9 Tips Menulis Buku Anak, Simpel Tapi Nggak Gampang

Tuesday, January 15, 2019

9 Tips Menulis Buku Anak, Simpel Tapi Nggak Gampang
Photo on Unsplash


Selama 2017 hingga 2018, sepertinya buku yang paling banyak saya tulis adalah buku anak. Awalnya sih nggak pernah berpikir bakalan masuk ke dunia ini. Dulu memang pernah mencoba, tapi karena saat itu belum belajar dari kelas online seperti dari Wonderland, jadi naskahnya hanya setengah jadi terus ditinggal begitu saja.


Kenapa sih pengen menulis cerita anak? Hm, awalnya memang suka menulis cerita untuk anak-anak sendiri, saya pun sangat suka ketika membaca picbook, suka ceritanya dan suka gambarnya, dan nggak saya pungkiri memang ada keinginan gimana rasanya kalau bisa menulis buku anak? Kayaknya seru banget dan sangat menyenangkan apalagi kalau dibaca oleh anak-anak sendiri.


Keinginan itu pun akhirnya menemui angin segar setelah kenal sama mbak Wulan dan masuk kelas-kelasnya. Ya, nggak sekali masuk kelas cerita anak di sana, beberapa kali. Saya juga ikut kelas mbak Watik Ideo. Kenapa sampai segitunya? Karena masih ngerasa nggak pinter..hihi. Ilmu masih jauh aja. Jika mentornya beda, saya juga yakin ilmunya juga beda. Jadi, selama masih ada rezeki, saya selalu usahakan mengikuti kelas-kelas menulis.

Giman sih proses menulis buku anak? Apakah mudah atau rumit? Saya pun sempat nggak karuan ketika baru belajar, bahkan sampai sekarang kadang masih kaku dan bingung bagaimana menyelesaikan naskah saya. Memang semua butuh proses, butuh dibiasakan, sehingga kita pun akan lebih mudah menulisnya.


Buku anak itu isinya simpel, bahasanya jelas, nggak berbunga-bunga seperti novel-novel remaja dan dewasa. Bahasanya harus mudah dimengerti, dan di sinilah kadang bikin pusing karena ya sekali lagi memang kurang terbiasa. Bahasa saya cenderung aneh didengar malah.


Nah, jika kamu berniat ingin menulis cerita anak, coba terapkan beberapa tips di bawah ini!


1. Fokuslah menulis cerita anak supaya kamu terbiasa melakukannya. Selama ini saya masih kurang banget fokusnya. Masih dibagi-bagi dengan hal lain dan keinginan lain. Jangan sampai kamu seperti saya, ya. Cobalah fokus pada keinginan kamu. Selesaikan satu per satu mimpi-mimpimu, jangan melakukan hal lain kecuali fokus pada satu hal saja.


2. Banyak-banyaklah membaca buku-buku anak. Yup! Betul banget, buku-buku anak itu harganya nggak murah. Memang sebagian mahal banget. Kadang saya dan anak sulung kalau pergi ke toko buku ngabisin ratusan ribu untuk beberapa buah buku anak saja. Nggak sayang sih sama uangnya, tapi buat kamu yang memang terkendala keuangan, nggak bisa sering-sering beli buku, coba deh unduh aplikasi perpus digital seperti  iJakarta. Di sana, kamu bisa membaca banyak buku secara online. Kamu bisa menemukan buku-buku bu Arleen A yang jumlahnya banyak banget, lho.


3. Sering-seringlah bermain ke toko buku dan perhatikan rak khusus buku untuk anak-anak. Di sana kamu bisa melihat seperti apa sih tema yang sedang nge-tren sekarang? Seperti apa sih buku-buku yang laris, baik, dan diterbitkan?


4. Banyaklah berlatih. Pengen jadi penulis tapi nggak mau berlatih sama saja bohong. Semakin sering kamu ulang, semakin sering kamu lakukan setiap hari, maka kemampuanmu menulis cerita anak pun akan semakin meningkat.


5. Belajarlah membuat outline dan ajukan naskah kamu ke penerbit. Apakah harus berupa naskah lengkap? Nggak juga sih. Ada beberapa penerbit yang meminta naskah lengkap, tetapi ada juga yang menerima outline saja. Kamu bisa pertimbangkan keduanya.


6. Sesuaikan naskah kamu dengan penerbit yang mau dituju. Bener banget, jangan sampai naskah kamu salah masuk penerbit. Karena ditolak itu nggak melulu soal naskahnya yang buruk kok, bisa juga karena nggak sesuai dengan penerbit. Misalnya kamu kirim naskah islami pada penerbit yang nggak pernah menerbitkan atau menerima naskah islami, kan jadinya gatot, ya? Hihi.


7. Belajar berimajinasi layaknya anak-anak yang tidak pernah membatasi dirinya. Benar, kan? Anak-anak itu imajinasinya luas banget, nggak kayak kita. Maka belajarlah dari mereka, ajak anak ngobrol juga. Kemukakan ide kamu pada mereka. Apakah menurut mereka itu menarik?


8. Belajarlah membuat gambaran tentang ilustrasi buku kamu. Karena ternyata, tugas penulis tidak berhenti setelah naskah selesai, kamu juga harus memberikan gambaran kepada illustrator tentang naskah yang kamu buat.


9. Kirimkan naskah sebanyak mungkin supaya peluang kamu lebih besar. Jangan takut, jangan minder. Semua orang akan berproses. Dan pada waktunya kamu juga akan sehebat yang lain, tentunya dengan usaha, doa dan kerja keras yang tak pernah berhenti.


Itulah beberapa tips menulis buku anak yang bisa kamu terapkan. Semoga impian kamu sebagai penulis buku anak bisa segera terwujud nyata. Kuy, ah semangat menulis dan berbagi manfaat kepada semua orang.


Salam,

 

Comments

  1. Siapp mbak...langkah nomor satu dulu yang harus ditundukkan...!!
    Thanks mbak

    ReplyDelete
  2. Walau kedengaranya simple "buku anak" tapi nulisnya lebih susah ya, imajinasinya harus sesuai anak-anak dengan bahasa yang sederhana dan bisa mereka pahami itu low, kalau nggak biasa emang bakal kaku ya....
    Sukses selalu mbak muyass

    ReplyDelete
  3. Siap, Mbak..sukses selalu untukmu.. :)

    ReplyDelete
  4. Benar sekali, Mbak..tapi kalau udah pernah nyoba pasti menyenangkan banget deh... :)

    Amiin, terima kasih, Mbak..sukses juga untukmu... :)






    ReplyDelete
  5. Saya bisa bikin tidak ya Mbak? #garukgarukkepala

    ReplyDelete