Metode Sekejap, Belajar Bahasa Arab Menjadi Lebih Mudah dan Cepat

Friday, November 1, 2019

metode sekejap



Pada postingan yang sebelumnya, saya pernah bercerita kegiatan baru setiap minggunya. Selain ikut kajian, saya juga ikut kelas belajar bahasa Arab. Sebelumnya, ustadz yang mengisi kelas bahasa Arab belum menjelaskan jika metode yang digunakan untuk belajar bahasa Arab di kelas kami adalah metode Sekejap. Saya kira itu metode yang dibuat oleh beliau sendiri untuk memudahkan karena kelas kami memang rata-rata sudah lansia muridnya. Butuh adaptasi lama, butuh sabar juga supaya semua muridnya mengerti apa yang ingin disampaikan oleh ustadz.

Beberapa minggu kemarin, akhirnya ustadz yang biasa mengisi kelas kami setiap Senin pagi menunjukkan sebuah buku berukuran besar bertuliskan Sekejap. Iyap! Ternyata beliau menggunakan metode Sekejap dalam proses belajar mengajar di kelas kami selama ini.

Kami memang tidak menggunakan buku Sekejap secara langsung, tetapi apa yang beliau sampaikan memang berasal dari metode Sekejap yang telah beliau pelajari sebelumnya. Beliau juga tidak menganjurkan kami membeli bukunya karena khawatir memberatkan. Iya, ternyata untuk dua buku Sekejap harganya lumayan banget, dibandrol dengan harga Rp. 500 ribu. Saya memahami, buku ini memang masih dicetak pribadi, jadi butuh dana lebih besar ketimbang memperolah buku yang diterbitkan secara mayor misalnya.

Tapi, apakah metode ini memang benar-benar mudah dipraktikkan? Ternyata jawabannya sangat mudah, kok. Saya pun memutuskan membeli kedua bukunya. Dan beberapa minggu kemarin, akhirnya kedua buku ini dibahas secara singkat.

Belajar Bahasa Arab untuk Memahami Alquran

 

Apa, sih, tujuan kita belajar bahasa Arab? Seharusnya tidak lain dan tidak bukan hanya untuk memudahkan kita dalam memahami Alquran. Bukan hanya sekadar untuk lancar bicara pakai bahasa Arab, tetapi poin pentingnya langsung bisa menerjemah Alquran.

Selama di pesantren, saya belajar lebih dari apa yang saya pelajari sekarang. Tapi, nggak tahu kenapa, ilmu yang saya dapatkan sekarang memang jauh lebih mudah untuk diaplikasikan dalam menerjemah Alquran. Selain memang ustadznya yang bisa mengajari dengan cara sederhana, metode Sekejap yang digunakan pun seolah benar-benar berguna untuk proses belajar kami selama ini.

Dimulai dari menghapalkan ‘kertas ajaib’ berisi dhomir, ism isyarah, dan ism maushul, kemudian langsung dipraktikkan dengan menjermah beberapa ayat Alquran khusus untuk materi yang telah kami pelajari saja.

Kemudian lanjut belajar kata kerja atau fi’il. Apa yang disampaikan ini benar-benar sederhana dan memang fokus pada kalimat yang ada atau banyak disebutkan di dalam Aquran. Jadi, nggak melebar ke mana-mana sampai bikin pusing gitu...haha.

Kadang beliau memberikan PR juga, lho. Berasa jadi anak sekolah nggak, sih? Kwkwk. Kadang ditunjuk satu per satu. Seru memang, tapi paling penting insya Allah kami memahami materi dengan mudah.

Metode Sekejap, Sistematis – Kerap – Cepat


Metode Sekejap ini dibuat oleh ustadz Nur Ihsan Muhammad Idris, Lc. Inovasi dari metode Sikecap. Bukunya sendiri terdiri dari dua buku.

Pertama, buku berwarna hijau yang berisi satu lembar kertas ajaib, panduan menggunakan buku Sekejap, kamus, serta surat Al-Baqarah. Rumus untuk mencari arti kata-kata dalam buku Sekejap ini memang beda dengan cara kita mencari arti kata-kata dalam kamus biasa. Jadi, jangan disamakan karena nggak akan pernah ketemu.

Metode Sekejap punya cara sendiri untuk memudahkan kita belajar bahasa Arab. Misalnya dengan membedakan warna seperti warna hijau, merah, hitam, biru pada setiap kalimat dalam Alquran.

Kedua, buku berwarna hitam ini khusus untuk kamus kata-kata yang sukar. Jadi, setiap warna memiliki makna sendiri. Misalnya kalimat berwarna hijau menunjukkan ‘Indonesia Banget’. Indonesia identik dengan alamnya yang indah, hijau, kan? Maksudnya kalimat tercetak dengan warna hijau menunjukkan bahwa kalimat itu sudah lekat dengan bahasa kita tanpa perlu diterjemahkan sekalipun. Contohnya shalat, akhirat, dll.

Kemudian warna merah dilekatkan dengan sel-sel darah yang jumlahnya banyak. Artinya, kalimat tercetak dengan warna merah menunjukkan bahwa kalimat itu jumlahnya banyak di dalam Alquran.

Warna hitam juga diidentikkan dengan hajar aswad yang berwarna hitam. Untuk menjangkaunya sangat sulit. Makannya warna hitam diartikan sukar. Artinya tidak semudah warna-warna lainnya. Dan kamusnya khusus ada di buku kedua berwarna hitam tersebut.

Niat Terus Belajar


Kadang, meski telah diulang-ulang materinya, ada saja murid yang belum paham. Ustadz sangat mengerti karena memang latar belakang pendidikan dan usia kami satu kelas itu berbeda. Ada yang sudah punya cucu, ada yang baru punya bayi...haha. Dengan latar belakang pendidikan berbeda juga membuat sebagian dari kami kadang susah memahami materi yang diajarkan. Akhirnya harus diulang-ulang. Rasanya waktu bahkan nggak pernah cukup.

Tapi, buat saya, pasti intinya bukan seberapa cepat kita memahami apa yang diajarkan, melainkan tentang keinginan kita untuk terus belajar. Kalau sampai minggu ke sekian masih belum mengerti, bukan masalah besar, kan? Allah lihat usaha kita, bukan hasilnya.

Meski usia telah lanjut, harus mencuri waktu di antara banyak kesibukan, ternyata masih banyak juga yang datang dengan niat bersungguh-sungguh. Salut banget dengan mereka yang masih menyempatkan diri untuk belajar seperti ini.

Dulu, saya pikir belajar bahasa Arab nggak akan berbeda dengan yang biasa saya pelajari di pesantren. Jadi, ikutnya agak malas-malasan...haha. Ternyata beda, lho. Saya bolos hanya ketika darurat saja, sayang banget. Seperti kemarin, dua minggu nggak bisa datang karena anak gantian sakit. Akhirnya ketinggalan materi pelajaran banyak. Rugi banget rasanya.

Semoga kita bisa menjadikan hari-hari yang tersisa dalam hidup ini untuk melakukan kebaikan, menjadi dekat dengan orang-orang yang senang menuntut ilmu, dekat juga dengan orang-orang shaleh yang senantiasa mengingatkan. Dan saya senang bisa mencoba metode Sekejap untuk memudahkan saya memahami Alquran. Ketika kita menerjemahkan Alquran secara langsung, kaget juga, lho. Karena banyak yang bisa kami terjemahkan sendiri dengan mudah.

Masya Allah, semoga Allah memberkahi para penuntut ilmu, para guru yang senantiasa meluangkan waktunya, serta untuk ustadz yang telah membuat metode Sekejap ini. Tetap semangat, ya, menuntut ilmu agama. Jangan pandang usia kita, justru semakin menua, semakin senanglah mendatangi majelis ilmu. Insya Allah.

Salam hangat,

Comments

  1. Sudah ada keinginan untuk belajar bahasa arab... tp masi blm ada action... thnks infonya mb

    ReplyDelete
  2. Semangat mbak buat belajar bahasa Arabnya. Ntar kalo udah pinter sharing di blog inih

    ReplyDelete
  3. Dua buku 500ribu, sebenarnya itu tergoling murah. Kalau dibandingkan dengan buku buku sejenis yang lainnya.
    wah saya jadi ingin belajar bahasa arab juga, kata guru saya, bahasa arab adalah bahasa yang digunakan di akirat nanti :)

    ReplyDelete
  4. Semoga kesampaian ya...

    ReplyDelete
  5. Setuju mbak, salah satu tujuan belajar bahasa Arab, ya untuk memudahkan kita memahami Alquran. Bukan sekadar untuk lancar bicara pakai bahasa Arab. Dulu waktu ngaji di zaman SD sempet diajirin ustadz-nya dikit bahasa arab, dikiiit cuman, hahaha, juga waktu kuliah ada mata kuliah bahasa Arab, kini pun sdh lupa aku karena gak dipake. Padahal banyak gunanya ya bahasa Arab :))

    ReplyDelete
  6. Insya Allah...hehe

    ReplyDelete
  7. Iya, Mas. Tapi, ini nggak tebal masalahnya...hehe. Zaman di pesantren dulu bukunya juga ratusan ribu tapi tuebel... :D Jadi, berasa lumayan banget deh yang ini...

    ReplyDelete
  8. Wah, iyaa mbak...sebelum ikutan kelas ini saya juga sudah lupa bangeet sama pelajaran yang dulu-dulu...haha. Ikutan kelas bahasa Arab jadi inget lagi, tapi ingetnya lumayan juga loadingnya... :D

    ReplyDelete
  9. Keren, Mbakyu. AKu dulu sempat belajar pas zaman kerja di sekolah. Sekarang lha lupa maning, kikiki. Sik belum minat belajar lagi. Lagi semangat balik ngaji lagi. Alon-alon aja biar nggak kecapekan, hehehe.

    ReplyDelete