Cara Merampungkan Naskah Buku Tanpa Banyak Alasan

Wednesday, March 13, 2019

Cara Merampungkan Naskah Buku Tanpa Banyak Alasan
Photo on Unsplash


Segala sesuatu yang kita kerjakan memang harus dinikmati dan disyukuri. Rezeki nggak akan ke mana, ya? Meski hampir semua blogger terhempas penuh drama karena DA terjun bebas, tapi sebagian besar dari kita pun sadar, bahwa DA bukan segalanya, kok.


Kalau tidak dinikmati, sudah hampir semua blogger pensiun kali, ya. Dan sejak melihat DA saya turun hingga ke angka 9, saya pun pasrah dan memutuskan untuk fokus menulis saja. Apalagi belakangan udah jarang banget bisa ngisi blog setiap hari. Jadi, nggak ada jalan lain selain dinikmati saja. Toh tujuan awal ngeblog memang buat menulis, tidak lebih. Ketika mulai paham sedikit demi sedikit, dapat job jadi mencemari niat yang sebenarnya…kwkwk.


Lupakan soal DA. Kita bahas bagaimana menuntaskan naskah yang sudah setengah jalan atau bahkan masih baru judul aja, nih? Tega banget baru judul udah minta lekas rampung…hahaha. Bermimpi, kan gratis, nggak ada yang melarang, asal jangan kelamaan bermimpinya supaya nggak tertinggal sama yang lain.

 
Di saat kita sedang bersantai nonton drama Korea, bisa jadi orang di sebelahmu sedang serius merampungkan naskahnya. Jadi, wajar jika kamu masih duduk di sofa, eh dia udah naik tangga *ngapain? Benerin genteng? Haha.


Saya percaya, rezeki itu memang bergerak, dia akan datang ketika kita terus bergerak atau mengusahakannya. Setelah membaca buku ustadz Arafat yang berjudul Hijrah Rezeki, saya pun yakin, rezeki itu akan menghampiri saya jika saya mau usaha.


Salah satu usaha yang bisa kamu lakukan demi melihat bukumu terbit dan majang di toko buku adalah dengan merampungkan naskah kamu sendiri. Iyalah, kesuksesan itu ada di tangan kamu, bukan di tangan mereka yang meremehkanmu! *perlu banget pakai tanda seru, ya? Hahaha.


Ketika menyusun outline, biasanya kita bersemangat banget. Kayaknya naskah itu akan selesai seminggu ke depan. Rasanya nggak bakalan kena rasa malas apalagi mengingat ide yang kamu temukan benar-benar cemerlang banget.


Sayangnya, ketika baru mulai satu hingga dua bab, ternyata kamu sudah galau nggak jelas. Pengen nulis ide lain aja, deh. Padahal yang pertama saja baru tiga bab, lho. Duh, mulai berat. Akhirnya istirahat sejenak, main-main Instagram sampai lewat satu hingga dua jam berlalu tanpa faedah…hehe. Iya, itu saya banget…haha. Gimana dengan kamu?


Lalu apa yang bisa kita lakukan supaya naskah yang sudah kita buat kerangkanya bisa berhasil diselesaikan? Mungkin kamu bisa mencoba beberapa tips ini.


Ingat lagi tujuan awal kamu menulis 

Kamu ingat-ingat lagi deh apa tujuan kamu menulis naskah itu? Pastinya ingin mengirimkankannya ke penerbit, mendengar kabar bahwa naskah kamu diterima, dan akhirnya majang di toko buku.


Nah, kalau sekarang kamu menyerah, lalu kapan mimpi itu bisa kamu wujudkan? Sebaiknya kamu lihat teman-teman penulis di sekeliling kamu, jadikan mereka sebagai pelecut semangat, kalau mereka bisa, kenapa kamu tidak?


Kita diciptakan sama. Memiliki 24 jam yang sama, punya kesibukan segunung, bahkan kadang kurang tidur hingga punya mata panda, tapi kenapa kamu menyerah secepat ini? Ayolah, tidak inginkah kamu punya satu buku saja seumur hidupmu? Iya, satu saja. Jika setelahnya kamu ingin lagi, kenapa tidak?


Disiplin mematuhi jadwal yang sudah kamu buat sendiri


Hal paling berat dalam aktivitas satu ini adalah disiplin mematuhi jadwal yang sudah kamu buat sendiri. Kalau ada orang yang menagih, itu pasti akan jauh lebih mudah. Tapi, kalau harus mematuhi aturan yang sudah dibuat sendiri, kayaknya sekali dua kali nggak patuh boleh kali, ya?


Nah, karena alasan inilah kita jadi cenderung meremehkan. Padahal naskah itu bisa kelar sebulan atau dua bulan, tetapi karena kamu suka nggak disiplin, akhirnya malah nggak kelar-kelar bahkan sampai tahun depan.


Memang nggak disiplin dalam menulis tema lain itu godaan banget. Apalagi kalau profesi kita nggak hanya sekadar jadi penulis buku, tetapi juga blogger. Ketika kita menulis naskah, tiba-tiba godaan untuk menulis di blog begitu besar…haha. Alhasil kita malah keasyikan ngeblog dan lupa soal naskah. Itulah yang saya alami meski ngeblog masih sebatas jadi blogger remahan, tapi karena seperti rekreasi, ya menyenangkan banget sampai lupa segalanya…haha.


Kalau sudah begitu, mending kamu jadikan ativitas lain sebagai reward ketika kamu telah berhasil menyelesaikan naskah kamu. Misalnya saja, kamu bisa mulai ngeblog setelah target 2-3 bab naskah kamu hari ini selesai. Atau kamu bisa menyelesaikan membaca buku favorit kamu setelah naskah kamu rampung. Itu benar-benar efektif buat saya pribadi.


Konsisten menulis


Meski kamu sudah terbiasa menulis buku, tapi kalau kamu nggak konsisten, kemampuan menulis itu bisa ditelan angin. Iya, jadi beda aja hasilnya. Sekian lama menulis artikel bisa menghilangkan kemampuan saya menulis naskah anak. Jadi kaku lagi, jadi aneh bahasanya apalagi kalau kamu kurang membaca. Jadi, konsistenlah menulis setiap hari. Jika harus terpaksa berhenti sejenak, jangan terlalu lama karena itu akan mengurangi kemampuanmu. Itu sejauh yang saya alami.


Perbanyak referensi

Kalau kamu tidak ada referensi sebelumnya, dijamin naskah kamu aneh dan garing..hehe. Bukan hanya itu, bisa jadi malah diam di tempat karena nggak tahu apa yang akan kamu kerjakan selanjutnya.


Referensi bisa kamu dapatkan dari buku-buku, majalah, artikel di media online (tapi harus hati-hati mencari sumber), serta dari perpustakaan digital. Salah satunya dengan membaca buku di aplikasi iJakarta. Bukan promosi, ya…haha. Tapi, ini pengalaman saya selama ini. Saya pasang aplikasi ini mulai dari pertama saya tahu sampai saat ini.


Alhamdulillah sangat membantu sekali. Banyak buku-buku yang bisa kita baca dan dijadikan referensi. Nggak perlu melulu membeli buku, apalagi kalau kehabisan ide, bisa baca-baca di sana. Cukup korbankan kuota internet kamu, nggak perlu korbankan diri kamu *apa sih…kwkwk.


Komitmen menyelesaikan naskah

Kalau kamu nggak bisa berkomitmen pada diri sendiri, terus siapa yang bakalan menyelesaikan naskahmu? Kamu harus berjanji pada diri kamu sendiri, bahwa kamu akan merampungkan naskah itu. Jangan kebanyakan berpikir, tapi kerjakan.


Selama ini banyak naskah yang gagal saya rampungkan karena saya mengkhianati janji itu. Iya, sedih banget, kan kalau sampai dikhianati? Makannya naskahnya hanya berupa judul dan kerangka…hehe. Miris banget.


Mulailah dan Pikirkan Kemudian

Seperti yang saya katakan sebelumnya, kalau kebanyakan mikir, gimana hasilnya, berantakan atau tidak, dibaca lagi berulang padahal baru juga satu halaman, itu bakalan bikin lama. Percaya!


Ketika saya menulis naskah, saya tidak membacanya sebelum semua bab selesai saya tulis. Kalau saya bingung mengedit sebelum semua rampung, sudah bisa dipastikan satu bab saja tidak akan pernah selesai atau selesai tapi lama banget.


Karena itu, mulailah dulu. Kerjakan dulu tulisan kamu, baru diedit setelah diendapkan beberapa hari. Jangan kebanyakan nengok naskah yang baru saja ditulis. Biarkan semua selesai dan indah pada waktunya *eaa.


Buat target dan perhitungkan kemampuanmu

Kamu yang paling tahu seberapa besar kemampuanmu saat menulis. Sehari bisa jadi temanmu menyelesaikan dua halaman, tapi kamu ternyata hanya bisa satu halaman per hari. Itu sudah oke asalkan konsisten, kamu akan merampungkan bukumu juga, kok.


Jika kerangka naskahmu terdiri dari 10 bab, dan setiap bab terdiri dari 3 sub bab, maka kamu bisa membaginya menjadi beberapa hari sesuai kemampuan. Pastikan setiap sub bab sudah jelas terdiri dari berapa halaman sehingga sehari kamu bisa kerjakan berapa sesuai kemampuan. Bisa jadi satu bab sehari atau berapa halaman sehari. Simpel.


Anggap targetmu sebagai hutang yang harus dibayar ketika kamu tinggalkan

Jika sehari kamu tidak menulis apa yang telah ditargetkan, maka kamu harus membayarnya di hari berikutnya. Iya, anggap saja kamu sudah berhutang dan kamu harus membayarnya supaya target tetap tercapai.


Ya, memang tidak ada yang semudah membalikkan telapak tangan, tapi ketika target itu tercapai, kamu akan merasa sangat lega.


Yakinlah kamu pasti bisa menyelesaikannya

Meskipun awalnya tampak tidak mudah bahkan kayaknya nggak mungkin, tapi yakinlah bahwa kamu akan melampaui pikiranmu itu. Kalau kamu nggak yakin, lalu bagaimana kamu bisa melakukan semuanya? Penting banget kamu yakin dan teruslah berdoa supaya dimudahkan semua prosesnya.


Itulah beberapa hal yang bisa kamu terapkan supaya naskah kamu selesai dan tidak hanya tersimpan berupa file kosong di laptopmu. Kebayang senangnya bisa menulis buku? Iya, buku kamu bakal majang di toko buku dan dibaca oleh banyak orang. Tolonglah dirimu sendiri sebelum kamu menolong orang lain. Yup! Bantu kamu menyelesaikan targetmu dan raihlah impianmu sebelum kamu membantu mewujudkan impian orang lain.


Salam,

Comments

  1. cita-cita saya banget mba pengen nerbitin sebuah buku.
    udah pernah ngedraft tulisan juga tapi berujung teronggok aja sampai sekarang. belum dilanjutin lagi. nyatanya konsisten itu sulit mba. hehehe

    ReplyDelete
  2. Semoga terwujud ya mbak..aamiin.. :)

    ReplyDelete
  3. Saya malah tak terpikirkan untuk menulis buku, belum ada waktunya dan ingin fokus pada esai bahasa yang kelak dijadikan buku. Sayangnya saya malah asyik dengan blog. Duh, berat banget tantangannya. Padahal mau mulai dengan hal kecil dulu.
    Mungkin saya kurang referensi mengenai bahasa saja jadi kurang bergairah padahal gabung di WAG peminat bahasa yang anggotany aaktif berdiskusi.
    Mbak Muyass ngasih motivasi yang sangat layak diapresiasi bagi insan yang plin-plan macam saya, ha ha.
    Oh ya, soal cerita anak, kemampuan saya mulai berkurang padahal dulu semangat banget. Padahal baca buku anak juga. Yah, terbiasa menulis esai daripada fiksi, sih.

    ReplyDelete
  4. punya keinginan buat buku, tp masih ragu.. takut berhenti tengah jalan

    ReplyDelete
  5. Ya ampyuuun baca artikel mbak muyas yang ini saya kok serada ditampar kiri kanan berulang kali ya. Yeees drakor bagaikan candu...skrg tiap minggu ku jd menunggu babang lee dong wook sama yoo in naa si touch your heart huhuhu...naskah novel belum nambah-nambah. Blog pun bisa posting satu dalam seminggu udah bersyukur banget. Pdhal pengennya 3 postingan dalam seminggu. Hiks. Pengen konsisten juga nulis buat estrilook. Huhuhu...ide di kepala serasa menguap begitu saja.

    ReplyDelete
  6. Keren sekali, Mbak dirimu. Memang kalau nulis buku itu harus bener2 niat banget, karena suka berat di tengah pas kelarin, yang bosen, ada ide baru dll. Tetap semangat, ya, Mbak :)

    ReplyDelete
  7. Nah, buang itu ragu-ragunya jika ingin berhasil :D

    ReplyDelete
  8. Haha, drama korea memang menarik sekali, ya, Mbak. Saya mah jarang nonton, Mbak. Kalaupun nyala isinya kartun kwkwk. Entah harus bangga atau miris ini :D




    ReplyDelete
  9. Hal ini juga berlaku buat skripsi, tesis, .... Makasi banyak mbak Muyasss. Doakan naskah saya terbit ya mbak :))

    ReplyDelete