Tips Traveling Mudah dengan Pola Makan ala JSR (Jurus Sehat Rasulullah)

Saturday, June 15, 2019

Tips Traveling Mudah dengan Pola Makan ala JSR (Jurus Sehat Rasulullah)
Tip traveling ala JSR



Assalamualaikum! Alhamdulillah, senang pake banget akhirnya bisa menulis lagi dan posting tulisan baru di blog. Saat mudik ke Malang kemarin, saya memang sengaja tidak membawa laptop dan tidak juga memaksakan diri untuk menulis pakai handphone. Alasannya karena benar-benar ingin berlibur serta berkumpul bersama orang tua dan saudara. Tanpa menulis saja sudah banyak waktu tersita di jalan apalagi kalau harus menulis? Lagian, momen pulang ke kampung halaman tidak terjadi setiap saat. Bahkan hanya setahun sekali.


Saat mudik kemarin, sempat khawatir dengan pola makan ala JSR yang baru saja saya jalani. Takut banget tergoda makan makanan yang aneh-aneh. Masa saya kuat nggak makan menu yang biasa tersaji di meja makan terutama jika itu adalah masakan Ibu? Rasanya hampir mustahil. Tapi, saya coba meyakinkan diri bahwa semua itu bisa saja terjadi jika saya memang benar-benar ‘niat’ untuk makan apa yang sekarang saya konsumsi setiap hari.

Soal godaan makan nasi bukan hal berat untuk saat ini. Justru makan kerupuk dan gorenganlah yang selalu melambai-lambai minta dikunyah…haha. Apalagi ibu suka bikin kerupuk tepung beras yang enak banget. Hadeh, akhirnya beneran saya makan satu hingga dua kerupuk…kwkwk. Tapi, setelah itu nggak bablas, kok. Saya tetap sadar bahwa apa yang saya lakukan selama ini bukan hanya berdampak baik pada penurunan berat badan, tetapi juga membuat kondisi tubuh jauh lebih sehat.


Menjalani pola makan ala JSR bukan sesuatu yang harus dipaksakan, diratapi, apalagi dibuat sedih. Sejak awal saya memang ingin menurunkan berat badan, tetapi seiring berjalannya waktu, saya tidak hanya ingin kurus dan langsing, tetapi juga mau sehat. Saat lebaran kemarin, banyak banget saudara yang menderita diabetes, kolesterol, berat badan lebih dari normal, bahkan ada juga yang kena struk hingga kanker. Entah awalnya dari berat badan berlebih atau pola makan yang tidak benar, yang jelas, kedua hal ini saling berkaitan satu sama lain.


Melihat kondisi seperti ini, diam-diam saya bersyukur bisa mengenal JSR. Tanpa harus menanti saya sakit, saya sudah bisa memulai semuanya dengan senang hati. Nggak pernah merasa terpaksa untuk menjalankannya. Saya pun tidak mau kaku sama diri sendiri, terutama saya sadar bahwa saya adalah pemula dalam hal ini. Belum ada hitungan tahun, jadi semua dijalankan harus dengan senang hati.


Saat melihat ibu memasak opor ayam kampung, saya kangen dan pengen banget makan seperti dulu-dulu. Dua potong ayam bukan dosa besar. Ya, saya juga mau ibu melihat saya makan masakannya. Sebab beliau memang sengaja memasak itu demi menyambut kedatangan saya. Rasanya? Enak banget, Masya Allah.


Selain saya, ibu pun sudah banyak berubah. Selain rajin minum jus sayuran setiap hari, beliau juga mengurangi garam dan menghindari penyedap rasa. Beliau sadar itu tidak selalu baik bagi kondisi kesehatan terutama saat ini ketika beliau sudah berusia lanjut. Kemarin saya pun sempat membantu ibu membuat jus sayuran. Jujur saja, untuk minum jus sayur dan ampasnya sekaligus bukan hal mudah. Mungkin jika dipaksa saya bisa mual hingga muntah, tetapi, karena keinginan kuat untuk sehat, ibu meminumnya dengan senang hati dan tanpa beban. Setiap hari.


Qadarallah, Ibu merasa jauh lebih sehat jika minum jus. Karena itu, tidak ada alasan untuk menghindarinya. Sekarang saya jadi punya teman sehati, ‘kan saat mudik?


Selain mudik ke rumah orang tua dan mertua, saya juga sempat traveling ke Kediri selama dua malam. Ya, total 3 hari plus di jalan. Kebayang dong, saya sempat panik dan khawatir, bakalan makan apa nanti saat dalam perjalanan? Karena sudah hitungan bulan kedua menjalankan JSR, saya jadi lebih percaya diri. Iya, nggak mau ribet apalagi dibikin ribet. Hidup saja sudah berat, kenapa makan pun dibikin berat? Haha. Jadi, saya bikin semua berjalan dengan sangat santai dan mudah. Alhamdulillah, semua berjalan sesuai rencana.


Nah, kira-kira persiapan apa dan makanan seperti apa yang harus dibawa saat traveling? Simak pengalaman singkat saya selama menjalankan JSR dan harus traveling beberapa hari.

1. Bawa Camilan Wajib


Makanlah apa pun yang ada di sekitarmu. Nggak usah ribet nyari ke negeri orang untuk menyantap kacang-kacangan. Jangan pula mencari yang mahal jika hanya ingin ngemil. Itulah alasan kenapa saya selalu membuat kacang tanah sangrai sendiri. Sebab kacang tanah adalah kacang-kacangan yang mudah dijumpai di sekitar kita. Pastilah Allah sangat paham dengan kebutuhan kita. Tanpa harus makan kacang almond pun, Insya Allah kebutuhan nutrisi kita telah terpenuhi.


Kalau harus mengonsumsi kacang almond yang per kilonya mencapai Rp. 200 ribu, rasanya sangat memberatkan buat saya pribadi. Solusinya, saya membuat kacang tanah sangrai sebagai pengganti dan saat ini menjadi camilan wajib yang bisa mengalihkan pandangan dari gorengan dan kerupuk. Simpel, tapi enak banget dan nggak bisa berhenti makan…haha.


Jadi, camilan wajib bagi saya adalah kacang tanah sangrai yang selalu saya buat sendiri. Sangrai kacang tanah di atas api kecil sampai krispi. Simpan dalam toples selai ukuran sedang. Percayalah, rasanya nggak buruk. Bahkan suami dan anak-anak pun doyan.


Saat lebaran, saya selalu bawa toples berisi kacang tanah ini ke mana pun. Saat orang lain makan kue lebaran, saya dengan nyaman mengunyah kacang tanah serta buah. Orang-orang sempat membicarakan pola makan saya yang mungkin bagi mereka cenderung aneh dan di luar kebiasaan. Eh, istrinya Q nggak makan nasi, cuma makan buah dan sayur. Padahal, saya juga makan daging, telur, dan ayam. Cuma mau menjelaskan juga terlalu ribet..hihi. Jadi, saya diamkan saja selama tidak mengganggu.


Kenapa harus kacang tanah sangrai? Kenapa nggak yang lainnya? Karena mudah dibuat dan mudah dibawa ke mana-mana. Rasanya bisa menggantikan makanan lain yang enak di lidah. Jujur saja, saya sama sekali tidak menyentuh kue lebaran seperti nastar dan kawan-kawannya. Terlebih kemarin di kampung mertua, sedang ada panen jeruk berlimpah. Setiap pergi ke rumah saudara, selalu ada jeruk atau kurma. Jadi, itu benar-benar real food yang bisa memanjakan lidah saya.  Jika pun ingin ngemil, kacang tanah ini sudah bisa menggantikan semua yang saya inginkan. Saya sudah merasa sangat cukup dengan ini, tidak menginginkan lebih.


Nah, buat kamu, bisa jadi ada camilan lain yang mungkin lebih enak daripada kacang tanah sangrai. Yang penting, jangan hanya sekadar ikut-ikutan orang lain, jadilah diri sendiri dengan kondisi kantong sendiri juga…hihi. Bagi orang lain, ngemil kacang almond bisa jadi hal biasa dan tidak memberatkan, tetapi buat saya, bisa jadi ngunyah sambil nangis karena memikirkan harganya yang T-E-R-L-A-L-U. Mustahil saya ngemil cuma 7 butir sehari, anak-anak dan Mas pastilah pengen nyomot juga, ‘kan? Kwkwk, sekilo pastilah nggak sampai seminggu. Miris juga, ‘kan? Mending saya pakai untuk beli buah aja...haha *emak hemat dan pelit beda tipis.


2. Bawa Kurma


Kurma merupakan salah satu jenis makanan real food yang sangat bagus untuk tubuh. Seperti saat puasa, kondisi kita akan membaik setelah makan kurma karena kandungan nutrisinya yang sangat bagus. Saya pun tak pernah lepas membawa kurma ke mana-mana sejak ikut JSR. Selain bisa langsung dimakan, kamu juga bisa merendamnya menjadi infused water yang mudah. Saya mengharuskan diri membawa kurma ke mana pun. Sejak ikut JSR, saya jatuh hati pada buah dengan rasa manis ini. Padahal seharusnya sudah dari dulu, ya? 'kan sudah jelas banyak dalil yang menganjurkannya. Sayangnya, karena kebanyakan makan makanan 'aneh-aneh', lidah jadi kurang peka sama makanan sehat seperti ini. Hiks.

3. Bawa dan Konsumsi Buah-buahan


Saat pergi ke Kediri, saya bawa pisang dan jeruk. Setiap lapar, saya makan. Bahkan sepanjang perjalanan sepertinya ngunyah terus tanpa jeda. Makan kacanglah, ganti buah, begitu sampai lelah…haha. Padahal, prinsipnya JSR nggak seperti itu, ya. Makan jangan berlebihan. Karena ngantuk banget dan harus nemenin Mas tetap melek saat nyetir, alhasil saya ‘mengharuskan’ diri untuk ngunyah terus sambil nyuapin Mas…wkwk.



Makan buah itu adalah sesuatu yang paling simpel terutama saat traveling. Di jalan kita mudah menemukan buah. Di supermarket pun demikian. di hotel apalagi. Jadi, nggak ada alasan untuk makan yang lain kecuali kamu merasa sangat pengen dan percaya bisa mengontrol diri.


Waktu tiba di Gunung Kelud, semua orang makan gorengan, bakso, dan mie instan. Saya ngapain? Ngunyah nanas. Di Gunung Kelud banyak banget nanas madu yang dijual dengan harga sangat murah. Saya membeli saat di jalan menuju Gunung Kelud. Pilih yang sudah dikupas dan dipotong. Saya bisa habis sekantong…kwkwk. Masya Allah, nikmat banget.


Karena sudah menyiapkan diri sejak awal, saya pun nggak tergoda dengan mie kemasan gelas dan bakso. Dulu mungkin makanan itu bisa membuat saya happy, tetapi sekarang saya bisa mengontrol diri dan mengatakan bahwa makanan yang enak di lidah tidak selalu baik dan dibutuhkan oleh tubuh saya saat ini. Saya merasa bangga karena bisa menolak semua itu tanpa drama. Saya apresiasi niat dan keteguhan diri ini *lebay…haha. Tapi, dengan begitu saya bisa lebih semangat menjalani semuanya.


4. Pilih Menu Berbahan Sayuran Saat Mengunjungi Rumah Makan

Sebenarnya, saya nggak mewajiban diri makan pagi, siang, apalagi malam. Pagi bisa hanya dengan minum air putih hangat plus jeruk nipis. Bisa juga dengan mengonsumsi beberapa butir kurma kemudian disambung makan sore harinya.



Tapi, karena yang lain terbiasa makan tiga kali sehari, setiap mampir ke rumah makan saya pun ikut dipesankan makanan…hihi. Ibu sudah tahu kalau saya tidak makan nasi dan kawan-kawannya. Jadi, beliau selalu memesankan menu berbahan sayur seperti gado-gado atau pecel.


Meskipun dulu saya penggemar pecel dan gado-gado, tetapi sekarang saya coba menghindari bumbunya yang manis itu. Jadi, makan sayurannya saja. Bisa ditambahkan kacang tanah sangrai yang selalu saya bawa. Udah, begitu saja sangat enak buat saya.


Bisa jadi karena saya tipe ‘pemakan segala’ kwkwk, bahkan makan bayam rebus hangat-hangat tanpa apa pun bisa sangat nikmat. Jadi, nggak ada masalah soal menu makanan seperti ini.


Kamu bisa memesan tumis kangkung misalnya. Menu ini banyak dan mudah dijumpai di mana-mana. Bilang saja tanpa kecap dan gula. Supaya kamu bisa makan tanpa rasa bersalah…kwkwk.


Selebihnya, luruskan niat kamu. Alasan ingin langsing bukan sesuatu yang salah. Saya pun sangat bersyukur, bahkan setelah mudik dan mengunyah tanpa henti, berat badan saya tetap stabil bahkan turun beberapa ons ketimbang saat bulan Ramadhan kemarin. Saya bisa menurunkan total 6 kg lebih sejak April kemarin hingga sekarang. Berat badan saat ini 42,7 kg. Angka yang bahkan nggak pernah saya bayangkan bisa sangat mudah dicapai dengan cara semudah dan senyaman ini.


Mau sehat ataupun langsing, sama-sama harus dijalani dengan benar. Jangan pakai cara aneh-aneh yang justru bikin tubuh kita sakit. Saya percaya sekali, dengan pola makan ala JSR seperti yang saya terapkan saat ini, kondisi tubuh dan batin jauh lebih baik. Mood jadi lebih bagus. Semoga ke depannya saya bisa tetap istiqomah. Langsing itu memang bonus, tetapi nggak ada salahnya jika itu jadi alasan utama kamu mengubah pola hidupmu menjadi lebih baik. Suatu saat kamu akan menyadari bahwa kesehatan itu tak kalah pentingnya! Tetap bersyukur dan sehat, ya.


Salam,

Comments

  1. Btw aku juga nggak menyentuh kue2 kering lebaran kmrin mbak. Pdhl ya bikin sendiri karena disuruh ibu. Tapi nggak tau kenapa lebih suka kacang bawang.. Wkwkwk
    Semoga sehat selalu ya mbak

    ReplyDelete
  2. makasih sharingnya, buah dan sayur memang top ya hrs ada dalam konsumsi kita

    ReplyDelete
  3. Sip, saya juga tengah berusaha keras menerapkan pola hidup lebih sehat dengan ikut-ikutan ber JSR maupun Food Combining ria. Sayangnya, belum bisa konsisten. Mudah2an bisa lebih konsisten nantinya.

    ReplyDelete
  4. aku sekarang jadi suka kepoin IG nya mbak muyass, mengubah pola makan menjadi pola makan yang sehat hehehe

    ReplyDelete
  5. Ibu saya suka banget tuh makan nanas, soalnya bis mengurangi kadar kolestrol katanya, jadi Pas lebaran abis makan daging2an trus lanjut makan nanas.

    ReplyDelete
  6. mb muyass, JSR ini cocok jg untuk mnambh BB kah mb ? ^^ terima kasih tulisannya mb 💕

    ReplyDelete
  7. Wohooo, salut Mbak bisa tak tergoda begitu.
    Jadi ingat ada kacang tanah di dapur nih, ntar mau sangrai juga aahh buat cemilan busui *upsss

    ReplyDelete
  8. Mbak Muyass, saya tertarik banget sama JSRnya tapi enggak tahan godaan apalagi pas kemarin Idulfitri.

    ReplyDelete
  9. sebenarnya awalnya juga nggak berat-berat banget ya mbak BB-nya. tapi nggak tahu lagi sih kalau diseimbangkan sama tinggi badan.

    kalau soal cemilan di perjalanan ini, saya juga suka nyemil buah. sejak ngebiasakn diri makan buah, kalau di rumah nggak ada buah rasanya hampa. lidah jadi kayak kering gitu.

    kacang tanah itu juga enak. murah meriah. wkwkwk... saya juga suka mbak. cuma males makan terlalu banyak. khawatir nyangkut di behel. sakit banget kalau udah gitu.

    JSR ini ysng saya belum berani. banyak yang udah cobain dan rasain manfaatnya, tapi sayanya nggak berani.

    ReplyDelete
  10. Diet yang dilandasi keinginan untuk sehat memang beda ya... Lebih fokus jadinya. Meskipun saya tidak termasuk berlebih berat badannya tapi saya juga ingin diet agar lebih sehat..mau mencoba mengikuti pols makan ala nabu juga. Tfs mb..

    ReplyDelete
  11. Kacang dan kerupuk tahun ini jadi primadona, Mbak..mengalahkan nastar dkk

    ReplyDelete
  12. Sama-sama, Bun..Iya betul sekali..

    ReplyDelete
  13. Kalau mau ikutan, biasanya dr zaid menyarankan konsumsi zaitun tiap mau tidur. Sy sendiri belum nyoba buat nambahin BB suami. Tetap mungil, Mbak..hihi. Dia yang makan sy yang genduts..gimana :D Malah curhat kwkwk

    ReplyDelete
  14. Mulai abis lebaran aja, Mbak..hihi..yg simpel2 aja dulu,,spt banyakin buah dan sayur..semua harus bertahap g perlu buru-buru..

    ReplyDelete
  15. BB sy sebelum JSR memang masih terbilang normal, tapi udah menggenduts..hihi. Tinggi sy cuma 150an, Mbak..tinggal digelindingin kayak bola..haha

    Ngilu bacanya, Mbak kalau nyangkut gt..hiks

    ReplyDelete
  16. Betul sekali, Mbak...kalau hanya mau kurus banyak yang akhirnya makan sembarangan, balik lagi karena merasa mudah nurunin..tapi g mikirin kesehatan..

    ReplyDelete
  17. Saya udah coba juga minuman ala dr zaidulakbar nih mba. Sing penting sehat lahir batin ya mba

    ReplyDelete
  18. Wah boleh dicoba ini tipsnya mba Muya. Selain mudah didapatkan juga sehat buat tubuh kita. Mkadih shatingnya ya...

    ReplyDelete
  19. Ternyata simple ya pola makan JSR, kayaknya asyik kalau sekeluarga bareng2 nerapin pola makan JSR, jadi lebih terkontrol gituuu...

    Blognya sudah aku follow. Follow back ya mba, makasih :)

    ReplyDelete
  20. Wah harus dicoba JSR itu gimana dan apa cara memulainya mbak aku ngikutin dari instagrammu

    ReplyDelete
  21. aku juga selalu membawa dan selalu stok kurma mba karena selain menyehatkan kurma ini juga mengenyangkan hehehehe

    ReplyDelete