Merasa Tak Sebaik yang Lain? Lakukan Ini Supaya Semangatmu Tetap On!

Wednesday, January 22, 2020

Merasa tak sebaik yang lain? lakukan ini supaya semangatmu tetap on



Hari ini, kita bisa melihat banyak orang sering membanding-bandingkan hidupnya dengan orang lain. Bukan hanya soal materi seperti harta kekayaan, tetapi juga soal kemampuan, prestasi, hingga kecantikan fisik. Si A hidungnya mancung, kulitnya pun putih nyaris seperti mayat hidup*eh, tapi hidungku selalu jadi bahan celaan orang. Saking uniknya, sampai tak terlihat, peseklah! Nggak punya hidunglah! Bla..bla...bla.

Kemudian merasa minderlah diri kita hanya disebabkan oleh ucapan merendahkan dari satu dua orang, atau bahkan hanya karena diri sendiri yang sengaja membanding-bandingkan dengan artis atau selebgram. Yaiyalah, nyari mati kita namanya... :D

Belum lagi melihat para selebgram yang update postingan ketika liburan tahun baru kemarin, nyaris semuanya berlibur ke luar negeri, main salju, guling-gulingan di salju, sampai makan malam romantis. Duh, aku kapan, ya bisa seperti mereka? Kenapa hidupku begini amat? Ujungnya jadi panjang lebar menyalahkan nasib diri yang bisa jadi justru amat sempurna bagi orang lain. Ngapain coba?

Atau, kita sering berpikir kenapa ada orang dilimpahkan kekayaan luar biasa, padahal ibadahnya standar aja, bisa jadi mungkin masih lebih taat kita, eh tapi dia punya kehidupan nyaris sempurna, lho. Aku nggak habis pikir kenapa Tuhan baik banget sama orang seperti dia, sedangkan aku yang berusaha mati-matian, ibadah juga sudah sekuat tenaga, ternyata masih susah banget sekadar buat makan aja. Why?

Hei! Mungkin kita terlalu sibuk membandingkan diri dengan kehidupan orang lain sehingga lupa bahwa di dalam kehidupan masing-masing orang sama-sama diberikan kebahagiaan serta ujian. Hanya saja, saat melihat kehidupan yang lain, kita begitu takjub dengan bahagia yang mereka teguk, tapi sama sekali tidak melihat kerja keras mereka, susah payahnya mereka, dan sebagainya.

Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27)

Allah itu pasti lebih tahu mana yang lebih baik buat kita. Jika kita diberikan ujian melebihi yang lain, sudah pasti Allah telah menakarnya dengan baik, disesuaikan dengan kemampuan kita, mustahil melebihi kemampuan seseorang. Dan lagi, adanya ujian bukan berarti Allah benci kepada seorang hamba, bisa jadi itu adalah salah satu tanda cinta Allah kepada hamba-Nya yang ingin dinaikkan derajatnya. Berpikirlah positif kepada Allah, insya Allah semua baik-baik saja :)

Jangan Melihat Kehidupan Orang Lain Hanya dari Tampilan Luarnya


Apa yang kita lihat tentang kehidupan orang lain, tentang si A yang bertabur kekayaan sampai lupa kapan terakhir kali cuci piring, kapan terakhir ngepel lantai, belum tentu sesempurna yang kamu bayangkan, lho. Kebahagiaan orang itu tidak lantas hanya bergantung dari harta kekayaannya saja. Banyak orang kayak, tapi hatinya sungguh kesepian, kosong, dan hampa.

Tapi, bukan mustahil ada yang kaya raya, tapi hidupnya pun tenteram, berkah namanya. Melihat kehidupan orang lain di atas kita kadang membuat diri susah bersyukur atau sebaliknya membuat kita termotivasi untuk lebih baik lagi. Pandai-pandai saja mengambil pelajaran.

Pastinya, apa yang terlihat dari luar belum tentu sama dalamnya, Gaes. Nggak selalu yang sempurna di luar, kemudian tak bercela. Tanpa kita tahu, banyak orang yang bersedih di balik wajah cerianya yang sering kita lihat di media. Begitulah kehidupan.

Daripada sibuk melihat kehidupan orang lain, mending coba perhatikan kehidupan kita yang sebenarnya nyaris sempurna. Meski tak sehebat apa, tapi kita punya pasangan yang luar biasa. Meski tak sehebat apa, tapi kita tetap bahagia menjalaninya. Anak-anak yang baik juga merupakan berkah. Kesehatan dan iman yang melekat sering tak terhitung oleh jangkauan manusia, padahal senantiasa menjadi nikmat paling besar dalam hidup kita.

Bersyukur dan melihatlah ke bawah ketika kita merasa tidak sebaik yang lain. Maka kita temukan betapa banya karunia Tuhan yang dilimpahkan kepada kita, tidak bisa kita hitung satu per satu saking banyaknya.

Setiap Orang Punya Kelebihan, Setiap dari Kita Unik, Syukuri Itu!


Merasa tidak sehebat yang lain? Bisa jadi karena kita terlalu fokus memerhatikan kelebihan orang, tapi sama sekali tidak menggali lebih dalam tetang kelebihan diri sendiri. Ngapain lihatin orang sampai segitunya, sih? Oke, mereka memang luar biasa hebat, tapi kamu juga tak kalah hebatnya, kok.

Kamu hanya belum memulai, sedangkan mereka sudah melesat kencang. Kita terlalu lama berdiam diri, menghitung-hitung, mempertibangkan ini dan itu, sampai lupa melangkah ke depan. Kenapa terlalu lama berpikir? Jika mau sehebat yang lain, mulailah dengan hal sederhana yang bisa kita kerjakan.

Seorang calon penulis tidak akan pernah jadi penulis kalau dia hanya bermimpi, bergumam, memuji orang berlebihan, sampai lupa sebenarnya dia harus apa dan mau ngapain? Calon penulis akan tetap menjadi ‘calon’ kalau sampai sekarang hanya diam dan berpangku tangan. Sedangkan yang lain sudah berdarah-darah berjuang. Pantas dong kalau sampai sekarang kita masih menjadi ‘calon’?

Setiap dari kita punya kelebihan. Setiap dari kita unik. Dan penting, kita punya potensi besar yang bisa dikembangkan sama seperti yang lain. Bedanya, kamu siap nggak berproses, capek-capek dan berlelah lillah sama seperti yang lain?

Menjadi Diri Sendiri


Si A bisa mengerjakan ini dan itu dalam waktu singkat. Sedangkan kita begitu lambat. Kenapa? Kita terus menghardik diri karena merasa kemampuan tak seberapa hebat. Kita terus mencela diri karena merasa belum sehebat yang lain, baik soal kemampuan dan prestasi. Padahal, berguna saja tidak, kan?

Mereka yang sudah hebat tentu telah melalui proses panjang yang luar biasa melelahkan. Kebanyakan memang mengawali dari nol, dari bawah. Sedangkan kita, lebih sering melihat mereka yang sekarang.

Jadilah diri sendiri dan ukur kemampuan diri. Kita bisa mengerjakan satu per satu, tak perlu lekas berlari kencang, penting tetap berjalan dan menikmati prosesnya. Ini bukan tentang seberapa cepat kita berlari, melainkan tentang konsisten yang perlu dibangun. Bagaimana kita terus mengusahakan, menikmati, dan disiplin meski dilanda kemalasan. Penting tidak berhenti.

Kadang, saya merasa minder, melihat orang lain sehebat itu, kayaknya saya nggak akan mampu. Tapi, semakin saya pikirkan dalam-dalam, semakin saya terpuruk, justru jadi nggak bisa melakukan apa-apa. Sibuk aja memikirkan kehebatan orang, sedangkan mereka sedang bergerak, berusaha, dan bekerja keras.

Saya pun lebih senang fokus pada tujuan, fokus pada target yang saya inginkan, ketimbang memikirkan hal-hal tidak perlu. Sesekali melihat kesuksesan orang itu penting, biar ikut termotivasi, tapi kelamaan melihat sampai lupa action juga nggak akan baik, ya. Yuk, ah, terus melesat ke depan, abaikan pikiran negatif yang mengganggu. Tetap semangat, ya! Kamu hebat, kamu luar biasa!

Salam hangat,

Featured Image: Photo by Samuel Silitonga on Pexels

 

Comments

  1. Sudah mampir... :)

    Betul sekali, kita sering membandingkan hal-hal yang tak sebanding. Malah bikin stres dan lupa syukur..

    ReplyDelete
  2. makasih banyak tulisan penyemangat ini mbak, terlalu lama saya berdiam diri, sementara orang lain sudah mulai berjalan bahkan ada yang sudah berlari,

    maka ga heran sih orang lain lebih baik dari saya, saya masih nyaman disini, duduk. hah

    setelah ini saya akan semangat, agar bisa mengejar mereka

    ReplyDelete
  3. Setuju mba. Kadang aku pernah kok merasa iri dengan org lain, yg sepertinya bisa jalan2 trus, ga tau kerjanya apa, uang kayak ga berseri :D. Tp setelah aku pikir2, kapan aku bisa maju, kalo cm iriiii Mulu Ama keberhasilan org lain. Aku belajar utk fokus juga Ama tujuanku sendiri. Dan supaya ttp semangat kerja, aku jg sesekali melihat ke orang2 yg kurang beruntung, utk jd pecutan kalo hidupku sendiri ga sesusah mereka, jd banyakin bersyukur drpd ngeluh2 doang :)

    ReplyDelete