Tuesday, January 28, 2020

29 Ide Postingan di Blog yang Paling Gampang, Biar Kamu Tetap Produktif!

29 ide postingan di blog



Bulan depan saya janji kepada teman-teman di komunitas Estrilook untuk berbagai beberapa tema atau ide postingan di blog. Maunya setiap bulan*kalau sempat, ya..hihi. Kali ini, saya buat khusus untuk bulan Februari 2020.

Bulan ini saya sedang senang-senangnya ngeblog, tumben banget rajin juga ikutan blogwalking...kwkwk. Biasanya saya hanya mengadakan blogwalking tanpa aktif terlibat di dalamnya. Haduh, parah banget...haha.

Saya berharap bisa mengisi blog setiap hari, seperti teman-teman yang lain. Berharap aja nggak pernah cukup kalau kitanya nggak mau usaha, ya. Biasanya, saya ngajakin teman-teman yang lain untuk ikutan aktif juga dengan mengadakan challenge seperti ODOP (One Day One Post) atau SETIP (Seminggu Tiga Postingan).

Nah, kali ini belum kepikiran buat ngadain ODOP lagi karena sayanya belum cukup fokus juga mau memulai. Jadi, saya memutuskan untuk membagi beberapa ide postingan di blog saja, siapa tahu ada yang membutuhkan, terutama teman-teman blogger yang biasa beralasan nggak ada ide buat ngeblog.

Banyak Ide Bertebaran di Sekitar Kita



Sebenarnya ide itu selalu ada, bahkan ketika kita sedang mencuci atau setrika...hehe. Tapi, kadang nggak punya waktu atau belum menyempatkan untuk menuliskannya di blog, sehingga ide itu menguap, hilang begitu saja. Akhirnya lupa.

Sebenarnya, kalau kita rajin dan rutin menulis, insya Allah nggak akan ada yang namanya mati gaya buat ngeblog. Ide biasanya muncul dengan sendirinya, terutama kalau ngeblog, kan lebih santai, bisa mengangkat tema-tema di sekitar kita, tema-tema yang sedang hangat diperbincangkan, nulisnya pun lebih suka-suka.

Kita nggak perlu cari ide berat-berat karena bakalan jadi males ngeblognya, kecuali ketika sengaja mengikuti lomba blog, sudah bisa dipastikan kita butuh waktu cukup untuk riset dan menuliskannya. Kalau nggak, mending cari ide yang mudah ditulis, tapi tetap ada faedah dan manfaat yang bisa dipetik oleh pembaca. Mungkin tip semacam ini sangat diperlukan terutama bagi pemula. Penting kamu tetap menulis dan menulis dulu. Itu aja kuncinya.

Menulis review barang-barang yang kita pakai di rumah juga menjadi salah satu ide menarik, lho. Mulai dari skincare, peralatan memasak di dapur, makanan ringan, hingga elektronik. Semua ini bisa dijadikan ide menarik untuk postingan di blog.

Sering Berkunjung ke Blog Teman-teman Blogger yang Lain



Sekarang, kita bisa ikutan blogwalking di mana-mana. Sudah banyak yang ngadain dan menurut saya ini sangat bermanfaat. Tapi, inti dari mengunjungi blog teman dan menulis komentar di sana bukan semata-mata ingin dikunjungi balik. Harusnya kita nggak kecewa saat blogger lain ternyata nggak mau berkomentar balik di blog kita. Kita nggak akan pernah rugi, kok karena itu.

Ketika meninggalkan komentar, kita juga mendapatkan banyak manfaat, mulai dari bisa membaca lumayan panjang, dapat ide baru, lebih bersemangat, dan menanamkan link blog kita di sana. Jadi, nggak usah baper kalau blogger yang sering kita kunjungi ternyata nggak mau berkunjung balik, kita nggak akan pernah rugi.

Dulu, saat aktif menulis artikel di beberapa media online, saya suka membaca artikel-artikel yang terbit di beberapa media berbeda. Jadinya memang memancing ide baru keluar, nggak mati gaya, nulis artikel bisa banyak. Saya pikir, hal semacam ini juga berlaku sama ketika kita ngeblog.

Ikutan Lomba Blog


Ikutan lomba blog bisa jadi salah satu ide menarik. Kalah menang itu hal biasa. Saya juga sering kalah meski ngarepnya selalu menang....kwkwk. Dan nggak pernah kapok ngikut lomba menulis karena bikin tertantang aja.

Ketika kemarin saya bergabung di sebuah grup di mana banyak mastah blogger saling sharing pengalaman, barulah saya paham bahwa blogger yang ikutan lomba bukan orang-orang biasa. Mereka memang benar-benar hebat, sampai-sampai ada calon doktor juga. Luar biasa banget memang persaingannya, tapi menang bukan satu-satunya alasan kenapa kita ikut lomba. Meskipun setiap ikut sudah pasti harus percaya diri untuk mengharapkan kemenangan, ya. Nggak boleh jadi orang pesimis.

Meski kalah, kita nggak pernah rugi. Minimal blog kita terisi dengan postingan baru, kita pun telah keluar dari zona nyaman dan menantang diri sendiri, bikin kita lebih rajin belajar. Karena ikut lomba itu sejatinya bukan hal mudah, banyak sekali syarat dan ketentuan yang diberikan sehingga kita perlu mengerjakan dan mempelajarinya satu per satu.

Belum lagi mencari ide yang menarik supaya minimal kita pede bahwa artikel kita benar-benar layak dipertimbangkan. Ikut lomba ngeblog juga bisa jadi alternatif buat kita yang sering mati gaya ketika mau mengisi blog. Kalau ikut lomba, kita sudah diberikan tema sendiri, tinggal dikerjakan saja. Gampang, kan?*meski tak semudah itu juga...hihi.

Dengan ikutan lomba, kita juga belajar menulis lagi. Proses ini kita butuhkan supaya kemampuan menulis lebih mengalir, lebih lancar. Nggak ada cara terbaik untuk menjadi blogger atau penulis yang lebih baik ketimbang praktik dan praktik.

29 Ide Postingan di Blog Paling Gampang



Bulan Februari 2020 ada 29 hari, Gaes. Jadi saya cukup membagikan 29 ide postingan saja, ya. Selebihnya bisa kamu cari sendiri. Ide itu, kadang susah banget dipikirkan ketika sengaja dicari dan begitu mudah muncul di saat kita justru tidak sedang memikirkannya. Saat santai atau bahkan di saat yang tidak tepat sekalipun...hihi. Jadi, kitanya harus benar-benar peka juga supaya ide itu bisa kita dapatkan.

Daripada berlama-lama, mari kita mulai menulis beberapa postingan dari 29 ide di bawah ini,

1. Penyakit yang sering muncul saat musim hujan dan cara mengatasinya

2. Lindungi keluarga dari DBD, Mencegah lebih baik daripada mengobati

3. Ide menu berkuah di cuaca dingin

4. Minuman herbal untuk menghangatkan tubuh di cuaca dingin

5. Alasan kenapa melarang anak bermain hujan

6. Film keluarga paling menarik dan nggak ngebosenin

7. Alasan kenapa lebih sering masak sendiri / lebih sering beli makanan di luar?

8. Motivasi ngeblog

9. Manajemen waktu bagi blogger yang sibuk bekerja atau IRT tanpa ART

10. Pengalaman unik saat anak pertama kali sekolah

11. Pertimbangan memilih sekolah buat anak

12. Edukasi anak tentang manfaat dan bahaya berselancar di dunia maya

13. Impian traveling yang tertunda bersama pasangan

14. Musim hujan dan banjir di mana-mana, tips siap siaga sebelum banjir datang

15. Etika berkomentar di dunia maya

16. Manfaat sosial media dan pengaruh buruknya bagi kehidupan manusia

17. Menu spesial favorit anak-anak, pasangan, atau resep warisan orang tua

18. Perlukah menabung untuk traveling bersama keluarga?

19. Kondisi darurat sebab coronavirus, pentingnya mengetahui tanda gawat darurat dan pencegahannya

20. Mendidik anak mandiri sejak dini

21. Suntikan semangat untuk menghadapi hari-hari yang berat

22. Kuliner legendaris di daerah kita

23. Cara memperbaiki kualitas tidur terutama bagi orang sibuk

24. Seberapa penting menerapkan pola hidup sehat?

25. Kopi atau teh, mana yang jadi minuman favorit kamu?

26. Buat orang yang sering nyepelein kita (motivasi)

27. Pengalaman paling berkesan selama ngeblog

28. Traveling murah meriah untuk keluarga

29. Blogger paling inspiratif versi kamu, yang bikin kamu tambah semangat ngeblog!

Tahun ini, kamu juga bisa melihat beberapa lomba blog yang masih berlangsung dan berakhir bulan depan. Ya, banyak banget lomba blog saat ini selain lomba menulis buku yang juga sama-sama menggiurkan...haha.

Menulis itu, nggak terbatas menulis buku saja, ngeblog, menulis di platform lain pun juga sama. Penting kita masih tetap konsisten melakukannya. Tuliskan hanya hal-hal baik yang bisa membuat orang lain termotivasi untuk lebih baik, lebih bersemangat, lebih positif memandang hidup. Sesimpel itu, sih buat saya.

Semoga 29 ide ini bisa membantu kamu, ya. Bisa jadi, dari ide-ide di atas kamu justru jadi terpancing untuk memikirkan ide-ide menarik lainnya. Selamat mencoba!

Salam hangat,

Featured image: Photo by Lisa Fotios on Pexels

 

Monday, January 27, 2020

Rekomendasi Dokter Gigi di Duren Sawit Jakarta Timur

Rekomendasi dokter gigi di Duren Sawit jakarta timur



Nyari dokter itu susah-susah gampang. Maunya yang baik, ramah, detail, dan hangat sama pasien. Karenanya, saat si bungsu sakit gigi kemarin, bingung juga mau nyari dokter gigi di Duren Sawit yang cocok siapa, ya? Apa di rumah sakit langganan atau nyari dokter gigi lain aja?

Sebelumnya, saya pernah menceritakan tentang sakit gigi si bungsu dalam postingan ini. Setelah giginya ditambal, otomatis sakit giginya tidak langsung beres, lho. Besoknya, pipinya malah bengkak. Dia mengeluh sakit, nyeri sudah pasti. Kecuali di bagian giginya yang sudah ditambal, katanya tidak sakit sama sekali.

Akhirnya mau nggak mau kami harus segera ke dokter gigi lagi. Kayaknya ada yang nggak beres dengan tambalan giginya kemarin. Sedih harus bolak balik ke dokter gigi. Dengan mempertimbangkan waktu juga, akhirnya kami memutuskan mengunjungi dokter berbeda. Kali ini, dokter gigi langganan si ayah dulu.

Periksa Gigi di Klinik Sapta Mitra Duren Sawit


Antrean pasiennya lumayan panjang. BTW, saya akhirnya memilih berobat ke Klinik Sapta Mitra di Duren Sawit, Jakarta Timur. Klinik yang lumayan besar dan lengkap ini ada di Jl. Taman Malaka Utara, Blok A12 No.1, Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Lokasinya sangat dekat dengan rumah.

Sebelumnya, kami nggak terlalu familiar dengan klinik ini. Biasa berobat ke rumah sakit yang jaraknya juga nggak terlalu jauh dari rumah. Sayangnya, pengalaman kurang baik yang terjadi pada anak dan suami akhirnya membuat kami mencari tempat berobat lainnya.

Jangan kira, karena ini hanya sebuah klinik, dokter dan pelayanannya hanya seadanya. Kamu yang berpikir seperti itu, sama juga dengan saya dulu, ternyata salah besar. Dokter-dokter di klinik ini memang benar-benar pilihan. Super baik, meskipun nggak terlalu RUM (Rational Use of Medicine) misal, tapi mereka ramah banget, hangat sama pasien. Hal sederhana seperti ini kadang sudah cukup melegakan, sih buat saya atau suami. Apalagi suami yang suka trauma dijutekin sama dokter di tempat lain, auto ngajakin pindah...kwkwk.

Suami saya paling nggak suka dijutekin, karena merasa kita ini bayar, lho. Haha. Ya, memang benar juga, sudah sakit, masih dijutekin pula, kan, sama sekali nggak enak. Kalau saya pribadi, asal dokternya RUM aja nggak masalah. Tapi, dokter yang RUM juga biasanya ramah, nggak pernah menemukan dokter RUM yang galak gitu...kwkwk.

Dan, ternyata di klinik Sapta Mitra, kayaknya semua memang dituntut melayani pasien dengan ramah dan senyuman. Terbukti kita bisa melihat papan di bagian pendaftaran yang intinya menyebutkan bahwa pasien boleh menegur petugas medis jika melayani tanpa senyum, nggak rapi, dll. Senyum itu jadi poin utama, lho. Nggak heran kalau di sini semakin hari semakin dibanjiri pasien.

Rekomendasi Dokter Gigi di Duren Sawit


Namanya dokter Rosita. Berhijab panjang dan sangat ramah. Dokter Rosita adalah dokter gigi kedua yang kami kunjungi di klinik Sapta Mitra. Beliau pernah menangani karang gigi suami saya. Suami langsung sreg aja sama beliau karena orangnya baik banget.

Pipi si bungsu yang bengkak sudah pasti disebabkan oleh sakit giginya. Gigi gerahamnya yang kemarin sempat berlubang kemudian ditambal. Ternyata, ada semacam infeksi yang sebelumnya belum ketahuan *mungkin. Untuk memulihkan pipinya yang bengkak, tambalan giginya harus dibongkar lagi.

Sebenarnya, saya cukup seram juga membayangkan tambal bongkar gigi geraham si bungsu. Tapi, karena dia kooperatif banget, anteng dan nggak bikin panik, akhirnya emaknya yang ketakutan pun ikut bernapas lega. Nggak khawatir lagi terutama melihat dokter Rosita juga cukup cekatan saat menangani si bungsu.

Proses bongkar tambalan gigi ini nggak memakan waktu lama, kok. Hanya sebentar saja, ini juga lumayan mudah karena si bungsu sangat anteng dan nggak rewel saat tindakan. Dokternya juga seperti biasa gemas dan senang...haha. Badan kecil, tapi berani katanya, Masya Allah.

Akhirnya, tambalan giginya dibuka lagi, dia pun harus minum obat selama semingguan baru kemudian dilakukan perawatan kembali minggu depannya.

Drama Sakit Gigi


Selama seminggu, kondisi si bungsu membaik memang. Meski tambalan dibuka, dia nggak ngeluh sakit saat makan. Dia juga jadi lebih rajin menggosok gigi, sehari bisa tiga kali lebih. Bersyukur dia nggak rewel karena tahu sakit gigi itu nggak enak. Jadi, dia mengiyakan saja setiap diajak sikat gigi.

Dalam seminggu tersebut, dia sempat demam. Pipinya kempes, sih. Nah, demamnya ini karena apa? Saya pun kurang paham. Hanya saja, karena bagian pipi dan gigi nggak dikeluhkan, saya pikir bukan itu sebab demamnya.

Seminggu berlalu, kontrol harusnya dilakukan hari ini, tapi Jumat kemarin dia menangis setiap kali makan. Ada sedikit nasi masuk ke lubang gerahamnya, dia menjerit sejadinya. Duh, nggak tega banget. Hari itu juga, kami memutuskan pergi ke dokter lagi.

Menambal Gigi Kedua Kali


Antrean ke dokter gigi malam itu super duper banyak. Si bungsu dapat antrean ke-19. Belum lagi kondisi klinik lumayan penuh, banyak banget anak-anak dan dewasa yang sakit wira wiri gitu. Kebanyakan batuk-batuk. Saya pikir, kayaknya musim hujan seperti ini menjadi musim orang sakit juga.

Menunggu antrean lumayan lama. Hingga menjelang pukul 12 malam, barulah si bungsu masuk sebagai pasien terakhir juga. Baru duduk, dia langsung buka mulut. Saya lihat dia ini, kok happy gitu..haha. Apa karena dokter suka memuji dia hebat atau gimana, yang jelas dia yang harusnya sudah mengantuk seperti kakaknya, malah seger banget.

Saat diperiksa, semua baik-baik saja. Nggak ada infeksi. Nggak ada masalah, tapi kenapa dia sempat kesakitan sampai dua kali di rumah? Sampai dia nggak bisa makan juga. Karena merasa semua oke dan baik-baik saja, akhirnya dokter Rosita memutuskan menambal gigi si bungsu kembali.

Alhamdulillah, ini adalah hari ketiga gigi si bungsu ditambal. Nggak ada keluhan sama sekali. Dia sudah bisa makan seperti biasa. Bersyukur sekali, artinya kami nggak perlu kembali ke dokter Rosita dalam waktu dekat. Kontrol kembali setelah dua minggu.

Penyebab Gigi Berlubang


Sebenarnya apa penyebab gigi berlubang? Kenapa gigi si bungsu sampai seperti itu? Bikin miris dan kasihan, nggak jarang bikin emaknya merasa berdosa parah karena merasa kurang mampu mengurus...hiks. Semua ini seperti di luar kendali, kayak nggak pernah kepikiran kalau giginya bisa berlubang. Ibu saya bilang, "dulu anak-anakku sakit gigi dan berlubang perasaan biasa aja, kenapa juga kamu sampai merasa seperti itu?" Hihi.

Penyebab kerusakan gigi pada anak itu ada tiga,

  • Kerusakan gigi akibat botol susu

  • Gigi berlubang

  • Peradangan gusi atau gingivitis


Si bungsu mengalami gig berlubang atau karies. Dia bukan pengguna dot, bahkan sampai usia 3 tahun lebih masih ASI *ampun tutup muka...haha. Masalah kerusakan giginya sama sekali bukan disebabkan oleh dot. Gigi berlubang biasanya disebabkan oleh bakteri yang merusak enamel gigi dan menyebabkan pembusukan hingga akhirnya membuat gigi berlubang.

Dokter bilang, mungkin meski rajin sikat gigi, sikat giginya kurang bersih. Kayaknya itu masuk akal mengingat dia sudah terbiasa sikat gigi sendiri sejak dini. Jarang banget saya bantuin...hiks.

Akibatnya, karena ada sisa makanan di giginya, akhirnya menjadi sumber makanan bagi bakteri. Enamel gigi menjadi lunak akibat penumpukan asam di giginya. Ujungnya gigi jadi berlubang seperti sekarang.

Masalah gigi berlubang atau munculnya spot putih hingga kecokelatan sebenarnya jangan dianggap remeh. Dulu, karena dokter spesialis anak di salah satu rumah sakit yang memeriksa si bungsu mengatakan masalah gigi seperti itu bukan masalah besar dan suruh dibiarkan, akhirnya membuat saya lalai dan nggak lekas ke dokter gigi.

Setelah terlambat seperti sekarang, barulah saya menyesal. Masalah gigi berlubang semacam ini harus segera ditangani. Jika dibiarkan bisa juga merembet ke gigi yang lain, bahkan ke gigi permanennya nanti.

Lagian, kalau udah sakit gigi begini nggak bakalan tega. Asli bikin mewek lihatnya. Kalau bisa diubah, sejak dulu saya periksakan dia ke dokter gigi :(

Cegah Gigi Berlubang Sejak Dini


Bungsu adalah anak kedua. Kalau kakaknya sekarang, punya gigi yang bagus, nggak ada warna kecokelatan sama sekali, masih utuh, bahkan baru tanggal dua...hihi. Karenanya, merasa sangat menyesal ketika si bungsu punya masalah sama giginya. Kan, dia bukan anak pertama, bukan hal baru menjaga giginya yang baru beberapa. Tapi, kenapa sampai salah begini?

Buat teman-teman yang merasa kurang perhatian  dengan kesehatan gigi si kecil, ada baiknya mulai sekarang melakukan langkah pencegahan terutama untuk gigi berlubang. Berikut beberapa hal yang bisa teman-teman lakukan,

  • Sikatlah gigi si kecil bahkan saat pertama kali gigi pertamanya muncul. Jangan menunggu hingga giginya berjumlah banyak. Sikat gigi dengan lembut bisa dengan sikat gigi bayi plus air matang. Kalau saya dulu, senang menyikat dengan kasa steril yang dililitkan ke jari kemudian dicelupkan ke air hangat.

  • Jika anak sudah mengerti berkumur dan tidak menelan pasta gigi, ada baiknya sikat gigi menggunakan pasta gigi ber-fluoride.

  • Pastikan anak-anak kita ajarkan menyikat gigi dengan benar minimal dua kali sehari. Selalu awasi mereka ketika menyikat gigi terutama jika usianya belum enam tahun.

  • Hindari konsumsi banyak makanan manis dan sebisa mungkin selalu menyikat gigi setelah makan manis seperti permen atau cokelat.


Itulah beberapa langkah pencegahan yang bisa kita lakukan supaya gigi anak tidak berlubang. Memang harus kitanya yang telaten membantu mereka sikat gigi. Semoga postingan ini bermanfaat dan bisa menjawab pertanyaan teman-teman juga tentang rekomendasi dokter gigi di Duren Sawit, Jakarta Timur. Selain dokter Rosita, pasti masih banyak dokter gigi lain yang nggak kalah baik, ramah, dan sabarnya.

Salam hangat,

Featured image: Photo on hourdetroit.com

 

Friday, January 24, 2020

Pengertian Homophone dan Contohnya

Pengertian homophone



Siapa di antara kalian yang ngerasa belum jago bahasa Inggris? Saya! Kwkwk. Perasaan, dulu nilai bahasa Inggris waktu SMP sampai SMA nggak seburuk apa, tapi karena jarang banget dipakai, secara emak-emak mau ngapain pakai bahasa Inggris di rumah? Akhirnya kemampuan itu seperti hilang pelan-pelan gitu.

Padahal, sebenarnya sangat dibutuhkan. Misalnya kita bisa ajak aktif anak ngobrol dengan bahasa asing di rumah supaya bahasa mereka semakin berkembang dan mereka terbiasa melakukannya. Nggak hanya nunggu pas sekolah doang :(

Sempat pengen banget belajar bahasa Inggris lagi, karena sebenarnya bahasa Inggris ini perlu banget dipelajari dan diterapkan, terutama karena saya punya anak-anak, saya pengen juga bisa berkomunikasi di rumah menggunakan bahasa Inggris. Ini nggak berlebihan sebenarnya, karena sudah banyak teman yang menerapkan.

Namun, karena saya kurang mampu dan banyak yang terlupa, akhirnya nggak pede juga mau ngajakin anak-anak ngobrol pakai bahasa Inggris. Insya Allah, semoga lain kesempatan saya bisa belajar lebih lagi. Atau, mungkin sekarang kita belajar bareng kali, ya?

Saat belajar Bahasa Inggris, Kalian pasti sering menemukan kata-kata yang pelafalannya hampir mirip atau bahkan sama, namun berbeda artinya. Atau parahnya kamu merasa semua mirip saking nggak ngertinya? Duh, ampun! Kita samaan dong! Haha.

Dalam artikel ini akan dibahas definisi dari homophone dan beberapa kata-kata homophone dengan contoh kalimatnya masing-masing.

Apa Itu Homophone?


Apa itu homophone? Homophone adalah kata-kata yang pelafalannya sama namun artinya berbeda. Ejaannya bisa sama bisa juga berbeda. Dalam bahasa Inggris, kata homophone berasal dari kata homo yang berarti sama, dan phone yang berarti suara.

Beberapa Contoh Kalimat Homophone


~Advice vs Advise

Advice = Nasihat

Contoh: Lina gave Toni good advice.

Advise = Memberi Nasihat

Contoh: Lina advised Toni to avoid the questionable chicken salad.

~Hear vs Here

Hear = Mendengar

Contoh: Do you want to hear a song?

Here = Di sini

Contoh: Take off your bag here.

~Male vs Mail

Male = Pria

Contoh: This event just for male.

Mail = Surat

Contoh: I’ve just received your mail.

~Breath vs Breathe

Breath = Udara yang masuk saat bernapas (Kata Benda)

Contoh: Anisa held her breath while Dina skateboarded down the stairs.

Breathe = Bernapas

Contoh: After Dina spectacular landing. Anisa had to remind herself to breathe.

~Die vs Dye

Die = Meninggal / Mati

Contoh: I haven’t heard yet about how he could die.

Dye = Mewarnai / Mencelup

Contoh: The tie-dye shirt trend was booming back at 2019.

~Lay vs Lie

Lay = Meletakkan atau Menempatkan

Contoh: Ratna lay out her bag before she goes to bed.

Lie = Berbaring

Contoh: Dio will lie down for a nap.

~Loose vs Lose

Loose = Longgar (Kata Sifat)

Lose = Kehilangan sesuatu atau kalah dalam sebuah kompetisi.

Contoh: I would not lose you.

~Than vs Then

Than = Digunakan sebagai pembanding

Contoh: Desi is taller than her twin.

Then = Digunakan untuk mengindikasikan waktu atau sebuah tahapan

Contoh: Jihan grabbed the folder and then left the room.

Itu tadi adalah penjelasan tentang homophone dan beberapa contoh kalimatnya. Kalian bisa juga belajar di EF Adults, karena di EF Adults tersedia berbagai macam jenis latihan yang bisa kamu pilih, info selengkanya bisa mengunjungi alamat websitenya di www.ef.co.id.

Kayaknya kita mesti janjian bareng untuk belajar di EF, ya! Kapan lagi kita bisa belajar bahasa Inggris? Keburu anak-anak besar, kan? :)

Salam hangat,

Featured image: Photo by Pixabay on Pexels

 

Supaya Anak Berani ke Dokter Gigi

Supaya anak berani ke dokter gigi



Ada yang pernah sakit gigi nggak, nih? Pasti sakit banget, ngalah-ngalahin sakit hati, kan? Hihi. Saya pribadi pernah sakit gigi, bagian geraham sempat bolong, tapi itu terjadi saat saya masih SD dulu. Alhamdulillah, itu gigi susu yang kemudian lepas dan berganti. Sekarang, alhamdulillah nggak sampai mengalami sakit gigi lagi.

Tapi, anak saya yang bungsu mengalaminya...hiks. Sedih banget karena sejak awal memang gigi dia agak bermasalah. Ibaratnya rapuh dan keropos gitu. Entah memang kurang dirawat atau memang kondisi gigi dia yang berbeda. Sulung, sampai sebesar sekarang (9 tahun), masih bagus giginya. Baru kemarin malah tanggal dua gigi*telat banget, ya? Hihi.

Awalnya gigi si bungsu nggak seburuk sekarang. Bagian geraham yang seharusnya paling dijaga malah sudah bolong kemarin. Padahal sebelumnya hanya tampak warna kecokelatan sedikit. Tiba-tiba aja sudah hilang, Gaes. Akhirnya dia merasa ngilu, sempat malam-malam nangis katanya sakit. Sedih banget. Kemudian dia nyeletuk, “Kenapa gigi adek nggak bunda jaga dari dulu.”

Hati emaknya menjerit...huhu. Kenapa gigi dia bisa seperti itu, sedangkan si kakak bagus-bagus aja? Apa memang benar karena saya kurang menjaga? Perasaan, kok sama aja gitu. Daripada galau terus, besoknya langsung saya ajak ke dokter gigi.

Jangan Menakuti Anak Saat ke Dokter


Awalnya, si bungsu nangis, nggak berani. Tapi, saya katakan bahwa giginya akan semakin buruk kalau dibiarkan, apalagi kalau terganggu waktu makan. Kan, nggak enak banget. Akhirnya dia tenang.

Tapi, kakaknya iseng banget dong. Pake bilang gigi adeknya bakalan dibor. Lha, adek bayangannya bor milik ayahnya yang lengkap satu box...kwkwk. Nangislah dia. Ya Allah, ujian banget mau ngajakin ke dokter gigi. Saya terus menenangkan, insya Allah nggak akan sesakit seperti waktu dia sunat, kok :D

Intinya, janganlah anak ditakut-takuti atau diancam bahwa pergi ke dokter itu serem, disuntik segala. Kita suka menjadikan ini sebagai ancaman ketika anak-anak begitu ‘lincah’ acak-acak rumah...haha. Nanti kita sendiri yang rugi karena mereka akan teringat ancaman itu terus menerus. Nggak banget, kan?

Nonton Video Anak Periksa Gigi


Saya ingat, pernah ada seorang teman yang share video anaknya yang sedang periksa gigi, anaknya seusia anak saya. Anteng banget meski sedang ada tindakan. Si bungsu yang memerhatikan langsung merenung, ternyata ke dokter gigi nggak seseram yang dibayangkannya selama ini.

Saya katakan, “Tuh, nggak nangis, kan? Artinya dia nggak kesakitan sama sekali. Andai nanti kamu merasa sakit, langsung bilang ya sama dokternya biar diberikan obat.”

Cara sederhana seperti ini ternyata lumayan ngena ke dia. Setelahnya, dia jadi lebih berani, mau berangkat sempat agak takut lagi dan menolak, tapi kami akhirnya tetap berangkat tanpa drama.

Periksa Gigi Ternyata Nggak Menyeramkan


Kita nunggu antrean lamaa banget. Sampai si sulung ngantuk, sudah baca buku cerita emaknya yang baru terbit*bermaksud promosi banget...haha, sampai hatam, sampai kelar, masih belum tiba juga atreannya...kwkwk. Memang hampir semua pasien pasti ada tindakan, entah menambal, mencabut, dll.

Tiba giliran di adek, saya bilang, jangan lupa baca basmalah. Dia santai banget dong. Masih nyanyi-nyanyi menuju ruang dokter. Sampai di dalam, dia langsung mau duduk sendiri tanpa dipangku. Otomatis juga langsung buka mulut nggak banyak komentar.

Masya Allah, nggak hanya dokternya yang takjub, saya aja heran kenapa dia sudah berani? Dokter kira dia sudah biasa mengunjungin dokter gigi, nyatanya baru pertama kali. Tindakan menambal gigi pun jadi cepat karena dia anteng dan nggak banyak drama selama diperiksa. Alhamdulillah, giginya sudah ditambal dan kita pulang dengan happy!

Saya ini termasuk orang tua yang jaraang banget ngajak anak-anak ke dokter kalau nggak terpaksa. Seperti sekarang, karena memang harus, barulah saya pergi. Tapi, anak-anak sudah lebih mengerti kalau ke dokter itu nggak menakutkan, kecuali paska sunat dulu, ya. Bungsu sempat agak trauma ketemu dokter, ngerasa bakal diapain...hihi.

Gimana pengalaman kamu ngajakin anak ke dokter?

Salam hangat,

Featured image: Photo by Pixabay on Pexels

 

Thursday, January 23, 2020

Liburan Romantis Naik Kapal Pesiar Mulai 4 Jutaan? Nyenengin Pasangan Nggak Harus Mahal!

Liburan romantis naik kapal pesiar mulai 4 jutaan Nyenengin Pasangan nggak harus mahal



Usia pernikahan saya dengan si Mas sudah masuk tahun ke-10. Selama sepuluh tahun itu, hampir tidak pernah ada perayaan khusus. Kami memang sama-sama santai orangnya, nggak harus ada hadiah atau kejutan, penting bagaimana kami menikmati setiap momen dengan gembira. Bagi kami, bahagia itu sederhana sekali. Kadang, ketawa cekakak cekikik berdua aja sudah menyenangkan bukan main. Berapa banyak pasangan di dunia ini yang kehidupan rumah tangganya hambar? Wah di luar, tapi anyep di dalam. Dan kami merasa beruntung tidak menjadi salah satunya.

Tahun-tahun pertama adalah tahun penuh drama. Di mana hal-hal sepele bisa bikin kami berdua saling mendiamkan. Kami kenal hanya selintas lalu, kemudian menikah. Nggak pernah membayangkan bisa hidup bersama orang yang baru bertemu sekali kemudian melamar. Kadang, si Mas menyebalkan bukan main atau justru saya yang kekanak-kanakan, ya? Hihi.

Tapi, tahun-tahun terakhir kami sadar bahwa sepuluh tahun pernikahan bukan hal main-main. Kami belajar banyak dari keunikan masing-masing. Kami belajar lebih dewasa, lebih kompak saat didera masalah serius, saling menguatkan, saling mengingatkan satu sama lain. Dan sekarang, saya tahu sepuluh tahun itu begitu berharga dan telah banyak saya sia-siakan.

“Mas, dulu kita nggak se-happy ini, ya? Keseringan ribut!”

“Siapa yang sering ngajakin ribut?”  Timpalnya.

Kami sama-sama tertawa dan malu mengakui kekurangan masing-masing. Betapa lucunya. Mengingat betapa berharganya usia sepuluh tahun pernikahan kami, sesekali saya ingin menikmati waktu berdua saja dalam suasana yang berbeda. Biar bisa diingat seumur hidup, biar jadi momen tak terlupakan sepanjang kami hidup bersama.

Traveling naik pesawat atau kereta sudah biasa. Bahkan itu menjadi rutinitas pasti yang terjadi sejak kami resmi menikah. Karena kami sama-sama merantau dari Kota Malang ke Jakarta. So, setiap tahun pasti mudik, entah naik pesawat atau naik kereta. Jadi, pengennya hal baru yang belum pernah kami coba. Kalau bisa, jangan mahal-mahal juga *dasar emak pelit...hihi.

Liburan Mewah Harga Hemat dengan Cruise Ship


Belakangan, wisata dengan kapal pesiar mulai banyak diminati. Kapal pesiar atau cruise ship merupakan kapal yang digunakan secara khusus untuk tujuan wisata. Kapal yang digunakan biasanya telah dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas nggak berbeda dengan hotel berbintang, lho.

Tapi, apa nggak bosan, tuh, naik kapal selama beberapa hari? Emang ngapain aja di kapal? Kalau hanya bengong dan melihat laut lepas, mending main aja ke Ancol, kan? Eh, kamu salah besar. Naik kapal pesiar punya banyak kelebihan. Di negeri kita, wisata menggunakan kapal pesiar memang belum seheboh di negara lain, masih banyak orang yang bahkan belum tahu kalau naik kapal pesiar itu menjadi salah satu alternatif liburan yang menyenangkan.

Yuk, ah berkeliling melihat beberapa fasilitas yang ada di dalam kapal pesiar!

Kamarnya sangat lapang serta nyaman!

Kafe tempat ngumpulnya asyik pula!


Bahkan disediakan mini golf, rock climbing wall, kolam renang, sampai tempat spa, lho. Kebayang sehari aja berada di dalam kapal pesiar?

Kira-kira apa saja kelebihan berwisata menggunakan kapal pesiar atau cruise ship ini?



  • Liburan naik kapal pesiar menjadi lebih mudah karena kita nggak perlu repot-repot lagi memesan hotel, nggak perlu khawatir kehabisan kamar karena biasanya kita sudah memesan sekaligus dengan harga paket. Dan lagi, di dalam kapal kita bisa melakukan banyak aktivitas menyenangkan, beda banget dengan moda transportasi lain seperti pesawat dan kereta. Terutama bagi pasangan yang memang berniat liburan, naik kapal pesiar pasti jadi momen romantis yang tak terlupakan. Asal pasangan kita nggak garing aja selama di perjalanan, ya...hihi.

  • Traveling naik kapal pesiar nggak bikin kita repot harus angkat-angkat koper dan barang-barang ketika sampai di tempat tujuan. Biasanya kita capek juga harus bawa koper berapa biji menuju penginapan. Dengan naik kapal pesiar, kita bisa bebas dari segala keribetan itu, lho.

  • Kapal pesiar umumnya sudah dilengkapi dengan banyak fasilitas seperti kolam renang, bioskop, bahkan sampai pusat kebugaran segala. Kebayang betapa menyenangkan berada di dalam kapal? Nggak bakalan bengong atau bosenlah. Belum lagi, kita juga bisa jalan-jalan saat kapal transit. Benar-benar liburan komplit pake banget pokoknya.

  • Liburan menyenangkan bersama keluarga besar pun bisa dengan kapal pesiar. Karena apa? Di sana kita bisa dengan mudah berkumpul, makan bareng, beraktivitas bareng tanpa banyak kesulitan. Waktu bersama bisa lebih maksimal dimanfaatkan untuk hal-hal menyenangkan. Bahkan buat pasangan yang ingin liburan romantis, naik kapal pesiar bisa jadi alternatif unik, lho. Jangan mau kalah dengan romantisnya film Titanic! Haha.

  • Menikmati fasilitas mewah dengan harga hemat pula. Jangan kira naik kapal pesiar hanya bisa dinikmati oleh orang tajir melintir, bagi kalangan ekonomi menengah pun tak masalah. Karena sekarang banyak sekali travel agent yang menawarkan paket murah meriah mulai harga 4 jutaan, lho.


Gimana, sih, Rasanya Naik Kapal Pesiar?



Jangan kira naik kapal pesiar itu bikin mabok, ya, Gaes...haha. Naik kapal pesiar itu enak, hampir-hampir kamu nggak akan pernah merasakan guncangan seperti peristiwa menyeramkan dalam video-video yang sering kamu tonton di sosial media. Iya, ini kapal pesiar, bukan perahu kecil gitu.

Naik kapal pesiar sama mulusnya seperti sedang berkendara di darat. Kamu akan merasa nyaman dan santai, nggak horor sama sekali, kok.

Bayangkan kamu berada di dalam kapal pesiar dengan fasilitas mewah, apa nggak betah, tuh? Belum lagi pemandangannya yang memanjakan mata. Liburan romantis pasti bakalan sukses, nggak bisa diragukan lagi :D

Makan Apa Selama Naik Kapal Pesiar? Ada Menu Halalnya Nggak, nih?

Liburan romantis naik kapal pesiar mulai 4 jutaan Nyenengin Pasangan nggak harus mahal



Saat liburan dengan kapal pesiar, jangan khawatirkan soal makanan. Karena, di kapal pesiar disediakan banyak jenis makanan mulai dari menu khas Eropa, Asia, hingga berbagai menu dari negara lainnya.

Buat wisatawan muslim seperti saya, menu halal menjadi salah satu hal penting saat traveling. Jangan sampai ketika berwisata ke suatu negara, kita justru ribet mencari menu halal. Kekhawatiran itu ternyata nggak menjadi masalah karena di kapal pesiar juga disediakan menu halal juga, kok. Misalnya di Genting Dream Cruise, ada restoran The Lido yang khusus menyediakan menu halal.

Kalau kita masih ragu apalagi ini merupakan pengalaman pertama naik kapal pesiar, sebaiknya kita memilih travel agent yang sudah jelas menjamin itu. Ada, kok, travel agent yang memastikan wisatawan muslim bisa makan dengan tenang saat naik kapal pesiar.

Jika kita bosan dengan menu prasmanan yang disediakan, boleh banget traktir pasangan kamu di restoran internasional yang ada di sana. Tapi, kamu perlu membayarnya lagi ya seperti saat kamu makan di restoran biasa. Karena fasilitas sarapan, makan siang, dan makan malam gratis umumnya hanya disediakan dalam bentuk prasmanan.

Monggo, sesuaikan dengan isi kantong saja. Penting kita menikmati waktu bersama dan berkualitas *Sambil membayangkan berdua sama si Mas naik kapal pesiar...hihi.

Wisata Naik Cruise Ship Bareng Cheria Holiday


Begitu banyak pertimbangan yang kita pikirkan saat akan berlibur, mulai dari budget, waktu, tujuan wisata, serta fasilitas yang nantinya akan kita dapatkan. Saya pun memikirkan hal serupa saat hendak berlibur. Saya tidak mau direpotkan dengan banyak hal, maunya terima jadi aja. Tapi, sebagai emak-emak, saya juga mau dapat harga murah dengan fasilitas yang layak *emak-emak banget, kan? kwkwk.

Supaya semua keinginan saya terpenuhi saat liburan romantis naik kapal pesiar nanti, saya butuh travel agent yang dapat memenuhi semua kebutuhan. Nggak cuma memberikan pelayanan yang nyaman, fasilitas yang oke, memastikan ada menu halal, tetapi harganya juga terjangkau.

Ternyata, Cheria Holiday bisa mewujudkan impian saya itu, Gaes. Auto terharu nggak, sih? Karena liburan naik kapal pesiar bersama pasangan bakal segera terwujud, nggak hanya jadi mimpi saja.

~Kenapa harus Cheria Holiday?


Cheria Holiday hadir sejak 2012 dalam rangka memenuhi semua kebutuhan muslim yang hendak melaksanakan ibadah umroh atau tour ke berbagai tujuan wisata mulai dari dalam negeri hingga luar negeri. Dengan Cheria, kita bisa memastikan tak akan melewatkan waktu shalat lima waktu saat berlibur, Cheria juga memastikan bahwa menu yang akan kita santap benar-benar halal, bebas alkohol bahkan ketika kita berkunjung ke negara nonmuslim sekalipun.

Salah satu produk istimewa dari Cheria Holiday adalah paket wisata Cruises Cheria Holiday ke berbagai negara. Paket tour wisata dengan kapal pesiar ini sudah dilengkapi dengan pelayaran mewah plus menu halal, lho. Kabar baiknya, Cheria Holiday juga punya penawaran menarik berupa wisata halal dengan kapal pesiar mulai harga Rp. 4 jutaan dengan tujuan wisata,

  • Singapore ~ Penang ~ Langkawi ~ Singapore

  • Singapore ~ Penang ~ Phuket ~ Singapore


Jika kamu berniat berwisata ke negara lain, kamu bisa memilih paket Tour Naik Kapal Cruise Bareng Cheria Holiday dengan tujuan wisata seperti negara Europe, Africa, Middle East, atau South America.

~Apa Saja Keunggulan Cheria Holiday


  • Cheria Holiday telah menjadi leader dalam industri tour halal di negeri kita. Cheria juga aktif memberikan training kepada banyak travel agent demi  memopulerkan wisata halal di Indonesia.

  • Cheria Holiday memiliki produk tour halal terlengkap baik domestik maupun internasional.

  • Pertama dan satu-satunya yang mempunyai aplikasi tour halal berbasis web dan aplikasi mobile phone.

  • Cheria Holiday telah dikenal oleh banyak orang. Nggak perlu khawatir, insya Allah Cheria amanah dan sangat bertanggung jawab. Web-nya saja telah dikunjungi 5 juta kali, lho. Kebayang berapa banyak netizen yang tahu tentang Cheria Holiday, kan?


Cheria Holiday yang merupakan biro perjalanan wisata dengan keunggulan produk berbasis muslim frindely dan kepuasan konsumen ini juga pernah mendapatkan Travel Award dalam ajang kompetisi pariwisata halal nasional pada tahun 2016 silam yang diselenggarakan oleh Kementrian Pariwisata.

Cheria Holiday memperoleh peringkat ke-3 terbaik dalam dua kategori,

  • Biro Perjalanan Wisata Halal Terbaik

  • Website Travel Ramah Wisatawan Muslim Terbaik

Nggak Mau Repot? Pesan Paket Wisata Cruise Cheria Holiday Lewat Aplikasi Aja!


Banyak sekali kemudahan yang ditawarkan oleh Cheria Holiday kepada kita. Salah satu kemudahan yang bisa kita nikmati adalah dengan memanfaatkan aplikasi Cheria Express yang bisa kita unduh di Playstore.

Saya memilih menu Cruise setelah melakukan registrasi. Kemudian saya pilih paket Genting Dream Cruise (3D2N) Singapore – Port Klang – Singapore. Kami akan berangkat dari Jakarta menuju Singapore pada tanggal 27 Mei 2020.

Genting Dream Cruise merupakan cruise line premium pertama di Asia. Kapal ini telah dilengkapi dengan 1.674 kabin pada 18 lantai. Mampu menampung sekitar 4000 penumpang bahkan lebih.

Genting Dream Cruise memiliki beragam tipe kamar yang bisa kamu nikmati, 35 restoran serta bar. Kapal ini layak disebut hotel bintang lima yang ada di atas laut. Wah banget, kan?

Restoran yang ada di kapal ini memiliki banyak menu mulai dari Barat, Jepang, China, hingga menu Melayu yang memanjakan lidah. Bagi kita wisatawan muslim, jangan khawatir, karena kapal ini juga khusus menyediakan menu dengan sertifikat halal, lho.

Termasuk di dalam paket tour ini adalah biaya kabin, port charge, dan gratuities. Tidak termasuk,

  • Tiket penerbangan menuju Singapore. Jadi, kita harus membeli tiket pesawat dari Jakarta menuju Singapore dulu. Pastikan kita juga punya cukup waktu menuju Marina Bay Cruise Centre Singapore.

  • Biaya transportasi dari Bandara Changi menuju Marina Bay Cruise Centre Singapore.

  • Biaya shore excursions/city tour di kota dalam rute cruise.

  • Pengeluaran pribadi.

  • Seluruh biaya yang tidak tertulis.

~Syarat Booking Genting Dream Cruise


  • Cek ketersediaan kabin dengan menghubungi atau chat admin terlebih dahulu.

  • Siapkan data lengkap sesuai paspor.

  • Informasikan siapa saja tamu dalam satu kabin.

  • Pastikan ada peserta berusia minimal 21 tahun dalam satu kabin.

  • Bagi kamu yang sedang hamil, hanya bisa ikut tour ini maksimal di usia kehamilan 22 minggu serta punya surat keterangan dari dokter yang membolehkan kamu traveling dengan kapal pesiar.

  • Hanya bayi usia 6 bulan ke atas yang diperbolehkan naik kapal pesiar.

  • Jumlah peserta dalam satu kabin maksimal berjumlah 4 orang.


Jika kamu mau berkunjung langsung ke kantor pusat Cheria Holiday, datangi saja alamat di bawah ini,

Alamat   : Gedung Twink Lt. 2, Jl. Kapten P. Tendean No. 82 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12790.

Telepon  : 021-7900 201 / 021- 700 216 (Hunting)

Fax          : 021- 7918 2408

Email      : info@cheria-travel.com

Website  : www.cheria-travel.com

Itinerary Liburan Romantis dengan Genting Dream Cruise


Liburan romantis naik kapal pesiar mulai 4 jutaan Nyenengin Pasangan nggak harus mahal



Intinya dari liburan romantis ini sebenarnya adalah menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Kalau akhirnya bisa sekalian berwisata, tentu saja jauh lebih menyenangkan. Apalagi sambil naik kapal pesiar? Kenapa nggak?

Lantas, apa saja rencana perjalanan kita selama 3 hari 2 malam bersama Genting Dream Cruise dan Cheria Holiday ini, Gaes?

~Rabu


Batas check in cruise kita pada hari pertama pukul 21.00. Kita akan berlayar dengan Genting Dream Cruise dari Marina Bay Cruise Centre Singapore menuju Port Klang pada pukul 23.59.

~Kamis


Cruise sampai di Port Klang pada pukul 12.00. Bagi para peserta yang mengikuti kegiatan shore excursions di Port Klang akan turun dari kapal dan melakukan city tour. Jika kita tidak ikut serta dalam city tour tersebut, cukup bersantai di kapal sambil menikmati fasilitas mewah yang ditawarkan oleh Genting Dream Cruise. Kapal akan kembali berlayar menuju Singapore pada pukul 23.00

~Jumat


Cruise akan tiba di Marina Bay Cruise Centre Singapore pada pukul 12.00. Kita akan melakukan check out dan perjalanan pun berakhir.

Perjalanan yang saya pilih termasuk lumayan singkat dengan tujuan negara tetangga. Harganya terjangkau dan penting bisa menikmati momen menyenangkan bersama si Mas *eaa. Nggak kebayang kita bisa berlibur berdua, naik kapal pesiar pula.

Bagi teman-teman yang ingin menyenangkan pasangan, bisa banget mengajak istri atau suami liburan naik kapal pesiar dengan memilih paket-paket tour cruise yang diberikan oleh Cheria Holiday. Kapan lagi bisa menikmati perjalanan romantis dan unik seperti ini?

Salam hangat,

Featured image: Photo by David Dibert on Pexels

Sumber referensi:

https://www.cheria-travel.com/2018/10/paket-tour-wisata-liburan-dengan-cruise.html

https://www.cheria-travel.com/2019/05/paket-tour-halal-dengan-kapal-pesiar.html

https://www.cheria-travel.com/p/company-profile-pt-cheria.html

https://www.dreamcruiseline.com/


 

Wednesday, January 22, 2020

Ini Alasan Kenapa Naskahmu Nggak Kelar-kelar!

Ini Alasan Kenapa naskahmu Nggak kelar-kelar



Postingan yang terinspirasi dari artikel yang ditulis oleh penerbit DIVA Press. Isinya kocak, ada benarnya juga, bikin geleng-geleng kepala atau justru sebaliknya, mantuk-mantuk setuju. Ini adalah masalah besar yang sering dihadapi bukan hanya oleh penulis pemula, tapi juga bagi yang sudah pernah menulis buku. Kenapa naskah kita nggak kelar-kelar, Gaes?

Sulit sekali menjawab, selain miris, malu, terharu...kwkwk, apalagi? Sebenarnya manusiawi bangetlah kalau sebagai penulis terutama yang baru pertama kali menulis buku mengalami yang namanya kegagalan saat menyelesaikan naskah pertamanya. Nggak hanya kamu, saya juga mengalaminya. Ada naskah yang hanya sebatas rencana, ada yang sekadar outline, ada yang baru dimulai beberapa bab kemudian dianggurin. Ya, semua itu kembali pada diri kita, kita sendiri yang memutuskan apakah akan menyelesaikannya atau membiarkannya terbengkalai sepanjang hari.

Saat mengadakan SMB (Sebulan Menulis Buku), saya merasa ini adalah cara yang lumayan efektif membantu terutama penulis pemula untuk merampungkan naskahnya. Selain memang diadakan free, challenge ini juga diawali dengan pembekalan materi yang lumayan sebelumnya. Kita sharing dulu, diskusi dulu mengenai kesulitan para peserta, supaya ketika memulai, semua bisa merampungkan naskahnya tanpa banyak alasan. Nyatanya? Semua tetap tidak mudah bagi sebagian orang.

SMB kedua dimulai bulan Januari 2020. Tinggal beberapa hari lagi. Kali ini saya hanya mengajak peserta dari grup SMB sebelumnya, dan belum berani mengajak peserta dari luar. Karena apa? Belajar dari pengalaman yang lalu, banyak peserta memang seperti menyenangkan, ya. Asyik gitu bisa ngerjain naskah bareng-bareng. Tapi, ternyata dari sekitar 80an orang, hanya 20an saja yang berhasil sampai tuntas.

Sekarang, dari sekitar 20an orang, hanya separuhnya saja yang memenuhi target dua minggu pertama. Selebihnya sudah gugur. Sebenarnya kesulitan kamu apa, sih, saat ngerjain naskah? Saya rasa, inilah beberapa alasan kenapa naskah kita tidak kunjung selesai digarap,

Nggak Konsisten


Konsisten atau istiqomah ini memang berat, Gaes. Kalau gampang namanya isteh manis katanya...kwkwk. Tapi, sebenarnya, orang yang memang punya kemauan kuat pastilah harus kosisten dong. Kalau benar-benar pengen punya buku solo, ya harus benar-benar istiqomah nulisnya. Jangan sehari nulis, sebulan libur *eh.

Nah, kalau kamu nggak konsisten, angot-angotan, males, ya wes, buyar kabeh! Sudah pasti naskah kamu nggak akan selesai dan nggak akan pernah jadi buku solo.

Kebanyakan peserta SMB ya begini, awalnya semangat banget, kemudian semangatnya memudar seiring berjalannya waktu. Bahkan target yang dibuat sendiri saja nggak selesai sampai SMB kedua. Ini agak horor. Mereka yang katanya sanggup ngerjain sehari 2 halaman, kemudian hanya selesai sekitar semingguan, setelah itu ya udah, udahan gitu aja.

Kemudian saya berpikir, mau sekeras apa pun saya atau orang lain membantu, akan percuma kalau orangnya saja tidak ada keinginan buat menyelesaikan. SMB ini sebenarnya sangat membantu karena kita bisa menulis dengan batas waktu. Tapi, pada sebagian orang tetap saja tidak berguna.

Kamu Nggak Benar-benar Ingin Punya Buku Solo


Kalau nulis antologi oke, tapi gimana dengan buku solo? Saya rasa, hampir semua penulis ingin punya buku solo. Sayangnya, sebagian orang yang bilang ingin, rupanya nggak pernah berhasil mewujudkan karena keinginannya mungkin masih setengah hati, nggak sebesar keinginan orang lain. Jadinya ya gitu, nggak serius menyelesaikan naskah. Bisa disebut kamu itu sebenarnya kurang cinta menulis. Karena mereka yang benar-benar suka akan melakukan segala cara supaya impiannya terwujud.

Tapi, apa iya semua orang mau disebut kurang cinta? Kwkwk. Kadang, kita memang benar-benar dihadapkan pada situasi serius di mana keinginan menjadi penulis benar-benar tidak direstui, misal sama pasangan. Sampai-sampai ada lho yang terang-terangan ngelarang nulis buku sama ngeblog. Kurang horor gimana coba?

Atau, kita harus fokus mengurus orang tua, anak, atau pasangan yang sedang sakit. Ya, semua itu memang keadaan darurat yang mesti kita dahulukan. Masalahnya, sebagian besar nggak mengalami masalah apa pun yang menghalanginya menulis, tapi naskah tetap nggak kelar juga. Salahnya di mana kecuali memang karena kamu nggak terlalu cinta dan suka?

Minder yang Lebay


Udah minder, lebay banget pula mindernya...kwkwk. Kamu sebenarnya sudah hebat, tulisanmu juga sudah bagus, tapi karena kamu minder, merasa naskahmu buruk, akhirnya kamu revisi sampai ribuan kali. Nggak lebay gimana ini?

Ketika menulis, jangan pikirkan banyak hal, typo, bahasa yang kurang enak, kalimat tidak baku, atau yang lainnya. Tulis aja dulu dan jangan pikirkan. Nanti akan ada saatnya kamu bisa mengedit secara keseluruhan. Sesimpel itu, kok.

Kalau tiap nulis satu paragraf aja kamu hapusin terus, kapan kelarnya? Atau kamu merasa tema yang dipilih kurang oke, pengen nulis tema lain. Kalau kamu turuti keinginan itu, mungkin sampai kapan pun naskahmu akan tetap hanya berupa rancangan saja.

Kamu Pemalas!


Nggak bisa dong naskah setebal minimal 120 halaman ditulis oleh pemalas? Namanya pemalas, kerjanya ya main sosial media seharian, selonjoran, leyeh-leyeh sambil ngeteh. Kamu nggak sibuk, kamu juga nggak kerja, banyak waktu luang setiap harinya, tapi kenapa naskahmu belum rampung juga?

Salah satu alasannya karena kamu malas memulai apalagi menyelesaikan. Jangankan menulis, mau makan aja males, lho. Kebangetan, kan? Kwkwk. Biasanya, ada aktivitas tertentu yang cenderung membuat seseorang malas melakukan pekerjaannya. Misalnya, nonton Drama Korea. Ini benar-benar bikin mager, kalau nggak kelar, nggak akan kita beranjak. Kadang malah diulang-ulang pula *saya banget...kwkwk.

Akhirnya, biar nggak keterusan, ya, sebaiknya jangan mulai lagi nontonnya kecuali itu kamu jadikan hadiah buat keberhasilanmu menyelesaikan naskah. Naskah aja baru sampai judul, kenapa sibuk mencari hadiah segala? Aneh kamu!

Tema Kurang Dikuasai dan Kurang Disukai


Kalau kamu mau menulis buku, sebaiknya ambil tema-tema yang memang benar-benar kamu kuasai. Jangan menulis buku yang kurang kamu suka, apalagi temanya berat dan bikin kamu mikir keras. Jangan!

Alasan ini sangat memungkinkan kamu menjadi jenuh kemudian udahan. Saya pernah menggarap naskah yang outline-nya sudah di-ACC, tapi karena akhirnya merasa temanya berat, saya pun memutuskan berhenti dulu. Jadi nggak happy gitu ngerjainnya. Jadi nggak semangat karena merasa tema itu tidak saya suka.

Itulah beberapa hal yang mungkin menjadi alasan kenapa naskah kamu nggak kelar-kelar. Mana yang paling tepat dengan kondisi kamu sekarang? Atau malah ada alasan lain yang menyebabkan naskahmu masih terbengkalai sampai sekarang? Misalnya patah hati atau jatuh cinta?

Salam hangat,

Featured image: Photo by Markus Spiske on Pexels

 

Merasa Tak Sebaik yang Lain? Lakukan Ini Supaya Semangatmu Tetap On!

Merasa tak sebaik yang lain? lakukan ini supaya semangatmu tetap on



Hari ini, kita bisa melihat banyak orang sering membanding-bandingkan hidupnya dengan orang lain. Bukan hanya soal materi seperti harta kekayaan, tetapi juga soal kemampuan, prestasi, hingga kecantikan fisik. Si A hidungnya mancung, kulitnya pun putih nyaris seperti mayat hidup*eh, tapi hidungku selalu jadi bahan celaan orang. Saking uniknya, sampai tak terlihat, peseklah! Nggak punya hidunglah! Bla..bla...bla.

Kemudian merasa minderlah diri kita hanya disebabkan oleh ucapan merendahkan dari satu dua orang, atau bahkan hanya karena diri sendiri yang sengaja membanding-bandingkan dengan artis atau selebgram. Yaiyalah, nyari mati kita namanya... :D

Belum lagi melihat para selebgram yang update postingan ketika liburan tahun baru kemarin, nyaris semuanya berlibur ke luar negeri, main salju, guling-gulingan di salju, sampai makan malam romantis. Duh, aku kapan, ya bisa seperti mereka? Kenapa hidupku begini amat? Ujungnya jadi panjang lebar menyalahkan nasib diri yang bisa jadi justru amat sempurna bagi orang lain. Ngapain coba?

Atau, kita sering berpikir kenapa ada orang dilimpahkan kekayaan luar biasa, padahal ibadahnya standar aja, bisa jadi mungkin masih lebih taat kita, eh tapi dia punya kehidupan nyaris sempurna, lho. Aku nggak habis pikir kenapa Tuhan baik banget sama orang seperti dia, sedangkan aku yang berusaha mati-matian, ibadah juga sudah sekuat tenaga, ternyata masih susah banget sekadar buat makan aja. Why?

Hei! Mungkin kita terlalu sibuk membandingkan diri dengan kehidupan orang lain sehingga lupa bahwa di dalam kehidupan masing-masing orang sama-sama diberikan kebahagiaan serta ujian. Hanya saja, saat melihat kehidupan yang lain, kita begitu takjub dengan bahagia yang mereka teguk, tapi sama sekali tidak melihat kerja keras mereka, susah payahnya mereka, dan sebagainya.

Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27)

Allah itu pasti lebih tahu mana yang lebih baik buat kita. Jika kita diberikan ujian melebihi yang lain, sudah pasti Allah telah menakarnya dengan baik, disesuaikan dengan kemampuan kita, mustahil melebihi kemampuan seseorang. Dan lagi, adanya ujian bukan berarti Allah benci kepada seorang hamba, bisa jadi itu adalah salah satu tanda cinta Allah kepada hamba-Nya yang ingin dinaikkan derajatnya. Berpikirlah positif kepada Allah, insya Allah semua baik-baik saja :)

Jangan Melihat Kehidupan Orang Lain Hanya dari Tampilan Luarnya


Apa yang kita lihat tentang kehidupan orang lain, tentang si A yang bertabur kekayaan sampai lupa kapan terakhir kali cuci piring, kapan terakhir ngepel lantai, belum tentu sesempurna yang kamu bayangkan, lho. Kebahagiaan orang itu tidak lantas hanya bergantung dari harta kekayaannya saja. Banyak orang kayak, tapi hatinya sungguh kesepian, kosong, dan hampa.

Tapi, bukan mustahil ada yang kaya raya, tapi hidupnya pun tenteram, berkah namanya. Melihat kehidupan orang lain di atas kita kadang membuat diri susah bersyukur atau sebaliknya membuat kita termotivasi untuk lebih baik lagi. Pandai-pandai saja mengambil pelajaran.

Pastinya, apa yang terlihat dari luar belum tentu sama dalamnya, Gaes. Nggak selalu yang sempurna di luar, kemudian tak bercela. Tanpa kita tahu, banyak orang yang bersedih di balik wajah cerianya yang sering kita lihat di media. Begitulah kehidupan.

Daripada sibuk melihat kehidupan orang lain, mending coba perhatikan kehidupan kita yang sebenarnya nyaris sempurna. Meski tak sehebat apa, tapi kita punya pasangan yang luar biasa. Meski tak sehebat apa, tapi kita tetap bahagia menjalaninya. Anak-anak yang baik juga merupakan berkah. Kesehatan dan iman yang melekat sering tak terhitung oleh jangkauan manusia, padahal senantiasa menjadi nikmat paling besar dalam hidup kita.

Bersyukur dan melihatlah ke bawah ketika kita merasa tidak sebaik yang lain. Maka kita temukan betapa banya karunia Tuhan yang dilimpahkan kepada kita, tidak bisa kita hitung satu per satu saking banyaknya.

Setiap Orang Punya Kelebihan, Setiap dari Kita Unik, Syukuri Itu!


Merasa tidak sehebat yang lain? Bisa jadi karena kita terlalu fokus memerhatikan kelebihan orang, tapi sama sekali tidak menggali lebih dalam tetang kelebihan diri sendiri. Ngapain lihatin orang sampai segitunya, sih? Oke, mereka memang luar biasa hebat, tapi kamu juga tak kalah hebatnya, kok.

Kamu hanya belum memulai, sedangkan mereka sudah melesat kencang. Kita terlalu lama berdiam diri, menghitung-hitung, mempertibangkan ini dan itu, sampai lupa melangkah ke depan. Kenapa terlalu lama berpikir? Jika mau sehebat yang lain, mulailah dengan hal sederhana yang bisa kita kerjakan.

Seorang calon penulis tidak akan pernah jadi penulis kalau dia hanya bermimpi, bergumam, memuji orang berlebihan, sampai lupa sebenarnya dia harus apa dan mau ngapain? Calon penulis akan tetap menjadi ‘calon’ kalau sampai sekarang hanya diam dan berpangku tangan. Sedangkan yang lain sudah berdarah-darah berjuang. Pantas dong kalau sampai sekarang kita masih menjadi ‘calon’?

Setiap dari kita punya kelebihan. Setiap dari kita unik. Dan penting, kita punya potensi besar yang bisa dikembangkan sama seperti yang lain. Bedanya, kamu siap nggak berproses, capek-capek dan berlelah lillah sama seperti yang lain?

Menjadi Diri Sendiri


Si A bisa mengerjakan ini dan itu dalam waktu singkat. Sedangkan kita begitu lambat. Kenapa? Kita terus menghardik diri karena merasa kemampuan tak seberapa hebat. Kita terus mencela diri karena merasa belum sehebat yang lain, baik soal kemampuan dan prestasi. Padahal, berguna saja tidak, kan?

Mereka yang sudah hebat tentu telah melalui proses panjang yang luar biasa melelahkan. Kebanyakan memang mengawali dari nol, dari bawah. Sedangkan kita, lebih sering melihat mereka yang sekarang.

Jadilah diri sendiri dan ukur kemampuan diri. Kita bisa mengerjakan satu per satu, tak perlu lekas berlari kencang, penting tetap berjalan dan menikmati prosesnya. Ini bukan tentang seberapa cepat kita berlari, melainkan tentang konsisten yang perlu dibangun. Bagaimana kita terus mengusahakan, menikmati, dan disiplin meski dilanda kemalasan. Penting tidak berhenti.

Kadang, saya merasa minder, melihat orang lain sehebat itu, kayaknya saya nggak akan mampu. Tapi, semakin saya pikirkan dalam-dalam, semakin saya terpuruk, justru jadi nggak bisa melakukan apa-apa. Sibuk aja memikirkan kehebatan orang, sedangkan mereka sedang bergerak, berusaha, dan bekerja keras.

Saya pun lebih senang fokus pada tujuan, fokus pada target yang saya inginkan, ketimbang memikirkan hal-hal tidak perlu. Sesekali melihat kesuksesan orang itu penting, biar ikut termotivasi, tapi kelamaan melihat sampai lupa action juga nggak akan baik, ya. Yuk, ah, terus melesat ke depan, abaikan pikiran negatif yang mengganggu. Tetap semangat, ya! Kamu hebat, kamu luar biasa!

Salam hangat,

Featured Image: Photo by Samuel Silitonga on Pexels

 

Monday, January 20, 2020

Anak Demam 39 Derajat, Perlukah Panik dan Langsung ke Dokter?

Anak Demam 39 Derajat, Perlukah Panik dan Langsung ke Dokter



Kemarin, tiba-tiba sulung harus segera pulang dari sekolah karena demam. Sempat kaget karena sebelumnya dia nggak ngeluh sakit kecuali katanya sakit perut sebentar sebelum sarapan. Saya pikir dia hanya lapar. Setelah sarapan dan minum jus, dia berangkat seperti biasa. Sekitar pukul 10 pagi, wali kelas menghubungi saya dan mengatakan bahwa sulung demam sejak mata pelajaran pertama dimulai.

Saya sempat mikir, apa dia sedang batuk pilek? Kayaknya nggak juga. Saat sampai di rumah, dia lemas, tapi suhunya sudah mulai turun karena sempat minum penurun panas di sekolahnya. Dia tidur pulas setelah saya buatkan minum hangat.

Siangnya, suhunya naik lagi. Lumayan, 38,7. Belum kelihatan tanda-tanda batuk pilek dan lainnya. Nggak curiga DBD karena demam sempat turun meski akhirnya naik lagi. Ini memang bukan kali pertama dia demam seperti tanpa sebab, karena kadang sebabnya nyusul belakangan. Masih observasi aja karena melihat kondisinya masih oke, mau minum, bahkan sore sempat makan nasi plus telur. Nasi sisa sedikit.

Dia mengeluh pusing dan agak mual. Sayangnya, malam suhunya naik hingga 39,4. Bahkan lebih kayaknya. Di sini emaknya pengen nangis...kwkwk. Kebayang banyak hal, takut karena sejak usia dua tahun dia sering alami kejang demam bahkan sampai usianya enam tahun. Sedih, karena besoknya dia ada sertifikasi hapalan Alquran. Dan dia sudah mempersiapkan baik-baik sejak lama.

Soal penyebab demam, sekitar sore sudah ketebak kayaknya karena masalah perut. Diare, meski nggak sampai bolak balik ke kamar mandi (masih layak disebut diare nggak, ya? Secara nggak bolak balik juga). Jadi, yang masih kepikiran ya demamnya itu yang nggak turun.

Perawatan di rumah seperti biasa,

  • Kompres air hangat. Ingat, ya, jangan kompres dengan air dingin karena justru ini memicu suhu tubuh semakin naik.

  • Banyak minum, mulai dari air hangat, air putih, sampai air zam-zam dikeluarin semua...kwkwk.

  • Minum obat penurun panas, saya pakai sanmol (mengandung paracetamol) yang paling aman setiap empat jam sekali.

  • Pakai baju yang longgar, nggak usah sampai berlapis-lapis.

  • Sebaiknya nggak perlu nyalain AC karena bikin dia meggigigil, kecuali kalau sudah enakan. Mending nyalakan kipas hanya supaya kamar nggak pengap aja.

  • Makan setiap dia merasa enakan. Kalau sedang demam tinggi saya nggak pernah memaksa dia makan, karena pasti nggak masuk juga, yang ada mual, eneg. Jadi, tiap demam turun, saya tawarkan dia makan. Ketika demam, cukup fokus sama cairannya, kecuali dia memang mau makan, ya (tanpa dipaksa).

Ujian Orang Sakit


Saya katakan bahwa dia mungkin besok bisa ikut sertifikasi atau tidak. Tergantung kondisi dia gimana, intinya saya nggak mau memaksa. Kemudian dia langsung sesenggukan, merasa mungkin bakalan batal datang untuk ujian. Dan seketika hati emaknya mewek juga (nangisnya di belakang...kwkwk). Karena tahu dia emang pengen banget ikut. Kedua, dia memang sudah bersungguh-sungguh meskipun kadang harus sering diingatkan, setidaknya dia sudah berusaha banget sejak liburan kemarin. Ketiga, saya ingat dosa-dosa sendiri, jangan-jangan ini karena perbuatan saya yang buruk, entah ada ucapan kurang baik, perlakukan buruk sama orang, sama dia, atau apa pun.

Akhirnya banyak-banyak inget dosa sambil banyak doa semoga dia bisa sehat lagi besoknya. Jujur aja, sempat agak pesimis, secara malam dia suhunya masih setinggi itu, apa iya besoknya dia bisa sehat? Tapi, saya berusaha berpikir positif, yang sembuhkan Allah, bukan saya. Jadi, nggak ada yang mustahil.

Berpikir Positif Dalam Kondisi Seburuk Apa pun


Dan ternyata ini tidak mudah. Kita akan sulit sekali berpikir baik dalam kondisi yang buruk. Berbeda ketika kita dalam kondisi senang, gembira, dan bahagia, pasti akan sangat mudah memikirkan hal-hal baik.

Saat si sulung sakit, saya berusaha membangun pikiran positif, nggak berguna juga memikirkan hal-hal negatif. Meskipun sebenarnya ini sangat berlawanan dengan pribadi saya yang suka panikan. Voila! Ternyata saya berhasil meskipun itu nggak mudah.

Apa yang kita pikirkan akan terjadi, nggak menunggu seribu tahun lagi, Gaes. Tapi bakalan terjadi dalam waktu dekat, bahkan saat itu juga. Jadi, jangan sampai kita memikirkan hal buruk, mereka-reka, berandai-andai nasib buruk di waktu yang akan datang. Masa depan itu adalah hal gaib, nggak kita ketahui pasti. Jadi, kenapa kita menghabiskan waktu untuk memikirkan hal buruk, yang bahkan kita sendiri saja sebenarnya tidak pernah ingin?

Pelajari Tanda Gawat Darurat Saat Anak Demam


Tidak semua penyakit berat ditandai dengan demam tinggi. Demam tinggi juga bukan ciri dari sakit berat. Nggak selalu. Kadang, karena pilek saja, anak bisa demam tinggi. Penting kita tahu cara menangani selama di rumah, jangan panik (meskipun saya masih suka panik...kwkwk), minimal kita tahu apa yang mesti dilakukan saat anak demam tinggi.

Lantas, kapan kita harus segera pergi ke dokter? Dikutip dari buku dr. Wati (Q&A Smart Parents fot Healthy Children), disebutkan kapan waktu yang tepat menghubungi dokter saat anak demam,

  • Demam >38’C pada bayi usia 3 bulan, >38,5’C pada bayi usia 3-6 bulan, atau >40’C pada bayi usia >6 bulan.

  • Kondisi anak memburuk.

  • Tidak mau minum atau susah minum sehingga menyebabkan ia dehidrasi.

  • Rewel atau menangis terus menerus, tidak dapat ditenangkan.

  • Demam sudah berlangsung selama 72 jam (terutama jika tanpa gejala khas seperti tidak ada batuk pilek dll).

  • Tidur terus menerus, lemas, dan sulit dibangunkan.

  • Kejang atau kaku kuduk.

  • Sakit kepala hebat yang menetap.

  • Sesak napas.

  • Muntah, diare terus menerus.


Pergi ke Dokter Tidak Selalu Harus Pulang Bawa Obat


Saya pernah berdiskusi dengan seorang dokter spesiali anak senior di rumah sakit Hermina. Tentang obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Sempat saya menolak beberapa obat yang saya rasa tidak perlu. Menurut dokter, baguslah kalau orang tua mengerti, karena kadang para dokter ‘terpaksa’ memberikan resep karena merasa seolah dipaksa memberikan obat-obatan itu.

Kebanyakan orang tua pergi ke dokter karena butuh obat, mereka menuntut itu. Kalau ke dokter kemudian pulang tidak membawa obat rasanya nggak bener kali, ya? Hehe.

Ketika si bungsu demam tinggi di usia 2-3 bulanan, saya bergegas ke dokter. Karena seperti itulah yang saya pelajari di buku dr. Wati. Sekadar memastikan kondisinya baik-baik saja, sakit atau demam biasa atau ada tanda-tanda yang perlu kami waspadai. Karena memang sudah jelas disebabkan batuk pilek, alhamdulillah kami pulang. Hanya diberi penurun panas.

Meskipun saya agak jarang ke dokter, tapi di saat tertentu, dalam kondisi memang perlu, saya nggak akan menahan diri untuk pergi. Kalau harus pergi dan memang butuh berdiskusi, kenapa mesti menahan diri?

Ke dokter nggak selalu karena butuh obat, kalau diagnosa jelas, dan sekadar batuk pilek, ya udah, demam cukup diredakan dengan penurun panas jika diperlukan. Antibiotik dkk bisa kita skip. Kadang, kalau nggak mau ribut sama dokter, saya akan terima resep dan hanya menebus penurun panasnya saja.

Demam Reda Keesokan Harinya


Sabtu, 18 Januari 2020, demam si sulung turun. Tinggal sumeng aja. Meskipun agak pucat, pas mau berangkat sertifikasi juga hujan, kami tetap berangkat. Sambil tak henti-henti bersyukur, saya melihat bahwa pikiran positif akan membawa lebih banyak hal baik dalam hidup kita. Apalagi jika kita ber-husnudzon sama Allah, nggak akan pernah rugi.

Hal-hal baik yang kita kerjakan akan mendatangkan kebaikan serupa, begitu juga hal buruk lainnya. Jangan mengganggu orang lain, jangan jahatin orang, jangan berpikir buruk apalagi mengatakan hal buruk tentang orang lain jika kita mau hidup tenang. Meski masih belajar, tapi saya sangat percaya semua kebaikan memang akan berbalas hal serupa, begitu juga dengan keburukan yang kita kerjakan.

Semua akan baik-baik saja. Ya, akan seperti itu jika kita tetap berbaik hati, jangan membiarkan diri melakukan hal buruk, terutama pada orang lain :)

Salam hangat,

Featured Image: Photo by doctordoctor.com.au

 

Thursday, January 16, 2020

Review Novel Anak Rantau By Ahmad Fuadi

Review Novel Anak Rantau By Ahmad Fuadi



“Kita boleh ditinggalkan, tapi jangan mau merasa ditinggalkan. Kita boleh dibuang, tapi jangan merasa dibuang.”
(Anak Rantau, hal 235)

Setelah sekian lama tidak membaca novel, buku Anak Rantau karya A. Fuadi menjadi pembuka yang cukup manis di tahun 2020. Iya, saya akhirnya membeli novel ini karena sudah lama sekali tidak membaca buku-buku fiksi. Dan buku A. Fuadi menjadi satu-satunya yang peling ingin saya baca. Meski jujur, pasti kalian bilang telaaat banget, sih baru baca buku Anak Rantau!

Ampun, deh! Beberapa bulan terakhir saya memutuskan untuk menulis buku-buku nonfiksi terutama tentang motivasi. Jadi, selama itu pula saya lebih banyak membeli buku-buku nonfiksi. Ternyata mentor saya bilang, biar tulisan kita lebih luwes, sebaiknya baca juga buku-buku fiksi. Sungguh ini adalah kabar gembira. Sekarang jadi nggak merasa berdosa kalau beli buku-buku fiksi..hihi. Baca buku fiksi sekaligus menjadi sarana belajar juga, kan jadinya. Nggak ada ruginya :)

Tentang Anak Rantau


Buku Anak Rantau ini berkisah tentang Hepi, seorang siswa SMP yang ditinggalkan sang ayah, Martiaz, di kampung halamannya. Awalnya Hepi adalah penduduk kota Jakarta. Dia tinggal bersama sang ayah dan kakaknya. Namun, sejak Hepi banyak berulah, bahkan rapornya sampai kosong karena tidak mau mengisi soal-soal ujian, akhirnya Martiaz mengambil keputusan yang cukup berat. Ya, dia menitipkan putranya kepada kedua orang tuanya di Padang.

Masalahnya, bukan hanya tentang Hepi yang belum tahu tentang niat ayahnya, tetapi juga tentang hubungan Martiaz dengan keduanya orang tuanya, terutama Bapaknya begitu buruk. Mereka sudah lama sekali tidak bertemu. Ada sesuatu yang Martiaz sembunyikan dari Hepi, dan itulah satu-satunya alasan kenapa dia tidak pernah mengajak Hepi pulang ke tanah kelahirannya.
“Perasaan Martiaz seperti isi botol limun bergas yang dikocok-kocok 20 kali. Bercampur baur dengan ruap gas yang mendesak-desak untuk meletus dan tumpah ruah. Itu yang dia rasakan ketika menjejakkan kaki di tanah kelahirannya.” (Anak Rantau, hal 16)

Hepi senang-senang saja diajak berlibur ke kampung halaman sang ayah. Sudah sejak lama dia ingin pergi ke sana, apalagi naik pesawat. Wow, siapa yang tak ingin? Dia yang tidak tahu menahu soal niat ayahnya menitipkan dirinya di rumah kakek neneknya tentu senang-senang saja ketika berada di kampung hingga akhirnya, waktu itu pun tiba.

Ayahnya memutuskan pulang dan melarang Hepi untuk ikut. Saat itulah, Hepi mulai merayu dengan berbagai alasan supaya bisa ikut dan kembali ke jakarta. Sayangnya, Martiaz sudah paham betul dengan sifat anaknya. Dia pun lebih kukuh lagi menolak.

Hepi sungguh sangat sebal, kesal, dan sakit hati. Dia sudah ditinggalkan ibunya sejak kecil, sekarang ayahnya pun harus pergi juga? Hepi tetap ingin ikut. Dia sungguh tidak siap dengan kejutan itu. Sangat tidak siap.

Hepi mengikuti ayahnya sambil menyeret koper miliknya. Dia pun memaksa untuk naik bus yang ditumpangi ayahnya. Martiaz sempat kesal dan mangatakan bahwa itu adalah sebuah hukuman yang pantas Hepi terima, karena dia sudah seenaknya, sering bolos, lebih parah sampai tidak mau mengisi lembar jawaban ujian.

“...Kalau memang mau ke Jakarta, boleh, tapi beli tiket sendiri kalau mampu.” (Anak Rantau, hal 54)

Hepi akhirnya harus menerima risiko dari perbuatannya itu. Di atas koper yang baju-bajunya telah berantakan di jalan, dia terpekur dengan mata berkaca-kaca. Kalimat ayahnya sungguh menyakitkan dan menimbulkan dendam di hati Hepi. Dia bertekad akan kembali ke Jakarta. Dia bisa membeli tiket pesawat dengan uangnya sendiri.

Dan petualangan Hepi pun dimulai di kampung halaman sang ayah. Dia akhirnya kembali sekolah, punya beberapa teman seperti Attar dan Zen. Konflik pun tak cukup tentang perjuangan Hepi untuk memperoleh uang demi membeli tiket pesawat supaya bisa kembali ke jakarta, tidak sesederhana itu. Hepi harus melalui banyak sekali permasalahan, mulai dari uang tabungannya yang hilang setelah susah payah bekerja, membongkar pelaku pencurian di kampungnya, masuk ke rumah hitam yang (katanya) pemiliknya bisa menggandakan uang, masuk ke sarang jin, dia pun harus terjebak dalam sarang bandar narkoba yang mengancam nyawanya.

Anak Rantau di Mata Saya

Review Novel Anak Rantau By Ahmad Fuadi



 Ketika membaca halaman pertama, kedua dan seterusnya, saya sudah jatuh hati dengan bahasa dalam kalimat-kalimat yang digunakan oleh Ahmad Fuadi di dalam novelnya. Santai, mengalir, kadang serius, bikin deg-degan, kadang kocak dan bikin ketawa. Lengkap!

Awalnya, konflik di dalam buku ini terlihat sangat sederhana, ya, tentang Martiaz dengan sang ayah, tentang Hepi juga dengan ayahnya. Tapi, rupanya banyak sekali petualangan seru yang disajikan oleh Ahmad Fuadi. Novel National Bestseller ini benar-benar bikin penasaran. Dan jujur saja, ketika membaca bab-bab Hepi mendatangi rumah hitam Pandeka Luko, saya ikut seram dan merinding. Banyak hal-hal yang sulit sekali ditebak. Saya kira akan begini, tenyata malah begini.

Seru banget dan bikin jantung mau copot! Padahal ini novel, bukan film! Tapi, ketika Hepi terjebak di sarang bandar narkoba, hati saya patah-patah nggak karuan rasanya. Kayak nyata banget sambil sesekali memejamkan mata *dasar emak-emak...kwkwk.

Sungguh saya suka sekali dengan novel ini. Banyak pelajaran yang bisa kita petik, terutama tentang rindu-dendam dan memaafkan.

Jujur, awalnya saya merasa aneh dengan pemilihan nama Hepi di dalam buku ini. Awalnya saya kira ini nama untuk anak perempuan, ternyata nama Hepi justru milik anak laki-laki. Tahu nama panjangnya siapa? Donwori Bihepi...kwkwk. Kocak banget, kan? :D

Buku ini bukan hanya berkisah tentan Hepi saja, di dalamnya juga banyak diceritakan tentang sejarah, adat, bahkan makanan tradisional juga. Jadi laper, kan? Haha.

Dan penulis novel ini ternyata humble banget, lho. Kok, tahu? Karena beliau dengan senang hati mengomentari postingan saya di Instagram. Sekelas penulis national bestseller gitu mau komentar di akun saya? Auto terharu :(

Itulah sedikit review dari saya tentang novel Anak Rantau. Semoga kamu suka, semoga kamu terhibur *emang sirkus :D

Salam hangat,

 

Tuesday, January 14, 2020

Motivasi Bagi Penulis Pemula

Motivasi bagi penulis pemula



“Mbak, saya pengen banget punya buku yang dipajang di Gramedia.”


“Mbak, gimana cara menulis buku? Pengen punya buku solo meski hanya satu.”

“Mbak, bagaimana cara membagi waktu antara menulis buku, ngeblog, sama ngerjain tugas rumah? Saya kok rasanya belum mampu melakukan semuanya sekaligus, ya?”

“Mbak, Mbak, jemurannya belum diangkat udah gerimis, tuh!” :D

Mbak, kita ini manusia biasa. Melihat orang lain seperti serba bisa sebenarnya bukan hal yang tepat. Karena, apa yang kita lihat pasti berbeda dengan kenyataan yang mereka jalani. Rumput tetangga selalu lebih hijau, karena kalau nggak hijau, pasti pepatah ini nggak akan ada *lol. Saya melihat, teman-teman itu terlalu fokus sama pencapaian orang lain dan lupa bertanya tentang prosesnya.

Iya, saya sekarang menjadi penulis buku, beberapa buku saya qadarallah sudah majang di Gramedia, saya juga pernah menang lomba blog dan lumayan rutin ngisi (meskipun nggak selalu), tapi pernah nggak, sih, teman-teman membayangkan proses panjang saya sebelum sampai di titik sekarang?

Teman-teman melihat saya seperti serba bisa, sedangkan saya melihat orang lain serba sempurna. Begitulah kehidupan, ya? Hanya saja kalau kita terlalu fokus dengan semua itu, fokus melihat orang tanpa pandai-pandai mengambil pelajaran, ujung-ujungnya bukan malah termotivasi, tapi justru jadi merasa rendah diri, nggak percaya diri, mau kirim naskah nggak pede, padahal sudah sering menulis, lho. Kadang kita juga jadi lupa mengukur kemampuan diri, hingga semua pekerjaan diambil dan dikerjakan sekaligus, akhirnya buyar karena nggak bisa fokus dan belum mampu sejauh itu.

Karena terlalu sibuk membanding-bandingkan kemampuan dengan orang lain, kita jadi susah mau maju. Orang lain bisa karena memang sebelumnya pernah menjalani proses seperti yang sekarang kita jalani. Orang lain terlihat hebat, bukan berarti sejak lahir dia sudah jago menulis buku. Pasti belajar tengkurap dulu, belajar merangkak, dan berjalan. Belajar nulis malah baru masuk TK atau malah pas masuk SD :D

Memotivasi diri itu bisa dengan kalimat “Kalau dia bisa, insya Allah aku juga bisa.” bukan dengan kalimat semacam ini “Dia jago banget nulisnya. Kirim ke penerbit selalu lolos. Sedangkan aku masih junior. Pemula banget. Malu ah mau coba kirim ke penerbit mayor.” Lho..lho...Gawat!

Jangan seperti itu, ah! Semua orang itu berproses. Jangan jauh-jauhlah, perhatikan saja postingan pertama di blog saya, isinya hanya sedikit, bahasanya masih aneh, nggak bisa langsung nulis panjang 2000 kata tiap postingan dan ngalir seperti sekarang. Ada proses mendaki yang mungkin cukup melelahkan, tetapi sangat indah bagi yang mau menikmati. Dan biasanya teman-teman nggak bisa melihat itu, hanya kita sendirilah yang tahu.

Saya sering mendapati, banyak orang udah tahu ilmunya, tapi kalau disuruh nulis susah disiplinnya, susah percaya dirinya juga kalau mau coba ke penerbit mayor. Tapi, mereka selalu bilang pengen punya buku. Kapan, ya? Tentu saja kamu sendiri yang tahu kapan itu terjadi. Iya, kan?

Menulis Cepat Butuh Proses Nggak Sebentar


“Mbak, kok, bisa menulis sehari sepuluh halaman?”

Sebelum bisa berlari kencang, kita pasti latihan dulu. Sehari dua hari nggak akan pernah cukup. Butuh waktu lama untuk berlatih supaya bisa berlari kencang dan memenangkan perlombaan. Begitu juga dengan menulis. Kenapa bisa menulis dalam jumlah banyak per hari? Karena sudah terbiasa melakukannya. Paling bolong nggak nulis sehari dua hari, itu pun kalau darurat, terlalu capek atau sedang bepergian.

Makannya saya selalu katakan, ikut lomba blog atau menulis buku, meski akhirnya nggak menang dan nggak lolos masuk penerbit, tapi sebenarnya kita nggak pernah rugi. Karena kita sebenarnya sedang berlatih, mengasah kemampuan menulis. Pengen jadi penulis ya harus menulis, masa hanya malas-malasan? Itu namanya pemalas, bukan, sih? *Eh.

Latih aja sering-sering. Mau sukses jangan kebanyakan ngeluh. Mustahil mengharapkan buah apel dari pohon jeruk. Mustahil mengharapkan sukses, tapi setiap hari kita sangat pesimis. Nggak bisa seperti itu. Kalau kita mau sukses, coba kita tulis impian itu di kertas, tempelkan di tempat yang sering kamu lihat. Tulis hal-hal positif, baca berulang-ulang, kalau perlu tulis impian kamu setiap malam menjelang tidur.

Lihat, impian itu punya jalan sendiri untuk terwujud. Peta impian ini saya tulis tahun 2008, ketika kelas 3 SMA. Bahasanya aja masih alay, Gaes. Uniknya, semua terjadi sesuai apa yang saya tulis. Seremnya, pakai gagal beneran juga, lho sebelum akhirnya saya bisa menerbitkan buku-buku lainnya.

Buku ‘Agar Suami Tak Mendua’ adalah buku pertama yang saya tulis. Kemudian saya mundur dari dunia menulis sekitar tiga tahun setelah naskah itu rampung dan tinggal antre cetak. Tahu, nggak? Ternyata buku itu harus gagal terbit setelah saya menunggu sekitar 5 tahunan.

Kemudian, atas saran dari teman-teman, saya tarik naskahnya, saya revisi, kemudian saya ajukan ke penerbit mayor yang lain. Qadarallah, naskah itu diterbitkan oleh Quanta pada tahun 2019.

Saya menyesal, kenapa dulu harus menulis kata ‘gagal’ dalam peta impian itu. Saya nggak pernah menyangka impian itu menjadi nyata seluruhnya. So, kamu yang berniat menulis impian, benar-benar tulis hanya hal positif aja, ya? Jangan kayak saya :D

Punya Buku Butuh Perjuangan


Ya, kali nulis buku beneran kayak goreng bakwan? Sekelas Ahmad Rifa’i Rif’an saja saya yakin, pasti mengorbankan banyak hal supaya tulisannya benar-benar menjadi naskah utuh. Dia bercerita, bahwa dia benar-benar memanfaatkan waktu dengan sangat baik. Ya, kalau nggak butuh, jangan buang-buang waktu.

Sambil nunggu pesawat misal, beliau menulis. Kita ngapain? Dan saya yakin, beliau juga nggak suka nonton Drama Korea yang benar-benar menyita waktu...kwkwk. Karena, saya yang jarang nonton, ketika udah nonton susah banget mau udahan. Malah kadang diulang lagi sampai bosan, penyakit banget, kan? Kwkwk.

Kalau ditanya gimana saya membagi waktu? Bisa menulis buku, masih ngeblog juga? Ya, kita tentukan saja mana pekerjaan yang mesti diprioritaskan terlebih dulu. Sebenarnya, saya pengen ngisi blog setiap hari, tapi ternyata saya juga nggak bisa nahan buat nulis buku. Makin ke sini keduanya semakin menarik. Akhirnya saya memutuskan menulis buku sebagai prioritas, kemudian jika masih ada waktu, barulah ngisi blog. Makannya, jangan heran saya jarang banget blogwalking *Maafkan.

Ketika sudah menulis, kadang bosan banget ngerjainnya. Pengen cepat kelar, Gaes. Solusinya? Kita mesti ambil tema yang dikuasai dan kita suka. Kalau nggak suka, bahaya, sih. Bisa jadi kita depresi kali ngerjainnya...kwkwk. Terburuk, nggak kelar bukunya :D

Kesibukan kita itu berbda-beda, karenanya saya bingung juga bagaimana membagi tip sehari-hari kepada teman-teman. Karena, ada orang yang udah punya ART aja masih merasa kerepotan. Itu karena memang kehidupan kita brbeda, kemampuan, emosi, kesabaran, kesibukannya pun beda banget. Jadi, jangan suka minder kenapa belum sehebat si A, mending berusahalah untuk memaksimalkan waktu yang kita punya.

Hanya Kita yang Bisa Mengusahakan


Kita nggak bisa terus menerus bergantung kepada orang lain, mustahil. Kita harus berusaha sendiri. Coba terus sampai kita berhasil. Karena ini adalah impian kita, maka kita sendirilah yang harus mengusahakannya.

Berapa banyak calon penulis yang ikut kelas menulis online supaya bisa menulis satu buku? Tapi, berapa banyak yang berhasil menuntaskannya? Ternyata hanya sedikit. Saat kita masuk kelas menulis, bayangannya apa? Langsung bisa menulis buku?

Padahal, kalau mental kita masih begini-begini aja, nggak pernah mengusahakan dengan lebih gigih, hasilnya percuma saja. Mau ikut puluhan sampai ratusan kelas, hasilnya nggak akan beda jauh. Ini bukan tentang orang lain, mereka hanya membantu dari belakang, kitalah yang harus melangkah ke depan. Kalau kitanya aja nggak mau usaha, sepuluh tahun lagi pun akan tetap seperti ini.

Jangan Terlalu Banyak Target, Fokuskan Pada yang Paling Ingin Kamu Wujudkan


Lihat, blogger-blogger yang keren itu punya manajemen waktu yang bagus. Mereka punya waktu khusus buat nulis, jawab komentar di blog, dan blogwalking. Nggak asal ngeblog aja. Makannya, saya tarik napas, nggak akan sanggup ngerjain seluruhnya dengan sempurna. Saya fokuskan dulu target saya satu per satu. Biar saya tetap bisa menikmati hidup *eaa.

Saran saya, kalau kita masih belajar, mending fokuskan saja target kamu pada satu hal. Baru bikin target lagi. Karena kebanyakan target malah bikin kita nggak fokus, ujungnya malah buyar semua. Lagi pula, kita harus ingat dengan kemampuan diri sendiri. Kenapa si A bisa mengerjakan ini dan itu sekaligus? Karena memang dia sudah berlatih cukup lama. Jika kita belum mampu, mending fokus salah satunya saja dulu.

Saya pernah bertanya ketika masuk kelas Ahmad Rifa'i Rif'an. Apa beliau pernah menulis dua buku dalam waktu bersamaan? jawabannya, pernah. Kelebihannya memang jadi tidak mudah jenuh (lho, beliau aja jenuh, apalagi kita..kwkwk), tapi, kekurangannya jadi susah fokus, dan akhirnya naskahnya nggak pernah kelar.

Setelah beliau menjawab demikian, saya putuskan hanya mengerjakan satu naskah saja dalam satu waktu. Awalnya saya mau coba ngerjain dua naskah sekaligus, kemudian urung mendengar jawaban beliau. Memang ketika dicoba, fokus pada satu hal akan jauh lebih maksimal hasilnya, insya Allah.

Dan, pada akhirnya kita sendirilah yang harus pandai-pandai mengusahakan. Mulai dari belajar disiplin dengan target sendiri, dengan jadwal menulis, mau membuang kebiasaan tidak perlu dan memakan banyak waktu, sehingga waktu kita bisa lebih efektif dan maksimal digunakan. Memang, akhirnya waktu istirahat berkurang. Kalau ada waktu sedikit jadi buat menulis, sayang buat hal yang kurang penting.

"Ah, aku, kan juga butuh me time!"

Bagi kami, menulis itulah waktu untuk bersenang-senang. Kok, bisa? Karena kami suka, kami cinta. Nggak akan terbebani dengan hal yang kami sukai *eaaa :D

Salam hangat,

Featured image: Photo by Ylanite Koppens on Pexels

 

Thursday, January 9, 2020

Media Sosial Hanya Untuk Main-main? Ini Manfaat Media Sosial Bagi yang Bijak Menggunakannya

Manfaat media sosial



“Punya media sosial kayak kurang kerjaan aja, sih? Kadang, kita pegang ponsel sekadar buat chat yang penting-penting aja sudah menghabiskan waktu, apalagi sampai punya akun media sosial banyak? Buang-buan waktu aja!”


Pernahkah kamu mendengar komentar seperti ini? Bagi sebagian orang, mungkin orang-orang yang kerjanya pegang ponsel, main sosial media, sampai rela update status plus bikin feed Instagram jadi menarik adalah pekerjaan membuang-buan waktu. Yaelah, ngapain sih, emang ada gunanya?

Dulu, saya juga berpikir, media sosial itu ya gunanya nggak lebih dari sekadar itu-itu saja. Main-main, mengomentari status teman, dsb. Tapi, lama-lama saya paham, orang yang bijak menggunakan sosial media bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk banyak hal, termasuk mencari penghasilan, menyebarkan hal baik, berbagi tip yang mungkin berguna buat orang, dan penting buat penulis dan yang lainnya adalah media untuk branding.

Yups! Media sosial memang nggak jarang membawa dampak buruk, terutama buat yang nggak bijak memakainya. Mungkin orang yang berkomentar negatif tentang kita yang menggunakan media sosial, selama ini cenderung melihat kenyataan bahwa banyak orang di sekitarnya yang menghabiskan waktu buat bermain-main saja, nggak lebih daripada itu. Padahal, zaman sekarang media sosial juga jadi sumber penghasilan bagi sebagian orang, dan itu bagus-bagus saja, kan?

Anak-anak zaman sekarang memang cenderung menghabiskan waktu untuk bermain Facebook atau Instagram. Nggak harus mereka yang masih remaja, yang sudah berumur saja senang, lho. Tapi, kencenderungan pada sebagian orang juga nggak bisa disamaratakan pada yang lainnya. Tergantung kitanya saja, pintar-pintar pakai sosial media atau nggak.

Kalau belum paham manfaat media sosial, sini merapat, saya beri tahu beberapa manfaat positif punya media sosial,

Menghubungkan Kita dengan Teman Lama yang Terpisah Jarak dan Mustahil Buat Bertemu


Meskipun sekarang media sosial banyak digunakan untuk hal negatif seperti buat tempat ngeluh, nyindir teman, nggak jarang ngejek sampai menjatuhkan yang lain, tapi nggak semua juga, kok melakukan hal serupa. Lagian, dibuatnya media sosial ini memang nggak bertujuan untuk itu, kitanya aja yang kurang pintar memanfaatkan sehingga jadi tempat melakukan hal negatif.

Media sosial seharusnya dijadikan media untuk bersenang-senang, membagikan hal positif, saling memotivasi, atau media membagikan hal-hal yang bermanfaat. Saya yakin, pemilik Facebook juga kesel kali kalau tahu penduduknya menggunakan Facebook buat media yang nggak perlu :D

Dengan Facebook atau Instagram misal, kita bisa terhubung dengan teman-teman lama. Misalnya saya, baru-baru ini akhirnya bisa berkomunikasi lagi dengan teman-teman zaman MI atau SD dulu, lho. Ajaib banget bisa mendengar kabar mereka lagi setelah sekian lama berpisah. Karena saya ini berganti-ganti sekolah mulai dari MI, Mts, dan MA, jadi kebayang berapa tahun nggak ketemu lagi? Terakhir kayaknya emang pas perpisahan waktu MI sebelum akhirnya saya jatuh pingsan di panggung *gubrak...kwkwk.

Media Untuk Branding


Nggak semua orang alay juga, pakai media sosial buat yang nggak perlu. Kalau sebagian orang melakukan itu untuk hal negatif, ya bukan berarti semua orang sama. Poin ini penting banget, sih. Karena sungguh nggak nyaman juga kalau disebut main media sosial hanya untuk membuang waktu *emak sensi...kwkwk.

Nggak jarang memang banyak teman-teman sesama penulis mengeluhkan hal serupa, sungkan sama orang karena kita dianggap pegang ponsel hanya main-main media sosial dan yang lainnya. Padahal, banyak di antara teman-teman saya yang pegang ponsel bukan untuk itu, melainkan buat nulis naskah sampai ngeblog.

Kenapa harus pakai ponsel? Karena tahu sendiri emak-emak sibuk apalagi tanpa ART. Waktu sedikit benar-benar kami manfaatkan dengan baik supaya nggak terbuang percuma. Daripada buat hal-hal nggak penting, mending buat yang bermanfaat seperti menulis. Dan faktanya, nggak semua orang juga punya laptop.

Salah satu hal yang kami lakukan sebagai penulis adalah branding. Dan biasanya memang kami lakukan di media sosial. Branding ini penting banget buat kami, bahkan zaman sekarang penerbit lebih memilih penulis yang dikenal baik di sosial media ketimbang yang tidak. Target pasar pun bisa terpenuhi dengan baik kalau kita pintar-pintar mengenalkan diri kepada publik. Bahkan zaman sekarang, yang pengikutnya banyak bakalan lebih unggul ketimbang penulis yang hanya bisa menulis, tapi branding-nya jelek. Aih, sedih, euy!

Apakah semua ini hanya main-main dan menghabiskan waktu atau kami matre banget gitu karena berharap buku-buku kami laku dengan adanya branding ini?

Mencari Penghasilan


Saya, sih manusia*siapa juga yang bilang dedemit. Tujuan menulis selain buat  bersenang-senang, menyalurkan passion juga biar dapat penghasilan sendiri. Saya ini nggak pernah kuliah karena keterbatasan ekonomi dan keburu nikah juga. Selain itu, orang-orang sering meremehkan karena dianggap anak kampung yang nggak bisa apa-apa. Setelah bisa menulis dan mendapatkan penghasilan, bukan hanya saya yang senang karena bisa membuktikan bahwa saya mampu, melainkan juga orang tua bangga bukan main.

Seumur hidup saya belum pernah membelikan sesuatu yang berharga kepada orang tua dari jerih payah sendiri. Saya juga belum pernah ngasih mereka uang dari keringat sendiri. Tapi, sejak menulis, saya bisa memberikan sesuatu buat mereka. Dan itu jadi hal yang menyenangkan buat saya pribadi.

Nulis buat berbagi aja, ikhlas, jangan niat karena uang. Begitu orang bilang. Sebelumnya, saya merasa keinginan semacam ini seperti dosa besar. Tapi, setelah mendengar penjelasan dari Ahmad Rifa’i Rif’an (perasaan disebut mulu...kwkwk), saya pun merasa niat ini sah-sah saja dilakukan. Sedekah emang nggak butuh uang? Ngasih orang tua kebahagiaan memang nggak selalu uang, tapi kalau bisa kenapa nggak?

Tapi, semakin lama, kita pasti akan menemukan ‘sesuatu’ yang lebih bernilai dari sekadar uang. Dulu-dulu, ngapain nulis artikel banyak-banyak kalau bukan demi dolar? Nulis sampai lembur, bangun awal-awal, dan menyempatkan menulis di mana-mana. Semua itu saya lakukan memang untuk dapat penghasilan.

Tapi, setelah memutuskan menulis buku, saya memang menjadi lebih senang menulis bukan hanya sekadar untuk penghasilan. Makin ke sini makin paham niat terbaiknya apa. Makin ke sini makin mengerti bahwa kalau tujuannya hanya uang, suatu saat akan berhenti ketika tujuan itu nggak tercapai. Dan pada akhirnya saya masih di sini meski penghasilan menulis buku nggak sebanyak menulis artikel.

Saya yakin, semua orang akan berproses, begitu juga dengan niat kita. Makin hari kita makin dewasa, makin hari kita makin paham apa yang sebenarnya kita cari. Dan tujuan punya buku best seller bukan hanya sekadar uang dan uang, dengan ini kita bisa menyebarkan manfaat lebih luas. Kalau buku kita bisa dibaca lebih banyak orang, kenapa nggak?

Jadi, nggak ngarep uang? Nggak mau muna, saya ini manusia, Gaes...kwkwk. Lagian, banyak orang menggantungkan hidup dari menulis dan itu terpenuhi. Lantas, kenapa saya gengsi mengakui? Kwkwk. Siapa yang nggak suka dapat uang? Siapa? Apalagi itu dari kerja keras kita sendiri. Nggak ada yang salah. Sama saja kita rela capek-capek jualan baju, jualan makanan, bikin toko online, dll. Tujuannya, kan sama saja. Dan mulia-mulia saja selama dilakukan dengan baik.

Kita akan tahu, bukan hanya uang yang diharapkan ketika telah menulis bertahun-tahun. Katanya, kerja aja yang bener dulu, uang mah nanti datang sendiri *eaa. Niatnya juga dibenerin dulu, rezeki akan datang bagi orang yang bersungguh-sungguh. Insya Allah.

Berbagi Informasi yang Bermanfaat dan Berfaedah


Nggak semua orang yang punya media sosial dipakai untuk menyebar hoax dan memfitnah. Masih banyak orang yang pakai media sosial untuk berbagi hal bermanfaat dan berfaedah. Misalnya, tentang tip menulis, penulis pemula tentu butuh ini. Atau tentang mengatasi kepanikan saat anak kejang demam. Banyak orang tua di luar sana yang butuh informasi yang benar. Zaman sekarang hal paling mudah untuk dapat informasi, ya, googling atau tanya sama teman. Nanya juga di media sosial...kwkwk.

So, saya pribadi nyaman-nyaman aja punya media sosial selama memang kita bisa bijak menggunakannya. Dan insya Allah ini nggak akan jadi dosa jika kita nggak seenaknya memakai. Berapa banyak orang yang menggantungkan hidup dengan media sosial? Zaman sekarang kita bisa dapat uang tanpa perlu kerja di kantoran, kok.

Jangan men-judge orang yang punya media sosial hanya bikin dosa. Please, ucapan semacam itu juga kayaknya nggak positif dan nggak bijak banget didengar. Jangankan yang punya media sosial, yang nggak punya aja pasti pernah main-main juga, kan? Beda aja tempat nongkrongnya...hihi.

Salam hangat,

Featured Image: Photo by Pixabay on Pexels