Pelestarian Cagar Budaya Indonesia Sebagai Identitas Diri Bangsa Bisa Dimulai dari Lingkup Terkecil

Wednesday, November 20, 2019

Pelestarian cagar budaya Indonesia



Cagar Budaya adalah warisan budaya yang bersifat kebendaan atau tangible. Dalam artian benda-benda yang termasuk dalam Cagar Budaya haruslah berwujud konkrit, bisa kamu lihat dan raba, serta memiliki massa dan dimensi yang nyata. Salah satu contoh Cagar Budaya Indonesia yang sering kita kunjungi adalah bangunan candi.

Kamu tentu pernah berkunjung ke candi Borobudur yang amat terkenal kemegahannya bahkan tidak hanya di negeri sendiri, namun juga dikenal luas di negara lain. Sebagai orang asli Indonesia, tentu kita ikut merasa bangga. Sebab Cagar Budaya bukan hanya menjadi tempat wisata yang bisa mengundang para wisatawan lokal maupun asing, tetapi juga menjadi identitas diri bangsa, sejarah, dan juga pengetahuan.

Sayangnya, sampai sekarang saya masih merasakan minimnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya Cagar Budaya. Kita berkunjung ke objek Cagar Budaya sekadar hanya berkunjung, berfoto selfie, dan tidak lebih daripada itu. Cagar Budaya hanya dijadikan sebuah wisata untuk menyegarkan pikiran dari penatnya rutinitas sehari-hari atau justru hanya dijadikan spot foto menarik untuk mengisi feed Instagram semata. Pernahkah kamu menyadarinya?

Padahal, pelestarian Cagar Budaya tidak boleh lepas dari aspek budaya. Jangan hanya menjadikan Cagar Budaya sebagai tempat yang lekat dengan wisata, karena Cagar Budaya sejatinya menyimpan nilai sejarah yang sangat penting bagi generasi masa depan di negeri kita.

Kurangnya Kesadaran Masyarakat untuk Melestarikan Cagar Budaya



Beberapa tahun lalu, saya hanya mengenal Cagar Budaya sebagai tempat rekreasi. Misalnya saat saya masih tinggal di Kota Malang, di sana ada salah satu Cagar Budaya berupa Candi Kidal yang terletak di desa Tumpang. Saat berkunjung ke sana, saya tidak mengetahui kisah di balik indahnya relief candi Kidal.

Saya dan suami berkunjung sekadar berkeliling melihat-lihat kemudian berfoto di sekitar candi. Tidak ada kesan lebih daripada itu. Saya pikir, orang-orang di sekitar lokasi objek Cagar Budaya candi Kidal pun merasakan hal yang sama. Apalagi bagi orang desa seperti kami, jika tidak bernilai ekonomi, pastilah hanya dianggap ‘pemanis’ saja sehingga tidak ada yang berniat menjaga apalagi melestarikannya.

Tempat itu tidak lebih menarik dari sekadar tempat rekreasi biasa yang seolah tidak mengandung nilai sejarah sama sekali. Penduduk sekitar pun tidak peduli, bahkan ada kejadian sebuah mobil menabrak bangunan candi. Bangunan bersejarah yang seharusnya dijaga dengan baik oleh seluruh masyarakat di sekitar justru diabaikan karena kurangnya pengetahuan mereka tentang pentingnya keberadaan Cagar Budaya tersebut.

Kurangnya edukasi kepada masyarakat membuat objek-objek Cagar Budaya di negeri kita seolah dikesampingkan keberadaannya. Ia kalah oleh megahnya wisata masa kini yang dipenuhi oleh kesenangan belaka. Padahal, jika kita mengenal sejarah dari objek-objek Cagar Budaya, maka terkagumlah kita akan keberadaannya yang masih bisa dilihat hingga saat ini.

Pelestarian Cagar budaya tidak hanya sebatas dilakukan oleh pemerintah semata, sebagai masyarakat kita juga harus ikut berperan aktif melestarikan Cagar Budaya terutama yang ada di sekitar kita sehingga keberadaannya bisa terus dinikmati oleh generasi mendatang. Jangan sampai Cagar Budaya musnah hanya karena ketidakpedulian kita. Betapa mirisnya jika sampai itu terjadi.

Sebagai masyarakat, kita punya kewajiban untuk melestarikan Cagar Budaya dengan cara melindungi dan merawat, mengembangkan, serta memanfaatkannya. Perlindungan terhadap objek Cagar Budaya dimaksudkan agar supaya objek Cagar Budaya terhindar dari kerusakan serta adanya jual beli yang sangat merugikan.

Pengembangan dapat diartikan sebagai upaya untuk menjaga objek Cagar Budaya agar tetap terjaga kualitasnya dan menjaga agar tidak terjadi perubahan dari bentuk aslinya. Sedangkan pemanfaatan Cagar Budaya oleh masyarakat bisa dilakukan dengan meningkatkan partisipasi masyarakat untuk melestarikan Cagar Budaya baik untuk kepentingan pendidikan, ekonomi, atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

Dalam hal ini, menjadi begitu berat jika masyarakat sendiri tidak memahami pentingnya Cagar Budaya sehingga tidak terbangun nilai kesadaran untuk menjaganya. Padahal, pemerintah tentu tidak bisa sendirian mengurus dan merawat objek-objek Cagar Budaya yang ada di negeri kita.

Peran aktif kita sekecil apa pun bisa membantu pemerintah untuk menjaga Cagar Budaya di Indonesia, sehingga nilai sejarah yang sejatinya menjadi identitas diri bangsa tidak akan hilang, bahkan seharusnya dapat dilihat dan dipelajari oleh generasi masa kini hingga masa depan tanpa terkecuali. Lantas apa saja yang bisa kita lakukan untuk ikut berperan aktif dalam melestarikan dan merawat Cagar Budaya agar tidak musnah?

1. Wisata Edukasi ke Objek Cagar Budaya Indonesia


Kita bisa mengedukasi orang-orang terdekat kita terutama keluarga sendiri. Anak-anak adalah masa depan bangsa yang tentunya harus mengetahui sejarah bangsanya sendiri. Setelah tinggal dan menetap di Jakarta, saya jadi sering mengajak anak-anak berwisata edukasi mengunjungi Kota Tua sambil naik KRL.

Wisata edukasi yang kami lakukan memang sangat sederhana, yakni memperkenalkan objek Cagar Budaya yang letaknya tidak terlalu jauh dari tempat kami tinggal. Kegiatan sederhana ini bisa kita lakukan sambil menceritakan sejarah di balik berdirinya Kota Tua yang begitu istimewa.

Ketika mudik ke Kota Malang, kami sempatkan berkunjung ke candi Kidal yang letaknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami. Mereka begitu antusias melakukan wisata edukasi karena mengetahui banyak kisah menarik di balik relief-relief candi Kidal. Andai mereka tidak mengerti dan memahami sejarahnya, sudah pasti perjalanan kami hanya sebatas melihat bangunan kuno yang tidak ada artinya.

Maka tugas kitalah sebagai orang tua untuk mengenalkannya kepada anak-anak. Jangan sampai mereka lebih paham sejarah bangsa lain ketimbang bangsanya sendiri. Jangan sampai mereka lebih senang melihat budaya negara lain ketimbang budaya Indonesia yang begitu kaya.

Jika kita punya waktu luang, jangan ragu untuk mengajak anak-anak berkeliling melihat objek Cagar Budaya di kota lain. Saya percaya, anak-anak akan bangga dengan apa yang dilihat andai mereka mengerti nilai sejarah di balik objek Cagar Budaya itu sendiri. Bagaimana menurut kamu?

2. Edukasi Lewat Buku Cerita tentang Cagar Budaya


Beberapa hari yang lalu, salah satu buku antologi saya bertema Cagar Budaya telah terbit dan sampai di rumah dengan selamat. Saya sangat bersyukur bisa menjadi salah satu di antara sekian banyak penulis yang ikut menyumbangkan cerita menariknya dalam buku bertema Cagar Budaya ini.

Lewat buku semacam ini, kita bisa mengenalkan lebih banyak objek Cagar Budaya kepada anak-anak. Diceritakan dengan bahasa sederhana dan menarik, pastinya akan membuat pengetahuan mereka semakin luas sehingga ke depannya kita harap mereka bisa lebih mencintai Cagar Budaya serta dapat menularkan pengetahuan yang dimilikinya kepada teman-temannya yang lain.

Saya berharap, anak-anak tidak hanya mengerti wisata masa kini yang penuh dengan hiburan semata, mereka juga harus mengetahui lebih detail tentang sejarah bangsanya sendiri. Tanpa mengenal budaya negerinya dengan lebih lekat, mustahil mereka bisa mencintai negerinya dengan mendalam. Sedangkan budaya dari luar terus menjejali pikiran mereka dengan hal-hal baru. Kita tidak bisa tinggal diam dan hanya berpasrah diri. Banyak cara sederhana bisa kita lakukan untuk meningkatkan kecintaan mereka terhadap warisan budaya Indonesia.

Jika kita tidak memiliki buku cerita tentang Cagar Budaya, dengan mudah kita bisa mencarinya di internet. Berseluncur ke dunia maya bisa memberikan banyak manfaat asal dilakukan dengan tepat. Bantu mereka mengenal lebih banyak sejarah dari objek-objek Cagar Budaya yang ada di negeri sendiri. Kisah-kisah ajaib di balik objek Cagar Budaya tidak kalah menarik dari dongeng yang sering mereka baca setiap menjelang tidur.

Saya sendiri merasa amat menyesali keterlambatan dalam memahami pentingnya melestarikan dan merawat Cagar Budaya sehingga kunjungan saya sebelum-sebelumnya hanya demi melihat dan berfoto selfie saja. Saya tidak ingin anak-anak seburuk saya dalam memahami pentingnya Cagar Budaya. Saya harap mereka bisa lebih baik dari saya dalam mencintai sejarah bangsanya sendiri. Dan saya bisa memulainya dengan tindakan kecil semacam ini.

3. Bantu Edukasi Anak-anak untuk Ikut Berperan Aktif Merawat dan Melindungi Cagar Budaya


Pernah melihat objek Cagar Budaya yang rusak oleh tangan jahil masyarakat sendiri? Rasanya gemas bukan main, ya karena untuk menemukannya saja butuh waktu yang tidak sebentar. Sedangkan mereka yang tidak memahami pentingnya Cagar Budaya dengan seenaknya merusak misalnya dengan mencoret, mengambil sebagian atau sengaja merusaknya tanpa rasa iba.

Kita bisa mengedukasi anak-anak supaya mereka ikut berperan aktif melindungi Cagar Budaya sehingga tidak ada keinginan untuk merusaknya. Mereka yang tanpa berat hati merusak Cagar Budaya sudah pasti belum memahami apalagi mencintai warisan budaya negerinya sendiri sehingga dengan seenaknya melakukan hal-hal yang amat merugikan.

Maka peran kita sebagai masyarakat bisa kita mulai dari lingkup terkecil yakni keluarga terutama kepada anak-anak. Saya percaya, apa yang kita ajarkan kepada mereka akan melekat dalam hati dan bisa menumbuhkan kepedulian mereka sehingga tidak ada keinginan untuk melakukan hal-hal yang merugikan bangsa kita.

Andai kita tidak mampu melakukan perubahan besar, maka lakukanlah hal kecil yang bisa bermanfaat bagi pelestarian Cagar Budaya Indonesia. Saya pikir tidak ada hal paling mudah selain saling mengedukasi orang-orang terdekat kita. Andai semua orang melakukannya, bukankah akan ada lebih banyak lagi generasi muda yang peduli dengan Cagar Budaya? Andai bisa diterapkan oleh semua orang, pastilah Cagar Budaya bisa terus dilestarikan sehingga tidak musnah tertelan zaman atau kalah dengan wisata masa kini yang begitu menggoda.

Sudahkah kita memahami pentingnya Cagar Budaya sebagai identitas diri bangsa? Saya sudah. Bagaimana dengan kamu?

Salam hangat, 

Comments

  1. Indonesia itu kaya, harusnya anak-anak iku bangga dengan kakayaan budaya dan sejarah. Aku sering ajak anak-anak ke tempat seperti ini buat mengedukasi mereka. Baru langkah kecil dan semoga mereka juga merasa memiliki. bangga dan ikut perperan dalammelestarikan cagar budaya Indonesia.

    ReplyDelete
  2. Iya, Mbak...langkah kecil kita semoga bisa menumbuhkan rasa cinta serta perasaan memiliki buat anak-anak sehingga mereka nggak segan ikut melestarikannya nanti...

    ReplyDelete
  3. Aku sering berkunjung ke museum2, candi2 dll ketika travleimg bareng keluarga. Demen sewa tour guide juga supaya anak2 dan kita semua dijelaskan tentang bangunan cagar budaya tersebut :) Paling sebel kalau ada vandalisme yg corat-coret kata2 yang tidak bertanggung jawab. kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi?

    ReplyDelete