyesuaikan diri setelah mengonsumsi bawang putih mentah.

3. Mengonsumsi Teh Hijau Secara Teratur 
Teh hijau adalah minuman yang sudah lama dipercaya dapat menguras timbunan lemak dari dalam tubuh. Itulah kenapa, teh hijau ini masuk ke dalam salah satu herbal penurun kolesterol alami yang ampuh menurunkan kolesterol jahat atau LDL di dalam tubuh. Teh hijau sendiri dapat menurunkan kolesterol hingga 2% sampai 5%. Selain itu, teh hijau pun merupakan minuman yang mengandung kalori rendah.

4. Minyak Oregano
Oregano merupakan minyak yang sudah digunakan sejak zaman Yunani kuno sebagai antiseptik. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju, oregano yang diolah menjadi minyak juga bisa digunakan sebagai herbal untuk menurunkan kolesterol secara alami. Oregano sendiri memiliki kandungan asam lemak omega-3, asam amino, triptofan, tirosin, dan arginin.

Itulah tips menurunkan kolesterol yang ampuh. Selain itu, jagalah kesehatan sehari-hari. Perhatikan juga asupan makanan dan minuman, konsumsi juga produk susu berkualitas seperti Frisian Flag.

Salam,

Tuesday, June 25, 2019

Contoh Kesan dan Pesan Akhirussanah Anak TK dan Tips Supaya Anak Bisa Tampil Percaya Diri

Contoh Kesan dan Pesan Akhirussanah Anak TK dan Tips Supaya Anak BisaTampil Percaya Diri
Photo by Aaron Burden on Unsplash


Sebenarnya, postingan tentang kesan dan pesan akhirussanah anak TK ini sudah pernah saya posting di blog, bahkan sejak awal-awal saya membuat blog ini. Tapi, karena selalu nongkrong di antara postingan populer, saya merasa aneh dong. Masa iya postingan seperti ini banyak dibaca? Ah, eror nih pasti…kwkwk.


Sayangnya, saya terlambat tahu…hiks. Ternyata, postingan berisi kesan dan pesan singkat ini memag cukup banyak diminati, dibaca hingga ribuan kali. Nah, lho. Postingan pun sudah dihapus, Guys. Akhirnya sayang dan nyari-nyari lagi teks aslinya yang pernah saya buat untuk si sulung saat dia TK dulu.


Alhamdulillah, masih tersimpan rapi di sini. Pagi ini nggak mau mengulang kesalahan, ingin saya posting kembali karena Insya Allah sangat bermanfaat bagi yang suka bingung mencari kesan pesan untuk acara perpisahan TK nanti.


Teks dalam kesan pesan akhirussanah TK ini dulu pernah dibacakan oleh putra sulung saya dengan lantang. Dia pun membacanya tanpa membawa teks waktu ini. Masya Allah, padahal sebenarnya dia bukan termasuk anak yang percaya dirinya tinggi juga. Masih suka minderan, masih diam ketika disapa tetangga, masih nolak kalau disuruh beli sesuatu sendirian. Dan masih banyak hal lain yang mungkin nggak banyak orang tahu.


Tapi, ketika disuruh tampil seperti ini, dia merasa baik-baik saja, lho. Kalimatnya tersusun rapi, tanpa gugup apalagi pingsan seperti emaknya waktu SD dulu…kwkwk. Dia pun sempat menjadi juara pertama lomba bercerita di sekolahnya. Teks selalu saya buatkan sendiri dengan kalimat lebih simpel. Dia kelihatan paham banget irama seperti apa yang harus dibawakannya. Mirip saat dibacakan cerita.


Membuat anak menjadi percaya diri memang bukan hal mudah. Saya pun termasuk orang yang minderan bahkan hingga dewasa dan menikah. Orang terdekat pasti sangat paham seperti apa saya ini. Berbeda ketika sedang menulis, saya bisa leluasa meluapkan kalimat-kalimat apa pun, coba kalau pas ketemuan, mati gaya banget.


Dan itu sebenarnya tidak terjadi begitu saja, ya. Peran orang tua saya dulu sangat berpengaruh besar untuk proses pertumbuhan saya. Misalnya saja, pergaulan saya agak dibatasi saat kecil, karena rasa khawatir orang tua yang berlebihan, saya jarang diberi izin untuk pergi bareng teman, sekolah jauh-jauh, apalagi ikutan rekreasi bareng teman sekelas.


Dulu banget, saya masih ingat, demi bermain bersama teman-teman yang termasuk tetangga, saya sampai lompat dari jendela karena pintu dikunci. Siang hari, wajib bobok siang. Tapi, malah kabur, Guys…kwkwk. Saya pun dulu sedikit tomboy karena Bapak pengen banget punya anak cowok, sedangkan yang keluar malah bidadari begini *eaaa, please, jangan mual…kwkwk.


Alhasil, saya didandanin seperti anak cowok. Selalu pakai celana dan kaos oblong, bahkan rambut saya dipotong pendek dengan ekor kuda di belakang. Plus dipakein kopyah…haha. Beruntung, kelas 3 SD kalau nggak salah, saya mulai mau pakai rok. Lucu juga kalau diingat. Jadi, dulu-dulu, udah biasa manjat pohon jambu sampai tinggi, pas turun, paha kena batang pohon yang ditebang, kegores sampai panjang dan berdarah. Dalam keadaan pakai rok juga…kwkwk. Duh, buka aib banget. Entah kenapa, kenangan itu malah muncul semua ketika menulis ini…hiks.


Saat punya anak, mau nggak mau pengalaman masa lalu sedikit membebani. Meskipun sudah jadi ibu, saya tetap suka minder. Gaya saya pasti kebaca sama anak. Dia pun ikut-ikutan pemalu seperti saya. Bingung dan salah tingkah saat bersama orang-orang baru. Sumpah, itu nggak enak banget. Kamu pernah ngerasain yang begini?


Pesan yang Disampaikan Lewat Cerita dan Gambar


Tapi, saya punya cara sendiri yang mungkin bagi orang sedikit nyeleneh dan unik. Yups! Saya senang bacakan cerita sama anak-anak. Saya ilustrasikan cerita berbeda, saya sampaikan pesan atau nasihat melalui cerita bergambar. Gambarnya nggak harus bagus, Guys. Yang penting mereka paham apa yang ingin saya sampaikan.

Saat itu saya belum tahu kalau si sulung punya tipe belajar visual, yang lebih mudah dijelaskan lewat gambar, yang lebih senang bercerita dan mendengarkan lewat gambar. Alhasil, itu ‘masuk’ banget ke pikiran dia. Cerita yang diulang-ulang, sugesti positif yang terus menerus disampaikan akan melekat dengan mudah dan tanpa paksaan.


“Kamu harus berani ke sekolah sendiri.”


Bisa saja kamu menasihati anak-anak dengan kalimat seperti itu, tapi, rasanya malah bikin anak takut nggak, sih? Saya sampaikan dengan cara berbeda, misalnya sambil menggambar sosok Ibu Gurunya, saya katakan bahwa dia bisa aman di sekolah meskipun tanpa saya. Karena di sekolah sudah ada Ibu Guru yang menjaga dan menemaninya. Setiap waktu pulang tiba, saya akan datang tepat waktu. Dia tidak perlu khawatir.


Dan, voila! Dengan kalimat seperti itu, yang diulang-ulang setiap hari, disertai gambar supaya anak lebih senang mendengarkan dan melihat, qadarallah, anak Bunda yang nggak pernah lepas dari emaknya ini malah happy dan tanpa beban ketika pertama kali masuk sekolah hingga seterusnya. Benar-benar nggak ditungguin di hari-hari pertama dia sekolah. Bahkan dia nggak ngeluh ketika emaknya nggak bisa antar jemput mengingat saya baru melahirkan si bungsu.


Hal-hal menyenangkan semacam inilah yang harus ditanamkan pada anak-anak. Begitu juga ketika mereka mau tampil di depan orang banyak. Ajari dia sampai benar-benar bisa. Cari waktu terbaik buat latihan. Biarkan dia menyukainya, kalau nggak suka, ada baiknya jangan dipaksakan. Selain kasihan, hasilnya pun nggak akan maksimal.


Jangan Dibandingkan


Membandingkan anak kita dengan anak orang juga bukan hal yang tepat. Sangat tidak enak ketika dibandingkan dengan orang lain. Kamu pernah mengalami hal itukah? Saya pernah. Dan rasanya nyesek banget, lho.


Setiap anak punya kemampuan berbeda. Semua terlahir hebat. Hanya saja, kehebatan mereka berbeda pada masing-masing bidang. Tidak semua anak TK pintar menggambar dan mewarnai. Tidak semua juga senang duduk anteng sambil membaca. Ada anak yang senang lompat-lompat, bisa jadi nantinya dia akan jadi atlet. Begitu seterusnya. Sampai sini paham, ya? Hihi.


Jangan Remehkan, Apresiasilah Kerja Keras Mereka


“Ah, kamu mana bisa seperti si A.”


Sakit, Guys digituin…kwkwk. Anak-anak kita adalah mereka yang berbeda dengan anak orang apalagi anak tetangga sebelah. Jika mau membuat mereka percaya diri, jangan mudah meremehkan kemampuan apalagi usahanya. Mereka sudah bekerja keras, memperlihatkan hasilnya pada kita, eh tiba-tiba ada yang nyeletuk, menjatuhkan dan memuji anak orang. Patah hati mereka. Hancur sudah semuanya.


Mending kamu kasih penghargaan buat kerja kerasnya. Pujian tak selalu menerbangkan, justru pujian yang tepat, dalam porsi yang pas akan membuat mereka punya rasa percaya diri yang utuh.


Kita pun sebagai orang tua harus memahami kembali, bahwa anak kita berbeda dengan anak orang lain. Dia punya kelebihan yang tidak dimiliki anak orang, tetapi kekurangannya pun tak penting untuk dilebih-lebihkan.


Fokus saja dengan apa yang menjadi kelebihannya. Jangan malah ribut sama kekurangannya. Sebenarnya kita sedang ingin membangun pondasi dari kelebihan anak atau dari kekurangannya? Hmm, coba, mending yang mana?

 Banyak Berlatih


Rasa percaya diri juga akan muncul ketika mereka merasa siap. Latihan tanpa memaksa itu memang harus. Tapi, jika menolak, coba selidiki dulu, sebenarnya sejak awal mereka menginyakan atau hanya kitanya yang maksa? Jika sejak awal mereka memang mau dan ingin tampil, biasanya mereka dengan senang hati akan berlatih. Itu sependek pengalaman saya, ya.


Tapi, kalau sejak awal sudah dipaksa, bisa jadi ke depannya akan sangat sulit. Bahkan ada yang akhirnya nggak mau datang ketika hari H. ‘kan ribet banget kalau kayak gitu?


Buatlah Teks yang Simpel, dengan Jeda Napas yang Pas


Napas anak saya itu pendek-pendek. Yaiyalah, dia masih anak-anak. Jadi, saya usahakan membuat teks yang pas sesuai ritme napas dia. Saya juga menyusun kalimat yang pendek sehingga dia mudah menyampaikan, dia pun paham dengan teks itu.


Kebanyakan saya memang membuatnya sendiri. Kalau mencari di internet, biasanya kepanjangan, kalimatnya susah. Jadi, coba deh buat sesuai kosa kata yang mereka kuasai. Jadi, ketika mau menghapal pun, mereka akan jauh lebih mudah. Nggak ribet bikin teks seperti ini, jika mau, kamu bisa pakai teks di bawah seperti yang akan saya contohkan nanti. Simpel, ‘kan?


Apresiasi Kerja Kerasnya, Apa pun Hasilnya


Dia sudah latihan, kerja keras menghapalkan juga, tapi, ketika hari H, dia malah gugup, kalimatnya pun patah-patah. Dia bergetar, ujung-ujungnya buyar semua yang sudah dipelajari. Tenang, Guys, jangan buru-buru menghakimi. Dia sudah berusaha, kalau kita legowo, nggak memaksa dia berhasil apalagi hebat seperti yang diimpikan orang tuanya, mereka akan mengerti juga, kok.


Menjadi hebat itu pasti ada prosesnya. Kupu-kupu harus jadi ulat menggelikan dulu sebelum bisa terbang seindah yang kamu lihat di atas bunga. Begitu juga dengan anak kita. Dia akan berproses, akan jadi hebat dan menakjubkan pada saatnya. Tinggal kamunya, mau sabar atau menuntut tanpa hati?

Teks Kesan dan Pesan Akhirussanah Anak TK


Dan, di bawah ini adalah kesan dan pesan anak TK saat akhirussanah yang dulu sempat saya posting di blog. Bisa kamu intip, boleh kamu pakai sesuai kebutuhan. Semoga bermanfaat, yuk, bahagia dan bersyukur.

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.. Yang saya hormati kepala sekolah TKIT XXX, ibu XXX. Yang saya hormati ketua yayasan XXX, Bapak XXX Yang saya hormati bapak serta ibu guru. Yang saya sayangi, ayah dan bunda serta teman-teman semua. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat kepada kita sehingga bisa menghadiri acara akhirussanah TKIT XXX tahun pelajaran 2016-2017. Sholawat dan salam semoga Allah curahkan kepada nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Di sini, saya mewakili teman-teman ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu guru. Karena telah sabar membimbing kami. Sekarang kami sudah pandai membaca dan menulis. Kami pun belajar tentang sopan santun. Menghormati orangtua dan menyayangi teman. Ibu guru…kami sungguh banyak berhutang budi padamu. Karena ibu gurulah kami bisa seperti sekarang. Waktu berjalan cepat. Dulu kami sering merepotkanmu. Kadang kami membuatmu sedih atau pun marah. Tapi, ibu guru tetap sabar mendidik kami. Kami sungguh senang bisa menjadi bagian dari sekolah ini. Sekolah ini sudah seperti rumah bagi kami. Ada banyak orang yang menyayangi kami dengan sepenuh hati. Ibu guru…maafkanlah semua kesalahan kami. Ridhoi kami supaya ilmu kami bermanfaat. Doakan kami supaya bisa menjadi manusia yang berguna bagi agama dan Negara ini. Kami memang akan pergi dari sekolah ini, namun ibu guru akan selalu ada di hati kami. Untuk adik kelas kami, jangan lupa belajar yang rajin. Hormati ibu guru. Tirulah yang baik dari kami. Suatu saat kami akan sangat merindukan kalian. Kami sudah tidak bisa lagi belajar di sekolah ini. Namun, kami berjanji akan bersungguh-sungguh melanjutkannya. Kami gantungkan cita-cita setinggi langit. Insya llah kami akan menggapainya. Doakan kami… Akhirnya, cukup sekian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Salam,

Monday, June 24, 2019

Cara Membuat Minyak Kelapa Sendiri, Mudah dan Sehat!

Cara Membuat Minyak Kelapa Sendiri, Mudah dan Sehat!
Photo on Unsplash


Assalamualaikum…Semoga tidak bosan ya dengan postingan di blog saya, yang kalau diterawang, akhir-akhir ini isinya diet sehat dan menu diet. Semua disesuaikan dengan kondisi saya saat ini. Kalau dulu, sering banget share resep roti dan kue-kue. Iyap, karena dulu memang itulah yang sering dikonsumsi. Sedangkan sekarang, malah makan-makanan yang lebih simpel diolah, bahkan kalau bisa yang tinggal dikunyah seperti kurma dan buah segar.


Nah, qadarallah, kemarin saya menyempatkan diri membuat minyak kelapa sendiri. Kenapa harus bikin? Karena saya percaya ini jauh lebih baik daripada membeli. Lagian, saya hanya butuh sedikit. Hanya untuk konsumsi diri sendiri ketika terpaksa ingin menggunakan minyak. Selebihnya, untuk suami dan anak-anak masih memakai minyak goreng biasa, tetapi menghindari berulang-ulang kali dipakai.


Sebelum kembali ke Jakarta kemarin, Ibu sempat berencana membuatkan minyak kelapa untuk saya. Ibu sudah biasa membuat minyak kelapa sendiri. Tapi, karena saya buru-buru kembali, akhirnya urung. Kalau di kampung, kelapa tinggal ambil dari kebun. Banyak kelapa tua yang bisa dipakai untuk membuat minyak. Ibu memarutnya sendiri, memeras santannya, kemudian mengolahnya selama beberapa jam hingga jadi minyak.


Tahun ini, biarkan saya membuatnya sendiri, Bu. Biarkan saya tahu betapa beratnya menunggu santan jadi minyak. Ternyata memang tidak mudah, Guys. Butuh kesabaran. Belum lagi santannya mudah meletup ketika diaduk dan mengenai tangan. Saya sampai pakai sarung tangan…hihi. Tapi, aroma santan yang mulai mengental membuat saya happy parah. Senang sekali, akhirnya saya bisa membuat minyak kelapa sendiri.


Untuk membuat minyak kelapa, saya menggunakan santan kental dari 3 butir kelapa yang sudah tua. Saya pesan pada penjual sayur. Jadi, tinggal tuangkan santan ke penggorengan atau panci. Panaskan dengan api sedang. Sesekali bisa diaduk, ya. Ketika santan sudah menggumpal, barulah kecilkan api dan aduklah lebih sering.


Lalu, bagaimana cara memisahkan minyak dengan kotoran atau gumpalan santan yang mengering? Tinggal disaring saja, ya. Masukkan ke dalam botol kaca yang sudah bersih. Tutup, siap digunakan untuk berbagai macam kebutuhan.


Minyak kelapa ini bukan terasuk VCO yang layak diminum, ya. Ini hanya digunakan untuk memasak. Kalau membuat VCO, Insya Allah tidak ada proses pemanasan, warnanya pun sangat jernih. Tidak kekuningan seperti milik saya ini.


Kenapa harus menggunakan minyak kelapa? Bukan hanya di JSR (Jurus Sehat Rasulullah), dalam Diet Kenyangnya Dewi Hughes pun dianjurkan membuat minyak kelapa sendiri karena jauh lebih baik digunakan terutama untuk memasak. Saya termasuk pengikutnya Dewi Hughes juga meskipun tidak sedang bermasalah dengan obesitas atau berat badan berlebihan. Hanya saja saya suka dengan cara beliau menjelaskan, bicara, ngajarin kita selalu happy dan bersyukur. Hal seperti itu benar-benar ngena buat saya, lho.


Mau JSR atau Diet Kenyang, sama-sama kembali ke real food, kok. Malah, ketika tahu keduanya, saya jadi banyak referensi menu real food dan infused water gitu, lho. Asyik banget, ‘kan?


Kembali lagi ke minyak kelapa ini. Untuk 3 butir kelapa, saya mendapatkan minyak sebanyak 250 ml. Proses memasaknya sendiri memakan waktu hingga 2,5 jam…hihi. Lama dan sangat lumayan pegel nungguinnya. Tapi, karena benar-benar pengen bikin sendiri, akhirnya dibela-belain ninggalin cucian dan bikin sampai benar-benar jadi. Yess! Saya bisa!


Pemakaian minyak kelapa tetap tidak boleh berlebihan, ya. Jika sangat perlu saja. Saya baca-baca di bukunya Dewi Hughes, beliau sering bawa minyak kelapa ke mana-mana. Jika mau buat sambal, beliau beri minyak kelapa sedikit tanpa dipanaskan. Kalau saya pribadi, sampai sekarang malah belum dicoba…hihi. Masih setia konsumsi sayur rebus, sambal mentah, dan terancam gitu. Jadi, minyak kelapa masih disimpan saja untuk jaga-jaga.


Gimana, berniat mencoba membuat minyak kelapa sendiri di rumah? Kalau kamu bikin, jangan lupa, makan gumpalannya yang mengering. Kalau di kampung saya, namanya bliteng. Saya orang Madura yang lahir dan besar di Malang. Sepertinya itu bahasa Madura, ya…hihi, entahlah. Dan rasanya bliteng itu enak banget, lho. Mengingatkan masa kecil di mana saya dibonceng oleh Bapak dengan sepeda ontel sambil membawa satu rantang bliteng.


Yuk, tetap semangat jalani hidup sehat, apa pun caramu!


Salam,

Sunday, June 23, 2019

Cara Memulai Hidup Sehat dengan Jurus Sehat Rasulullah (JSR)

Cara Memulai Hidup Sehat dengan Jurus Sehat Rasulullah (JSR)
Bagaimana kamu bisa mulai hidup sehat dengan JSR?



Sejak menulis tentang Jurus Sehat Rasulullah atau JSR, antusias pembaca ternyata luar biasa, ya. Nggak nyangka aja, ternyata ada banyak orang yang penasaran dan ingin sekali mencoba JSR saat ini. Jangan malu dengan alasan apa pun yang akhirnya membuat diri kita mencoba pola hidup sehat ala Rasulullah ini. Mau karena ingin langsing, kurusan, cantik, biar wajah lebih
fresh, sehat, dan sebagainya, tetap ujungnya Insya Allah akan membuat kita sehat, Guys.


Tapi, setelah beberapa orang membaca dan tahu apa itu Jurus Sehat Rasulllah atau JSR, mereka kemudian bingung, bagaimana cara memulainya? Susah nggak? Harus ngapain dulu biar berhasil sehat dan menurunkan berat badan? Yups! Karena pertanyaan itulah, postingan ini ada *eaaa.


Saya jadi suka menulis tentang JSR karena merupakan pengalaman yang saya terapkan sendiri. Bukan sontek dari Mbah Google apalagi Mbah yang lain. Kalau sudah nyobain sendiri, rasanya bisa lebih detail menceritakannya. Bisa lebih ‘dapet’ juga, ‘kan?


Alasan ikutan JSR, selain mau langsing, saya juga mau sehat. Tinggi saya 150an kurang sedikit (yakinlah, saya ini memang pendek…kwkwk), BB awal saya 49 kg sebelum akhirnya saya mengubah pola makan menjadi lebih sehat. Iya, BB segitu memang masih terbilang normal meskipun udah kelihatan genduts. Tapi, yang bikin ngeri bukan cuma itu, BB segitu masih naik terus dan membuat saya takut…hiks. Belum lagi usia saya yang sudah 29 tahun, gimana nanti pas sudah masuk usia 30 tahun? Tubuh pasti tidak bisa bekerja sebaik dulu. Makan sesuatu yang salah bisa jadi masalah besar. Karena dua alasan itulah, saya mulai diet. Dan kabar baiknya, BB saya sekarang sudah di angka 42 kgan. Masya Allah. Nggak nyangka bisa menurunkan BB sebanyak ini. Turunnya pun pelan, tetapi pasti.


Sedikit pengalaman saya semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman yang ingin mulai hidup sehat ala Jurus Sehat Rasulullah.


Mulailah Bertahap Sesuai Kemampuan


Setiap orang punya kemampuan masing-masing untuk beradaptasi dengan hal baru. Termasuk saat diet. Sudah memasuki bulan kedua saya tidak makan nasi, tetapi bukan berarti sejak awal saya tiba-tiba meninggalkan kebiasaan itu. Saya memulainya dengan cara bertahap. Diawali dengan makan nasi sehari sekali saja. Kemudian lanjut mengurangi porsi nasi dan banyakin lauknya. Sampai akhirnya saya berani benar-benar tanpa nasi sama sekali. 


Itu saya lakukan dengan santai banget. Kalau tiba-tiba ingin makan nasi, saya nggak menahan diri sampai segitunya untuk tidak makan, saya akan makan, tetapi dalam jumlah sedikit. Dengan cara seperti itu, saya bisa lepas dari nasi dengan ‘damai’. Bahkan sampai bulan kedua dan lebaran sekalipun, saya tetap tidak ingin makan nasi apalagi ketupat. Sama sekali.


Begitu juga buat yang ingin menghindari gula. Lakukan bertahap dimulai dari rajin minum air putih atau infused water (pengganti minuman manis), kemudian hindari camilan mengandung gula dan tepung-tepungan seperti cookies. Untuk kebutuhan kita sehari-hari, manis bisa didapatkan dari buah-buahan dan madu. Jika mau, bisa juga pakai gula aren. Tapi, saya belum pernah pakai gula aren, ya. Jika nggak terpaksa, saya nggak seenaknya komsumsi manis meskipun itu dari madu dan gula aren sekalipun. Biar apa? Biar tubuh kita belajar menyukai rasa alami dari semua bahan makanan.


Dulunya, saya suka banget minum minuman manis dan dingin. Apalagi udara Jakarta sepanas ini, jadi mendukung banget minum sirup Marjan plus es batu. Tapi, sejak tahu itu nggak baik buat kesehatan (lebih tepatnya sejak saya sadar), saya menghindarinya. Meninggalkan gula bukan hal berat buat saya meskipun dulunya saya suka. Masih lebih berat ninggalin nasi sama gorengan.


Kalau gorengan gimana, nih? Kita sama-sama tahu, Guys, gorengan itu selain minyaknya yang nggak sehat, kandungan gluten dalam tepungnya pun bikin semua jadi sempurna untuk layak ditinggalkan. Selama ini saya hobi banget masak camilan berbahan dasar tepung, tetapi, sejak mendengar kajian-kajian dari ustadz Zaid, saya jadi merinding dengan efek samping yang nantinya akan ditimbulkan. Sudah mengandung gluten, masih digoreng pula. Duh, ngeri.


Tinggalkan juga bertahap. Jika kita sudah mencoba, tetapi tiba-tiba pengen, makan ajalah satu atau dua. Setelah itu kita nyesel sendiri, kok. Kwkwk. Rasa enaknya nggak sebanding dengan efek buruk yang akan kita peroleh.


Suatu ketika saya menggoreng bakso buat berbuka untuk si sulung, tiba-tiba saya pengen banget makan. Ya, saya makan satu dua. Kemudian saya menyesal..kwkwk. Mudah banget saya tergoda gitu? Hiks. Pas lebaran kemarin juga begitu. Saya mengunjungi Kediri, di sana, suami ngemil tahu Kediri goreng yang masih hangat. Naluri pencinta gorengan dalam diri saya berontak...kwkwk. Akhirnya saya makan beberapa buah tahu goreng. Setelah itu? Ya, udah. Nggak kalap sampai yang gimana-gimana. Dan saya maafkan kesalahan sedikit itu, kemudian kembali pada pola makan yang biasa saya jalankan.


Pahami Bahwa Rasa Lapar Itu Baik Bagi Tubuh


Tidak setiap kita merasa lapar itu merupakan tanda bahwa kita memang sedang butuh makan. Ingat ini, ya. Bisa jadi itu tanda bahwa kamu sedang butuh cairan atau dehidrasi. Kalau saat memulai JSR kamu sering merasa lapar, coba ganjal dulu dengan minum air putih. Sebab, rasa lapar itu sebenarnya baik, lho. 

Dengan banyak menahan lapar, produksi hormon HGH akan meningkat, dan ini bagus banget buat proses pembakaran lemak dalam tubuh. Selama ikut JSR nanti, ada baiknya kita ganti camilan dengan banyak minum air putih. Kalau lapar, ganjal dulu sama air putih. Rasa lapar Insya Allah akan hilang. 

Dengan cara seperti itu, kita bisa makan lebih sedikit, bisa mengurangi ngemil yang biasanya tidak terkontrol juga. Kalaupun akhirnya benar-benar ingin makan sebelum waktunya makan, bisa banget dengan makan sayur dan buah. Percaya, kalau semuanya udah benar, makanan yang masuk udah bagus atau real food, makan banyak pun nggak bakalan bikin tubuh menggenduts.

Konsumsi Hanya Real Food

 
Apa, sih, real food itu? Kok, dari tadi nyebut itu terus? Gampangnya makanan yang alami, belum melalui proses yang berlebihan, masih dalam bentuk aslinya. Apa saja itu? Makanan yang tumbuh dari dalam tanah dan disinari oleh matahari. Bisa sayuran yang jenisnya sangat melimpah, umbi-umbian, hingga buah-buahan yang tidak hanya enak, tetapi juga sehat.


Jika mau memulai JSR, coba makannya dibanyakin yang alami dulu meskipun belum benar-benar lepas dari nasi, gula, dan gorengan. Jumlah makanan sehatnya ditambah terus sampai akhirnya bisa menggantikan makanan lain yang harus ditinggalkan.


Saya sendiri sekarang malah nggak tergantung sama umbi-umbian yang dulunya menjadi sumber karbohidrat bagi tubuh saya. Ketika awal-awal nggak makan nasi, saya ganti dengan singkong atau kentang. Sekarang, tanpa itu pun saya kenyang asal ada sayuran rebus yang cukup.


Makan berat saya nggak selalu harus ada protein juga. Tanpa itu pun saya merasa baik-baik saja, kok. Dan itu juga yang dikatakan oleh dr. Zaid, bahwa makan itu nggak melulu harus ada karbohidrat, protein, dan seperti yang biasa kita konsumsi dulu. Nggak perlu sekaku itu. Ketika sudah terbiasa, kita akan belajar dan memahami, kok. Jangan buru-buru, percayalah kamu pasti bisa melalui proses ini. Pelan-pelan saja. Santai dan nikmati supaya tidak hanya jadi diet musiman, tetapi menjadi pola hidup sehat yang bisa diterapkan seterusnya.


Rajin Puasa Sunah


Nabi anjurkan puasa sunah, seharusnya sejak dulu kita ikuti karena kebaikannya akan kembali pada kita sendiri. Sayangnya, kita sering malas kecuali puasa saat bulan Ramadan, ya. Kadang puasa sunah, kadang nggak. Mungkin ini saya aja, ya? 


Kalau sudah ikutan JSR, hati-hati jangan sampai salah niat puasanya, ya. Rajin puasa bukan karena ikutan JSR ya, melainkan karena taat kita pada Allah. Dengan taat, kita peroleh manfaat berupa sehat, Insya Allah.


Puasa sunah bisa dikerjakan mulai dari sekarang ketika kita mengikuti puasa sunah di bulan syawal, puasa hari Senin dan Kamis, serta puasa ayyamul bidh. Setelah dicoba dan dibiasakan, pasti nyaman banget.


Dr. Zaid pernah melontarkan pertanyaan, orang struk itu awalnya suka banyak makan atau sedikit makan? Suka puasa sunah atau tidak? Jawabannya sebagian besar pasti tidak melakukan keduanya. Iya, pasti mereka suka makan dan jarang puasa sunah. Sebab, memang sebagian besar penyakit dan masalah dalam tubuh awalnya dari pencernaan kita yang tidak baik.


Kalau makanan yang kita konsumsi sehat, seharusnya tubuh bisa memperbaiki dirinya sendiri. Jika makanan yang masuk ke dalam tubuh kita benar, real food, berat badan pun akan turun sendiri dan kembali pada berat normal. Dan itu sudah dibuktikan oleh banyak orang. Termasuk saya pribadi.


Sediakan Kurma di Rumah


Sejak dulu, saya kurang suka konsumsi kurma. Iya, selain kayak ngilu di gigi, rasanya juga eneg. Mungkin manisnya kurma dikalahkan oleh rasa makanan lain yang sudah banyak ditambahi perasa ini dan itu. Lidah saya sudah nggak karuan. Nggak peka.


Sejak ikut JSR, saya jadi senang banget konsumsi kurma. Insya Allah, kurma nggak bikin kamu genduts, kok. Konsumsi secukupnya, sewajarnya. Jika kamu lapar tiba-tiba, makan kurma. Manfaatnya yang besar akan membuatmu lebih bertenaga. Bukan hanya buat buka puasa, untuk sahur, di perjalanan, atau di mana saja, kamu bisa dengan mudah mengonsumsinya.


Saya juga suka menyeduh kurma dalam gelas dengan air panas. Itu enak dan lumer banget, lho. Menu ini biasa saya makan saat sahur. Masya Allah, enak.


Memilih kurma sebaiknya yang pilih belum berkaramel atau dipenuhi gula, ya. Nggak usahlah yang mahal-mahal, Guys. Yang penting namanya kurma, meski memang rasanya nggak akan selalu sama, ya. Saya orangnya nggak rewel...hihi.


Tadi, saya order kurma di Tokopedia. Kurma Sukari, 3 kg 190 ribu. Itu murah karena belinya sekaligus banyak. Kalau eceran, malah lebih mahal. Jadi, sekilonya 60an ribu lebih. Mungkin ini bisa jadi referensi juga bagi teman-teman yang bingung nyari kurma di luar bulan Ramadan, ya.


Kalau Nggak Makan Nasi, Kita Makan Apa?



Salah satu pertanyaan yang sering dilontarkan oleh banyak teman. Kalau nggak makan nasi, terus makan apa? Nggak kebayang kalau harus makan tanpa gula dan garam, gimana rasanya? Dan masih banyak hal lain yang sebenarnya bisa dibuat menjadi jauh lebih simpel ketika mengikuti JSR.


Untuk menu sehari-hari, cobalah ambil dari makanan yang paling disukai. Misalnya jika senang makan sayur mentah, bisa sering makan salad sehat. Jika suka rebusan, bisa sering makan sayur rebus dicocol sambal atau diurap. Buat semua jadi simpel, temukan menu favorit kamu dalam bentuk lain yang lebih sehat.


Saya suka makan telur ceplok atau telur dadar. Zaman masih suka makan apa saja, saya sering konsumsi menu satu ini. Sekarang, kalau sedang ingin makan, saya coba memanggangnya di teflon. Iya, tanpa garam dan tanpa minyak. Dan itu tetap nikmat, lho. Percaya, deh!


Saya bisa memberikan contoh buat teman-teman yang mungkin bingung menyusun menu hariannya. Pagi, setelah bangun tidur dan belum beranjak dari tempat tidur, saya biasakan minum air putih. Sekitar 500 ml saja. Karena saya memang kuatnya segitu atau malah kurang. Ini pun saya baru belajar, ya. Sudah coba dilakukan rutin, sekarang sudah nggak eneg lagi ketika minum banyak setelah bangun tidur.


Kemudian kita aktivitas seperti biasa. Pagi saya bisa tanpa sarapan asalkan minum banyak. Kalau sedang puasa, saya biasa sahur dengan rendaman kurma. Kalau tidak puasa, pagi paling minum jus sayur dan buah. Udah begitu saja. Sesekali ngemil beberapa butir kacang tanah.


Siangnya, baru saya makan sayuran rebus. Bisa dicocol sambal tanpa garam (bisa pakai garam Himalaya), bisa urap, terancam, telur rebus, atau apa pun yang penting real food. Porsi makan sayur saya pun nggak sedikit, ya. Sesuai kebutuhan.


Sayuran rebus buat saya ibarat pengganti nasi. Kalau sudah makan menu ini, bahkan tanpa apa pun, saya sudah puas dan merasa sudah makan berat. Saat ini, saya sudah tidak menyediakan kentang kukus atau singkong untuk makan. Berbeda ketika baru lepas dari nasi. Ini kemajuan luar biasa dong. Alhamdulillah banget, saya bersyukur bisa melaluinya. Tanpa harus keliyengan apalagi sampai pingsan. Kalau masih lapar, saya akan makan. Di satu waktu, kadang laper mulu. Ya udah, saya penuhi itu. Intinya, kalau saya pribadi, nggak mau memaksakan diri hingga akhirnya malah gagal dan nggak karuan. Ikuti dulu alurnya, pelan-pelan, sabar, semua pasti berproses.


Hidup Sehat Bukan Alasan untuk Hidup Boros


Karena sudah menjalani hidup sehat, kita jadi seenaknya menghabiskan uang untuk belanja ini dan itu. Alasannya, yang penting ‘kan sehat? Oh, tidak. Insya Allah saya tidak seperti itu. Meskipun kita ikut pola diet apa pun, kita harus tetap menyesuaikan dengan isi kantong. Kalau hanya demi makan, rasanya saya masih enggan mengeluarkan banyak uang misal demi membeli kacang-kacangan super mahal. Saya tidak sampai hati melakukan itu. 


Saya konsumsi apa yang ada di sekitar saya. Saya yakin, semua orang punya kesempatan dan berhak hidup sehat dengan cara masing-masing. Kalau mampu silakan, jika tidak, ada baiknya konsumsi makanan yang ada di sekitar kita. Insya Allah itu sudah cukup.


Dan saya terapkan itu, Guys. Saat ini, buah-buahan seperti apel sedang mahal. Penjual buah langganan sampai menyediakannya sedikit. Solusinya? Kita bisa gunakan buah lain yang lebih murah untuk dikonsumsi secara langsung atau dibuat jus. Nggak ada masalah.  Saya bisa beli belimbing besar-besar yang harganya jauh lebih murah. Malah karena ikut JSR seperti ini, saya lebih pilah pilih ketika membeli buah dan makanan lain. Hemat sama pelit beda dikit, ya…kwkwk. Saya nggak mau membebani suami dengan alasan mau sehat…hiks. Semua harus berjalan sewajarnya. Dan ternyata, itu bisa, Insya Allah!


Rajin Konsumsi Jus Sayur dan Buah, Pilih Juicer atau Blender?


Saya termasuk orang yang rajin minum jus, lho. Rasanya nggak buruk meskipun warnanya hijau, aneh, bahkan meski dicampur brokoli sekalipun. Jika ditanya, ngejus pakai blender atau juicer? Saya pakai juicer dengan harga murah meriah merk Miyako. Itu pun saya dapat hadiah ketika ngeblog…hihi. Berisik, sih. Tapi, fungsinya tetap nggak jauh beda sama juicer yang harganya di atas satu juta. Sampai detik ini, belum ingin beli yang mahal.


Kenapa harus pakai juicer? Karena blender sedikit lebih sulit menghaluskan sayuran yang keras seperti wortel misalnya. Saya pun tidak minum jus bersama ampasnya. Jadi, juicer ini berguna banget buat saya pribadi.


Alasan lainnya, jika harus pakai blender, kita harus menambahkan air ke dalamnya. Atau jika mau tanpa ampas, kita harus menyaringnya dan itu makan waktu. Ketika saya coba bikin jus pakai blender di rumah Ibu, warna jusnya sudah nggak segar lagi. Warna hijaunya sudah berubah, lho.


Juicer atau blender sama-sama boleh kamu pakai. Nggak sedikit orang malah sengaja minum jus bersama ampasnya. Bahkan Ibu saya sendiri melakukan itu. Jika mau pakai yang mudah, tetapi murah, pilih saja juicer seperti yang saya gunakan. Merk bisa berbeda-beda, ya. Harganya sekitar Rp. 300 ribu saja.


Rajin Minum Infused Water


Di JSR, banyak banget resep infused water. Karena nggak mau terlalu pusing dan susah banget menghapal resep sebanyak itu, saya membuat sesuai bahan yang ada di rumah. Bikin infused water dari rempah-rempah adalah favorit saya. Misalnya, saya pakai jahe, kunyit. Rendam selama minimal 6 jam. Ketika akan diminum, tambahkan perasan jeruk nipis dan sedikit madu. Rasanya segar banget, terutama ketika akan dipakai berbuka puasa.


Sesekali saya menambahkan kayu manis, kapulaga, bahkan cengkeh. Tapi, khusus kayu manis, saya nggak bikin sering-sering karena setiap minum rutin beberapa hari, saya suka keliyengan.


Selain rempah, kamu juga bisa membuat infused water dari buah dan sayuran. Misalnya dari daun mint, mentimun, nanas, atau apel. Insya Allah semua punya manfaat masing-masing yang baik untuk tubuh kita.


Nikmati dan Syukuri


Kalau kita tidak bisa menikmati apa yang sudah dijalankan, mustahil kita bisa melakukan pola hidup dengan JSR ini hingga nanti. Padahal, pola hidup sehat seperti ini nggak boleh hanya dilakukan ketika ingin kurus saja, lho. Iya, akan jauh lebih baik jika dikerjakan dari sekarang hingga kita menua nanti.


Karena itu, coba nikmati dan syukuri proses yang sudah kita lakukan. Berterima kasihlah pada Allah karena sudah disadarkan, beri apresiasi pada dirimu sebab sudah mau berusaha dan berjuang dengan keras demi hidup sehat. Dengan seperti ini, Insya Allah, kita bisa melakukan semua dengan menyenangkan dan lebih konsisten.


Maafkan Jika Kamu Makan Menu yang Salah


Semua orang pernah melakukan kesalahan. Begitu juga dengan kita ketika menjalankan JSR. Bisa jadi, suatu waktu, kamu makan gorengan karena terpaksa. Entah karena benar-benar ingin, atau memang karena nggak ada makanan lain. Maafin diri kamu. Itu bukan dosa besar. Setelah itu, kembalilah ke jalan yang benar…kwkwk.


Dalam JSR, kita dianjurkan menghindari nasi, gula, olahan minyak, susu dan produk turunannya, dan tepung-tepungan mengandung gluten. Nah, kalau suatu saat kamu melanggar, ya udah, maafin diri kamu dan coba mulai lagi. Saya pun pernah melakukan itu bahkan memang sengaja. Karena saya pengen banget, sedangkan menu itu nggak setiap hari bisa saya makan. Misalnya saat makan ayam kampung dalam kuah opor buatan Ibu. Menu ini spesial banget, Guys. Kalau bukan karena pulang kampung, mana mungkin saya makan..hihi. Tapi, saya juga tahu diri, meskipun hanya sekali-kali, saya tetap nggak makan nasi bersama opornya, saya juga nggak ngabisin opor satu panci, kok…haha.


Berpikirlah Positif dan Percayalah Bahwa Semua Orang Punya Kesempatan yang Sama untuk Hidup Sehat

 

Ah, nggak mungkin! Pasti saya nggak bisa langsing. Ini udah bawaan lahir. Tulang saya gede, lho. Pernah dengar kalimat semacam ini? Iya, memang ada sebagian orang yang sejak kecil sudah gemuk dan genduts. Tapi, itu bukan berarti kamu nggak bisa kurus, lho. Ubah pola berpikir kamu, deh. Lihat, Dewi Hughes dulu juga pernah berpikir seperti itu, hingga akhirnya dia menganggap bahwa gemuk itu tetap cantik, mencari pembenaran sehingga dia gagal dan gagal terus untuk sehat. Sekarang, kamu bisa lihat sendiri, dia bisa kurus, cantik, dan langsing, lho dengan makan real food. Sok kenal banget, saya, ‘kan? Haha. Itu karena saya sudah membaca dua bukunya…hihi.


Dulu, saya berpikir, bahwa saya juga kayaknya bakalan gagal terus kalau mau diet. Karena saya doyan makan, apalagi kalau nggak makan nasi, apa kabar dunia, Guys? Ternyata, setelah banyak mendengarkan kalimat positif, saya bisa melakukannya tanpa harus dipaksa, lho. Suami saya mungkin juga takjub, sebab sebelumnya porsi makan istrinya setara dengan supir truk…kwkwk. Bahkan lebih kali, ya? Meski badannya nggak segede apa, tetapi sudah jadi kebiasaan di keluarga saya, makan nasi itu harus banyak. Sekarang, ketika tiba-tiba seperti ini, saya merasa sangat takjub, Masya Allah. Mudahnya Allah mewujudkan semua ini. Suka terharu aja *lebay…kwkwk.


Percayalah, Makanan yang Kelihatannya Enak di Lidah, Belum Tentu Baik untuk Tubuh



Seperti ketika saya menulis postingan ini, suami muncul dan mengajak saya ke depan. Ternyata, di depan ada tukang es, Guys…kwkwk. Ya ampun, itu es zaman jadul, dengan cup kerupuk dan roti tawar yang kelihatan sangat enak. Mas nawarin, tapi, saya mikir dua kali untuk menyantapnya…kwkwk. Karena, saya mikir, makanan yang enak di lidah pastilah hanya sesaat saja, kok. Selebihnya kita butuh yang benar-benar dibutuhkan oleh tubuh, bukan hanya enak di lidah.


Insya Allah, kamu juga bisa, kok. Postingan ini bahkan lebih banyak ngasih motivasi kayaknya ketimbang informasi…hihi. Saya tipe orang yang senang dengan hal semacam ini. Beberapa teman sempat japrian atau DM di Instagram, menanyakan proses, menu, dan banyak hal. Saya suka mendengar cerita mereka, antusias, berusaha mengubah pola makan mereka menjadi lebih sehat. Dan percayalah, semua ini ada prosesnya. Nggak akan tiba-tiba runtuh dari langit.


Jadi, pelan-pelan, coba lagi, berdamailah dengan perubahan yang bisa jadi di awal akan sedikit lebih sulit. Jangan mudah menyerah dengan hal semacam itu. Sehat yang didapat sungguh jauh lebih nikmat. Jarang kena flu dan batuk yang biasanya selalu mampir, nggak pernah telat apalagi kalau ping pong dari anak-anak. Saya pasti kena. Alhamdulillah, qadarallah, saya sekarang lebih fit. Happy banget, dong, Masya Allah.


Selain itu, badan jauh lebih enteng. Saya makan tidak sedikit, kalau lapar saya makan. Biarkan tubuh menyesuaikan diri pelan-pelan. Justru kita juga harus paham kalau tubuh kita butuh nutrisi yang cukup. Jangan sampai karena ingin lekas kurus, kita makan sedikit banget. Bukan saya banget itu…kwkwk.


Ah, sudah panjang banget postingan ini, Guys…hihi. Semoga bermanfaat, ya. Jadi diri sendiri, pahami kebutuhanmu. Jangan hanya ikut-ikutan saja. Kalau yang lain bisa, kamu juga Insya Allah bisa, kok. Yuk, semangaat!


Salam,

Thursday, June 20, 2019

Mitos yang Sering Beredar Tentang Air Alkali, Tahukah Kamu Apa Faktanya?

Mitos yang Sering Beredar Tentang Air Alkali, Tahukah Kamu Apa Faktanya?
Photo by Manki Kim on Unsplash


Air merupakan kebutuhan pokok yang sellau kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Nggak kebayang susahnya kalau kita tinggal di daerah yang sulit akses air bersihnya.


Zaman masih di pesantren dulu, sering banget kehabisan air terutama buat mandi dan bersuci. Kalau udah abis, kita terpaksa mandi pakai air yang mulai bau dan kotor. Malah kalau dipakai mandi suka bikin gatal. Nggak kebayang dulu betah menjalani hidup kayak gini selama 4 tahun :D


Rasanya takjub sendiri kalau ingat betapa hari-hari itu nggak mudah. Hal tersulit lagi ketika di rumah kesulitan air bersih. Ya, karena ada suatu hal,  rumah Ibu pernah kesulitan mendapatkan air. Kami sampai beli dan angkut dari sumber mata air yang jaraknya lumayan jauh. Dan semua itu nggak gratis. Mesti bayar hingga ratusan ribu...huhu.


BTW, kamu pasti sering dengar mitos tentang manfaat air alkali, 'kan, Guys? Beberapa masyarakat justru memercayai mitos tersebut, bahkan mereka sangat berlebihan dalam menanggapinya. Mitos baik maupun mitos buruk tentang air alkali sebaiknya jangan langsung dipercaya sebelum mengetahui yang sebenarnya agar lebih bijak dalam mengonsumsi dan menyerap manfaat baik dari air alkali. Iyap! Informasi sekarang bisa kamu pelajari dulu, sebab tidak sedikit informasi salah yang disebarluarkan. Hoax atau bukan sekarang bedanya tipis sekali. Kamu pasti nggak mau sampai salah menyerap informasi tentang banyak hal, terutama soal air alkali ini.

 

Mitos Yang Sering Beredar Tentang Air Alkali

1. Menganggap Air Alkali Air Ajaib


Air alkali pada umumnya sama saja dengan air minum biasa yang sering kamu konsumsi. Sebutan air alkali merupakan air ajaib semata-mata hanya istilah yang diberikan karena manfaatnya yang lebih beragam dari air minum biasa. Manfaat air alkali yang  beragam inilah yang menjadikan air alkali sangat disarankan sebagai air minum mineral yang dikonsumsi sehari-hari bagi yang memulai program hidup sehat dengan air alkali.

2. Air Alkali Dapat Menyembuhkan Segala Macam Penyakit


Banyak yang menganggap bahwa air alkali dapat menyembuhkan segala macam penyakit sehingga banyak yang menjadikan air alkali sebagai obat satu-satunya. Belum ada penelitian yang membuktikan air alkali dapat menyembuhkan segala penyakit, namun air alkali dapat dijadikan minuman sehat sehari-hari untuk mencegah berbagai penyakit dengan rutin dikonsumsi dan tetap menerapkan hidup sehat.

3. Air Alkali Sulit Didapatkan


Air alkali merupakan air yang berasal dari sumber mata air yang telah melalui berbagai bebatuan alam yang mengandung mineral sehingga menyerap banyak mineral. Sumber air alkali yang sulit ditemukan ini membuat masyarakat berpikir bahwa air alkali sulit ditemukan. Namun kini banyak tersedia air minum kemasan yang mengandung alkali, salah satunya adalah air mineral dengan merek Pristine.

4. Air Alkali Mineral Kemasan Menyehatkan


Berbagai kelebihan air alkali yang sangat baik bagi kesehatan tubuh membuat air alkali sering dicari dan dikonsumsi. Cara paling mudah menikmati air alkali adalah dengan cara membeli air alkali kemasan, selain praktis, harganya juga murah. Akan tetapi tidak semua air alkali kemasan menyehatkan karena beberapa produsen terkadang tidak menggunakan air alkali alami tetapi air alkali buatan. 
 

Gimana, Guys? Sudah tahu sekarang beberapa mitos yang salah dan beredar soal air alkali di dalam masyarakat? Yuk, lebih cerdas menyerap informasi yang sampai pada kita, jangan sampai karena informasi yang salah, kita jadi dirugikan. Tetap sehat, banyak konsumsi air alkali, ya!


Salam,

 

Wednesday, June 19, 2019

(Review) 5 Minutes Daily Facial Mask dengan BEAU Youth Mask

(Review) 5 Minutes Daily Facial Mask dengan BEAU Youth Mask


Meskipun bukan termasuk orang yang senang memakai make up, tetapi saya suka menggunakan produk perawatan kulit wajah, salah satunya masker wajah. Kenapa harus pakai masker? Karena ini termasuk salah satu perawatan yang mudah dilakukan di rumah, nggak mengeluarkan uang banyak, jadi, emak-emak bisa tetap hemat dan menabung demi kesejahteraan bersama *apa sih..hihi


Memangnya apa manfaat memakai masker wajah? Selain membuat wajah bersih, kulit mati terangkat, biasanya kulit juga jadi lembut seperti kulit bayi. Itu yang nggak bisa didapat jika hanya mencuci wajah dengan facial wash, ya.


Beruntung banget kemarin saya bisa nyobain salah satu produk terbaik dari BEAU Kirana. Salah satu produk yang saya coba adalah BEAU Youth Mask ini, Guys. BEAU Youth Mask bisa digunakan setiap hari, lho. Bisa disesuaikan dengan kebutuhanmu. Jadi, kalau pengen dan lagi rajin pakai masker, bisa banget dipakai tanpa khawatir.


Kandungan BEAU Youth Mask


BEAU Youth Mask mengandung 5 bahan aktif:

Collagen

Centella

Green Tea

Allantoin

Lime Pearl Extract


Manfaat BEAU Youth Mask


Apa manfaat yang bisa kamu dapatkan jika memakai produk dari BEAU Kirana ini? BEAU Kirana mengklaim manfaat dari masker ini yakni dapat membuat kulit jadi glowing, awet muda, kencang, dan cerah.


Kemasan BEAU Youth Mask


BEAU Youth Mask ini dikemas dalam bentuk tube 100ml. Nggak terlalu besar, nggak terlalu mungil. Pas aja kalau kamu mau bawa ke mana-mana. Mudah diselipkan ke dalam ransel kesayanganmu.


Warna kemasan yang dipilih pun nggak sembarangan. Dominan putih dan emas. Bikin produk ini kelihatan mewah banget, beda banget sama produk kecantikan lain.


Tutup berupa ulir juga membuat masker satu ini anti tumpah. Dijamin rapat, kok. Jadi, nggak perlu khawatir bakalan bocor dan mengotori isi ransel kamu, ya!


Tekstur dan Aroma


Teksturnya lumayan padat. Sempat susah pas mau make karena nggak mudah dipencet dan dikeluarkan dari tube-nya. Kirain dengan tekstur sepadat ini, maskernya bakalan sudah diaplikasikan ke wajah. Ternyata saya salah, Guys! Masker yang punya butiran lembut di dalamnya ini justru enak ketika dioleskan ke wajah.


Ketika pertama membuka kemasannya, langsung penasaran seperti apa aromanya? Ternyata soft banget. Saya pribadi suka dengan baunya yang nggak terlalu wangi dan tajam. Justru aroma seperti ini yang bikin saya betah memakai masker.


Cara Memakai BEAU Youth Mask


1. Bersihkan wajahmu dari kotoran dan bekas make up.

2. Aplikasikan masker wajah ini pada kulitmu yang sudah bersih. Biarkan selama 5 menit saja.

3. Bilas dengan air bersih.

4. Gunakan setiap hari sesuai kebutuhan.


Pendapat Saya


Pas awal olesin masker ke wajah, sempat kaget juga karena rasanya agak hangat-hangat gimana gitu. Lama-lama ketika dipakai kok jadi enak banget. Dalam 5 menit saja, masker ini sudah bisa dibilas. Itulah yang bikin saya senang. Nggak perlu menunggu lama-lama terutama buat kamu yang sibuk dan nggak punya banyak waktu.


Setelah dibilas, kulit rasanya lembut. Produk ini bisa digunakan oleh semua jenis kulit. Kulit saya sendiri bukan termasuk yang bermasalah. Nggak berjerawat juga, nggak terlalu berminyak, cenderung normal. Jadi, nggak ada masalah selama mencoba produknya.


Kira-kira itulah review dari saya tentang produk perawatan dari BEAU Kirana ini. Semoga bisa jadi referensi, siapa tahu kamu mau nyoba juga, ‘kan? Jadi, rasa penasaran kamu bisa terjawab, deh.


Salam,

Tuesday, June 18, 2019

Cara Membuat Granola Homemade dengan Bahan Sederhana, Enak Serta Ekonomis!

Cara Membuat Granola Homemade dengan Bahan Sederhana, Enak Serta Ekonomis!
Photo by Dean Ricciardi on Unsplash


Bukan hanya saya, ternyata ada banyak teman yang belum mengenal apa itu granola? Awalnya saya tahu sejak kepo-kepoin akun Instagram orang-orang yang sedang menjani diet sehat. Sebagian dari mereka membuat postingan tentang cara membuat granola homemade.


Penasaran, saya pun mulai melihat beberapa videonya. Kebanyakan dari mereka membuat granola dengan tambahan kacang almond yang saya tahu harganya bikin kantong kering, Guys…kwkwk. Emak-emak perhitungan banget dong dengan pengeluaran bulanan. Saya nggak mau pola makan JSR yang saya jalani sekarang justru membuat suami merasa saya jadi boros. Saya sendiri juga nggak  mau seperti itu. Hidup sehat kok malah boros?


Oke, putar otak. Granola buatan sendiri bisa tetap sehat dan enak meski dengan bahan sederhana dan ada di sekitar kita. Yup! Nggak perlu pakai kacang-kacangan yang harganya selangit serta buah kering yang bikin kantong menjerit. Saya selalu berusaha memanfaatkan bahan-bahan yang ada di rumah, termasuk soal menu harian. Nggak mau sampai mengeluarkan uang banyak hanya demi M-A-K-A-N. Kayaknya lebay aja gitu apalagi jika hanya buat saya? Haha. Kecuali jika memang tidak memberatkan. Kondisi setiap orang pastilah berbeda, bahkan sempat ada yang menanyakan langsung pada saya, apakah nggak bikin boros hidup sehat seperti ini? Jawabannya tergantung bagaimana kita membuat menu setiap hari.

Apa, sih, Granola Itu?


Granola merupakan makanan yang terdiri dari kacang-kacangan, oat, buah kering, serta lemak baik dari butter atau minyak zaitun, dan tak lupa pemanis yang biasanya terdiri dari madu atau brown sugar.


Granola memang sangat populer untuk saat ini terutama buat sarapan sehat bagi orang yang sedang menjalankan diet. Sarapan granola Insya Allah nggak bikin gemuk karena kandungan seratnya yang tinggi. Tapi, menurut saya, kita juga perlu memerhatikan komposisi granola itu sendiri. Misalnya, ada granola yang menggunakan brown sugar. Saya tahunya brown sugar ini berbeda dengan gula aren yang dibolehkan dalam JSR. Brown sugar ini dibuat dari gula pasir. Dalam resep kali ini, saya skip brown sugar karena belum 100% memahami apakah termasuk boleh dikonsumsi seperti gula aren atau tidak dalam JSR.


Jangan sampai kita salah konsumsi granola sehingga kalori yang masuk ke dalam tubuh justru lebih banyak dari apa yang dibayangkan. Alih-alih mau diet, malah salah makan. Jadi, memang lebih aman bikin granola sendiri ketimbang beli jadi. Bahan-bahan yang dipakai jelas dan pastinya masih fresh.


Nah, kalau orang lain membuat granola rata-rata buat sarapan, kalau saya pribadi buat camilan. Kadang bosan juga ngemil kacang tanah sangrai terus, ‘kan? Perlu ada camilan sehat lain yang bisa dikonsumsi tanpa rasa bersalah, bisa dibawa ke mana-mana dan yang penting murah, Guys!

Bagaimana Cara Menyajikan Granola?

Penyajian granola itu mudah banget. Bisa disajikan sebagai sereal yang dicampur dengan susu cair rendah lemak, bisa juga dimakan bersama yogurt, atau dibuat snack seperti yang saya lakukan saat ini. Soal rasa, saya nggak terlalu mempermasalahkan apakah enak seperti makanan ringan yang banyak dijual di supermarket atau malah hambar? Yang penting dalam pikiran saya saat ini, makanan ini harus sehat apalagi jika memang berniat mengonsumsinya setiap hari.


Bagi orang lain mungkin rasanya biasa aja, malah bisa jadi nggak enak. Tapi, buat saya sih oke-oke aja, kok. Secara saya pemakan segala…kwkwk. Tapi, anak-anak pun komentarnya sama. Begitu juga Mas di rumah. Yummy!

Bagaimana Cara Membuat Granola Homemade?


Siapkan bahan-bahan yang ada di rumah. Kenapa saya sebut ekonomis? Karena saya hanya menggunakan kacang-kacangan yang murah meriah dan mudah dijumpai di sekitar kita. Nggak pakai buah kering yang bermacam-macam juga. Jika mau alternatif buah kering yang tidak terlalu mahal, bisa pakai kismis, ya.

Bahan:


500 gr rolled oat

Satu mangkuk kacang tanah sangrai (sudah dikupas), kemudian cincang kasar

Secukupnya wijen

Secukupnya kurma cincang

Secukupnya minyak zaitun

125ml madu (boleh lebih)

Sedikit kayu manis bubuk

Cara Membuat:


1. Panggang rolled oat selama 12 menit. Kamu bisa mengaduknya beberapa kali supaya semua bagian terpanggang dengan rata. Suhu oven bisa pakai 180’C, ya. Saya pakai api atas dan bawah. Keluarkan dari oven setelah 12 menit lamanya.

2. Campur rolled oat yang sudah dipanggang dengan kacang tanah sangrai yang telah dicincang dan wijen. Aduk rata.

3. Campur minyak zaitun (saya tidak menakarnya, kurang lebih 100ml) dan madu. Aduk rata. Kemudian tuang pada campuran rolled oat. Aduk sampai rata.

4. Taruh di atas loyang. Ratakan dan sebisa mungkin jangan tebal-tebal supaya semua bagian garingnya merata.

5. Panggang selama kurang lebih 30 menit. Jangan lupa sambil sesekali diaduk, ya.

Keluarkan dari oven dan aduk-aduk. Masukkan cincangan kurma atau buah-buahan kering lainnya yang kamu pakai. Tambahkan kayu manis bubuk secukupnya saja.


Voila! Granola homemade dan ekonomis buatanmu sudah siap! Masukkan ke dalam toples selai ukuran sedang dan mudah dibawa ke mana pun. Sangat mudah, ‘kan?


Untuk komposisi bahannya, semua terserah kamu, kok. Bisa kacang-kacangannya dibanyakin, jenisnya dibanyakin, atau dikurangi, semua terserah, ya. Jika mau lebih manis, madunya bisa ditambah. Saya sendiri memang sengaja tidak menambahkan pemanis lain selain madu karena takut malah bikin camilan ini jadi nggak sehat lagi. Sedikit madu sudah sangat cukup.


Oya, rolled oat itu memang teksturnya berbeda dengan oat instan yang sering kita jumpai. Lebih kasar dan justru menurut saya lebih gurih gitu (apakah ini hanya perasaan saya saja? hehe). Harga rolled oat ini terbilang sangat murah, kok. Per kilonya hanya Rp. 30 ribu saja. Saya suka banget sama tekstur oat yang masih utuh, gede-gede pula. Ngelihatnya aja udah bahagia apalagi pas mengunyahnya…haha. Lebay, ya?


Senang sekali bisa berkreasi di dapur lagi dengan menu-menu sederhana dan pastinya lebih sehat. Blog saya pun lebih sering update soal JSR dan menu-menu sehat ketimbang roti yang dulunya hampir nggak pernah ketinggalan setiap minggunya. Sekarang, anak-anak juga Masya Allah pintar, jika bukan termasuk menu sehat, mereka akan mikir dua kali untuk menyantapnya.


Hidup sehat buat saya nggak harus mahal, bahkan memang nggak boleh mahal sebab semua orang bisa melakukan dan mendapatkannya. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba, ya!


Salam,

Monday, June 17, 2019

Satu Slice Pizza Tidak Akan Membuatmu Gendut, Satu Baskom Salad Tidak Akan Membuatmu Kurus

Satu Slice Pizza Tidak Akan Membuatmu Gendut, Satu Baskom Salad Tidak Akan Membuatmu Kurus 
Hidup sehat nggak bisa dilakukan dengan instan



Saya ambil kalimat dari Sabrina Chairunnisa pada salah satu postingan di akun Instagramnya. Pas baca postingan itu, saya sangat setuju dengan apa yang dia tulis. Saya memang sangat pemula dalam hal ini. Bukan pelaku diet X yang sudah bertahun-tahun. Baru lahir kemarin, Guys! Mungkin nggak pantas bicara soal ini karena dianggap terlalu prematur…hihi. Tapi, seiring berjalannya waktu, di bulan kedua saya belajar tidak makan nasi dan mengonsumsi makanan lebih sehat (real food), saya menyadari bahwa diet bukan hanya soal menurunkan berat badan, lebih dari itu, kita sedang berjuang untuk hidup sehat dan lebih baik.


Jika hanya ingin langsing, sekarang saya sudah bisa makan bebas seperti beberapa bulan yang lalu. Makan bakso, nasi padang, somay, es buah, sirup, dan semua makanan yang dulu akrab banget di lidah. Tapi, mengingat kesehatan harus dijaga mulai sekarang, bahkan jauh-jauh hari sebelum kita sakit, saya jadi ngeri kembali ke pola makan seperti dulu. Nggak pengen. Selera makan hilang melihat makanan yang dulu kayaknya enak banget dimakan setiap akhir pekan.


Selama menjalankan JSR, saya nggak mau kaku dengan diri sendiri terutama karena sadar saya ini pemula banget. Kalau tiba-tiba nggak ada makanan yang sesuai dengan pola makan JSR, kemudian saya lapar, nggak masalah saya makan secukupnya, sekadar mengganjal perut atau menghilangkan rasa kepengen. Saya khawatir, jika terlalu kaku sama pola makan, ujung-ujungnya malah gagal dan balik lagi ke pola makan sebelumnya. Ngerasa gagal dietnya, kemudian balas dendam dan enggan hidup sehat. Nggak mau seperti itu.


Dan Sabrina mengatakan hal serupa soal itu. Makan satu potong pizza tidak akan membuat kamu gendut. Kalau memang kenyataannya nggak ada makanan sama sekali, kamu mau bunuh diri dengan tidak makan sama sekali? Nggak juga, ‘kan?


Selama pulang kampung, ada kondisi di mana saya memberikan ‘maaf’ pada diri sendiri karena dengan sadar makan ayam dalam kuah opor, misalnya. Makan kerupuk tepung beras buatan Ibu satu hingga dua. Itu saya makan dengan sadar. Ya, anggap saja itu adalah cheat day yang tidak bisa tiap hari saya lakukan. Setelah itu, apakah saya kalap dan makan yang lebih dan lebih lagi? Alhamdulillah, nggak. Cukup segitu saja. Makan tetap sayuran, minum nggak pernah pakai gula apalagi sirup-sirup. Konsisten seperti ini memang berat terutama bagi pemula dan sendirian memulainya.


Saya melakukan OCD dan JSR selalu sendirian. Hanya saya yang melakukannya di rumah. Suami dan anak-anak tetap makan seperti biasa, tetapi dengan menu semakin hari semakin dibuat lebih sehat mengikuti pola makan saya. Misalnya, mereka tetap makan nasi, tetapi sekarang ganti nasi jagung. Mereka tetap minum manis, tetapi sangat jarang dan diganti dengan jus sayuran dan buah. Mereka tetap makan gorengan, tetapi saya buat menu minim digoreng kecuali terpaksa. Dan, Alhamdulillah itu berhasil diterapkan tanpa memaksa.


Program Diet Terbaik Dilakukan Seumur Hidup


JSR sendiri memang tidak bisa disebut diet, tetapi, pendapat saya, tidak berbeda jauh dengan diet yang punya sebutan lain. Intinya kembali ke pola makan yang baik, sehat, clean food, dan real food.


Nah, diet itu nggak bisa dilakukan secara musiman. Karena mau menikah, kita diet supaya baju pengantin pas dan tampak menarik ketika dikenakan. Atau ketika mau lebaran, sekalianlah diet mumpung puasa juga, ‘kan?


Ternyata memang tidak bisa seperti itu. Diet terbaik ya perlu dilakukan seumur hidup. Pola makan baik yang intinya membuat kita sehat yang harus dikerjakan dengan konsisten, seimbang, dan pastinya bukan musiman. Meskipun kata orang-orang saya tetap kecil (tambah tinggi mustahil, dong…haha), tetapi saya tetap pada pola makan JSR seperti sekarang disebabkan karena keinginan untuk hidup sehat. Iya, kurusnya udah terpenuhi, tetapi tujuannya bukan sekadar langsing untuk sekarang, tetapi juga tetap sehat hingga hari tua nanti, Aamiin, Insya Allah.


Jadi, yang punya keinginan kurus, kempesin perut, atau sehat kembali karena berat badan berlebihan, cobalah nikmati program diet yang namanya bisa apa pun itu. Nikmati dan jadikan sebagai gaya hidup tanpa batas waktu atau target tertentu. Biarpun sudah kurus dan langsing, tetaplah pada jalur tersebut.


Jika suatu saat ada waktu di mana kamu terpaksa makan sepotong pizza entah karena kelaparan atau keinginan yang besar, pengeen banget, ya udah, maafin diri kamu. Udah cukup satu potong saja, jangan lebih. Kemudian kembali lagi pada pola makan sebelumnya.


Jadi kurus dan langsing itu memang nikmat banget. Terutama mengingat kita bisa lebih sehat. Tetapi, ada tahapan dan proses tertentu yang pada setiap orang akan berbeda-beda. Pahami dirimu, pahami kebutuhanmu.


Olahraga Hanya Berpengaruh Sekitar 20%, Selebihnya Adalah Makanan yang Masuk ke Dalam Tubuhmu



Kalau kamu nggak mampu olahraga seperti orang-orang di Instagram, yang sampai lompat-lompat dan jengkulitan, please, tetap jaga pola makan kamu. Sebab, olahraga katanya hanya berpengaruh sekitar 20% saja, lho (ini menurut dr. Zaidul Akbar, ya), selebihnya adalah makanan yang masuk ke dalam tubuh.


Saya juga bukan termasuk orang yang kuat olahraga. Paling suka hanya angkat barbel 3 Kg, itu pun hanya beberapa menit. Selebihnya lari naik turun tangga (sambil bawa cucian kotor*eh). Bukan tipe orang yang suka olahraga dan kayaknya nggak bisa juga dipaksa secara saya justru lebih banyak duduk di depan laptop demi menyelesaikan tulisan ketimbang menghabiskan waktu buat lompat-lompat. Tapi, karena sudah banyak mendengar pengalaman orang-orang yang seperti saya, saya pun tetap percaya diri melanjutkannya. Dan hasilnya, BB tetap turun meskipun olahraga hanya bikin keringetan jempol…kwkwk.


Setiap orang pasti punya pengalaman berbeda saat diet. Yang paling sedih, jika nggak bisa konsisten, ya. Coba deh kamu cari pola makan yang paling pas dengan diri kamu, tubuh kamu, dan kebutuhanmu. Kemudian nikmati dan jadikan itu sebagai gaya hidup yang mustahil kamu tinggalkan. Iya, cheat day pun jangan berat-berat. Kok, bisa? Karena udah menemukan ‘rasa nyaman’ sama pola diet yang kamu pilih, kamu juga jadi mikir dong kalau kebanyakan melanggar? Dengan begitu, semoga kamu kuat menjalankan program diet itu. Sehat-sehat, ya? Sebab sehat itu mahal harganya.


Salam,