Budaya Nonton dan Main Gadget pada Anak, Bisakah Dihindari?

Saturday, April 6, 2019

Budaya Nonton dan Main Gadget pada Anak, Bisakah Dihindari?
Photo by Robo Wonderkind on Unsplash


Apa? Kamu sebut itu budaya? Haha. Iya, kebiasaan yang dilakukan hampir oleh semua anak kecil pada zaman sekarang. Teman saya sempat kaget dan berulang kali bertanya, Jadi sampai detik ini anakmu masih dilarang nonton televisi setiap hari dan nggak dikasih gadget?

Yup! Betul sekali. Sebenarnya, saya bukan termasuk orang tua yang berhasil nggak ngasih fasilitas itu sejak mereka lahir. Anak-anak juga sempat merasakan seneng dan hebohnya bisa melihat televisi hampir setiap hari dan nonton video di tablet atau handphone. Masalahnya, emaknya keburu gatel melihat perubahan drastis itu dan segera menjauhkan benda asing tersebut dari jangkauan mereka.


Iya, saya juga pernah salah. Sama seperti kamu. Pernah khilaf dan ngasih kebebasan buat mereka untuk bermain gadget setiap hari. Tapi, di handphone atau tablet saya dan suami memang tidak pernah dipasang aplikasi game. Saya dan suami memang nggak suka main game. Jadi, wajar jika di handphone kami bersih. Lalu gimana dengan anak-anak? Mereka juga nggak akan meminta jika kita juga nggak pernah memainkannya.

Anak-anak main gadget atau nonton televisi itu sudah mejadi kebiasaan yang lumrah terjadi saat ini. Saya pribadi memang punya tablet, tapi sejak awal itu memang dipakai untuk bekerja alias menggambar. Jadi, jika mereka meminjam untuk menggambar, saya membolehkannya. Jika tidak, ya nggak ada yang bisa dilakukan menggunakan barang persegi itu.


Waktu si bungsu kemarin dikhitan, saya sempat memberikan dia tablet untuk nonton beberapa video kartun dari Youtube. Itu adalah kesengajaan memang…haha. Harapannya semoga dia nggak rewel setelah biusnya habis. Ujung-ujungnya saya tarik kembali setelah dia merasa nyaman dan membaik. Jahad, ya? Memang salah dan khilaf yang disengaja ini. Karena merasa saya udah nggak mampu duluan melihat betapa mengerikannya proses khitan...haha. Padahal, anaknya santai saja ternyata...hihi.


Kenapa segitu alerginya sama gadget?

Nggak alergi juga, sih. Saya juga suka main sosial media di handphone dan pada akhirnya saya merasa bahwa itu hanya membuang waktu. Sama ketika anak-anak bermain gadget. Manfaat sama akibat buruknya nggak seimbang sama sekali. Mereka bisa lupa waktu, lupa shalat, mati gaya kalau televisi mati, dan nggak kreatif.


Berasa banget ketika televisi nggak dinyalakan, sulung bingung mau ngapain di rumah. Padahal, jika tidak dibiasakan menonton, dia akan sangat kreatif dan banyak ide. Yang paling gemas mungkin salah satunya ketika dipanggil nggak langsung menyahut alias lama banget…kwkwk. Emaknya emosi, tolooong…haha.



Sejak awal saya memang merasa bahwa gadget itu nggak selalu membawa hal positif terutama bagi mereka yang memang belum membutuhkannya. Akan ada saatnya mereka mengerti dan membutuhkan itu, tetapi bukan saat ini.


Kenapa anak-anak senang sekali bermain gadget dan nonton televisi?

Saya hanya bicara dari apa yang saya pahami selama ini. Iya, ketika anak kebutuhannya tidak dipenuhi, dalam hal ini soal kebersamaan dengan teman, orang tua, maka dia akan mencari hal lain yang lebih menyenangkan dari sekadar hanya duduk diam.


Anak-anak yang cenderung susah dipisahkan dari gadget kebanyakan karena kebutuhannya kurang terpenuhi. Misalnya orang tua sibuk bekerja atau ada di rumah, tetapi tidak sepenuhnya menemani anak-anaknya.


Nonton atau bermain game itu bikin candu. Benar, kan? Coba saja kamu kasih dia nonton dua hari, besoknya pasti akan meminta lagi sampai gulung-gulung di lantai kecuali kamu ganti dengan aktivitas menarik lainnya.


Nonton atau main gadget itu boleh asalkan seimbang dengan kegiatan lainnya

Mustahil banget menghindarkan anak-anak dari aktivitas nonton televisi dan bermain gadget. Bahkan kadang di sekolah bu guru juga ngasih muridnya nonton. Kadang teman atau saudara ngajakin anak kita main gadget. Jadi, mustahil banget menyembunyikan semua itu dari dunia mereka.


Dan menurut saya, hal ini memang nggak perlu disembunyikan sampai segitunya. Sebab mereka juga harus tahu dan paham. Maka tugas kitalah sebagai orang tua untuk pandai-pandai mengedukasi anak-anak supaya mereka paham apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat nonton televisi dan memegang gadget.


Usahakan ajak mereka melakukan kegiatan lainnya. Jangan hanya melulu nonton saja. Ujung-ujungnya mereka akan memilih itu setiap hari. Coba ajak mereka bermain sepeda, biarkan mereka bermain di luar atau temani mereka jika memang kita tidak bisa membiarkan mereka bermain di luar sendiri.


Bagaimana cara mengurangi ketergantungan pada gadget atau nonton televisi?

Orang tua lain mungkin berbeda pandangan dengan saya dalam hal ini. Tapi, saya pribadi cenderung akan mengatakan bahwa alasan terbesar mereka sampai kecanduan adalah kita sendiri sebagai orang tua yang nggak bisa membatasi. Intinya itu salahnya di kita, bukan anak-anak.


Maka, ketika semua sudah terlanjur buruk dan candu, kita juga yang bisa membuang kebiasaan buruk itu dari mereka. Tapi, ternyata itu nggak mudah. Kebanyakan orang tua nggak tega dan banyak alasan lainnya sehingga tetap membiarkan anak-anak bermain gadget setiap hari.


Cobalah ajak mereka bermain dan seru-seruan bareng. Mereka akan sangat mudah lupa jika memang ada kegiatan penggantinya. Yang sulit itu jika kita hanya sekadar melarang dan melarang tanpa ada solusi.


“Kamu bisa bermain sepeda bersama Mama hari ini. Kita bisa balapan!” atau
“Kita baca buku sama-sama, yuk! Setelah itu kita bikin cerita sendiri, gimana?” atau
“Kayaknya kamu udahan nontonnya. Mama pengen bikin sesuatu buat kamu. Bantuin Mama, ya!”


Cara seperti ini akan efektif Insya Allah. Terus berikan kegiatan pengganti sehingga mereka lupa dan sadar bahwa bukan nonton saja yang asyik. Ternyata ada kegiatan lainnya yang lebih seru dan menyenangkan.


Kebersamaan dengan orang tua memang jadi prioritas utama. Mereka yang dibesarkan dengan ‘tidak utuh’ akan mencari pelampiasan lainnya. Jadi, penuhi apa yang menjadi kewajiban kita sebagai orang tua. Jangan abai, jangan lupa!


Salam,

Comments

  1. Sedikit sekali orang tua yg aware sama hal kayak gini. Kalau dengan tv dan gadged asalkan anaknya nggak rewel, malah seneng.
    Saya sendiri sih kayaknya hampir nggak pernah nonton tv, paling cuma nonton siaran live bola aja.
    Tp udah komit sih nnti kalau tinggal di tempat sendiri nggak bakal nyediain tv, krn dampak negatifnya kayaknya lebih gede dari dampak positifnya. Tp, yah, itu opini saya pribadi, ehehe.

    ReplyDelete
  2. Ngga bisa dipungkiri kalau fungsi gadget sedikit banyak mempengaruhi kepandaian dan tambahan ilmu buat bocah, tapi punya sisi ngga baiknya juga kalau .. bikin kecanduan.
    Pernah beberapakali lihat di mal, anak-anak kecil semuanya bawa gadget dan kesemuanya juga pada sibuk masing-masing mainin gadgetnya ..., kesannya udah jauh banget dari kegiatan bersosialisasi secara langsung dengan teman-temannya.

    ReplyDelete
  3. I aggre n i feel u mba, baru umur mau 2th baru liat video n tv soalnya riweuh gada art, jadi sekarang lebih baik stimulasi n ajak anak jalan atau main ke mesjid, semangat

    ReplyDelete