Cara Menaikkan Berat Badan Anak Plus Resep Makanan Sehat & Lezat

Wednesday, August 17, 2022

Cara Menaikkan Berat Badan Anak Plus Resep Makanan Sehat & Lezat
Photo by Tanaphong Toochinda on Unsplash


Sejak punya anak pertama hingga kedua, masalah 'berat badan kurang' selalu menghantui hari-hari kami. Terutama waktu si bungsu berusia mulai enam bulan ke atas, dia dan kakaknya sering sekali kena batuk pilek dan diperparah alergi. Hal semacam ini sudah tentu memengaruhi berat badannya, kan? Gimana nggak kurus, sakit-sakitan dan mereka reflek muntahnya mudah sekali. Nggak harus dalam kondisi sakit, makan menu yang nggak disukai, kekenyangan sedikit, makan sebutir nasi keras, bisa muntah, lho.


Jadi ingat zaman menyusui dulu, mereka ini kalau gumoh nggak main-main. Bukan yang sekadar keluar ASI sedikit dari mulutnya, melainkan bisa muntah hebat sampai dari hidung. Padahal, ini hanya gumoh, lho. Apakah kondisi ini normal? Sejauh ini kalau ke dokter sih katanya nggak ada masalah dan baik-baik saja. Jadi, ya dijalani saja dengan legowo.


Waktu usia sekitar 6 bulan, si bungsu pernah demam sampai berhari-berhari tanpa gejala. Jadi, nggak ada batuk pilek, nggak ada diare, dan yang lainnya. Hanya demam terutama ketika jam 2 malam. Saya bawa ke rumah sakit ke mana-mana. Bolak balik cek darah dan cek urin sesuai saran dokter, semua hasilnya normal. 


Terakhir waktu itu saya bawa ke dr. Apin di Rumah Sakit Pasar Rebo. Saya percaya nih sama dr. Apin karena beliau salah satu dokter yang aktif di Milis Sehat. Dari sekian banyak dokter spesialis anak, rata-rata mereka nggak ngasih diagnosa pasti, tapi memberikan antibiotik tanpa tahu penyebab sakit anak saya ini apa. Katanya, bisa aja virusnya udah berubah jadi bakteri. Emang bisa, ya? :)


Namun, saat sampai di ruang dr. Apin, beliau lihat hasil cek darah dan urin, kemudian membolak balik si bungsu dan berkata, nggak masalah, kok ini. Dia baik-baik aja. Hanya memang usia sekolah dan ada adik di rumah memang rentan buat kena batuk pilek yang ping pong. Kesannya nggak sembuh-sembuh. Memangnya mau pisah rumah biar nggak ketularan? katanya. Beliau juga bilang ke saya, “Ibu ke sini hanya mau buktiin ke Bapak kan kalau anaknya baik-baik aja?”


Mungkin rata-rata anggota Milis Sehat awalnya seperti saya. Mau RUM dan nerapin di keluarga itu berat banget. Penuh ujian terutama dari pasangan. Dan benar, dr. Apin bisa menebak tujuan saya ke sana. Pulangnya kami hanya dibawakan oleh-oleh zat besi karena si bungsu memang anak ASI.


Keesokan harinya, barulah ketahuan kalau anak saya kena radang telinga atau OMA. Dan radang telinganya si bungsu ini termasuk yang berat. Setiap seminggu sekali saya selalu ke dokter THT untuk membersihkan telinganya dan mengobati batuk pileknya yang seperti nggak ada jeda.


Karena kemungkinan besar ada alergi, saya sampai cari banyak dokter alergi untuk memeriksa anak saya. Kami sempat ke RS. Bunda Menteng dan kemudian berakhir cek alergi lengkap di RS. Hermina Jatingera.


Di RS. Hermina, saya konsultasi dengan dr. Herbowo dan mulai program menaikkan berat badan anak. Mereka sempat dikasih resep susu berkalori tinggi, Nutrini Drink. Namun, setelah minum dalam waktu cukup lama, berat badan mereka nggak naik banyak juga. Capek, kan hayati :(


Berat Badan Juga Dipengaruhi Genetik

Cara Menaikkan Berat Badan Anak Plus Resep Makanan Sehat & Lezat
Photo by Tong Nguyen Van on Unsplash


Saya sebenarnya bukan orang yang selalu kurus. Jadi, nggak mungkin kurusnya anak-anak ini diturunkan dari saya…kwkwk. Namun, suami saya mulai bujang sampai sekarang tubuhnya nggak pernah gemuk. Justru berat badannya nyaris sama dengan saya yang tingginya nggak seberapa ini…hiks.


Dokter bilang, anak-anak kami berat badannya termasuk kecil, tapi masih normal. Namun, mereka masuk kategori yang kecil banget gitu, lho…kwkwk. Kalau pergi ke Posyandu bisa bahaya…kwkwk. Bukannya sehat malah dibully seperti teman saya yang saking takutnya sampai-sampai setiap ke Posyandu anaknya dikasih minum yang banyaak dulu biar berat badannya naik. Padahal, kalau dia konsultasi ke dokter spesialis anak, katanya anaknya masih normal, kok walaupun memang kecil. Persis seperti saya, kan? 


Kerabat kami yang anaknya seusia si bungsu juga punya tubuh yang nggak gemuk bahkan nyaris sama seperti anak saya. Padahal, kedua orang tuanya tipe gemuk. Mereka keluarga dokter yang artinya nggak mungkin mereka nggak tahu dan nggak usaha buat gemukin anaknya. Tapi, nyatanya anak-anak kami memang segini-segini aja. Waktu lebaran kemarin beliau bilang, leganya ada yang samaan…kwkwk.


Momen Masuk SD

Waktu si kakak masuk SD, fokus orang-orang bukan ke berat badannya, melainkan ke tahi lalatnya yang ada di pipi. Dari teman sekelas, kakak kelas, sampai wali murid pernah menertawakan dia. It’s okay, ya, Mas. Saya bilang, ketika kamu jadi orang hebat, orang-orang udah nggak akan lihat fisik kamu lagi. Mereka akan fokus pada hal-hal baikmu saja. Jadi, lakukan yang terbaik buat diri kamu. Bunda dan Ayah menerima kamu apa adanya, Nak *sad.


Namun, saat si bungsu masuk SD, fokus orang-orang pasti tertuju sama badan dia yang mungil dan mukanya yang masih baby face…kwkwk. Nggak mungkin anak saya nggak merasa. Namun, insya Allah semua orang tidak mengejek fisiknya, hanya kaget kenapa ada anak SD sekecil dia…kwkwk.


Pernah suatu hari temannya bertanya dengan polosnya, kok kamu kecil? Kamu beneran udah tujuh tahun?


Si bungsu bercerita dan berkata, tapi dia beneran nanya, kok, Bun. Jadi, adek nggak marah.


Setelah banyak kejadian serta komentar serupa, saya akhirnya mulai bersemangat lagi buat naikin berat badan anak-anak. Jadi ingat lagi momen dulu di mana saya sampai mati-matian ke sana kemari buat naikin berat badan mereka yang hasilnya nggak seberapa. Sampai akhirnya saya capek dan ya udahlah emang udah takdir kali :(


Naik 1 kg Dalam Sebulan

Anak saya ini tipe anak-anak yang makannya nggak bisa banyak sekaligus. Mereka nggak seperti anak-anak kebanyakan yang bisa makan burger masih ditambah nasi dan ayam juga. Anak saya makan porsi kecil saja perutnya sudah keras. Jika dipaksa bisa muntah.


Jadi, saya siasati dengan makan porsi kecil, tapi lebih sering. Menunya juga dibanyakin pakai protein hewani terutama daging merah. Menurut dokter spesiali anak yang menangani anak saya, mereka nggak butuh banyak sayur dan buah. Makan dalam jumlah wajar aja, tapi untuk daging merah sebaiknya dibanyakin. Ikan, telur, ayam juga boleh.


Saya sempat searching di Youtube juga tentang hal ini. Ada pengalaman ibu muda dengan balitanya yang berhasil menaikkan berat badan dengan memberikan menu daging setiap hari selama minimal 6 bulan. Hasilnya memang jadi chubby gitu pipinya…kwkwk.


Dia susah makan, makannya nggak bisa banyak. Jadi, daging sapinya dihaluskan kemudian diberikan sedikit tepung beras dan beberapa jenis saus supaya ada rasa. 


Kebayang makan daging mulu, apa nggak eneg, ya? Awalnya memang terpaksa katanya. Tapi ternyata jadi kebiasaan. Begitu juga dengan anak saya. Awalnya dia makan malas-malasan, setelah rajin diberikan makan lebih sering, dia jadi anak yang mudah lapar dan senang ngemil.


Begini jam makannya, pagi hari dia makan nasi dan lauk, istirahat pertama di sekolah dia makan camilan plus susu UHT, siang makan berat di sekolah. Jumlah makan di sekolah nggak pernah saya bawakan banyak karena dia kadang nggak bisa kalau terlalu kenyang, khawatir muntah. Jadi, saya berikan makan berat di sore hari atau diganti camilan, tapi yang mengandung karbohidrat gitu seperti kentang, sereal, roti, atau bahkan olahan daging. Pulang sekolah dia minum susu kurma yang saya buat sendiri. Malamnya dia makan berat seperti biasa. Untuk susu kurma saya buat dari 7 butir kurma ditambah 4 sdm susu formula. Kemudian haluskan dan saring. Jadikan dua gelas. 


Selama sebulan terakhir, baik si bungsu yang sudah 7 tahun dan kakaknya yang 11 tahun sama-sama sudah naik berat badannya sampai 1 kg lebih. Rasanya kayak mimpi. Terharu…huhu. Mari kita update sebulan ke depan, ya. Insya Allah akan saya ceritakan kembali hasilnya.


Namun, ternyata capek banget mesti bolak balik nyiapin makan, tuh…kwkwk.


Resep Makanan Sehat Untuk Menaikkan Berat Badan Anak

Cara Menaikkan Berat Badan Anak Plus Resep Makanan Sehat & Lezat
Photo: Dok pribadi


Anak-anak harus makan apa saja supaya berat badannya cepat naik? Seperti saya ceritakan sebelumnya, dari dokter spesialis anak yang menangani anak saya dan juga cerita dari teman-teman saya yang lain, berat badan anak bisa naik lebih cepat kalau kita kasih mereka banyak protein hewani, terutama daging merah.


Nah, PR banget kan ngasih anak kecil makan daging karena rata-rata mereka nggak bisa ngunyah daging dan menelannya? Solusinya memang mesti diolah, dihaluskan, dan dibuat berbagai macam menu yang enak buat mereka.


Beberapa resep yang akan saya share ini tidak memiliki takaran…kwkwk. Karena saya lebih sering pakai perasaan kalau masak, sih. Gimana dong? Tapi, siapa tahu idenya bisa dipakai, ya :D


1. Rolade Daging Sapi

Saya sering bikin nugget ayam udang sendiri di rumah. Jadi, rolade ini sebenarnya resepnya nggak beda jauh-jauh dari nugget atau chicken egg rolls gitu. Bahan utamanya saja diganti dengan daging sapi segar dan pilih bagian yang nggak banyak lemak, ya. 


Bahan-bahannya simpel, ada daging, telur, terigu, saus tiram sedikit, bawang putih, garam, merica bubuk, dan pakai es batu ketika menghaluskan dagingnya, ya.


Bahan-bahan yang tercampur rata itu kemudian dikukus dan dipotong-potong setelah dingin. Goreng langsung ketika akan menyantap. Bisa juga dicelup ke kocokan telur atau tepung bumbu. Hasilnya enak. Anak-anak doyan. Mereka makan dengan nasi hangat atau dicamil bersama kentang goreng. Dengan begini, anak-anak bisa makan daging, kan?


Catatan: Jumlah tepung terigu hanya sedikit. Hanya supaya daging merekat. Untuk 1kg daging bisa pakai maksimal 5 sdm.


2. Bakso Sapi

Resep bakso sudah banyak, ya? Di sini saya juga pernah share. Bakso sapi bisa disantap begitu saja atau bisa pakai nasi hangat. Bakso bisa dikreasikan dengan tahu yang lembut dan ditambahkan sayuran seperti sawi hijau. Yummy!


3. Spageti Daging Giling

Ini menu simpel banget sih karena saya pakai saus spageti yang sudah siap pakai. Supaya anak-anak bisa makan daging, kita bisa campurkan daging giling ke dalam saus spagetinya. Cara bikinnya juga gampang banget, kok. 


Haluskan daging dan juga bawang bombay kemudian tumis sampai matang dan harum. Bumbui dengan garam dan merica bubuk. Olahan daging ini bisa langsung dicampurkan ke dalam tumisan saus spageti, ya. Tinggal aduk ke spageti.


4. Risoles Rogut Isi Daging Sapi

Eneg nggak tuh makan daging mulu? Kwkwk. Salah satu menu enak lainnya yaitu risoles isi daging sapi cincang atau daging sapi giling. Resep risoles rogut bisa pakai resep yang teman-teman punya, tapi ganti isian rogut berupa sayuran atau daging ayam dengan daging sapi giling. Dagingnya yang banyak, ya dan tambahkan juga potongan wortel yang diriis dadu kecil. Asli ini enak dan kita bisa simpan buat stok di kulkas.


5. Perkedel Daging

Suka bikin perkedel kentang? Kali ini kita campur juga perkedel kentangnya dengan daging giling, ya? Jangan pakai daging yang banyak lemak atau urat supaya tidak alot. Jangan lupa tumis dulu dagingnya seperti saat kita membuat tumisan daging untuk campuran spageti, ya.


Daging yang sudah ditumis dengan bawang bombay ini wangi dan enak banget. Bisa disimpan di kulkas dan digunakan untuk campuran berbagai macam menu.


Gimana? Sudah cukup banyak, kan resepnya? Hehe. Semoga bisa membantu teman-teman yang punya masalah sama seperti saya. Jangan menyerah, ya. Memang rasanya capek dan melelahkan sekali, tapi kalau ada hasilnya, kita pun jadi ikut lega.


Saya nggak tahu anak saya ini bisa naik berat badannya karena susu kurma yang rutin diberikan setiap hari atau karena memperbanyak jumlah makan? Intinya semua dicoba dan dicoba. Asal sehat dan aman, insya Allah nggak masalah dikonsumsi.


Salam hangat,


Comments

  1. Lha kok mirip si bungsu saya yang usianya 6 tahun? Pilih-pilih makan dia mah. BB-nya naiknya dikit-dikit jadinya. Ga terlalu suka makan nasi, jadi selang-seling sama karbo lain. Ngasih daging juga PR banget, kudu berbentuk olahan emang :D

    Nah, kalo UHT plain dia suka banget. Tinggal ditambah kurma trus diblender ternyata yaa. Saya bikin susu kurma kalo pas Ramadan aja, sih. Pake UHT, bukan sufor. Tapi bolehlah ini dicoba buat si kecil. Sapa tau ikutan naik kayak anak Mbak Muyass.

    Kalo berkaca dari kakaknya yg dulu juga picky eater, seiring waktu anaknya jadi pemakan segala, sih :D Alhasil, waktu itu badan kakaknya udah lebih berisi walaupun ga gemuk amat, gitu. Seru emang the world of ngemong anak ini :)

    ReplyDelete
  2. Masya Allah dulu kayaknya aku kecil kayak adek deh. Sampe temenku bilang enak ya kalo upacara di depan terus dan pas kuliah tingginya sama kok beb, alhamdulillah lah yang penting sehat ya keluarga kita. Klo anakku sekarang usia tk a tapi badan tk b, makan normal 3 kali, pagi harus sarapan soalnya klo makan dikit takut tantrum di sekolah daripada bekal berat ga dimakan ya kan. Mba muy rajin banget bikin2 home. Made gt masya Allah semoga nanti aku bisa bikin kaget sendiri n susu kurma hehehe

    ReplyDelete
  3. Mbak, dua dari tiga anakku kayak gini. Badannya kecil kayak aku, padahal obat cacing rutin konsumsi. Trus makannya juga banyak kayak emaknya. Wkwkwk, tapi memang lincahnya luar biasa pas usia balita tuh hingga usia SD. Makasih sharing resepnya, uenak uenak

    ReplyDelete
  4. Mayan juga baca resep mba Muyass. Buat nambah ide untuk masak. Suka bingung aku tuh. Padahal anakku ya udah umur 20 taun.. Tp msh aja bingung bikin menu haaa

    ReplyDelete
  5. Aku tim yang suka coba masak berbagai varian baru untuk anak mbak. Karena mau gimana pun, trafik bb ini penting banget kan ya

    ReplyDelete
  6. Dulu aku trmasuk punya badan yang gembul pas kecil eh masuk sekolah menengah malah jd kurus sampe sekarang, lg berusaha naikin badakn lagi dikit-dikit

    ReplyDelete