Monday, December 24, 2018
[Skincare Review] Peel Off Mask Everwhite Cucumber & Aloe Vera, Let It Glow!
Akhir-akhir ini jadi seneng banget lihat-lihat produk kecantikan, iya, sekadar lihat-lihat aja di toko online. Terus ada yang kepincut dan dibeli…haha. Salah satunya adalah peel off mask dari Everwhite ini.
Awalnya nggak sengaja jalan-jalan ke toko online dan nyari pembersih komedo. Eh malah ketemu video review dari salah satu beauty vlogger yang super menghibur, yakni Rachel Goddard. Dari sekali nonton dan akhirnya ngakak sendiri, akhirnya penasaran dan lihat-lihat review beberapa produk kecantikan lainnya. Bukannya nyari pembersih komedo, malah nyasar ke mana-mana dan akhirnya saya lihat video review skincare satu ini.
Everwhite ini merupakan produk lokal yang memiliki beberapa jenis masker. Salah satu yang saya coba kemarin adalah Everwhite Peel Off Mask Cucumber & Aloe Vera. Awalnya saya membeli dan tertarik pengen nyoba ya gara-gara video Rachel itu. Baru kali ini saya coba-coba karena tertarik dengan review beauty vlogger. Biasanya saya malas banget beli skincare mengingat wajah saya memang sensitif banget, jadi agak takut mau nyoba-nyoba. Tapi, kayaknya belakangan saya mulai ngerasa memerlukannya mengingat usia saya juga sudah bertambah mendekati kepala tiga.
Salah satu hal yang bikin tertarik, karena masker satu ini nggak ribet seperti masker-masker lain. Emang masker lain ribet? Pakai ini nggak jauh beda seperti pakai pelembab gitu. Ya, nggak ada ritual nyampur masker dengan air dulu. Ini ritual jadul kali ya..haha. Saya kurang update memang soal skincare, jadi nggak banyak tahu ternyata sekarang sudah banyak sekali masker praktis dan nyaman dipakai di mana pun.
Selain masker peel off, Everwhite juga punya masker clay seperti varian green tea, milk & oat, charcoal, dan strawberry. Kali ini saya memang hanya tertarik membeli masker peel off, jadi saya coba review masker peel off-nya dulu, ya.
Kemasan
Masker peel off dari Everwhite ini dikemas dalam bentuk tube 125 ml dengan harga Rp. 76 ribu saja, lho. Kemasannya sampai di rumah tanpa box, tetapi pada bagian tutupnya rapat sehingga tidak mudah bocor. Warna kemasannya juga manis banget yakni hijau toska. Kemasannya nggak terlalu besar, dan nggak terlalu kecil, sedang saja sehingga cukup mudah juga dibawa traveling atau berlibur. Jadi, kita bisa pakai kapan pun.
Kemasan masker satu ini memang terbilang unik, ya. Kayaknya nggak hanya saya saja yang penasaran dibuatnya, semua orang juga pasti pengen banget nyobain. Kalau dibawa pergi cukup diselipkan di dalam ransel kamu.
Ingredients
Masker dari Everwhite ini mengandung aqua, polyvinyl alcohol, ascorbic acid, propylene glycol, glycerin, cucumber extract, aloe vera extract, chamomile extract, sodium alginate, allantoin, citronellol, tocopheryl acetate, corn cob powder, fragrance, components and finished fragrances, phenoxyethanol.
Masker ini juga sudah dilengkapi dengan nomor BPOM (NA18180200984). Jadi, kamu nggak perlu khawatir meskipun ketika sampai tidak dilengkapi dengan box. Biar lebih aman, biasanya penjual melengkapinya dengan bubble wrap.
Tekstur dan Aroma
Tekstur dari masker ini sedikit kental, bening, dan baunya itu segar banget emang. Selain itu, ada sensasi dingin juga ketika dipakai sehingga nyaman banget di wajah. Tapi, ketika baru pakai, saya ngerasa aromanya terlalu tajam, nggak lama aroma itu hilang dengan sendirinya.
Kalau kamu pakai, hindari penggunaan di dekat bibir dan mata. Kamu juga harus kasih jarak dekat bulu mata ketika merem, asli kemarin pas saya pakai kok nempel ketika mata saya berkedip…hehe. Terlalu dekat mata pakainya.
Masker ini selain kental juga lengket, jadi lebih enak kalau rambut kamu diikat atau pakai bando dulu supaya nggak ada rambut yang ikut menempel ke masker.
Manfaat Everwhite Peel Off Mask
1. Membantu mencerahkan kulit
2. Membantu mengangkat kotoran dan sel kulit mati
3. Membantu mengontrol minyak berlebih
4. Menutrisi kulit
Cara Memakai Everwhite Peel Off Mask
Seperti yang saya katakan di awal, cara memakai masker ini benar-benar simpel dan mudah. Nggak perlu alat, cukup pakai tangan saja. Pastikan sebelum memakai masker, kamu sudah mencuci wajahmu. Kemudian kamu bisa oleskan pada seluruh wajah. Saya lebih suka agak tebal supaya ketika mongering bisa ditarik tanpa sobek. Ingat, hindari area mata dan bibir, ya.
Diamkan sampai kering sekitar 15 menit. Setelah itu bisa langsung kamu bilas atau ditarik dulu sambil main-main…haha. Nggaklah, ya. Anak-anak saya soalnya jadi tertarik pengen narik maskernya juga..hihi. Setelah itu bisa cuci muka dan keringkan dengan handuk lembut.
Kamu bisa memakainya minimal seminggu dua kali atau sesuai kebutuhan. Saya pribadi malah pengennya setiap hari…hihi.
Pendapat Saya
Selama memakai masker ini saya merasa oke dan nyaman-nyaman saja. Apalagi setelah dibilas, kulit memang terasa lebih bersih dan lembut. Selain praktis, sensasi dingin ketika memakai masker ini bikin wajah jadi lebih fresh saja. Harganya juga cukup terjangkau untuk ukuran 125 ml.
Sayangnya, yang bikin saya ragu karena baru sadar kalau skicare satu ini belum ada label halalnya. Bagi kita yang muslimah, label halal itu sangat penting, ya. Karena jarang banget belanja produk skincare, saya jadi nggak terlalu ngeh dengan label halal itu. Baru sadar setelah memakainya beberapa kali. Dan akhirnya saya beranikan diri untuk me-rewiev di sini.
Kira-kira segitu dulu, ya review tentang skincare dari Everwhite ini. Semoga bermanfaat dan silakan dicoba jika penasaran. Sekadar info, masker ini juga lumayan lama keringnya. Jadi, kamu bisa pakai sambil memasak supaya lekas kering. ‘Kan jadi nggak berasa lama, ya…hehe.
Wednesday, December 19, 2018
Nastar Keju Renyah, Sajian Lezat Untuk yang Spesial di Hari Spesial
Ini bukan lebaran, lalu kenapa sudah membuat nastar? Masalahnya, kalau lebaran justru saya tidak akan membuat cookies karena sibuk pulang kampung dan lebih senang menikmati waktu bersama orang tua daripada bikin-bikin yang ribet dan capek. Kemarin hanya pengen bikin camilan buat anak-anak. Sekalian mereka ikutan main adonan dan ikut membentuk nastarnya.
Meskipun hasilnya tidak bisa dibilang sempurna, tetapi anak-anak senang banget udah dikasih kesempatan untuk membuat nastar bareng. Memang prosesnya agak lumayan lama. Apalagi harus menunggu nastar proses panggang hingga dua kali. Belum lagi harus bikin isiannya. Tapi, kalau sudah niat, insya Allah kelar juga, ya..hehe. Walaupun akhirnya sampai siang baru beres semua. Capek banget, yakin...kwkwk.
Resep ini sebenarnya saya ambil dari bukunya ci Tintin Rayner. Tapi, sayanya agak bandel, jadi saya modifikasi sesuai bahan yang ada di rumah. Hasilnya ini nastar agak retak pas dipanggang. Entah salah karena saya tambahin tepung, atau karena terlalu panas suhu ovennya. Karena pas diturunkan suhunya, nastar nggak seburuk yang pertama dipanggang.
Itulah kenapa nggak disarankan memodifikasi resep kalau belum sejago chef...kwkwk. Asli kalau gagal sedih sendiri deh nantinya :(
Nah, buat teman-teman yang mau mencoba, jangan dimodifikasi terlalu banyak biar nggak gagal, ya. Dan pastinya harus memahami ovennya. Karena setiap oven itu berbeda-beda. Walau sama-sama suhu 150’C, nyatanya hasilnya nggak selalu sama. Saya perlu menurunkan lagi kemarin.
Resep asli memakai resep Green Tea Pinneapple Taart dari buku ci Tintin Rayner. Saya tulis resep aslinya, ya!
Bahan:
50 gram butter
100 gram margarin
20 gram susu bubuk (saya skip karena nggak ada, saya ganti ½ batang keju diparut)
2 butir kuning telur
70 gram gula halus
50 gram tepung maizena
300 gram tepung terigu protein rendah
8 gram bubuk green tea (saya skip dan diganti vanilla cair)
Isian:
Selai nanas dibuat dari buah nanas berukuran besar. Dihaluskan dan dimasak dengan gula pasir serta 1 batang kayu manis. Aduk sampai mengental dan air nanas sat.
Olesan:
1-2 butir kuning telur
1 sdm susu cair
Cara membuat:
1. Kocok butter, margarin, dan gula halus selama 2 menit sampai mengembang dan pucat.
2. Masukkan 2 butir kuning telur, kocok sampai rata, matikan mixer.
3. Masukkan semua bahan sisa, aduk dengan spatula sampai rata. Jika dirasa masih susah dipulung, kamu bisa menambahkan 1sdm terigu. Sayangnya, kemarin saya terlalu semangat menambahkan terigu, sampai-sampai lebih dari 1sdm. Bisa jadi ini yang menyebabkan nastar saya retak selain karena suhu yang terlalu panas juga.
4. Ambil sedikit adonan. Bulatkan, kemudian pipihkan. Beri isian dan bulatkan. Hiasi dengan cengkeh jika suka.
5. Letakkan di atas loyang anti lengket. Panggang dengan suhu 150’C selama 15 menit. Angkat dan biarkan hangat.
6. Olesi nastar yang telag dioven tadi dengan kuning telur dan susu. Panggang lagi selama 15 menit dan angkat.
Voila! Nastar buatanmu siap disajikan. Rasanya kres-kres renyah dari keju parutnya. Not bad, tapi bentuknya nggak karuan banget…hehe. Anak-anak juga suka, dan baru sehari sudah tersisa sedikit saja. Hampir ludes. Nggak heran kalau kue kering kayak gini dijual lumayan mahal. Ya, karena memang prosesnya lumayan susah. Nggak semua orang bisa. Butuh waktu lumayan lama. Dan lagi, bahan-bahannya juga nggak sembarangan. Ada harga, ada kualitas. Dapat murah, tapi bisa aja nggak sesuai sama lidah.
Meski bukan lebaran, bikin nastar tetap laris manis, lho. Kamu juga bisa mencobanya di rumah. Enak dibuat camilan di kala hujan turun. Selamat mencoba!
Salam hangat,
Resep Homemade Crispy Crepes, Murah dan Gampang Bahannya!
Liburan sekolah benar-benar bikin saya sibuk membuat banyak camilan untuk anak-anak. Kali ini saya membuat crepes. Yup! Meskipun dengan peralatan sederhana, kamu juga bisa banget membuat crepes dengan rasa tak kalah enaknya dengan yang sering dijual-jual orang, lho.
Ini adalah pecobaan ke sekian kali dan Alhamdulillah selalu berhasil membuat camilan ini meskipun dengan alat seadanya. Kayaknya semua orang bisa kok bisa crepes asal perhatikan takaran bahan serta cara membuat.
Kalau ada, kamu bisa memakai wajan kwalik. Kalau pakai wajan kwalik, warnanya jadi merata dan bagus banget. Masalahnya, saya juga nggak punya wajah kwalik. Jadi, pakai teflon saja daripada harus beli dan jarang dipakai, ‘kan? Gunakan dan manfaatkan saja barang yang ada di rumah biar nggak mubadzir. Kalau hanya dimakan sendiri alias dikonsumsi sendiri juga buat anak-anak, insya Allah cukuplah dengan cara sederhana kayak gini. Nggak mungkin juga kan kita makan crepes tiap hari :D
Anak-anak tuh suka ngasih isian dan membantu membuatnya di dapur. Hanya saja membuat crepes ini kan agak susah ya dibantu sama mereka karena berhubungan dengan kompor ketika memberikan isian ke dalam adonan yang sudah mulai mengering dan berwarna keemasan. Jadi, ya rayu aja biar ngasih topping ketika sudah matang. Mereka bisa siram atasnya dengan susu kental manis cokelat atau vanila. Hmm, yummy. Mereka doyan, emaknya pun senang.
Resep ini sebenarnya sudah pernah saya share sebelumnya. Tapi, kayaknya banyak yang terlewat. Ada triknya juga supaya crepes yang kita buat tetap krispi walaupun pakai alat sederhana dan nggak punya alat seperti orang yang jualan crepes itu.
Untuk isiannya bisa memakai banyak jenis bahan yang tersedia di rumah. Bisa pakai keju parut, mesis, pisang, atau susu kental manis, atau potongan buah lainnya. Apa pun itu, semuanya enak asalkan crepes krispi dan garing. Iyap, dan ingat ya, apinya keciiil saja supaya bisa garing merata dan crepes yang kita buat tidak lekas gosong. Warnanya bakalan cantik asal nggak terlalu panas apinya.
Nah, kira-kira siapa yang pengen mencoba resepnya? Yuk, simak dan coba di rumah!
Bahan:
8 sdm tepung beras
4 sdm tepung maizena
2 sdm tepung terigu
6 sdm gula pasir
1 butir telur
1 bungkus vanili bubuk
1 bungkus susu bubuk
120 ml air
Sedikit garam
Cara membuat:
1. Campurkan semua bahan jadi satu. Aduk dengan wisk sampai tercampur rata. Pastikan tidak ada bagian bergerindil, ya.
2. Panaskah teflon. Sapukan adonan ke teflon dengan kuas. Usahakan cepat karena nanti bakalan susah diratakan kalau kelamaan.
3. Setelah agak mengering dan berubah warna, kamu bisa beri isian dan lipat sesuai selera.
4. Pastikan crepes kering sempurna supaya krispi ketika diangkat, ya.
Voila! Crispy crepes buatanmu siap disantap bersama keluarga tercinta. Kelihatan banget kan betapa krispi crepes satu ini? Dengan isian legit dan manis, sensasi krispi dari adonan crepesnya benar-benar meleleh sempurna di mulut. Cocok banget buat camilan anak-anak dan teman-temannya. Satu resep hasilnya juga lumayan banyak. Gampang, murah meriah bahannya, tapi rasanya nggak diragukan.
Mudah banget. Sebagian orang menggunakan baking powder. Tapi, saya buat tanpa baking powder pun tetap renyah. Resep ini sudah pernah saya tulis di cookpad dan sudah direcook puluhan orang. Hasilnya semua berhasil. Insya Allah resep ini antigagal, kecuali jika kamu tidak mau memulainya..hehe. Selamat mencoba!
Salam hangat,
Tuesday, December 18, 2018
Malas Ngulen Tapi Pengen Makan Donat? Cobain Churros, yuk! Donat Spanyol yang Bikin Nagih!
Liburan sekolah ngapain saja, sih, di rumah? Kalau pertanyaan itu mampir pada saya, jawabannya nggak jauh-jauh. Hanya di rumah, keluar ketika akhir pekan menunggu suami libur ngantor..hehe. Karena itu, kayaknya si sulung bakalan bosen minta ampun kalau tiga minggu ini hanya di rumah dan melakukan hal serupa setiap hari.
Apa? Tiga minggu? Yup! Sulung libur bahkan sebelum pembagian rapot. Jadi, liburannya lama banget. Sayangnya, liburan walaupun memang kadang menyenangkan, tetapi sering juga bikin gemas. Maklum di rumah ada si bungsu. Dan kedua anak ini selalu melakukan sesuatu yang bikin gemas (baca: pengen ngomel)..hehe. Segala hal kecil sering banget diributkan, bahkan sesuatu yang dibuang pun bisa jadi emas ketika sudah dipegang kakak atau adiknya. Dan, ternyata banyak juga yang mengalami hal serupa kalau sudah ada kakak dan adik.
Buat mengalihkan kebosanan si sulung, beberapa hari ini saya rajin banget bikin camilan. Bahkan malam-malam pun bikin karena ternyata dia semakin doyan ngemil sejak libur sekolah. Saya yang awalnya enggan bikin pun akhirnya bikin juga daripada harus membeli di luar. Saya termasuk orang tua yang jarang banget jajan di luar. Kalau masih bisa dan sempat dibuat di rumah, saya lebih memilih membuatnya. Jadi, pantas anak saya pun ketika menginginkan sesuatu bukannya minta dibeliin, tetapi malah minta dibuatkan. Oh…haha.
Dan kali ini saya membuat churros. Malam-malam pula setelah shalat Maghrib. Kebayang ini tenaga aja udah sisa…hehe. Beruntung banget resepnya oke. Dulu, pernah juga bikin, tetapi sayang banget nggak krispi di luarnya. Intinya gagal banget dulu. Dan, sekarang saya memakai resep Ricke ordinary kitchen yang udah terkenal banget, ya.
Bikin churros itu mudah banget, asal ketemu resep yang tepat dan ikuti prosesnya dengan benar. Bahannya juga gampang banget ditemukan di rumah. Yuk, kita mulai bikinnya!
Bahan:
250 ml air
50 gram butter
1 sdm gula pasir
2/4 sdt garam
150 gram terigu protein sedang, ayak
¼ sdt vanilla cair
1 butir telur, kocok lepas
Secukupnya minyak untuk menggoreng
Cara membuat:
1. Masak air, butter, gula, dan garam sampai mendidih. Matikan api dan masukkan terigu. Aduk cepat dengan sendok kayu. Masukkan juga vanilla ke dalam adonannya. Nyalakan api kecil, aduk sampai adonan licin dan kalis. Angkat dan tunggu sampai hangat.
2. Masukkan telur yang sudah dikocok lepas. Aduk lagi sampai benar-benar rata. Kamu harus mencoba apakah adonan kurang lembek atau sudah pas. Jika kurang lembek dan susah dibentuk dengan spuit, kamu bisa tambahkan satu butir telur lagi. Ini memang harus kamu coba-coba dulu karena ukuran telur memang pasti akan berbeda.
3. Setelah adonan siap, kamu bisa masukkan adonan ke dalam plastik segitiga yang sebelumnya telah diberi spuit.
4. Panaskan minyak, goreng dengan panjang sesuai selera. Tunggu sampai kecokelatan. Angkat dan sajikan dengan selai cokelat atau topping gula halus.
Voila! Churros buatan kamu pun sudah siap disantap oleh buah hati tercinta. Gimana, ternyata gampang banget bikinnya, ya? Asli ini enak banget. Kalau saya pribadi lebih suka churros ketimbang donat. Rasanya sederhana banget di lidah, tapi bikin nagih. Bahkan dimakan polos aja udah enak. Kamu juga bisa menyantapnya bersama es krim. Duh, pasti lebih enak lagi.
Gimana, menarik banget resep satu ini. Kamu pun bisa mencoba membuatnya ketika libur akhir pekan dan nikmati bersama keluarga tercinta. Ajak juga keluargamu untuk membuatnya. Lebih seru, lebih enak :)
Selamat mencoba!
Monday, December 17, 2018
5 Fakta Menarik Tentang Wingko Babat, Si Legit yang Identik dengan Kota Semarang
Liburan sekolah begini asyiknya ngapain aja di rumah? Buat anak-anak, berwisata ke beberapa tempat bukan satu-satunya hal yang menarik. Bagi mereka, keseruan untuk mengisi hari libur itu sederhana banget, lho. Bisa berkumpul bersama orang tua, seru-seruan bareng meski hanya sekadar main kejar-kejaran sampai kuda-kudaan, itu sudah sangat cukup. Selain itu, saya jadi lebih sibuk mengisi liburan mereka dengan membuat berbagai macam camilan.
Tapi, kali ini saya tidak ingin bicara tentang camilan yang sudah saya buat. Saya mau bahas salah satu camilan super legit yang selalu identik dengan oleh-oleh khas Semarang. Yup! Namanya wingko babat.
Wingko babat biasanya dibuat dari tepung ketan, kelapa parut, dan juga gula pasir. Selain legit, wingko babat juga gurih karena memakai kelapat parut di dalamnya. Cocok banget dimakan ketika musim hujan seperti sekarang, ditemani teh panas dan candaan anak-anak. Selain orang dewasa, anak-anak juga suka kuliner khas kota Semarang satu ini, lho. Siapa, sih, yang bisa menolaknya?
Nah, daripada penasaran, saya mau bahas beberapa fakta menarik tentang wingko babat ini. Apakah benar kuliner satu ini memang berasal dari Semarang atau bukan, ya?
Ternyata Wingko Babat Bukan Berasal dari Semarang
Dari namanya saja jelas bukan Semarang asalnya, ya. Meskipun telah dikenal oleh masyarakat luas sebagai kuliner khas kota Semarang, tetapi faktanya wingko babat justru berasal dari Jawa Timur, yakni dari daerah Babad di Lamongan. Lalu kenapa sekarang malah identik dengan kota Semarang?
Ternyata, ketika pecah perang di Lamongan, ada pengungsi bernama Loe Lan Hwa dan The Ek Tjong yang pindah ke Semarang untuk menyelamatkan diri. Di sana, mereka membuka usaha sesuai dengan keahliannya, yakni membuat wingko babat. Maka, sejak saat itulah, kuliner khas Babad ini justru terkenal di Semarang.
Banyak Dijumpai di Jalan Pandanaran
Jika kamu berkunjung ke kota Semarang, kamu bakalan menemukan lebih banyak wingko babat di jalan Pandanaran ini. Di lokasi ini kamu bisa menemukan berbagai macam jenis wingko babat, lho. Asyiknya lagi, biasanya wingko babat juga disandingkan dengan oleh-oleh khas Semarang lainnya seperti bandeng presto. Jadi, lengkap banget, ya oleh-oleh kamu nantinya!
Jadi Simbol dan Tradisi Ketika Hendak Meminang
Tradisi di Indonesia memang begitu kaya. Termasuk salah satu tradisi yang hanya bisa kamu temukan di Lamongan ini. Ketika hendak meminang seseorang, seserahan biasanya dilengkapi juga dengan wingko babat sebagai simbol tekad seorang pria ketika ingin meminang calon pengantinnya. Kalau di tanah kelahiran saya, wingko babat juga selalu ada setiap ada pesta pernikahan. Kalau sejarahnya, saya pribadi kurang mengetahuinya. Yang pasti, entah karena dirasa memang enak atau justru ada filosofi tersendiri, yang jelas, wingko babat sering dibuat ketika ada pesta pernikahan.
Berkembang Menjadi Berbagai Macam Varian Rasa
Kalau dulu, wingko babat hanya punya rasa original. Hanya rasa kelapa saja. Sedangkan saat ini, seiring berkembangnya zaman, wingko babat telah berubah menjadi salah satu jenis kuliner yang kekinian juga, lho. Terbukti dengan berbagai macam varian rasa yang dikembangkannya. Kamu bisa menyantap berbagai macam rasa unik yang dimiliki wingko babat sekarang. Mulai dari rasa durian, cokelat, hingga nangka yang bikin rasanya jadi semakin legit saja.
Dikemas dengan Unik dan Kekinian
Kalau dulu, wingko babat hanya diiris persegi, sekarang wingko sudah dikemas apik banget, lho. Bahkan bisa dibawa pulang dengan tasnya sekalian. Bentuknya pun imut dan menarik sekali. Benar-benar mengikuti perkembangan zaman.
Salah satu produk wingko babat yang cukup saya gemari adalah wingko babat buatan mbak Suci Wulandari ini. Lihat, kemasannya kece banget. Wingko babat dari Qi’s Cookies ini punya rasa gurih yang pas, manisnya nggak berlebihan, dan yang pasti bentuknya oke banget dijadikan sebagai oleh-oleh. Dilengkapi juga dengan tas yang bikin kemasannya semakin kekinian dan mudah dibawa.
Wingko babat ini bisa juga dipesan secara online. Ketika tiba, saya langsung menghangatkannya di oven. Jadi, enak banget dinikmati ketika hangat dan hujan-hujan seperti sekarang. Jika kamu pengen nyoba, kamu bisa pesan dan usahakan pakai jasa pengiriman besok sampai. Karena tanpa pengawet, wingko babat ini hanya bisa bertahan hingga kurang lebih satu minggu saja di perjalanan. Sayang banget kalau sampai bau di jalan hanya karena kamu salah pilih jenis pengirimannya, ya.
Kalau kamu pengen pesan, coba hubungi saja kontak 081231988080. Atau jika kamu tinggal di daerah Bojonegoro, kamu bisa pesan langsung ke lokasinya. Terima kasih banyak Qi’s Cookies atas kirimannya. Asli bikin nagih banget wingkonya. Anak-anak juga suka banget! Kamu juga pasti pengen, 'kan?
Thursday, December 6, 2018
Mini Waffle Topping Es Krim Durian, Yummy!
Itu serius waffle? Tapi, kenapa cetakannya lebih mirip seperti takoyaki? Hihi. Saya pun yang makan jadi nggak bisa bedain antara waffle sama kue cubit atau bolu panggang tanpa oven yang biasanya memakai cetakan yang sama.
Niatnya memang membuat waffle. Ketika adonan sudah jadi dan siap memanggang, tiba-tiba saya kehilangan cetakan waffle yang dulu pernah dibelikan suami. Hiks. Sudah dicari di lantai atas, sampai kolong meja, tetapi cetakannya tidak juga ditemukan. Akhirnya baru ingat, kayaknya suami simpan di lemari dapur paling atas, soalnya cetakan takoyaki pun ditemukan di sana. Sayangnya, cetakan itu harus diambil oleh suami karena lemari dapur saya tingginya menyentuh atap…kwkwk. Dan suami saat itu sedang ngantor. Sudah berusaha naik meja, tetapi kayaknya harus naik tangga. Pas cerita ke suami, dia hanya tertawa lebar.
Makasih udah beliin lemari paling maksimal di bumi ini, Mas…haha.
Kembali lagi ke waffle, saya itu suka banget makan waffle. Karena dulu, zaman kecil saya sering makan dan beli di ibu-ibu yang menjajakan kue basah dan sayur ke rumah. Di kampung namanya bukan waffle, tetapi bapel..hehe. Bentuknya seperti hati, empuk, dan manis.
Sayangnya, sudah berkali-kali mencoba beberapa resep waffle, tetap saja hasilnya aneh. Nggak empuk dan cenderung kering. Akhirnya cetakan waffle itu pun terabaikan sejak lama. Kemarin kebetulan lagi bosan dan bingung mau ngapain (padahal setrikaan baju setumpuk..hihi). Akhirnya nyari resep waffle, dan kayaknya resep ini paling klik. Kok tahu? Saya baca resepnya pakai ragi instan. Biasanya waffle yang saya buat hanya pakai baking powder saja.
Selain itu, saya lihat gambarnya pun tampak empuk. Nggak kayak gambar waffle lainnya yang cenderung kaku (sok tahu banget). Akhirnya memberanikan diri mencoba resep ini. Hasilnya? Alhamdulillah, enak dan empuk bahkan sampai esoknya. Tapi, sayangnya ya itu, karena cetakan waffle yang nyelip akhirnya pakai cetakan yang ada dan hasilnya malah mirip takoyaki…kwkwk.
Resep waffle ini saya adopsi dari akun Cookpad.com/Fdhanyn dan telah saya modifikasi sesuai bahan-bahan yang ada di rumah.
Bahan biang:
½ sdt baking powder
1 sdt ragi instan
2 sdm gula pasir
8 sdm air dingin
4 sdm terigu
Bahan adonan:
3 butir telur
150 gr gula halus (saya ganti 80 gr gula pasir)
125 gr tepung terigu protein sedang
½ sdt garam
½ sdt baking powder
125 ml santan kental (saya ganti 70 ml susu cair)
50 gr butter, cairkan
Secukupnya vanilla cair
50 ml air kelapa (saya skip)
Cara membuat:
1. Campurkan seluruh bahan biang, aduk rata dan diamkan selama 15 menit.
2. Mixer telur dan gula sampai mengembang. Masukkan gula secara bertahap dan mixer dengan kecepatan tinggi.
3. Masukkan semua bahan termasuk bahan biang. Mixer dengan kecepatan rendah sampai rata. Terakhir masukkan butter cair dan aduk rata kembali.
4. Tutup adonan dengan lap bersih dan diamkan selama 30 menit.
5. Siapkan cetakan dan panggang sampai matang.
Voila! Mini waffle dengan topping es krim durian pun siap disantap! Rasanya yummy banget, terlebih dengan topping es krim rasa durian, klop banget di lidah. Waffle ini memang agak ribet bikinnya karena memakai ragi instan sehingga harus dua kali menunggu. Tapi, asli rasanya enak dan empuk. Semoga teman-teman suka!
Catatan:
Saya memakai sendok makan khusus untuk menakar bahan-bahan yang bentuknya setengah lingaran dan terdapat beberapa ukuran. Ukurannya memang cenderung lebih besar daripada sendok yang biasa kita gunakan untuk makan sehari-hari.
Sunday, December 2, 2018
Isi Akhir Pekan dengan Membuat Zuppa Soup Bersama Si Kecil
Dok pribadi |
Belum lagi minggu kemarin si sulung baru selesai PAS (Penilaian Akhir Semester). Jadilah di rumah beristirahat menjadi salah satu agenda paling tepat. Nah, kalau hanya di rumah saja pasti bosan dan males banget, ya? Kayaknya harus ada kegiatan yang menarik supaya nggak mudah jenuh. Salah satunya adalah dengan membuat aneka menu favorit anak-anak.
Yup! Hari ini saya membuat zuppa soup kesukaan si sulung yang kini sudah berusia hampir delapan tahun. Sebenarnya pengen bikin roti juga, tetapi kayaknya tidak memungkinkan karena harus membereskan pekerjaan lain yang tertunda sejak lama. Akhirnya hanya membuat zuppa soup buat anak-anak di rumah.
Nah, kebetulan masih ada sisa pastry instan di freezer. Pagi-pagi sudah ditodong si sulung supaya segera membeli bahan lain seperti jagung manis dan daging ayam. Alhasil zuppa soup hari ini lumayan lengkap isiannya.
Penasaran seperti apa bahan dan cara membuatnya?
Bahan yang harus disiapkan:
Secukupnya pastry instan merek apa saja
1 butir telur, pisahkan kuning dan putihnya
600 ml susu cair plain
½ bawang bombay, iris kecil
¼ dada ayam, potong dadu
3 sosis ayam atau sapi, iris
1 buah jagung manis, sisir
½ batang keju, parut
Secukupnya margarin untuk menumis
1 sdm terigu
Secukupnya garam
Sedikit kaldu bubuk jika suka
Cara membuatnya cukup mudah:
1. Tumis bawang bombay sampai layu, masukkan jagung dan daging ayam. Biarkan sampai berubah warna. Kemudian masukkan sosis. Aduk sampai rata.
2. Masukkan terigu ke dalam tumisan jagung dan ayam. Aduk cepat sampai rata. Kemudian tuang susu cair. Aduk lagi sampai mendidih. Bumbui dengan garam, merica bubuk, dan kaldu bubuk.
3. Matikan api. Masukkan parutan keju ke dalamnya dan pastikan semua isian supnya matang sebelum dipanggang.
4. Masukkan ke dalam wadah tahan panas. Isi jangan terlalu penuh. Olesi bibir mangkuk dengan putih telur, kemudian letakkan pastry di atasnya. Usahakan potong pastry lebih lebar daripada bibir mangkuk yang kita pakai.
5. Olesi semua permukaan pastry dengan kuning telur. Panggang suhu 180’C sampai matang dan mengembang. Jika suka, sebelum dipanggang, bagian atas pastry bisa ditaburi keju parut.
Voila! Zuppa soup favorit si kecil pun siap dihidangkan. Si sulung doyan banget zuppa soup ini. Sekali makan dia habis 2 mangkuk. Sehari dia makan paling banyak daripada yang lain. Kalau bikin sendiri, isian bisa disesuaikan, bisa puas-puas makannya.
Daripada harus beli di tempat lain, bisa habis lumayan banyak karena porsi makan dia yang cukup besar...kwkwk *perhitungan banget emaknya. Kalau dibilang berhemat, sebenarnya bikin segala sesuatu sendiri nggak terlalu hemat juga karena bahan yang kita pakai juga nggak murahan dan bukan sembarangan. Memang tetap keluar banyak juga. Hanya, kita jadi lebih yakin aja terutama soal kebersihan sehingga minim banget kotor atau kurnag higienis.
Merepot? Iya, sedikit merepotkan. Tapi, lumayan sambil mengasah kemampuan belajar masak. Kalau nggak disempatkan belajar, mungkin sampai punya anak cucu nggak bisa masak juga...hiks. Masa iya saya terus menerus beli atau pesan Gofood...kwkwk. Terlalu :D
Gimana, gampang banget bikinnya, ya? Yuk, dicoba di rumah dan nikmati bersama keluarga tercinta. Insya Allah bisa lebih puas, lebih nikmat, dan lebih hemat...kwkwk.
Salam hangat,
Subscribe to:
Posts (Atom)
Hey there!
Part of
Popular Posts
Contact Me
Archive
-
▼
2018
(42)
-
▼
December
(7)
- [Skincare Review] Peel Off Mask Everwhite Cucumber...
- Nastar Keju Renyah, Sajian Lezat Untuk yang Spesia...
- Resep Homemade Crispy Crepes, Murah dan Gampang Ba...
- Malas Ngulen Tapi Pengen Makan Donat? Cobain Churr...
- 5 Fakta Menarik Tentang Wingko Babat, Si Legit yan...
- Mini Waffle Topping Es Krim Durian, Yummy!
- Isi Akhir Pekan dengan Membuat Zuppa Soup Bersama ...
-
▼
December
(7)