Satu Slice Pizza Tidak Akan Membuatmu Gendut, Satu Baskom Salad Tidak Akan Membuatmu Kurus

Monday, June 17, 2019

Satu Slice Pizza Tidak Akan Membuatmu Gendut, Satu Baskom Salad Tidak Akan Membuatmu Kurus 
Hidup sehat nggak bisa dilakukan dengan instan



Saya ambil kalimat dari Sabrina Chairunnisa pada salah satu postingan di akun Instagramnya. Pas baca postingan itu, saya sangat setuju dengan apa yang dia tulis. Saya memang sangat pemula dalam hal ini. Bukan pelaku diet X yang sudah bertahun-tahun. Baru lahir kemarin, Guys! Mungkin nggak pantas bicara soal ini karena dianggap terlalu prematur…hihi. Tapi, seiring berjalannya waktu, di bulan kedua saya belajar tidak makan nasi dan mengonsumsi makanan lebih sehat (real food), saya menyadari bahwa diet bukan hanya soal menurunkan berat badan, lebih dari itu, kita sedang berjuang untuk hidup sehat dan lebih baik.


Jika hanya ingin langsing, sekarang saya sudah bisa makan bebas seperti beberapa bulan yang lalu. Makan bakso, nasi padang, somay, es buah, sirup, dan semua makanan yang dulu akrab banget di lidah. Tapi, mengingat kesehatan harus dijaga mulai sekarang, bahkan jauh-jauh hari sebelum kita sakit, saya jadi ngeri kembali ke pola makan seperti dulu. Nggak pengen. Selera makan hilang melihat makanan yang dulu kayaknya enak banget dimakan setiap akhir pekan.


Selama menjalankan JSR, saya nggak mau kaku dengan diri sendiri terutama karena sadar saya ini pemula banget. Kalau tiba-tiba nggak ada makanan yang sesuai dengan pola makan JSR, kemudian saya lapar, nggak masalah saya makan secukupnya, sekadar mengganjal perut atau menghilangkan rasa kepengen. Saya khawatir, jika terlalu kaku sama pola makan, ujung-ujungnya malah gagal dan balik lagi ke pola makan sebelumnya. Ngerasa gagal dietnya, kemudian balas dendam dan enggan hidup sehat. Nggak mau seperti itu.


Dan Sabrina mengatakan hal serupa soal itu. Makan satu potong pizza tidak akan membuat kamu gendut. Kalau memang kenyataannya nggak ada makanan sama sekali, kamu mau bunuh diri dengan tidak makan sama sekali? Nggak juga, ‘kan?


Selama pulang kampung, ada kondisi di mana saya memberikan ‘maaf’ pada diri sendiri karena dengan sadar makan ayam dalam kuah opor, misalnya. Makan kerupuk tepung beras buatan Ibu satu hingga dua. Itu saya makan dengan sadar. Ya, anggap saja itu adalah cheat day yang tidak bisa tiap hari saya lakukan. Setelah itu, apakah saya kalap dan makan yang lebih dan lebih lagi? Alhamdulillah, nggak. Cukup segitu saja. Makan tetap sayuran, minum nggak pernah pakai gula apalagi sirup-sirup. Konsisten seperti ini memang berat terutama bagi pemula dan sendirian memulainya.


Saya melakukan OCD dan JSR selalu sendirian. Hanya saya yang melakukannya di rumah. Suami dan anak-anak tetap makan seperti biasa, tetapi dengan menu semakin hari semakin dibuat lebih sehat mengikuti pola makan saya. Misalnya, mereka tetap makan nasi, tetapi sekarang ganti nasi jagung. Mereka tetap minum manis, tetapi sangat jarang dan diganti dengan jus sayuran dan buah. Mereka tetap makan gorengan, tetapi saya buat menu minim digoreng kecuali terpaksa. Dan, Alhamdulillah itu berhasil diterapkan tanpa memaksa.


Program Diet Terbaik Dilakukan Seumur Hidup


JSR sendiri memang tidak bisa disebut diet, tetapi, pendapat saya, tidak berbeda jauh dengan diet yang punya sebutan lain. Intinya kembali ke pola makan yang baik, sehat, clean food, dan real food.


Nah, diet itu nggak bisa dilakukan secara musiman. Karena mau menikah, kita diet supaya baju pengantin pas dan tampak menarik ketika dikenakan. Atau ketika mau lebaran, sekalianlah diet mumpung puasa juga, ‘kan?


Ternyata memang tidak bisa seperti itu. Diet terbaik ya perlu dilakukan seumur hidup. Pola makan baik yang intinya membuat kita sehat yang harus dikerjakan dengan konsisten, seimbang, dan pastinya bukan musiman. Meskipun kata orang-orang saya tetap kecil (tambah tinggi mustahil, dong…haha), tetapi saya tetap pada pola makan JSR seperti sekarang disebabkan karena keinginan untuk hidup sehat. Iya, kurusnya udah terpenuhi, tetapi tujuannya bukan sekadar langsing untuk sekarang, tetapi juga tetap sehat hingga hari tua nanti, Aamiin, Insya Allah.


Jadi, yang punya keinginan kurus, kempesin perut, atau sehat kembali karena berat badan berlebihan, cobalah nikmati program diet yang namanya bisa apa pun itu. Nikmati dan jadikan sebagai gaya hidup tanpa batas waktu atau target tertentu. Biarpun sudah kurus dan langsing, tetaplah pada jalur tersebut.


Jika suatu saat ada waktu di mana kamu terpaksa makan sepotong pizza entah karena kelaparan atau keinginan yang besar, pengeen banget, ya udah, maafin diri kamu. Udah cukup satu potong saja, jangan lebih. Kemudian kembali lagi pada pola makan sebelumnya.


Jadi kurus dan langsing itu memang nikmat banget. Terutama mengingat kita bisa lebih sehat. Tetapi, ada tahapan dan proses tertentu yang pada setiap orang akan berbeda-beda. Pahami dirimu, pahami kebutuhanmu.


Olahraga Hanya Berpengaruh Sekitar 20%, Selebihnya Adalah Makanan yang Masuk ke Dalam Tubuhmu



Kalau kamu nggak mampu olahraga seperti orang-orang di Instagram, yang sampai lompat-lompat dan jengkulitan, please, tetap jaga pola makan kamu. Sebab, olahraga katanya hanya berpengaruh sekitar 20% saja, lho (ini menurut dr. Zaidul Akbar, ya), selebihnya adalah makanan yang masuk ke dalam tubuh.


Saya juga bukan termasuk orang yang kuat olahraga. Paling suka hanya angkat barbel 3 Kg, itu pun hanya beberapa menit. Selebihnya lari naik turun tangga (sambil bawa cucian kotor*eh). Bukan tipe orang yang suka olahraga dan kayaknya nggak bisa juga dipaksa secara saya justru lebih banyak duduk di depan laptop demi menyelesaikan tulisan ketimbang menghabiskan waktu buat lompat-lompat. Tapi, karena sudah banyak mendengar pengalaman orang-orang yang seperti saya, saya pun tetap percaya diri melanjutkannya. Dan hasilnya, BB tetap turun meskipun olahraga hanya bikin keringetan jempol…kwkwk.


Setiap orang pasti punya pengalaman berbeda saat diet. Yang paling sedih, jika nggak bisa konsisten, ya. Coba deh kamu cari pola makan yang paling pas dengan diri kamu, tubuh kamu, dan kebutuhanmu. Kemudian nikmati dan jadikan itu sebagai gaya hidup yang mustahil kamu tinggalkan. Iya, cheat day pun jangan berat-berat. Kok, bisa? Karena udah menemukan ‘rasa nyaman’ sama pola diet yang kamu pilih, kamu juga jadi mikir dong kalau kebanyakan melanggar? Dengan begitu, semoga kamu kuat menjalankan program diet itu. Sehat-sehat, ya? Sebab sehat itu mahal harganya.


Salam,

Comments

  1. Bener mba yang bikin gemuk ya makan banyak jangan nyalahin turunan gitu karena makan mah soal kebiasaan. Kalo pengen langsing ya kurangi makan heheu

    ReplyDelete