Tuesday, August 29, 2023
Resep Chocolate Swirl Bread
Foto: Dok pribadi |
Adakah yang pernah nyobain bikin roti tawar sendiri di rumah? Hmm, agak menyusahkan juga, sih memang. Lebih simpel panggil kang roti depan rumah dan beli sebungkus dibanding harus bikin sendiri. Selain sangat memakan waktu, repot juga sama cucian baskom dan kawan-kawannnya…hehe.
Tapi, sesekali boleh dong cobain bikin sendiri di rumah. Hanya saja, saya merasa selalu nggak puas dengan hasilnya. Meski sudah mengikuti resep orang yang sudah jago sekalipun, rotinya nggak pernah selembut merek-merek roti tawar ternama yang biasa kita konsumsi. Beda dengan roti sobek yang sudah dapat teksturnya yang pas.
Kali ini, saya mau bikin roti tawar pakai resepnya ci Luvita Ho. Beberapa kali mengikuti resep beliau, hasilnya lumayan dan cocok dengan selera saya. Kalau lihat-lihat resepnya di Youtube atau Instagram, banyak banget resep yang bikin ngiler.
Berhubung belum pernah cobain resep roti tawarnya, maka kali ini saya mau coba salah satu yang telah ci Luvitas share di youtube-nya. Yes, resep yang saya pilih adalah chocolate swirl bread. Warnanya lucu. Ada cokelatnya gitu. Cantik dan gemas!
Teman-teman mesti ingat, kunci dari roti yang hasilnya bagus itu terletak pada cara kita mangadon adonannya. Kalau adonan diulen sampai benar-benar kalis, hasilnya akan bagus, tapi kalau ngulennya setengah-setengah, biasanya kurang empuk hasilnya.
Di sini, saya menggunakan re Bread untuk mengulen roti. Lumayan membantu kalau lagi pengin bikin roti sendiri di rumah. Nggak perlu capek-capek ngulen pakai tangan, juga bisa digunakan untuk keperluan lain selain membuat roti. Misalnya memanggang kacang atau serundeng. Asyik nggak, tuh?
Kalau re Bread dirasa terlalu mahal, ada lagi alat membuat roti yang harganya lebih ekonomis. Namanya Bread Master. Bentuknya lebih mungil. Kapasitasnya sepertinya sama. Harganya bisa dapat separuhnya re Bread. Asyik, kan? Kemarin sempat nyariin untuk saudara dan sampai saat ini masih kepake. Worth it dengan harga dan fungsinya.
Resep Roti Tawar Ala Luvita Ho
Bahan:
300 gram terigu protein tinggi
4 gram ragi instan
3 gram garam
50 gram gula pasir
1 sdm susu bubuk
1 butir telur
130-140 gram air dingin
35 gram mentega tawar
1 ½ sdm cocoa powder, beri sedikit air sampai menjadi pasta
Cara Membuat:
1. Campur terigu dengan ragi instan. Aduk sampai rata.
2. Masukkan susu bubuk, gula pasir, dan garam. Aduk sampai tercampur.
3. Masukkan telur dan air dingin. Aduk kembali sampai membentuk adonan.
4. Masukkan mentega tawar. Aduk sampai kalis.
5. Bagi adonan menjadi dua bagian. Salah satunya akan dicampur dengan pasta cocoa powder. Bagian ini bisa kita aduk lagi pakai mixer roti hanya sampai tercampur, ya. Bagian lainnya bisa kita diamkan.
6. Diamkan dua adonan tadi sampai mengembang 2x lipat.
7. Kita bisa pakai loyang 20x10 cm. Pilih loyang roti tawar yang berlubang supaya lebih bagus hasilnya.
8. Kempeskan adonan dan gilas sampai tipis. Ukurannya bisa disesuaikan dengan loyang roti tawar yang kita punya.
9. Setelah kedua adonan digilas tipis, kita bisa tumpuk kedua adonan tersebut dan gilas supaya adonan menempel, kemudian digulung sepanjang loyang. Masukkan dalam loyang dan diamkan sampai mengembang. Kira-kira maksimal sampai menyisakan ruang seukuran 1 ruas jari pada loyangnya.
10. Panggang adonan di suhu 190-200 derajat selama kurang lebih 30-35 menit.
11. Keluarkan adonan daro loyang dan potong-potong setelah dingin.
Foto: Dok pribadi |
Foto: Dok pribadi |
Voila! Roti tawar buatan kita sudah jadi. Terharu, akhirnya bisa bikin roti tawar secantik ini…hihi. Waktu masih hangat, sih oke lumayan lembut, tapi jujur setelah dingin hasilnya nggak selembut di awal. Kurang puas? Sepertinya begitu. Lumayan, sih untuk coba-coba resep di rumah, ya. Olesi dengan selai cokelat dan makan selagi hangat lebih nikmat!
Semoga resep ini bermanfaat dan bisa jadi referensi untuk teman-teman yang pengin bikin roti tawar sendiri di rumah. Selamat mencoba!
Salam hangat,
Tuesday, August 15, 2023
Panduan Lengkap Sebelum Membeli Rumah Untuk Pasangan Muda yang Baru Menikah
Photo by Frames For Your Heart on Unsplash |
Membeli rumah di zaman sekarang rasanya lumayan sulit dicapai oleh sebagian pasangan muda yang baru menikah. Harga rumah yang makin tidak masuk akal menjadikan banyak orang akhirnya menunda bahkan memilih mengontrak dibanding segera membeli rumah impiannya.
Saya menikah di usia muda. Pindah ke Jakarta mengikuti suami yang merantau sejak baru selesai kuliah. Kami sama-sama merasakan susahnya mencari rumah untuk tempat tinggal. Bahkan sebelum kami menikah, suami saya sudah pernah hampir membeli rumah yang akhirnya dibatalkan karena beberapa sebab. Ternyata, beli rumah nggak semudah yang saya bayangkan...hehe.
Kami juga sepakat tidak mengontrak karena khawatir uangnya malah habis. Rasanya nggak mungkin seumur hidup mengontrak rumah, kan? Akhirnya, kami bersabar sambil berusaha mencari rumah yang cocok.
Rumah menjadi kebutuhan pokok yang mesti dipenuhi sebelum memenuhi kebutuhan lainnya yang tidak terlalu penting. Seperti memiliki kendaraan roda empat misalnya. Tidak sedikit orang yang memaksakan diri segera punya mobil meski dengan cara kredit, tapi lupa memikirkan betapa pentingnya memiliki rumah sendiri.
Suami saya termasuk orang yang lumayan santai dalam menjalani hidup. Meski punya, dia tidak suka ikut-ikutan orang lain, mesti punya ini dan itu secepatnya, atau mengejar pencapaian orang di luar sana. Itu bukan gaya dia banget.
Saya jadi berkaca dari kisah seorang teman yang memutuskan tidak membeli kendaraan roda empat hanya karena dirasa kurang penting dan minusnya terlalu menghamburkan uang. Meski suaminya seorang profesor, tapi ke mana-mana mereka terbiasa menggunakan transportasi umum, seperti naik KRL, naik sepeda, dsb.
Ternyata selain suami saya, ada juga orang yang hidupnya sesantai itu, ya? hehe. Nggak pusing dengan komentar dan penilaian orang, happy banget sampai kebablasan saking santainya...kwkwk. Itu benar-benar 'sesuatu' banget sih buat saya.
Kami juga sepakat, setelah punya rumah, kami harus punya tabungan untuk naik haji. Bagi kami, ibadah haji itu mesti diusahakan, bukan ditunggu mampu. Saya bersyukur, Tuhan mampukan sesuai rencana kami.
BTW, ketika mencari rumah tempat tinggal, saya dan suami tidak sembarangan memilih. Kami punya kriteria sendiri. Kriteria ini bisa jadi panduan juga untuk teman-teman yang punya rencana mau membeli rumah dalam waktu dekat.
Kriteria Rumah Idaman
1. Rumah tersebut dekat dengan fasilitas umum, seperti stasiun, bandara, rumah sakit, sampai dengan masjid.
2. Daerah tempat kami tinggal harus bebas banjir. Maklum, dulu Jakarta masih jadi langganan banjir sehingga beberapa orang kadang menjual murah rumahnya karena lokasinya yang menjadi langganan banjir tiap tahunnya.
3. Rumah tersebut masih layak huni. Bukan rumah yang mesti dibangun segera. Karena kami juga tidak mungkin punya budget sekaligus untuk renovasi total.
4. Perhatikan lingkungannya, apakah nyaman untuk tempat tinggal? Bagaimana dengan tetangga di kanan kiri? Apakah lingkungannya cukup aman? Mengingat saya hanya tinggal sendiri ketika suami kerja, poin ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan.
5. Sesuaikan dengan budget. Jangan memaksakan diri untuk berutang hanya demi rumah yang mewah. Kita juga mesti memikirkan kebutuhan lain di masa depan.
6. Jangan lupa memeriksa legalitas serta kondisi rumah. Perhatikan sertifikat dan surat-surat penting lainnya.
Kami memilih pembayaran cash dibanding KPR. Semua tergantung pilihan masing-masing orang, ya. Dengan KPR, sebagian orang yang kesulitan membeli rumah jadi dimudahkan, tapi minusnya, kamu juga harus membayar bunga kredit pada pihak bank.
Persiapan Sebelum Membeli Rumah
Membeli rumah merupakan keputusan finansial terbesar yang bisa kita ambil. Nggak mudah membeli rumah, lho. Nggak semua orang mampu. Karena itu, kita mesti mempersiapkan dana sejak jauh-jauh hari sebelumnya.
Ada beberapa hal yang mesti dipertimbangkan sebelum membeli rumah,
1. Tetapkan Tujuan
Ada orang yang mau beli rumah untuk investasi, ada juga yang pengin dijadikan tempat tinggal setelah menikah nanti. Kita harus tahu mana prioritas yang mesti didahulukan. Di mana lokasinya, berapa ukuran rumah yang diharapkan, serta berapa budget yang mesti dikeluarkan untuk membelinya?
Ada pasangan yang sejak jauh-jauh hari sudah sepakat menabung bersama untuk membeli rumah meski belum menikah. Ada juga yang sama-sama menyisihkan gaji bulanannya demi membeli rumah impian mereka. Setiap pasangan punya cara sendiri untuk mewujudkannya, tapi yang pasti, ketika tujuan mereka jelas sejak awal, maka selanjutnya semua bisa diperjuangkan dengan lebih mudah.
Setelah dewasa, kita punya banyak kebutuhan yang mesti dipenuhi. Ada yang mesti membiayai adiknya kuliah, ada yang masih harus membantu orang tuanya, belum lagi mempersiapkan dana untuk membeli rumah setelah menikah.
Sejak awal, kita bisa menentukan besarnya cicilan tidak melebihi 30-40% dari pemasukan dan pemenuhan kebutuhan lainnya. Supaya keuangan kita tetap pada kondisi yang aman. Dengan begitu, nggak ada ceritanya kita sampai kelabakan seperti di saat pandemi kemarin. Jangan sampai cicilanmu lebih besar daripada pemasukanmu.
3. Jangan Ragu Untuk Mempelajari Pasar Properti
Kita harus tahu harga pasar sehingga penting untuk kita mempelajari pasar properti. Kamu bisa mempelajarinya lewat situs web real estate, melalui agen properti, atau yang lainnya. Dengan begitu, kita bisa memperhitungkan harga yang wajar sebelum membeli rumah.
4. Perhatikan Lokasi yang Kamu Inginkan
Rumah yang besar, bagus, dan mewah tidak berarti akan semakin naik harganya jika berada di lokasi yang tidak tepat. Contohnya, rumah-rumah yang jadi langganan banjir. Meskipun kondisi perumahannya termasuk mewah, tapi karena lokasinya jadi langganan banjir, akhirnya banyak yang memutuskan menjual murah rumah tersebut, bahkan tak jarang rumah-rumah di lokasi itu kosong karena ditinggal begitu saja oleh pemiliknya.
Rumah yang akan kita beli mesti punya kemudahan akses ke mana-mana. Apakah lokasinya juga dekat dengan tempat kerja atau sekolah anak-anak kita?
Membeli rumah merupakan keputusan besar yang bisa dijadikan investasi jangka panjang. Butuh diperhitungkan dengan matang dan jangan terburu-buru. Jika kurang percaya diri, kita bisa menggunakan jasa profesional untuk membantu memprosesnya. Tujuan membeli rumah yang jelas, juga budget yang sesuai akan membantu memudahkan rencana kita.
Rumah yang nyaman bukanlah rumah yang paling mewah, tapi yang sesuai dengan kebutuhan serta budget kita. Setelah punya rumah, kebutuhan lain pun mesti dipenuhi. Karenanya, perhitungkan betul-betul sebelum membelinya.
Salam hangat,