Tentang OCD, Diet Kenyang, Hingga JSR dr. Zaidul Akbar

Saturday, May 18, 2019

Tentang OCD, Diet Kenyang, Hingga JSR dr. Zaidul Akbar
Pernahkah kamu menjalani diet sehat?



Alhamdulillah, akhirnya sempat
update di blog lagi. Sudah beberapa hari belum bikin postingan baru karena sibuk mendengarkan video dr. Zaidul Akbar. Tiap mau nulis, malah keterusan mendengarkan ceramah, sedangkan saya pribadi orangnya memang bukan tipe audio yang bisa mendengarkan sambil menulis. Kalau sudah menulis, yang didengar pasti nggak bisa fokus, jika sudah mendengar, pasti yang ditulis buyar semua…haha. Alhasil dari kemarin belum sempat menceritakan soal perubahan pola hidup sehat yang baru saya jalani.


Saya mau cerita dari awal, bagaimana saya bisa sampai sekarang, nggak makan nasi sudah hampir dua mingguan, mengonsumsi makanan yang lebih sehat, bukan sekadar ‘sampah’ dalam artian enak di lidah, tetapi tidak menyehatkan. Ya, ya, saya tahu, saya memang masih pemula dalam hal ini. Tapi, sepertinya tidak ada salahnya berbagi sesuatu yang bermanfaat, barangkali setelah membaca postingan ini, kamu jadi bersemangat untuk hidup lebih sehat.


Memulai dengan OCD


Awalnya saya menjalani OCD Deddy Corbuzier pada April lalu. Kenapa memilih OCD? Karena berat badan terus naik meski makannya tetap. Maksudnya tetap banyak…haha. Jadi merasa bersalah sama diri sendiri. Pengen banget berat badan turun, tapi jujur nggak mau berat badan ideal karena pernah berat badan sampai 42 kg, dan tampak sangat tirus alias kurang bahagia…kwkwk. Jangan sampai segitu beratnya. Minimal 43 kg saja sudah cukup.


Selama menjalani OCD, nggak ada rasa berat, kok. Karena kita nggak perlu menahan makan apa pun yang kita suka. Kita cukup menunggu waktunya saja. Saya agak sembarangan memilih jendela makan. Harusnya runut dari jendela makan 8 jam, 6 jam, 4 jam, dan makan hanya sekali dalam sehari (tidak setiap hari). Tapi, kebanyakan saya malah makan berat sekali, abis itu udahan nggak makan lagi. Hanya minum air putih.


Pelan-pelan keinginan ngemil itu mudah sekali dikontrol. Setelah konsisten menjalani OCD, rasa lapar pun mudah sekali dikendalikan. Nggak gampang lapar. Kembali lagi, sinyal lapar belum tentu menunjukkan bahwa kita butuh makan, tetapi bisa karena dehidrasi. Saat OCD, saya berusaha tidak sarapan. Jadi, makannya setelah siang. Minimal jam 10an pagi hingga jam 1 siang.


Percayalah, diet terenak itu ya, OCD ini, Sodaraah. Nggak lemes, bugar, badan enteng, sehat, pokoknya bikin ketagihan. Meski sempat ‘nakal’ dan makan di luar jendela makan beberapa kali, tapi saya memutuskan kembali lagi ke awal. Nggak betah kembali pada pola makan seperti dulu-dulu. Di situ saya merasa bahagia karena dapat mengontrol keinginan makan, tubuh pun mulai menyesuaikan. Ketika kita makan lebih dari sebelumnya, perut sudah sakit dan nggak nyaman duluan.


Dari OCD selama sebulan, berat badan saya turun sekitar 4 kg. Masya Allah. Bukan perubahan drastis, sih, tapi sampai detik ini berat badan masih segitu, bahkan sudah turun 1 kg lagi.


Setelah nyaman menjalani OCD, saya pun ketagihan mencari pengetahuan baru tentang pola makan yang lebih sehat. Hingga akhirnya ketemu juga dengan diet kenyangnya Dewi Hughes. Sempat kaget, wah, Dewi Hughes bisa sekurus itu kira-kira makan apa, ya? Haha. Perubahannya sangat jauh, Masya Allah.


Menghindari Nasi Putih Sejak Tahu Diet Kenyang 


Saat mengenal diet kenyang, target menurunkan berat badan tinggal 2 kg lagi. Nggak jauh-jauh banget dari berat badan ideal. Jadi, sebenarnya alasan utama mengikuti diet kenyang sampai nggak makan nasi bukan semata-mata karena ingin kurus, sebab ikutan OCD dan makan nasi saja kayaknya masih bisa dikejar. Tapi, alasan ingin lebih sehat tiba-tiba menjadi impian yang tak terbantahkan lagi beberapa minggu ini.


Akhirnya, hampir setiap hari saya mendengarkan dan melihat video Dewi Hughes. Saya pun memahami, kenapa dia sama sekali tidak makan nasi, bahkan meski itu nasi merah dan teman-temannya. Jadi, sejak saat itu, saya nggak pernah punya keinginan mengganti nasi putih jadi nasi merah, tapi benar-benar menghindari nasi, apa pun jenisnya.


Dan qadarallah, saya berhasil melakukannya hingga detik ini. Nggak menghitung pasti sudah berjalan berapa lama, yang jelas hampir dua mingguan saya tidak menyentuh nasi dan sama sekali tidak ingin mencoba. Alternatif lain kalau benar-benar ingin? Mending makan nasi jagung saja. Itu pun kalau ingin. Tapi, sampai sekarang sepertinya belum pengen…hehe.


Dari Diet Kenyang, Akhirnya Mengenal JSR dr. Zaidul Akbar


Masya Allah, saya sangat percaya bahwa di dunia ini tidak ada yang kebetulan. Apa pun itu. Akibat sering mencari video Dewi Huhges, saya jadi tertarik melihat salah satu video lain yang ternyata merupakan kajian dari dr. Zaidul Akbar. Sekali melihat, seterusnya saya semakin tertarik mencari video lain dan mulai praktik.


Kenapa harus JSR dr. Zaidul Akbar? Karena sejak awal mengikuti video Dewi Hughes, saya mulai peduli dengan kesehatan. Setelah mendengar pemaparan dr. Zaid, saya jadi lebih penasaran dan tertarik. Tidak hanya saya, suami dan anak-anak pun ikutan heboh dan ingin hidup sehat.


Prinsip dari JSR menurut saya adalah kembali ke real food dan makanlah secukupnya alias tidak kenyang seperti yang selalu Rasulullah saw lakukan. Nabi sering puasa, makan pun nggak macam-macam. Jadi, ikutin sunah Nabi tersebut, kesehatan hanyalah efek dari sebuah ketaatan, Masya Allah.


Sungguh saya jatuh hati sekali dengan JSR ini. Sebab sebelum tahu JSR pun saya sudah menghindari nasi. Setelah mengikuti JSR dr. Zaid, saya jadi lebih yakin untuk meninggalkan nasi. Dalam JSR, dr. Zaid menganjurkan kita meninggalkan 5 jenis makanan yang umum dikonsumsi saat ini. Apa saja?

  1. Nasi putih

  2. Tepung (mengandung gluten)

  3. Gula

  4. Makanan yang diolah dengan minyak

  5. Susu dan produk turunannya

Dari kelima jenis makanan tersebut, nasi putih dan gula sudah saya hindari. Biasanya bulan puasa identik dengan sirup dan es buah, tahun ini di rumah sedikit berbeda karena lebih akrab dengan infuse water berisi rempah dan buah-buahan. Sirup beberapa botol yang saya beli sebelum bulan puasa, nyaris tidak disentuh. Herannya, anak-anak saya juga senang dengan pola hidup seperti ini. Mereka senang minum jus sayuran tanpa gula (diganti madu), mereka juga gemar makan sayur. Sempat nggak nyangka semua jadi mendukung perubahan ini. Alhamdulillah, saya senang sekali semua bisa mengikuti sehingga pelan-pelan kita bisa mengubah ‘sampah’ dalam tubuh menjadi ‘makanan’ yang sebenarnya.


Tubuh Manusia Mampu Menyembuhkan Dirinya Sendiri


Masya Allah, Allah sudah menciptakan tubuh manusia dengan sangat sempurna. Jika ada kesalahan, sebenarnya tubuh kita bisa menyembuhkan dirinya sendiri dengan catatan semua dalam keadaan normal. Sedangkan yang terjadi sekarang, akibat makanan tidak alami atau lebih tepat disebut ‘sampah’ sudah merusak semuanya. Dari kebiasaan makan yang kurang baik, kita seperti menabung penyakit di hari tua. Memang, makan mie instan tentu tidak akan menyebabkan kematian, tapi, dari kebiasaan buruk itulah, akan muncul penyakit di kemudian hari yang pastinya tidak diinginkan oleh semua orang.


Saya termasuk orang yang sejak remaja selalu mengeluh sakit sebelum dan saat menstruasi. Zaman masih remaja bahkan sampai nggak bisa bergerak. Saking sakitnya. Beberapa hari yang lalu saya sempat kaget karena nggak sadar ternyata saya datang bulan. Biasanya malam sebelum menstruasi, kondisi saya lemas, kaki keram, badan sakit semua. Nggak jauh beda seperti orang mau melahirkan…haha. Ya Allah, itu menyiksa banget.


Tapi, kemarin, malamnya saya merasa baik-baik saja. Hingga paginya bahkan setelah datang bulan, saya merasa tidak seburuk biasanya. Badan memang masih agak pegal saat datang bulan, tapi nggak separah sebelumnya. Rasanya ini perubahan yang sangat besar mengingat jika kondisi mentsruasi kita menyiksa (sakit) menunjukkan tanda bahwa tubuh kita dalam kondisi kurang baik.


Apa Saja yang Bisa Dikonsumsi Selama Berpuasa?


Saat puasa dan tidak, sebenarnya tidak berbeda jauh. Mungkin bedanya, ketika ikut JSR, kita mau sahur apa, nih?


Saya pribadi sahur dengan rendaman kurma. Pilih saja hitungan ganjil, antara 1 atau 3 butir kurma yang direndam. Saya lebih suka setelahnya diberi air hangat. Cukup itu saja ketika sahur. Dan Alhamdulillah, sampai siang dan kegiatan seberat apa pun, saya merasa bertenaga dan fit.


Ketika berbuka, yang pasti saya tidak minum teh manis dan makan nasi, ya. Saya minum air hangat dan perasan jeruk nipis atau lemon. Biasanya habis dua gelas. Pelan-pelan saja minumnya, ya. Setelah itu bisa makan kurma. Atau bisa juga minum rendaman rempah dan buah seperti yang diajarkan dr. Zaid. Banyak yang bisa dicoba untuk berbuka.


Untuk orang-orang di rumah, takjil masih pakai teh manis, terutama suami. Setelah itu, mereka makan kurma atau buah potong. Sesimpel itu sekarang. Sampai-sampai sirup di dapur yang jumlahnya tidak hanya satu nggak lagi disentuh…hihi.


Untuk menu, saya coba hindari lauk yang digoreng. Misalnya digoreng pun, ya jangan sering-sering. Kalau saya pribadi makannya mudah banget karena memang dasarnya pemakan segala…haha. Wajib ada sayuran rebus atau lalapan, sambal, karbo bisa pakai ubi, kentang, atau pisang kukus. Protein bisa dari kacang-kacangan, seperti tempe atau ikan dipepes (biar nggak digoreng). Banyak dan mudah saja buat saya. Catatan pentingnya, jangan sampai kekenyangan makannya dan kunyah dengan pelan.


Dalam JSR intinya ikuti apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Jika shalatnya benar, Insya Allah tanpa olahraga pun kondisi tubuh kita akan baik, jika makannya benar, nggak berlebihan seperti diajarkan Rasul, Insya Allah kondisi tubuh juga bakalan fit, kok. Jadi, benar dan setuju sekali, jika sehat itu adalah efek dari ketaatan kita, Jika satu saja dilanggar, maka akan ada satu hal lain yang eror atau rusak.


Tidak Hanya Sehat Badan, Hati pun Harus Dibersihkan


Nah, lho. Berat, Jenderal! Haha. Kalau hati masih kotor, masih suka iri dengki sama orang, meski sudah makan makanan sehat sekalipun, tubuh akan tetap sakit. Percuma gitu, Sodarah.


Jadi, kita memang harus benar-benar menjadi orang yang bersih lahir dan batin. Jangan menyimpan dendam dan sakit hati seperti saya yang susah sembuhnya ini…kwkwk. Toh kita pun sadar diri, di dunia tidak selamanya. Ngurusin orang iseng kayaknya nggak ada kelarnya, ‘kan? Ngurusin orang iri dengki sama kita nggak akan ada habisnya. Jadi, yuk coba lepas satu-satu apa yang menyebabkan hati kita seburuk ini.


Dan memang benar, kalau kita benar-benar taat pada Allah, hati tentu tak dibiarkan lama-lama kotor, ‘kan? Jika kita benar-benar beriman, tentu kita akan mengikuti sunah Rasululllah saw. Sesimpel itu, tetapi kadang kitanya yang bikin ribet.


Masya Allah, sungguh saya bersyukur karena sudah diperkenalkan dengan JSR dr. Zaid ini. Seperti sangat mencerahkan. Jika teman-teman penasaran, video kajian beliau banyak di Youtube, kok. Tinggal cari saja. Dan kabar baiknya, banyak teman-teman blogger yang tertarik juga mencoba...hehe.


Semoga kita tetap bersemangat untuk hidup lebih sehat dan jangan sampai salah niat. Ingat, kita wajib taat dan efeknya sehat, bukan taat hanya karena ingin sehat.


Salam,

Comments

  1. Salut sama pengalaman mbak. Saya cobain diet kenyang baru sehari sudah nggak kuat apalagi karena ada maag. Suami juga akhir akhir ini cerita tentang postingan dr zaidul akbar di instagram. Jujur tertarik mengikuti anjuran beliau tapi memang harus pelan-pelan. Sulit bagi saya meninggalkan nasi, tepung, gula, dan goreng-gorengan, huhuhu.

    ReplyDelete
  2. Bismillah.. Lagi belajar jugavnih hidup sehat setelah selama ini mendzolimi diri sendiri dengan makanan sampah.. Doakan ya semoga sukses sepeeti ukhty..

    ReplyDelete
  3. Saya dulu juga punya maag parah banget, Mbak. Qadarallah dengan minum air jeruk nipis ditambah air hangat dan madu tiap pagi malah hilang dan tidak pernah kambuh smp sekarang. Tapi, kebanyakan orang sudah takut duluan mbak kena asam2. padahal kalau alami malah nyembuhin. Jadi, balik lagi sama pikiran kita..

    ReplyDelete
  4. Membaca pengalaman yang mbak ceritakan seperti menulis kisah sendiri.. karena persis banget dengan yg sy alami.. bedanya klo ssebelum menikah sampe SMA sy tidak pernah merasa nyeri sama sekali tp ketika kuliah dan menikah mulai merasakan nyeri.. mungkin fakto makanan dan psikologis juga yg mulai berubah.. Alhamdulillah sekitar mau 2 bulan terakhir sy ngikutin resep JSR dr Zaidul + awalnya jg liat2 youtube dewi hughes .. sekarang saktnya jauh bgt brkurang dan sll pas tgl dateng bulannya.. Semoga kita Istiqomah y mb.. g bikin sampah tp bikin pupuk Ultimate buat jiwa dan raga.. Aamiin :)

    ReplyDelete
  5. Masya Allah. Benar sekali, Mbak.. Aamiin..

    ReplyDelete
  6. :C kata2nya kok menohok banget yang "seperti menabung penyakit di hari tua"

    Nasi, gorengan, mie instan, semuanya masih aku suka,Kak.

    salam kenal Kak

    www.sparklepush.com

    ReplyDelete
  7. masya allah ..... mudah2an bisa nerappin jurus sehat rasulullah

    ReplyDelete
  8. Salam kenal.. Hehe. Pasti berat. Tp bisa dicoba jika mau :)

    ReplyDelete
  9. Nie sy jg lg coba ikutin diet jsr...meski sy nggak ninggalin nasi maupun gorengan dan susu. Hanya mengurangi aja...krn kalau nasinya dikit banget maag kambuh gak hilang2 dlm bbrp hari...tp sy bertekad ttp mau ngejalanin diet ini walau bertahap...🤗
    Namun sayangnya sy kok blm nemu panduan praktisnya secara berurutan ya kak...
    Klw sy pernah baca2 diet keto kan ada tahapan nya...tahap protokol...tahapan puasa...apa yg boleh dikonsumsi dlm tahapan tsb & yg tdk boleh...dst...shg bs kebayang praktekinnya 😁
    Klw yg ala JSR ini gmn kak...bantu share tahapan/program diet hariannya donk...spy gampang praktekinnya...n kpn boleh minum infised waternya/teh rempah nya sblm/ssudah mkn...
    Thanx sebelumnya kak...😊🙏🏻

    ReplyDelete