Bikin Masker Kain Sendiri? Antara Kebutuhan dan Tren

Saturday, May 2, 2020

Membuat masker sendiri



Saat ini, kita diwajibkan menggunakan masker kain setiap keluar rumah. Terutama bagi yang sedang kurang fit. Andai kita terpaksa bepergian, sangat disarankan menggunakan masker. Walaupun kita sehat-sehat aja, nih dan nggak ada keluhan apa pun. Kenapa? Karena dengan menggunakan masker, minimal kita bisa melakukan usaha untuk mencegah penularan covid-19 dari orang lain. Artinya kita bisa memutus rantai penularan meskipun bukan ini cara terbaik yang bisa dilakukan.

Kemarin, sempat membeli beberapa jenis masker kain. Sayangnya, kebanyakan bahannya nggak sesuai keinginan. Rata-rata hanya dibuat dari selembar kain saja. Meskipun nyaman, tapi kayaknya kurang aman. Alhasil, setiap pergi harus pakai dua sekaligus plus diselipkan tisu di antara keduanya.

Masker-masker kain zaman sekarang sudah nggak monoton lagi bentuknya. Nggak lempeng gitu...kwkwk. Sekarang, masker kain tampil sangat stylish, lho. Ada yang diberi payet-payet hingga renda. Jadi, pakai masker nggak hanya jadi kebutuhan, tapi sekaligus bergaya. Ah, bisa aja idenya.

Tapi, perlu diperhatikan, poin penting ketika hendak membeli masker adalah aman dan nyaman. Nggak masalah dikasih payet di mana-mana, bahkan sampai mirip kebaya pengantin, tapi, kalau akhirnya bikin nggak nyaman, mending nggak usah terlalu stylish, dong.

Bahan masker juga sebisa mungkin yang adem dan nggak licin biar tetap di tempat waktu digunakan. Karena banyak sekali jenis masker kain di zaman sekarang, saya justru tertarik membuatnya sendiri. Akhirnya, saya pun membeli bahan-bahan di marketplace. Apa saja bahannya?

  • Kain katun jepang aneka motif

  • Tali karet

  • Renda katun


Selain itu, sudah tersedia bahan lainnya di rumah. Seperti benang dan jarum pentul. Kebetulan saya sudah ada mesin jahit portable di rumah. Sudah lama sekali beli sejak zaman di sulung masih bayi. Usianya mungkin sekitar 8 tahunan kali ya mesinnya...haha.

Saya bukan ahli. Hanya sekadar bisa menjahit saja. Bahkan, masih lebih rapi suami jika disuruh menjahit daripada istrinya...kwkwk. Tapi, lumayanlah kalau hanya menjahit masker saya pun bisa *meskipun nggak rapi...kwkwk.

Masker Kain Sekaligus Bisa Diselipkan Tisu di Dalamnya



Kebanyakan masker kain zaman sekarang sudah bisa diselipkan tisu di dalamnya. Biar nggak mengembun ke kacamata gitu, lho. Plus sekalian nambah lapisan juga kali, ya? Nggak paham alasan pastinya. Kayaknya sih di antara keduanya...kwkwk.

Kalau saya pribadi, membuat model bisa dibuka bagian tengahnya dengan pinggiran yang saling tindih. Kebayang nggak maksudnya? Haha. Mirip sarung bantal tanpa tali. Bisa kamu lihat di gambar. Nggak susah bikinnya, kok. Hanya tinggal dijahit lurus-urus aja semua *pokoknya jangan suka belok-belok...kwkwk.

Bahan Masker Kain


Bahan-bahan masker kain ini bermacam-macam. Tapi, kemarin saya memutuskan membeli kain katun jepang karena biasanya lebih adem dan enak dijahitnya. Alasan lainnya karena memang motifnya itu cakep-cakep banget...huhu.

Sebenarnya, di pasar dekat rumah ada toko kain kiloan. Banyak banget kain katun jepang di situ dan dijual murah sekali. Tapi, berhubung ada pandemi begini, saya nggak berani pergi ke pasar. Memilih membeli online saja bahan-bahannya.

Lucunya, di toko tempat saya membeli bahan, ada paket kain polkadot dengan kain motif bunga-bunga senada. Jadi, kita nggak harus milih-milih lagi. Cukup pilih per paket aja mau warna apa, udah lengkap buat bagian depan dan belakang masker.

Cara Melepas Masker yang Benar Setelah Digunakan


Sebelum pandemi, saya sudah biasa pakai masker. Jujur, sampai detik ini bahkan saya masih punya stok sisa zaman sebelum pandemi. Seneng banget beli karena setiap ada yang common cold di rumah, pasti saya wajibkan pakai masker. Tapi, kalau dulu, pakai masker asal aja ya, nggak peduli gimana ngelepasnya. Bahkan biasanya dipakai lagi meskipun lewat dari empat jam.

Setelah pandemi, rasanya lebih banyak edukasi soal pemakaian hingga cara melepaskan masker yang benar seperti apa. Dulu, lepas ya lepas aja, buang ya lempar aja ke tempat sampah. Benar-benar nggak ada cara khususnya...kwkwk.

Tapi, sekarang kita mesti paham gimana cara lepas masker yang benar, ya. Karena, bisa aja kuman-kumannya nempel di bagian depan, kemudian karena kurang hati-hati, jadinya malah kepegang dan kena muka. Percuma dong pakai masker jadinya, kan?

  • Pertama, pastikan kamu sudah cuci tangah sampai bersih menggunakan sabun dan air mengalir.

  • Kedua, lepas masker dengan memegang talinya. Bukan pegang bagian depan. Dan jangan pegang-pegang area wajah sebelum kamu cuci tangan lagi sampai bersih.

  • Ketiga, buang ke tempat sampah dan segera cuci tangan dengan benar. Sebaiknya, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, bukan dengan hand sanitizer kecuali dalam kondisi tidak ada sabun dan air.


Saat ini, keberadaan wastafel darurat dan sabun sudah banyak di mana-mana. Wastafel darurat itu maksudnya tempat cuci tangan yang disediakan di berbagai tempat, dibuat dari galon kecil dengan keran di bagian depannya, dll. Sederhana, tapi ini benar-benar membantu. Emang namanya apa, sih? Saya sebutnya wastafel darurat aja...kwkwk.

Susah Nggak Sih Bikin Masker Kain?



Nggak susah, kok. Bahkan ada jenis masker yang dibuat tanpa perlu dijahit. Tinggal lipat dan diberi karet rambut. Bahan kainnya dibuat dari kain berukuran kecil yang dilipat menjadi persegi panjang. Ide ini saya temukan di akun Instagram Ideku Handmade.

Tapi, kalau kamu punya mesin jahit, nggak ada salahnya dong menjahit masker sendiri. Ini bisa jadi hiburan buat kita yang sudah sebulan lebih stay di rumah. Masker yang saya buat punya dua lapisan dan bisa diselipkan tisu. Bisa juga diselipin uang belanja di dalamnya...kwkwk.

Senang lihat masker dengan motif imut-imut begini. Saya pun membuat versi mini untuk anak-anak. Mereka happy bisa punya masker nyaman selain motif dan warnanya yang lucu.

Kapan Pandemi Berlalu?


Entah. Nggak usah dijadikan beban, karena pandemi ini, banyak banget pelajaran hidup bisa kita petik. Mesti sabar, mesti jaga omongan jangan sampai membuat orang yang sudah susah jadi tambah susah karena kekurang pekaan kita sama mereka, harus banyak bersyukur buat yang masih bisa makan.

Dan nggak usah membanding-bandingkan hidup kita dengan yang lain, apalagi kalau ngebandinginnya sambil bilang ‘jangan ngeluh bilang miskin, karena aku lebih dari kamu’. Kita nggak pernah tahu hidup orang sesulit apa sampai kita duduk di samping dia dan ngerasain hal yang sama.

Apalagi hidup di kota besar seperti Jakarta, kalau disebut nggak punya, maka buat makan nasi sama garam pun benar-benar nggak ada. Beda kasus kalau kita tinggal di kampung, masih ada beras meskipun nggak bisa beli lauk. Eh, ada sayuran di samping rumah, masih bisa cari kerja ke sawah, dll.

Tapi, di kota, nggak bakalan semudah itu. Pedagang kecil aja sudah nggak bisa lewat di depan rumah, pemulung sama sekali nggak terlihat sekarang. Kalau nggak ada uang, saya percaya mereka benar-benar nggak bisa makan.

Berbeda juga saat pandemi, karena orang kebanyakan jarang keluar rumah, berjualan pun nggak bisa jadi uang karena jarang pembeli. Itulah kenapa, ayo ‘peka’ dan ‘peka’. Kalau nggak bisa bantu, kita doain mereka sama-sama. Ini bukan kondisi mudah. Semoga Allah kasih keajaiban dan angkat wabah ini segera.

Salam hangat,

 

Comments

  1. Ide masker-nya menarik banget, Kak. Plus, motif kainnya cantik-cantik juga. Kadang kalau beli online bahan kainnya kurang nyaman ya. Kalau buat sendiri kita bisa pilih jenis kain dan motif yang kita suka.

    ReplyDelete
  2. Saya dibuatkan suami dua buah masker kain. Saya contek dari sini ya biar bisa nambah koleksinya lagi hehehe
    Terimakasih

    ReplyDelete
  3. Kreatif banget mba, lucu-lucu lagi motif masker handmake-nya. Sekiranya saya bisa jahit, saya jadi pengen juga berkreasi bikin masker sendiri.

    ReplyDelete
  4. Masker kain di rumah kami juga semuanya home made lho, Mbak. Kakak saya yang buat karena dia suka menjahit dan sesekali jualan mukena atau pakaian. Sesekali doang kalau kerjaan kantornya nggak banyak, wkwkwk ...

    Pas banget, dia punya banyak stok bahan yang belum sempat dijadikan pakaian. Duh, rezeki banget ini mah buat saya, hahaha ...

    ReplyDelete
  5. kalau bikin sendiri kita bisa mengkreasikannya ya

    ReplyDelete
  6. Duh, multitasking banget mbak Muyass

    Kalo rumahnya deket, saya bakal beli deh (atau minta? #kedapkedip) :D

    nampaknya nyaman dipakai dibanding yang saya punya #hiks

    ReplyDelete
  7. saya masker kainnya beli, mba. Ngelihat hasil masker kain di foto atas yang okeh banget, ternyata tak seribet yang dibayangkan membuatnya. Sayangnya saya ga punya mesin jahit untuk mencoba praktek, hiks.

    Semoga pandemi ini segera berakhir, hingga semua bisa kembali normal, tentunya dengan kesadaran yg berbeda ya.

    ReplyDelete
  8. Masker kainnya cantik, katun Jepang dulu saya pakai gamisnya emang nyaman. Soal pakai tisue sebenarnya ada yang bilang tidak disarankan, sih, kalau tisuenya tisue basah. Tisue kering ada yang bilang boleh tapi kurang paham. Kalau dekat rumahnya aku pengen ikut buka bersama di rumah Mbak Muyas dan pengen satu, dong, maskernya hihi ... melunjak banget, ya :-)

    ReplyDelete
  9. Ya ampuuun ngebayangin masker pake renda ama payet tuh pasti cantik banget ya. Aku nih selama ini ya pake yg standar beli di toko kelontong doang, mbak. Tapi keren nih idenya bisa di contoh mumpung lagi stay atau home

    ReplyDelete
  10. Cara bikin masker pakai ikat rambut, kalau saya lihat di Instagram luar mba Muyass.. eh bahkan ada kan masker yang dijahit tangan aja. Eheheee.. saya kemarin sempat nyimpan pola masker, tapi belum dieksekusi juga uhuhu

    ReplyDelete
  11. iya bener banget, skrg masker bisa jadi bagian fashion karena kebutuhan jg. Masker aku kebanyakan beli jadi aja sih, karena maunya cepat pakai aja hahaha...

    ReplyDelete
  12. Cakep, asyik juga ya kalo toko kain nyiapin bahan yg sudh dipaketin gitu jadi mudh memadupadakannya. Masker kain juga lebih fashionable mwnurutku hehe keren!

    ReplyDelete
  13. Daku masih belum paham sih cara bikin maskernya, apalagi yang kak Muyass tulis coba dengan dibayangkan, hahah. Mungkin langsung praktek aja yak .

    Aamiin, semoga wabah ini segera pergi dan keadaan normal kembali

    ReplyDelete
  14. Motif kainnya lucu-lucu mbak.
    Kalau saya belum pernah bikin, masih tetap jadi konsumen dengan beli jadi.

    Eh samaan kita, jahitan suami lebih rapi. Dan selama ini kalau ada baju/celana panjangnya yang robek, suami lebih memilih jahit sendiri

    ReplyDelete
  15. Kreatifnya mbak, bikin masker kain sendiri
    Lucu lagi maskernya
    Aku nggak bisa jahit, jadi beli aja

    ReplyDelete
  16. Wahhhh kreatif banget nih kaa., aku juga lagi coba bikin masker dari kain berpartner dengan teman ku yang jago jait jait gitu.. Hehehe tapi bukan untuk dijual sih, lebih ke kasih teman teman yang membutuhkan :LD

    ReplyDelete
  17. Pinter banget deh bisa bikin masker kain sendiri. Warnanya muyass banget, ya hehehe..

    ReplyDelete
  18. Keren mba....kreatif bgt. aku dulu ada mesin jahit juga suka jahit kain perca. skr mesinnya di bawa adikku. ah, jadi pengen pegang mesin jahit lagi. lumayan kan kalau bisa bikin masker sendiri.

    ReplyDelete
  19. Maskernya cantik Mbak suka dengan motif polkadotnya. Btw makin ke sini makin banyak aja ya jenis masker. Oya sebelum pandemi ini saya juga asal aj klu pake masker ternyata ada aturan pemakaiannya jg ya.

    ReplyDelete
  20. Hihi..makasih, Mbak..betul sekali. Kalau bikin sendiri bisa pilih bahan yang nyaman dan motif yang menarik :)

    ReplyDelete
  21. Wah kreatif ya mbak suami bisa bikin :)

    ReplyDelete
  22. Terima kasih, Mbak :)
    Ini saya juga nggak pandai-pandai banget jahitnya, sekadar bisa aja.

    ReplyDelete