Ketika Tuhan Memeluk Mimpi-Mimpimu

Thursday, October 31, 2019

Impian



Kapan terakhir kali kamu bermimpi? Iya, bukan tentang keinginan untuk menjadi dokter atau polisi, ya. Tapi, hal-hal kecil atau impian besar yang terbesit di hati kamu, namun kadang tidak berani diutarakan sebab merasa tidak pernah mampu mewujudkannya. Kapan terakhir kali kamu menginginkan sesuatu, tetapi sadar kayaknya belum saatnya atau sepertinya mustahil banget untuk diraih. Pernah mengalami hal semacam itu, kan?

Saya percaya, apa yang kita inginkan, terutama yang selalu kita ucapkan dalam barisan doa setiap hari, setiap malam, bahkan menitipkan keinginan itu pada doa keramat ibu, insya Allah akan dikabulkan oleh Allah. Namun, kita tidak pernah tahu kapan tepatnya doa itu akan terwujud.

Alasannya sederhana, bisa jadi Allah masih menundanya karena menunggu kita lebih siap. Bisa juga Allah menundanya supaya kita belajar lebih sabar. Atau justru Allah menggantinya dengan yang lebih baik dari apa yang kita inginkan.

Iyaps! Allah sangat paham dengan apa yang kita butuhkan, bukan sebatas apa yang kita inginkan. Mungkin saja kita sangat menginginkan sesuatu, tetapi kita tidak pernah tahu, bisa jadi itu bukan yang terbaik, bukan yang benar-benar dibutuhkan. Sedangkan Allah yang menciptakan kita tentu saja sangat paham dengan kebutuhan kita.

Karena itu, ketika satu atau dua keinginan kita belum terwujud atau memang akhirnya tidak terwujud, jangan pernah bersedih, tetap berpikiran positif pada ketentuan Allah, karena saya sangat percaya apa yang kita impikan sebenarnya tidak pernah tertolak, kok.

Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, saya berniat menjadi mahasiswi. Iya, pengen banget kuliah biar bisa lebih mudah menulis buku. Zaman dulu mikirnya hanya ke sana. Nggak tahu jalan yang lain...haha. Dan keinginan itu akhirnya tidak pernah terjadi sampai detik ini. Saya tidak pernah menyandang status sebagai mahasiswi apalagi sampai mendapatkan gelar sarjana. Tapi, saya berhasil menulis buku, bukan hanya satu, bahkan lebih dari yang saya harapkan dulu. Masya Allah.

Pernah seseorang bertanya pada saya,

“Kuliah di mana dulu, Mbak? Kok, bisa nulis buku?”

Saya ingin menertawakan pertanyaan itu, tapi takut dilempar sandal...kwkwk. Iya, pengen ketawa karena selama ini saya nggak pernah kuliah, menyentuh bangku kuliah pun tidak. Tapi, Allah baik banget, ya, mengabulkan semua keinginan saya meski jarak antara impian dan kenyataan itu begitu jauh. Terhitung sepuluh tahunan. Tapi, Allah benar-benar mengabulkan impian saya, kan? Itulah poin pentingnya.

Mimpi, ya, Mimpi Aja!

 

Sederhana saja, kan? Kalau menginginkan sesuatu, tulis aja, katakan pada semua orang bahwa kamu memang menginginkan itu. Mimpi, ya, mimpi aja! Kenapa mesti ragu? Kenapa harus takut? Bermimpi itu gratis. Nggak butuh membayar mahal. Tapi, ketika kamu berniat mewujudkannya, bayarlah impianmu dengan proses dan kerja keras.

Saat kamu berusaha, jangan pikirkan nanti akan gagal atau berhasil. Jangan terlalu dirisaukan ending-nya. Serahkan saja pada Allah. Dialah yang terbaik mengatur segala urusan kita. Termasuk soal impian kita selama ini.

Bahkan yang Sekadar Terbesit pun Bisa jadi Kenyataan


Iyap! Bahkan sesuatu yang hanya sekadar lewat dalam kepalamu bisa jadi kenyataan, lho. Satu contoh terjadi dalam kehidupan saya. Dulu, tim Cookpad sempat mengunjungi saya untuk ngobrol-ngobrol santai. Saat itu, mereka bertanya, resepnya nanti pengennya mau dijadikan apa? Sekadar disimpan aja atau gimana?

Saya jawab dengan santai, pengennya dijadikan buku resep. Iya, saya pengen banget punya buku resep. Keinginan itu pun berlalu dan tidak pernah saya ingat lagi. Kenapa? Karena sadar, mereka yang bisa menulis buku resep harus punya dua modal. Pertama, followers yang banyaak. Kedua, foto-foto makanan yang super kece.

Dari situ saya memutuskan mundur teratur karena merasa tidak mampu memiliki keduanya. Tapi, saya tetap suka memasak. Mengambil gambarnya dan disimpan di blog atau di akun Cookpad saya.

Waktu berlalu begitu cepat. Bulan ini, saya menulis dua buku, satu solo dan satu duet. Keduanya berisikan resep-resep serta foto yang saya ambil dari kamera smartphone saya sendiri. Iya, bermodal benda sederhana dan kemampuan mengambil gambar yang saya dapatkan secara otodidak. Ternyata semua itu berguna dan siapa sangka justru mengantarkan saya pada keinginan lama yang tak pernah berani saya ucapkan.

Jangan Remehkan Usahamu!


Mau ngeblog, menulis buku, menjadi ilustrator, atau apa pun itu, cobalah bersungguh-sungguh menjalankannya. Karena usaha kamu dinilai oleh Allah. Allah mau lihat seberapa keras kamu berusaha. Sampai batas mana kamu terus berjuang. Karena itu, fokus aja sama usaha kamu dan jangan terlalu sibuk memikirkan hal yang tidak perlu.

Mereka yang berhasil belum tentu jalannya selalu mulus. Bahkan tidak jarang memang harus ditempa dulu dengan ujian berat supaya bisa menjadi manusia yang lebih kuat dan tangguh menghadapi tantangan di masa depan.

Tidak Ada Kata Terlambat untuk Bermimpi

 

Ada seorang teman, merasa sudah terlambat untuk mewujudkan impiannya. Sekarang kami bukan lagi remaja produktif. Bahkan hari-hari kami dipenuhi dengan kesibukan sebagai seorang Ibu Rumah Tangga yang nggak pernah habisnya ngerjain pekerjaan rumah. Bahkan ketika seisi rumah sudah terlelap, saya atau bahkan teman-teman yang menjadi IRT masih melek demi mengerjakan banyak hal.

Kelihatannya memang ngapain, ya, masih punya impian di usia yang tak lagi muda? Kan, kita udah ibu-ibu, kenapa nggak jalanin aja peran sebagai seorang ibu dan istri tanpa perlu menyibukkan diri dengan hal lain yang kalau dilihat Subhanallah capeknya...kwkwk. Bahkan kemarin sempat nyeletuk pada suami, kalau nggak ingat apa yang saya kerjakan sekarang bisa berguna untuk nanti dan nanti, saya bakalan nurutin capeknya badan ini, lho. Saya nggak bermaksud mengeluh, tetapi jujur saja saya memang lumayan capek menjalankan rutinitas sekarang. Capek, tetapi happy.

Tapi, pada akhirnya saya memilih menjalankan semuanya tanpa pernah ingin meninggalkan satu atau bahkan beberapa dari kegiatan menyenangkan baik mengurus rumah sendiri, nyuci dan setrika sendiri, nulis buku, ngurus blog hingga website Estrilook. Nikmati ajalah ya, selagi mampu :)

Saya tidak pernah merasa terlambat untuk berusaha mewujudkan impian. Menjadi istri bukan berarti saya harus selalu sibuk dengan urusan rumah tangga dan anak-anak saja. Tanpa ingin menomorduakan kewajiban itu, saya tetap ingin menjadi seorang perempuan yang berhasil meraih impian-impiannya bahkan kalau perlu impian masa kecil yang dulu belum terwujud.

Karena itu, kadang ada keinginan untuk kuliah. Ingin belajar menjadi mahasiswi, ingin menjadi sarjana. Tapi, mungkin bukan saat ini. Bisa saja setelah semua lebih mudah diatur...haha. Maksudnya ketika anak-anak sudah lebih besar. Sekarang, biarkan saya menjadi milik mereka seutuhnya :)

Hanya Kamu yang Tahu Kapan Impian Itu Akan Terwujud



“Kapan, ya, saya bisa menulis buku solo?”

Jangan tanyakan itu kepada orang lain, namun, tanyakan pada diri sendiri. Kapan kira-kira kamu bisa menyelesaikan buku solo pertama kamu? Ya, hanya kamu yang mampu menjawabnya. Karena kamu sendirilah yang nantinya akan mengusahakan impian itu supaya menjadi nyata.

Saya paham, untuk mencapai sesuatu butuh proses yang panjang. Bahkan kalau dibandingkan teman-teman yang lain, saya masih kalah jauh di belakang. Tapi, saya nggak mau berdiam diri di tempat. Saya berusaha mencari jalan sendiri untuk mencapai apa yang saya inginkan.

Saat ini, selain ingin produktif menulis buku, saya juga ingin lebih serius ngeblog. Tapi, waktunya memang benar-benar kurang. Kalau sibuk nulis buku, blognya dinomorduakan. Kalau sibuk ngeblog, bukunya istirahat...haha. Alhasil seperti belum bisa berjalan semuanya.

Migrasi saya dari blogspot ke wordpress adalah salah satu wujud niat saya untuk lebih serius ngeblog. Ya, meski sampai sekarang masih banyak PR untuk berbenah paska migrasi, tapi setidaknya udah lega karena niat baik itu akhirnya terwujud juga.

Tahun depan, usia saya memasuki kepala tiga. Iyap! Saya ingin sampai menua bisa tetap menekuni dunia literasi, minimal masih tetap ngeblog dan nulis buku *lha kok masih dua-duanya...haha. Saya suka kagum melihat banyak blogger yang ternyata usianya sudah lumayan. Hebat banget masih tetap produktif menulis. Apa kabar saya nanti, ya? Pengennya tetap menulis juga, karena itu, sempat meluncur kalimat serupa pada suami saat ngobrol semalam. Saya ingin tetap bisa menulis di hari tua nanti. Namun, seperti biasa, beliau datar aja, sih, kwkwkwk.

Hidup dengan impian itu bisa membuat kita lebih bersemangat. Iya, hari-hari kita jauh lebih menyenangkan untuk dilalui. Bahkan kalau bisa pengen punya waktu lebih banyak daripada 24 jam *ngayal...haha. Meski sudah menjadi seorang ibu, masih ada beberapa impian yang belum berhasil diwujudkan. Insya Allah akan terwujud dalam waktu dekat. Aamiin.

Bagaimana dengan kamu? Apakah masih ada impian yang belum berhasil terwujud? Jangan menyerah, ya. Usaha terus, berdoa terus, dan jangan lupa, Allahlah yang akan memampukan dan mewujudkan :)

 

*Pict by Pexels.com

Comments

  1. Dirimu masih muda, Mbak. Alhamdulillah ya impian jadi kenyataan.
    Sekarang usia saya 45. Saya serius ngeblog baru usia 37 (sebelumnya

    ReplyDelete
  2. Dirimu masih muda, Mbak. Alhamdulillah ya impian jadi kenyataan.
    Sekarang usia saya 45. Saya serius ngeblog baru usia 37 (sebelumnya mulai usia 32 tapi berhenti di usia 36). Alhamdulillah beberapa hal tercapai, tidak terduga sebelumnya. Memang penting bermimpi dan berproses. Sukses ya, Mbaak, kisahnya inspiratif 😍

    ReplyDelete
  3. Wah, Masya Allah. Aamiin...terima kasih, Bun :)

    ReplyDelete
  4. Aku merasa bahwa aku sudah semakin tua tapi ketika mendapatkan motivasi melalui tulisan ini dan apalagi ditambah komentar di atas, ah rasanya aku ini terlalu cepat menyerah. Padahal kalau diusahain pasti bisa.

    Terima kasih Kakak.

    ReplyDelete
  5. Sama mbak.

    Saya juga sering diketawain orang karena mimpi saya. Tapi karena mimpi itu membuat saya bertekat untuk mewujudkannya. Dan sekarang sudah banyak tuh yang terwujud.

    Tahun depan memasuki 30 yah? Hmmpp oke...


    Kok tua-an gw yah, wkwkwkwk

    ReplyDelete
  6. Bener, mimpi aja dulu, lalu berani memperjuangkan mimpi2nya

    ReplyDelete
  7. selalu suka dengan cerita impiannya mbak muyass, karena berdasarkan pengalaman nyata jadi bikin yang baca ikut termotivasi. saya juga pengen bisa di dunia literasi sampai tua, walupun cuma jadi blogger amatiran, semoga ke depannya nggak amatiran lagi ya.. ha..ha...

    ReplyDelete