Jurus Sehat Rasulullah (JSR) untuk Promil, Ibu Hamil, Menyusui, dan Anak-anak, Bolehkah?

Thursday, August 1, 2019

Jurus Sehat Rasulullah (JSR) untuk Promil, Ibu Hamil, Menyusui, dan Anak-anak, Bolehkah?




Assalamualaikum! Alhamdulillah, bisa kembali update postingan terbaru untuk blog ini. Sekarang mau bahas yang nggak jauh-jauh dari apa yang sudah sering dibahas sebelumnya, yakni tentang Jurus Sehat Rasulullah atau JSR dr. Zaidul Akbar khusus buat kamu yang mau promil, sedang hamil, menyusui atau malah untuk anak-anak.


Sebelumnya, apakah kamu tahu apa itu Jurus Sehat Rasulullah atau JSR yang dicetuskan oleh dr. Zaidul Akbar? JSR saat ini lumayan banyak diminati. Diambil dari judul buku dr. Zaidul Akbar yang saat ini sedang revisi. Jadi, yang bingung nyari bukunya, sepertinya sekarang memang belum ada, ya. Bisa coba ikuti postingan beliau di Instagram jika mau belajar lebih jauh tentang JSR.


Saya sudah menjalankan JSR sejak Ramadan kemarin, baru hitungan bulan. Awalnya karena ingin menguruskan badan, kemudian merasa nyaman dengan mengonsumsi makanan sehat, akhirnya keterusan sampai sekarang. Saya pribadi sudah tidak mengonsumsi nasi putih, saya juga tidak mengganti nasi putih dengan nasi merah. Jadi, benar-benar nggak makan nasi. Sumber karbohidrat bisa diganti kentang, ubi, atau singkong. Itu pun kalau sedang ingin.


Kenapa saya tidak makan nasi merah? Karena saya kurang suka. Selain itu, agak merepotkan jika harus memasak nasi merah, sedangkan orang serumah masih makan nasi putih atau nasi jagung. Kemarin, saya mencoba mengonsumsi nasi jagung yang berbentuk lebih halus. Kalau di kampung saya namanya ‘empok’. Dimasak asli tanpa tambahan beras putih. Jika kamu mau, ini bisa jadi alternatif bagus bagi yang nggak suka nasi merah seperti saya. Tapi, saya juga tidak mengonsumsinya setiap hari, sekali-kali saja kalau sedang ingin.


Karena JSR atau Jurus Sehat Rasulullah ini intinya kembali pada yang alami, real food, jadi, sebenarnya siapa pun boleh mencobanya karena memang seharusnya kita seperti ini, lho makannya. Nggak aneh-aneh seperti orang sekarang. Kebanyakan justru mengonsumsi ‘sampah’ ketimbang makanan yang benar.


Jadi, buat yang sedang hamil, menyusui, atau anak-anak, sepertinya bukan masalah jika mencoba JSR atau Jurus Sehat Rasulullah asalkan tetap memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuhnya. Supaya nggak jomplang banget, coba deh tetap mengonsumsi makanan sehari-hari, yang biasa disajikan di meja makan, tetapi coba olah dengan lebih sehat. Bahasa sederhananya begitu, ya.


Misalnya untuk tempe goreng, bisa diolah jadi tempe kukus, ditumis (sehingga lebih sedikit memakai minyak sawit), atau dibuat trancam. Ayam goreng pun sama, saya biasa mengungkep ayam goreng sendiri. Jika mau makan, saya cukup memanggangnya di atas teflon tanpa minyak. Menunya sama saja karena saya nggak mau ribet sama diri sendiri mengingat di rumah tidak semua orang menjalankan JSR bahkan hanya saya, jadi, saya mencari solusi. Ya, memang akhirnya ada garamnya, tetapi selain itu masih aman. Keuntungannya? Suami dan anak-anak tetap bisa makan menu yang sama.


Gimana, gampang-gampang saja, kan? Jika mengerti makna dari pola makan JSR, sebenarnya nggak akan timbul banyak pertanyaan, asalkan kembali ke yang alami, tanpa gula (kecuali gula aren), tanpa minyak, nasi putih, tepung-tepungan mengandung gluten, pakai garam himalaya, dan hindari produk olahan susu, insya Allah semua aman dikonsumsi. Haya saja, berbeda dengan Diet Kenyang, JSR dianjurkan mengurangi protein hewani. Nah, di sini saya masih belum bisa. Karena saya masih suka makan telur rebus, ayam panggang, sup ikan, dll. Sedangkan jika kamu mengenal Diet Kenyang, makan makanan seperti ini masih diperbolehkan asalkan diolah dengan benar.


JSR untuk Promil


Bagaimana dengan kamu yang berniat melakukan program kehamilan atau promil? Kabar baiknya, qadarallah, setelah kembali pada yang alami, konsumsi makanan lebih sehat, Allah takdirkan mereka yang sebelumnya sulit hamil, dikarunia titipan terindah yang nggak pernah disangka-sangka.


Saya nggak terlalu kaget soal berita seperti ini, soalnya sudah sering mendengar langsung dari Dewi Hughes yang mengatakan bahwa banyak dari mereka yang ikut Diet Kenyang akhirnya berhasil hamil, lho. Masya Allah. Allah karuniakan kehamilan setelah mereka melakukan ikhtiar dengan mengubah pola makan menjadi lebih sehat.


Dan inilah yang terjadi juga pada orang-orang yang menjalankan JSR atau Jurus Sehat Rasulullah dr. Zaidul Akbar. Makan saja yang benar, hindari jajan-jajan yang nggak perlu. Lupain camilan nggak sehat yang hanya enak di lidah, tetapi merusak tubuh.


Jika kita punya barang bagus, pasti dengan sepenuh hati kita akan merawatnya tanpa diminta. Kita jaga, kita beri perawatan terbaik supaya nggak lekas rusak. Benar, kan? Lalu bagaimana dengan tubuh kita yang sudah Allah ciptakan dengan sangat sempurna, menakjubkan, dan luar biasa ini? Ternyata kita dianggap nggak terlalu peka dan peduli sama diri sendiri. Iya, kamu malas jaga badan kamu, kamu enggan menjaga makanan yang masuk ke dalam tubuh kamu, kamu cuek, kamu nggak peduli, sampai-sampai tubuh kamu yang sudah Allah ciptakan dengan sangat ‘pintar’ ini jadi eror. Pernah ngebayangin?


Jika makanan yang masuk ke dalam tubuh sudah benar, Insya Allah yang namanya berat badan akan mengejar berat ideal. Ini benar-benar terbukti pada diri saya sendiri. Berat badan sebelum ikut JSR sudah 49 kg lebih saat itu, sekarang, makan biasa aja nggak sampai nahan lapar, malah kalau dilihat kerjanya ngunyah terus…hihi, qadarallah, berat badan saya sekarang lari ke angka 40,8 kg. Sepertinya ini berat badan terkecil yang pernah saya miliki setelah dewasa. Entah harus senang atau sedih karena dianggap terlalu mungil :(


Jika makanan yang masuk sudah benar, tubuh ‘pintar’ kita insya Allah bisa memperbaiki dirinya sendiri ketika ada masalah. Jadi, nggak dikit-dikit minum obat yang sebenarnya justru adalah racun yang lama-lama bikin tubuh kita tambah sakit.


Masya Allah, betapa hebat ciptaan Allah, ya? Sayangnya, kita sendiri sering nggak peka, kan? Kalau sudah bermasalah, barulah sadar bahwa menjaga kesehatan itu penting dan nggak sebanding dengan makan enak yang kita lakukan setiap hari selama berpuluh-puluh tahun.


Iya, saya paham, yang namanya sakit dan penyakit itu datangnya dari Allah. Nggak mau sombong atau fanatik dengan yang  namanya JSR atau Jurus Sehat Rasulullah, tapi, setidaknya ada ikhtiar kita untuk menjaga kesehatan sebelum sakit itu datang akibat kecerobohan kita sendiri. Jika sudah tahu gorengan itu nggak sehat, cukup makan satu sebulan sekali. Kelamaan? Nggak tahan? Ya udah, seminggu sekali saja…hehe. Jika sudah terbiasa, tanpa gorengan pun hidup tetap happy, kok. Iya, kan?


Begitu juga dengan kamu yang ingin promil. Coba kembali ke real food, nggak perlu aneh-aneh, kok. Tapi, dalam JSR, sepertinya memang ada resep khusus. Saya biasa melihat-lihat di Instagram. Banyak banget teman-teman yang sudah berbaik hati merangkum resep-resep JSR, sehingga bisa dipelajari oleh banyak orang dengan lebih mudah.


Resep Promil JSR


  • Perbaiki pola makan, jangan lagi makan ‘sampah’. Hindari juga MSG, ya.

  • Rutin berpuasa sunah selama 3 bulan.

  • Konsumsi kurma sebanyak 21 butir sehari.

  • Habatussauda serbuk kapsul dikonsumsi sebanyak 3x3 sehari.

  • Beepolen 1 sdm sehari.

  • Madu 5 sdm sehari.

  • Omega 3 2x2 sehari.


 
Nah, resep inilah yang saya dapatkan dari Instagram untuk resep JSR khusus promil. Ini hanya ikhtiar manusia, Allah tetap yang  berkuasa menentukan. Mulailah dari yang termudah seperti mulai mengonsumsi makanan lebih sehat dan mudah dijumpai di sekitar kita. Dan jangan lupa, langitkan doa-doamu, ya :)


JSR untuk Ibu Hamil dan Menyusui


Jika kamu memahami apa itu JSR, pastilah kamu sudah tahu jawabannya. Bolehkah ibu hamil dan menyusui mengikuti JSR? Kebanyakan dari teman-teman masih bingung soal ini. Khawatir asupan nutrisi berkurang.


Karena itu, coba pikirkan sesimpel mungkin. JSR itu balik ke real food, jadi, kamu nggak perlu ngurangi makan apalagi yang sedang hamil dan menyusui, pasti butuh banget nutrisi yang cukup untuk perkembangan janin dan pertumbuhan buah hati yang sedang butuh ASI. Jadi, cukup ganti saja makananmu yang kurang sehat dengan yang lebih sehat.


Makan nasi putih bisa diganti nasi jagung, nasi merah, dan masih banyak pengganti lainnya. Camilan bisa diganti buah-buahan. Banyakin makan sayuran dan buah. Kacang-kacangan pun nggak dilarang. Bukankah masih banyak makanan yang dibolehkan ketimbang yang dilarang atau jadi pantangan dari JSR?


Sejak memulai sampai sekarang, saya nggak mau kaku sama diri sendiri. Dan alhamdulillah, cara ini cukup berhasil untuk saya sehingga saya nggak perlu berpikir untuk berhenti. Misalnya, saya memulainya secara bertahap. Nggak buru-buru karena itu temannya setan *eaa…hehe. Santai saja mulainya, pelan-pelan.


Kalau kamu belum terbiasa makan tanpa nasi, tiba-tiba kamu nggak makan nasi sama sekali, ya percaya keliyengan dan hampir pingsan kali…hihi. Jangan seperti itu. Bertahan kurangi makan nasi dan ganti dengan sumber karbohidrat lainnya. Misalnya karena nggak suka nasi merah, kamu coba masak dulu nasi putih campur nasi merah, bertahap saja semuanya sampai kamu berhasil meninggalkan nasi putih dan menjadikannya sebagai mantan…hihi.


Begitu juga dengan menghindari gula, bisa coba kurangi minuman manis favorit kamu. Ganti dengan seduhan kurma. Nggak kalah bernutrisi dan manisnya, kan? Jadi, sejak kamu memutuskan ikut JSR, jangan ribet-ribet mikirnya. Simpel saja sehingga dalam prosesnya semua jadi lebih mudah.


Mungkin saya termasuk orang yang mengaku ikut pola makan JSR, tapi nggak banyak update resep-resep dari Instagram yang banyak dicoba oleh teman-teman yang lain. Kenapa begitu? Karena sebelum kenal JSR sudah kenal Diet Kenyang, jadi, yang tergambar di dalam pikiran saya, semua makanan itu baik asalkan dikonsumsi tidak berlebihan, alami atau real food, diolah dengan benar. Nah, karena alasan inilah, saya nggak susah nyari menu makan sehari-hari. JSR sama Diet Kenyang itu mirip, kok. 11:12 gitu...hihi.


Makan apa di pagi hari? Ngejus, makan potongan buah, ngemil kurma, kacang tanah sangrai, siangan dikit lapar, rebus sayuran, tempe, telur rebus, bikin sambal JSR…hihi. Seterusnya kalau lapar tetap makan seperti buah, kadang malam masih rebus sayur. Ada saatnya malas makan sehingga saya merasa cukup makan berat sekali saja sehari. Ada saatnya malah kerjanya ngunyah terus, ya, Rabb...


Seperti inilah yang saya jalankan selama beberapa bulan. Alhamdulillah, sangat nyaman dan nggak merasa bersalah meski tengah malam sambil ngetik ngemil karena yang dimakan juga makanan sehat. Jadi, JSR buat ibu hamil dan menyusui dibolehkan, ya? Tergantung kamunya :D


JSR untuk Anak-anak


Mungkin sebagian dari kita mulai bermimpi, pengen banget 'meracuni' anak-anak supaya bisa ikut pola makan JSR seperti emaknya…hihi. Benar nggak, sih? Bisa saja. Saya juga kemarin-kemarin begitu. Sedikit demi sedikit anak-anak bisa mengikuti, tetapi saya pribadi nggak memaksa mereka untuk ikut seperti saya.


Mereka sedang dalam proses pertumbuhan. Mereka juga lagi masanya senang jajan karena melihat temannya makan jajan. Kalau kita paksa mereka makan seperti kita, kira-kira efektif nggak, ya? Jawabannya tergantung…hihi.


Anak-anak di rumah mulai senang minum jus, itu hal baru dan tentu saja kabar baik buat saya pribadi. Tapi, mereka masih konsumsi gula, nasi putih, ya udah, nggak masalah, kan? Poin baiknya, sudah ada jus sayuran dan buah yang masuk setiap hari, lho.


Camilan di rumah juga sebaiknya diganti dengan yang lebih sehat. Isi kulkas coba penuhi dengan buah, sudah pasti semua akan mengunyah buah, kan? Cara-cara sederhana seperti ini bisa kita lakukan. Tapi, kalau disuruh berhenti makan roti atau kue kesukaan mereka, ya mustahil banget. Minimal makanan itu non MSG saja, ya. Dan sebisa mungkin kita buat sendiri sehingga tahu kualitas bahannya, kebersihannya juga terjaga.


Kalau ditanya apakah anak-anak boleh ikut JSR? Jawaban pribadi dari saya, boleh aja asalkan kita tahu pasti kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan mereka terpenuhi. Iya, kan? Jangan batasi karena mereka bukan kita yang sudah hampir kepala 3 yang sudah harus tahu diri soal makanan.


Sejak anak sulung saya masuk sekolah, saya rajin lagi bikin roti, saya rajin lagi bikin camilan. Soalnya dia nggak mau sekadar bawa buah buat camilan di sekolah. Terus, apa saya harus memaksakan dia dan bilang bahwa ini ‘racun’ dan ini ‘sampah’..hihi. Yang ada mereka anggap saya stress. Santai sajalah saya pikir. Pelan-pelan saja kita coba terapkan di rumah, pada anggota keluarga terdekat.


Anak-anak saya di rumah sejak kecil nggak dibiasakan jajan sembarangan. Bahkan sudah masuk sekolah sebesar sekarang juga jarang bawa uang jajan karena selalu saya bekalkan dari rumah.  Tapi, bukan berarti mereka mudah ikut JSR seperti emaknya. Sesekali kami membeli makanan itu bukan dosa. Mereka akan belajar, Insya Allah. Jangan khawatir. Mengedukasi mereka nggak bisa instan, kan? Butuh waktu. Bahkan buat ngajari mereka suka makan buah sama sayuran saja sebagian dari kita sampai suntuk, lho.


Semua yang saya tulis di sini sebagian besar adalah pendapat saya pribadi. Jika ada yang berbeda pendapat, tentu saja sangat diperbolehkan.


Bagi saya yang sudah beberapa bulan menjalankan JSR, tentu bukan hal sulit menghindari nasi. Tapi, bagi yang baru bergabung, pastilah nggak mudah. Bahkan ada banyak orang yang akhirnya gagal menerapkan JSR ini.


Jadi, longgar sedikit ngasih aturan sama diri sendiri. Pengen sehat, pengen langsing, pengen kurusan, bebas! Kamu boleh punya alasan apa pun. Tapi, pasti ujung-ujungnya akan berpikir soal kesehatan.


Begitu juga yang sedang promil, hamil, dan menyusui. Pastilah ingin lebih sehat selama ketiga proses itu berlangsung. Coba diskusikan dulu dengan pasangan dan dokter. Karena bagaimanapun, dokter lebih paham soal kondisi kesehatan kamu terutama bagi yang masih hamil. Ada waktunya kamu bisa menerapkan JSR di saat yang tepat. Sabar dulu, yang penting sehat, happy, dan kondisi kehamilanmu berjalan dengan semestinya.


Semoga kamu tidak bosan dengan tema-tema seperti ini, ya! Yuk, coba mulai ikut JSR. Bisa dimulai dari hal paling sederhana dan mudah yakni dengan mengolah makanan yang kita konsumsi dengan benar, makan sayur dan buah lebih banyak, dan pastinya tetap membangun energi positif di dalam diri kita. Tetap happy, ya.


Salam,

Comments

  1. 40 kg itu kurus bgt menurutku mba. Hihihi..

    ReplyDelete
  2. Itu kurma nya hrus di makan 21 kurma sehari?? Berarti per hari hampir 1kg yaa??

    ReplyDelete
  3. Thank u mba buat sharing nya, aku lagi nyari nyari ini. InsyaAllah bermanfaat

    ReplyDelete
  4. Thank u mba sudah sharing. Aku lagi cari cari tentang ini. InsyaAllah bermanfaat

    ReplyDelete
  5. Mbak tanya ya... Saya baru hamil sekitar 5 minggu... Sebelum hamil sering minum rebusan kunyit,jahe,ketumbar dll.. ketika hamil ini masih boleh diminum tidak?

    ReplyDelete
  6. JSR untuk ibu hamil apa doong? JSR bukannya minum sere, kunyit, madu dan jeruk nipis yg dicampur itu ya dngan air hangat? Butuh jawaban nih 🙏🙏

    ReplyDelete
  7. JSR bukan sekadar minum rempah-rempah. Intinya kembali ke yg lebih sehat. Kalau mau aman ya tetap makan spt biasa. Kurangi aja yang gorengan, tepung-tepung gitu :)

    ReplyDelete
  8. Saya baru setahun ini mbak ikut jsr.. Bonusnya turun bb 11kg 😊 sampe sekarang masih terus.. Sudah nyaman gak kerasa kalo diet heheheheh sama spt mbak sy jg berprinsip ga boleh nyusahin dlm mencari makanan yg dimasak untuk org serumah sy jg makan tinggal ganti karbonya dgn kentang, ubi at singkong rebus. Itu jg klo lg pengen.

    ReplyDelete