Baru Pertama Kali Menulis Buku Solo? Tips Ini Bisa Membantumu!

Sunday, September 29, 2019

menulis buku solo



Nggak terasa, besok sudah hari terakhir ODOP (One Day One Post) bersama Estrilook Community. Kalau melihat peserta, kayaknya lebih ramai tahun ini daripada kemarin. Saya senang, meski dengan challenge sederhana seperti ini, ternyata banyak yang merasa terbantu, terlecut semangatnya buat mengisi blog. Abis itu, lemes lagi, ya? Hihi. Masa iya harus nunggu ODOP lagi buat konsisten ngisi blognya? Memang, kesibukan masing-masing kita berbeda. Tapi, kalau memang suka, harusnya kita meluangkan waktu untuk menulis dan ngisi blog. Kalau kamu merasa nggak sanggup, mungkin kamu memang kurang cocok dengan dunia menulis seperti ini.


Dan, bulan depan setelah menyelesaikan ODOP, akan dimulai challenge yang lebih seru lagi, lho. Yups! Sebulan Menulis Buku bersama Estrilook Community. Nggak nyangka, yang gabung banyak banget, Guys. Masya Allah. Semoga semua yang bergabung benar-benar berniat menyelesaikan buku solo mereka, bukan sekadar ngintip aja, ya? Hihi.


Apa, sih, keuntungan mengikuti challenge kali ini? Selain bisa termotivasi karena kita ramai-ramai menggarap buku solo masing-masing, sebisa mungkin saya berusaha mengisi materi tentang literasi terutama tentang menulis dan menerbitkan buku solo (sesuai pengalaman selama ini). Ini bekal buat teman-teman yang mungkin belum pernah menulis buku. Selain saya, ada beberapa editor di grup yang juga memberikan materi terutama tentang penulisan buku fiksi, yakni mbak Salmah yang merupakan editor dari AT Press.


Malam ini mungkin kebanyakan sudah mulai ngebut menggarap outline masing-masing, karena saat saya lihat ketika mereka mengisi data, rupanya masih banyak yang belum menyelesaikan outline-nya. Semoga besok semua sudah beres dan sudah bisa menulis halaman per halaman buku pertama dan ke sekian mereka. Seru, kan? Ah, rugi banget kalau kamu nggak ikutan. Terutama karena tidak dipungut biaya sepeser pun. Cukup bayar dengan niat, ya..hihi. Kapan lagi coba bisa gabung sama orang-orang seirama begini?


Nah, untuk menyelesaikan challenge ODOP, kali ini saya mau berbagi sedikit tips tertama bagi yang beru pertama menulis buku solo. Apa saja, ya? Cuslah, catat tips berikut ini,


1. Buat Naskah Buku Pertama Kamu dari Hal-hal yang Kamu Kuasai


Akan jauh lebih baik jika kamu menulis tentang hal-hal sederhana, tetapi telah kamu kuasai betul-betul. Minimal kamu punya banyak referensi mengenai tema yang akan kamu angkat menjadi sebuah buku. Kenapa? Karena dengan cara seperti ini, kamu bisa menyelesaikan naskahmu dengan lebih mudah, lebih semangat karena apa yang akan dituangkan sudah ada di kepala.


2. Buat Target Tebal Halaman Sesuai Kemampuan


Iyess! Menulis buku yang tebal itu memang keren banget, kok. Tapi, bukan berarti kamu harus menulis setebal buku-buku Tere Liye itu, apalagi jika ini kali pertama kamu menulis buku. Coba tanyakan pada diri kamu, apakah kamu sanggup menulis sebanyak itu? Kalau sanggup, kenapa nggak? Tapi, kalau memang terlalu memberatkan, sebaiknya jangan lakukan itu.


Mending kamu tulis buku yang bagus dengan tebal semanusiawi mungkin, deh. Kita tidak sedang mengejar target halaman yang panjang, tetapi kita mengejar target menyelesaikan satu buku dengan isi yang bagus, bukan bertele-tele demi mengejar panjang halaman. Setuju?


3. Berjanjilah pada Diri Sendiri


Pernahkah kamu mengingkari janjimu sendiri? Rasanya gimana? Kesel, sebel, bete! Ya, begitulah. Makannya, jangan khianati apa yang telah kamu janjikan pada dirimu, termasuk janji menyelesaikan naskah buku.


Memang, akan ada hal-hal yang dikorbankan karena kita harus fokus pada buku selama beberapa hari, bahkan bulan. Tapi, setelah buku kamu selesai, bahagianya pasti nggak habis-habis dirasain. Karena itu, tepati janjimu sendiri. Kalau kamu siap kecewa, nggak masalah nggak ditepati lagi, lagi, dan lagi. Sampai kamu nggak percaya lagi pada dirimu sendiri. Miris, kan?


4. Terbit Indie atau Mayor, yang Penting Kelar Dulu!


Ada nggak, sih, orang yang akhirnya nggak pernah bisa menyelesaikan naskahnya hanya karena dia bingung mau diterbitkan di mana bukunya? Ada! Menurut saya, memang penting mengejar mayor, tetapi lebih penting lagi kamu selesaikan naskahmu, jika ditolak, terbitkan indie. Itu nggak masalah, kok. Besok bikin target lebih tinggi, harus masuk mayor.


Yang penting  naskah kamu harus kelar dulu, ya. Jangan sampai berhenti di tengah kemudian membuat naskah dengan tema baru. Jadi, kapan selesainya buku solomu itu, Guys?


Orang-orang di sekitarmu hanya bisa memotovasi, setelah mereka berhenti memotivasimu, apakah kita juga bakalan berhenti berusaha? Karena itu, andai kamu punya impian, kamulah yang seharusnya punya niat dan keinginan kuat, dorongan terbaik datang dari dirimu sendiri. Cobalah dan cobalah, insya Allah impianmu untuk memiliki buku solo akan terwujud dalam waktu dekat. Semoga, ya :)


Salam,

Comments

  1. Terima kasih atas sharingnya Mba. Jadi semakin termotivasi.

    ReplyDelete