Menu Sahur Anti Lapar dan Sangat Bernutrisi, Bikinnya Pun Mudah Serta Sehat!

Friday, May 10, 2019

Menu Sahur Anti Lapar dan Sangat Bernutrisi, Bikinnya Pun Mudah Serta Sehat!
Photo by Rauf Alvi on Unsplash


Hai, hai! Apa kabar teman-teman di hari kelima puasa di bulan Ramadhan ini? Semakin sehat, bugar, dan bahagia pastinya, ya. Puasa tahun ini sangat berbeda buat saya pribadi karena sejak bulan April saya memutuskan untuk mengubah pola hidup saya yang awalnya sembarangan, semrawut, segala dimakan, dan nggak peduli dengan yang namanya kesehatan, kini sudah berubah 180’.


Kok, bisa? Apakah saya hanya main-main dan akhirnya kembali lagi pada pola makan seperti sebelum-sebelumnya? Hingga saat ini, saya masih melakukan hal yang sama, bahkan mulai mengubah banyak hal dalam ‘cara makan’ saya, lho. Mulai dari yang awalnya hanya makan berat sekali, mengurangi porsi nasi dari sepiring menjadi 3 sdm saja, kemudian beberapa hari ini saya sudah tidak makan nasi dan menggantinya dengan 2-3 sdm oat (ditakar sebelum dicampur air).


Awalnya eneg banget, ya, makan oat itu, karena lidah dan perut tidak terbiasa. Dan pikiran sudah disetting sedemikian rupa sehingga kita bahkan sebelum mengonsumsinya saja sudah eneg dan pengen muntah duluan…kwkwk. Siapa yang sampai sekarang tidak suka makan oat?


Memang awalnya tidak mau memaksakan diri. Banyak cara untuk menjadi sehat, tetapi saya belajar untuk mengurangi konsumsi nasi. Dulu mana peduli kandungan gula pada nasi yang tinggi, nggak pernah mau mendengarkan itu. Sekarang, saya tiba-tiba ngeri sendiri melihat orang-orang di sekitar saya yang sakit bahkan masih muda sudah terkena struk ringan karena kurang menjaga pola makan sehingga berat badan pun tak terkontrol.


Saya memang pendek, tetapi soal berat badan masih di batas normal, tetapi tidak ideal. Yang mau dikejar itu memang berat idealnya. Tapi, bukan semata-mata karena ingin kurus saja saat lebaran nanti…kwkwk. Saya pun ingin sehat dan nyaman menjalani hari-hari bersama orang-orang yang saya sayangi.


Saya sangat percaya, kesehatan itu penting sekali. Meski punya banyak hal, kalau kita tidak sehat, mustahil bisa menikmatinya. Sejak melakukan OCD pada April lalu, saya merasa jauh lebih sehat. Meski anak-anak bahkan suami terkena common cold, qadarallah saya nggak ketularan. Padahal biasanya saya duluan yang kena, Masya Allah. Hal seperti ini semakin menguatkan saya bahwa mulai saat ini saya tidak bisa terus menerus menjalani pola hidup lama yang cenderung sembarangan.


Meskipun ikut OCD, saya juga suka melihat video-video lain seperti diet kenyangnya Dewi Hughes. Meskipun saya tidak perlu menurunkan berat badan hingga puluhan kilo, hanya 2-3 kg saja, tetap saja saya, kok jatuh hati dengan gaya hidup yang diterapkan dalam diet ini.


Selama ini saya memang suka makan sayur dan buah. Apa pun itu. Manis, asam, bahkan pahit seperti pare pun senang saja. Jadi, makan ala diet kenyanganya Dewi Hughes kayaknya nggak akan terlalu sulit diterapkan terlebih saya pribadi sudah merasa biasa meninggalkan nasi. Pelan-pelan akan saya coba meski belum berani total karena tentu saja butuh persiapan, nggak boleh grasak grusuk takutnya malah balik ke awal.


Dalam kedua jenis diet yang belakangan akrab dengan kehidupan saya ini, saya bisa mengambil kesimpulan bahwa makan sebaiknya jangan berlebihan, sewajarnya saja. Pilih juga makanan yang sehat atau makanan murni (real food) seperti yang diterapkan dalam diet kenyang. Selain itu, kitanya juga harus berpikir positif, bahagia, dan jalani itu sebagai salah satu kebutuhan, bukan semata-mata karena ingin langsing. Ingat, seperti dikatakan oleh hampir semua orang yang berhasil menjalankan diet, diet itu memang diusahakan supaya kita sehat, langsing itu bonus!


Nah, biasanya saya termasuk orang yang paling nggak betahan kalau disuruh diet. Bisa jadi karena sejak awal memang tidak ada yang protes juga kalau saya gemuk atau kurus, dan hobi makannya masih jalan. Tapi, sejak OCD sebulan yang lalu, saya benar-benar melakukannya dengan baik dalam artian nggak plin plan lagi seperti sebelum-sebelumnya.


Kalaupun akhirnya makan di luar jendela makan, jumlahnya nggak akan sebanyak dulu. Dan itu pun akhirnya menyesal karena kondisi tubuh sudah berbeda, jadi sakit perut, sesak bahkan meski makan nasi sedikit saja. Wah, betapa menakjubkannya hidup saya setelah berhasil konsisten meskipun baru sebulan terakhir. Haha, saya merasa amazing...kwkwk.


Semakin ke sini keinginan untuk menurunkan berat badan 2-3 kg bukan lagi soal ingin terlihat tirus, tetapi lebih karena ingin lebih sehat dan dapat menikmati hidup. Saya pun seperti tidak menyangka jika sekarang saya bisa melakukannya. Bahkan olahraga ringan di dalam rumah sudah seperti kebutuhan. Ya, banyak sekali perubahan yang terjadi di Ramadhan ini meskipun ini baru permulaan.


Saat sahur, saya terbiasa tidak makan, hanya minum air putih saja. Itu kebiasaan lama yang bahkan sebelum menikah sering juga dilakukan karena saya anak pesantren, kadang mau puasa sunah memang tidak ada makanan yang bisa dimakan. Dan kebiasaan itu pun berlanjut hingga sekarang. Tapi, kemarin setelah melihat video Dewi Hughes tentang minuman bernutrisi dan bikin sehat bahkan tidak bikin gemuk (ini penting, ya…kwkwk), saya pun akhirnya tertarik dan mulai mencobanya di hari kedua bulan Ramadhan ini.


Kalau biasanya kita menyebut air rendaman kurma dengan sebutan Nabeez, maka yang ini saya kurang tahu apakan masih bisa disebut sama? Sebab kalau Nabeez setahu saya harus direndam beberapa jam dan disimpan di kulkas, sedangkan ini hanya disiram dengan air panas dan diminum saat hangat.


Selama sahur dengan air rendaman kurma ini, saya merasa jauh lebih bertenaga saat berpuasa. Enak juga karena hangat di badan. Dan yang pasti kita pun sama-sama tahu kalau kurma ini bukan sekadar buah biasa. Buah kurma sangat istimewa dan mampu mengembalikan energi kita yang hilang selama seharian, Masya Allah.


Awalnya saya agak takut ya makan kurma…haha. Karena manis, ‘kan? Tapi, ketika mendengar Dewi Hughes bercerita tentang hal yang sama dan ternyata dia baik-baik saja, berat badannya turun dengan normal, dan bahkan justru membuatnya lebih sehat, saya pun tak ragu lagi mencobanya di rumah.


Apa Saja yang Perlu Kamu Siapkan untuk Membuat Air Rendaman Kurma Ini?


Seperti yang saya katakan sebelumnya, teman-teman hanya perlu menyiapkan beberapa butir kurma (sebaiknya ambil hitungan ganjil), saya biasa memakai 3 butir kurma dan buang bijinya. Ada baiknya juga teman-teman memilih kurma yang tidak keluar kristal gulanya, yang manis banget dan sampai lengket, sebaiknya hindari yang seperti itu, ya.


Kemudian masukkan kurma ke dalam gelas dan tuang air panas secukupnya. Boleh diaduk atau tidak. Kamu tim diaduk atau bukan, nih? Haha. Kalau saya pribadi lebih suka mengaduknya. Kurmanya langsung lumer dan air rendamannya itu nikmat banget, Masya Allah.


Saya biasa minum air rendaman kurma saat sahur. Kalau saat berbuka, saya pilih makan satu butir atau direndam juga satu butir kurma saja. Selebihnya saya sangat mengurangi minuman manis juga mau apa pun itu. Bahkan belewah saja sudah saya makan begitu saja, tanpa apa pun. Rasanya gimana? Enak, kok.


Gimana, apakah teman-teman mau mencobanya juga? Sangat mudah dibuat dan tentu saja sangat bernutrisi dan sehat. Apa pun pilihanmu, yang penting tetap puasa tahun ini, ya. Jangan sampai bolong *memangnya anak kecil? Kwkwk.


Semoga bermanfaat dan selamat menunaikan ibadah puasa dengan penuh rasa syukur.


Salam,

 

Comments

  1. emang iya sih.. katanya sepiring nasi itu kalorinya lebih gede dari 3 botol kecil koka kola

    tapi masalahnya, kalo gak pake nasi kan gak nendang katanya

    ReplyDelete
  2. Iya, karena pikiran kita sudah seperti itu..nggak ada nasi nggak makan :D Bahkan setelah makan lontong sekalipun...haha..

    ReplyDelete
  3. eh aku blm pernah coba bikin minuman rendaman kurma mbak, kl sahur dan buka memang selalu konsumsi kurma, tp langsung dimakan aja. nnti sahur coba cara ini ah

    ReplyDelete
  4. belum bisa bayangin air rendaman kurma pegimana rasanya
    maklum masih puasa
    hehe

    ReplyDelete
  5. Yang biasa dikonsumsi, kurma jenis apa kak ?
    Saya bikin air nabeez dgn kurma jenis sukari, itu manis-lengket, gitu... Apa tidak disarankan kurma yang begini ?

    ReplyDelete
  6. Selama ini saya pakai kurma jenis apa saja, Mbak. Tapi, beberapa bulan ini saya memang konsumsi kurma Sukari karena beli sekaligus 3kg untuk konsumsi setiap hari. Buat sy rasanya lebih pas nggak terlalu manis.

    ReplyDelete