Tuesday, April 9, 2019

Kaos Kaki Boxset Terminal Socks, Nyaman dan Berkualitas

Kaos Kaki Boxset Terminal Socks, Nyaman dan Berkualitas
Photo: Dok pribadi


Selama ini, saya jarang dan kurang memperhatikan kebutuhan kaos kaki. Yang penting punya, yang penting bisa dipakai. Nggak peduli apakah kaos kaki itu nyaman, motifnya apa, warnanya apa. Nggak pernah peduli…haha.


Kebutuhan kaos kaki memang penting, tapi kerap kita abaikan. Mentang-mentang jarang terlihat, kita jadi cuek dan nggak peduli. Itu sih saya. Tapi, kemarin akhirnya sadar ketika melihat kaos suami yang sudah nggak jelas bentuk dan wujudnya. Ternyata hal kecil seperti ini juga harus kita perhatikan. Sebab meskipun jarang terlihat, tetapi kaos kaki merupakan kebutuhan yang sering banget kita gunakan dalam aktivitas sehari-hari.


Mencari kaos kaki tidak melulu soal motif dan warnanya yang bagus dan lucu. Kadang, kaos kaki yang ada di pasaran mudah sekali sobek ujungnya meskipun motifnya menarik. Kadang juga cepat melar sebelum waktunya. Buat orang dewasa, motif dan warna bisa dinomorduakan, ya. Yang penting nyaman dan berkualitas. Itu sudah bisa memenuhi kebutuhan kita.


Kaos kaki khusus muslimah atau perempuan kebanyakan panjangnya hampir selutut. Baik yang model jempol atau bukan. Bagian bawahnya berwarna hitam. Buat saya, kaos kaki seperti itu nyaman-nyaman saja digunakan, tapi akan lebih nyaman jika panjangnya dikurangi sedikit saja. Bisa jadi ini disebabkan karena tinggi saya yang nggak seberapa sehingga kaos kaki semacam itu terasa sangat panjang ketika dipakai.


Tapi, sekarang saya nggak perlu pusing memikirkan kaos kaki lagi. Sebab, sudah ada kaos kaki boxset Terminal Socks yang nyaman dan dikemas sangat cantik. Bahkan bisa kamu jadikan kado juga buat orang terkasih.


Kaos kaki Boxset Terminal Socks punya banyak pilihan warna dan motif

Kaos Kaki Boxset Terminal Socks, Nyaman dan Berkualitas
Photo: Dok pribadi



Baru kali ini menemukan kaos kaki dikemas dalam box dengan varian warna dan motif yang sangat menggemaskan. Untuk kaos kaki pria, kamu bisa menemukan beberapa motif seperti Diamond, motif lingkar, dan dot jaring.


Sedangkan untuk kaos kaki perempuan, tersedia dalam varian warna yang sangat menggemaskan, cerah, dan pastinya bisa disesuaikan juga panjang dan pendeknya sesuai keinginan.


Saya pribadi langsung jatuh hati ketika kaos kaki ini tiba di rumah. Kemasannya rapi, tertata apik, dan pastinya sangat berkualitas.


Berkualitas dan harga terjangkau


Kaos kaki Terminal Socks dibuat dari katun dan polyester. Sangat nyaman dikenakan dan nggak mudah melar. Kelebihan dari kaos kaki ini adalah dapat mengontrol bau, anti bakteri, daya serap tinggi, lembut, nyaman dikenakan, dan pastinya nggak gampang menyusut ketika dicuci.


Kelebihan tersebut bisa kamu dapatkan dengan harga terjangkau, lho. Satu set kaos kaki Terminal Socks ini bisa kamu peroleh dengan harga 100 sampai 120 ribu saja. Beberapa varian lainnya juga bisa kamu lihat di online shop seperti Tokopedia atau Bukalapak.


Hari gini masih galau mikirin kaos kaki yang melar dan berlubang? Duh, jangan seperti saya yang ketinggalan zaman. Cobain yuk koleksi kaos kaki dari Terminal Socks ini. Warna dan motifnya dijamin bikin hati senang. Dikenakan nyaman dan pastinya ringan di kantong.


Buat kita orang dewasa, kaos kaki adalah kebutuhan yang tak bisa dinomorduakan meskipun jarang terlihat oleh mata. Pria butuh kaos kaki untuk aktivitas sehari-hari seperti ketika ke kantor dan olahraga. Sedangkan kita yang perempuan hampir tak pernah lepas dari kaos kaki karena kebutuhan menutup aurat. Kalau sudah begini, jangan kamu abai lagi.


Yuk, pilih kaos kaki berkualitas dengan harga terbaik di kelasnya! *Sudah mirip kampanye saja, ya...haha.


Salam,

Sunday, April 7, 2019

Lebih Penting Mana, Mengajari Anak Gemar Membaca atau Segera Pandai Membaca?

Lebih Penting Mana, Mengajari Anak Gemar Membaca atau Segera Pandai Membaca?
Photo by Yael Gonzalez on Unsplash


Saya mungkin termasuk orang tua yang tidak pernah merasakan susahnya ngajarin anak membaca. Sempat membayangkan gimana cara saya mengajari si sulung membaca sedangkan untuk mengeja saja saya nggak pandai? Haha.


Tetangga dekat juga sempat buru-buru cari tempat les membaca sebelum anaknya masuk SD. Saya? Nggak sampai ke sana. Jadi, sebenarnya apa perlu kita mengajari anak segera pandai membaca pada usia dini? Misalnya usia TK?

Saya termasuk orang yang nggak setuju jika ada orang tua mengajari anaknya belajar membaca terlalu dini. Memang kesannya seperti sangat pintar, cerdas, membanggakan. Tapi, sebenarnya itu tidak selalu baik bagi anak-anak, lho.

 
Sejak anak-anak masih kecil, saya membiasakan mereka gemar membaca dimulai dari seringnya saya membacakan buku-buku sebelum mereka beranjak tidur, bahkan jauh sebelum mereka mengenal huruf dan angka. Saya lebih suka melakukan itu ketimbang harus mengenalkan huruf satu per satu.


Ada banyak anak pandai membaca, tetapi belum tentu mereka menyukainya. Kalau sudah begitu, apa yang bisa orang tua lakukan? Bukankah yang penting adalah menanamkan budaya gemar membaca ketimbang hanya sekadar lekas bisa?


Si sulung bisa membaca saat masuk TK B. Itu pun tanpa perjuangan keras dari saya dan guru-gurunya. Masya Allah, gurunya bahkan sempat heran kenapa tiba-tiba dia bisa membaca kalimat pada sebuah papan di tengah jalan tepat saat dia dan teman-temannya pergi berwisata bersama.


Sedangkan saya juga tak pernah menyangka kenapa dia bisa secepat itu pandai membaca padahal sebelumnya tidak bisa. Setelah membaca beberapa sumber, kemungkinan besar itu bisa saja terjadi karena sejak kecil saya sudah mengenalkannya dengan buku, membiasakan membacakan cerita sebelum tidur, kadang meminta dia bercerita sesuai versinya. Kita selalu punya cara untuk bersenang-senang dengan buku.


Si sulung saat ini usianya sudah masuk 8 tahun. Setelah bisa membaca, dia jadi senang sekali berburu buku. Setiap ke mall, saya mengajaknya mampir ke toko buku dan menyuruhnya memilih satu atau dua buku untuk dibaca saat tiba di rumah. Sampai sekarang, kebiasaan kecil seperti ini selalu menarik bagi kami. Jadi, tujuan ke mall nggak pernah mampir beli mainan, tapi beli buku…haha.


Nggak pernah merencakan sebelumnya akan seperti sekarang di mana dia mencintai buku dan suka membaca. Jika sudah membeli buku, dia akan membacanya seharian sampai selesai. Kadang lebih gila daripada emaknya. Kebiasaan membacanya itu kadang bikin takjub juga. Tapi, dia bukan kutu buku juga yang selalu bermain bersama buku. Dia punya kehidupan normal, suka nonton televisi, bermain sepeda, atau membuat prakarya dari barang bekas. Bahkan akhir-akhir ini, dia senang menulis cerita dan membuat komik.


Nggak bisa dipungkiri, kesenangannya membaca diawali dari perkenalannya dengan buku-buku sejak usia dini. Seingat saya, dia dapat menghapal teks pada buku bahkan sebelum usianya 2 tahun. Saat itu dia tidak bisa membaca, dia hanya menghapal saking seringnya dibacakan buku…haha. Dan hal semacam ini terulang pada si bungsu yang sekarang berusia 3,5 tahun.


Sebelum tidur, dia mengambil 4 buku berseri dari Tiga Ananda dan dua kumpulan cerita dari BIP. Dia akan berhenti meminta saya membaca jika semua buku itu sudah saya bacakan…haha. Kadang capek juga, kan? Tapi, bukankah ini yang diinginkan oleh hampir semua orang tua?


Membuat anak-anak senang membaca buku buat saya tidak dengan cara membuat mereka pandai membaca sejak usia dini, melainkan membuat mereka menyukai buku terlebih dulu. Dia kadang menghabiskan satu buku sambil bercerita menggunakan versinya.


Nggak heran, jika belanja buku setiap bulan jauh lebih banyak ketimbang belanja mainan. Sampai akhirnya saya memilih untuk lebih sering membeli buku anak-anak ketimbang buku untuk saya sendiri. Dan ujung-ujungnya saya pun belajar lebih banyak tentang buku anak-anak dari buku-buku mereka. Ketika main ke toko buku, saya langsung menuju rak buku-buku anak. Iya, buku itu bisa jadi bacaan untuk anak-anak, bisa juga untuk referensi saya sebagai penulis buku cerita anak.


Buku adalah jendela dunia. Dengan mengenalkan buku sejak dini pada anak-anak, kita pun akan terbantu karena proses sederhana itu akan membantu mereka pandai membaca tanpa perlu dipaksa, tanpa harus masuk bimbel, dan apa pun itu. Beruntung, sekolah si sulung tidak menilai kemampuan anak-anak dari seberapa pandai mereka membaca, melainkan melalui kesiapan mereka belajar di kelas nanti.


Jadi, nggak heran jika kelas 1 SD masih ada yang belum lancar membaca, tetapi lolos masuk SD di sana. Mereka belajar pelan-pelan. Anak-anak paling nggak boleh dipaksa meski kelihatannya mereka pasti bisa. Jadi, penting mana mengenalkan buku sejak dini dan membuat mereka suka membaca atau membuat mereka segera pandai membaca?


Salam,

Saturday, April 6, 2019

Budaya Nonton dan Main Gadget pada Anak, Bisakah Dihindari?

Budaya Nonton dan Main Gadget pada Anak, Bisakah Dihindari?
Photo by Robo Wonderkind on Unsplash


Apa? Kamu sebut itu budaya? Haha. Iya, kebiasaan yang dilakukan hampir oleh semua anak kecil pada zaman sekarang. Teman saya sempat kaget dan berulang kali bertanya, Jadi sampai detik ini anakmu masih dilarang nonton televisi setiap hari dan nggak dikasih gadget?

Yup! Betul sekali. Sebenarnya, saya bukan termasuk orang tua yang berhasil nggak ngasih fasilitas itu sejak mereka lahir. Anak-anak juga sempat merasakan seneng dan hebohnya bisa melihat televisi hampir setiap hari dan nonton video di tablet atau handphone. Masalahnya, emaknya keburu gatel melihat perubahan drastis itu dan segera menjauhkan benda asing tersebut dari jangkauan mereka.


Iya, saya juga pernah salah. Sama seperti kamu. Pernah khilaf dan ngasih kebebasan buat mereka untuk bermain gadget setiap hari. Tapi, di handphone atau tablet saya dan suami memang tidak pernah dipasang aplikasi game. Saya dan suami memang nggak suka main game. Jadi, wajar jika di handphone kami bersih. Lalu gimana dengan anak-anak? Mereka juga nggak akan meminta jika kita juga nggak pernah memainkannya.

Anak-anak main gadget atau nonton televisi itu sudah mejadi kebiasaan yang lumrah terjadi saat ini. Saya pribadi memang punya tablet, tapi sejak awal itu memang dipakai untuk bekerja alias menggambar. Jadi, jika mereka meminjam untuk menggambar, saya membolehkannya. Jika tidak, ya nggak ada yang bisa dilakukan menggunakan barang persegi itu.


Waktu si bungsu kemarin dikhitan, saya sempat memberikan dia tablet untuk nonton beberapa video kartun dari Youtube. Itu adalah kesengajaan memang…haha. Harapannya semoga dia nggak rewel setelah biusnya habis. Ujung-ujungnya saya tarik kembali setelah dia merasa nyaman dan membaik. Jahad, ya? Memang salah dan khilaf yang disengaja ini. Karena merasa saya udah nggak mampu duluan melihat betapa mengerikannya proses khitan...haha. Padahal, anaknya santai saja ternyata...hihi.


Kenapa segitu alerginya sama gadget?

Nggak alergi juga, sih. Saya juga suka main sosial media di handphone dan pada akhirnya saya merasa bahwa itu hanya membuang waktu. Sama ketika anak-anak bermain gadget. Manfaat sama akibat buruknya nggak seimbang sama sekali. Mereka bisa lupa waktu, lupa shalat, mati gaya kalau televisi mati, dan nggak kreatif.


Berasa banget ketika televisi nggak dinyalakan, sulung bingung mau ngapain di rumah. Padahal, jika tidak dibiasakan menonton, dia akan sangat kreatif dan banyak ide. Yang paling gemas mungkin salah satunya ketika dipanggil nggak langsung menyahut alias lama banget…kwkwk. Emaknya emosi, tolooong…haha.



Sejak awal saya memang merasa bahwa gadget itu nggak selalu membawa hal positif terutama bagi mereka yang memang belum membutuhkannya. Akan ada saatnya mereka mengerti dan membutuhkan itu, tetapi bukan saat ini.


Kenapa anak-anak senang sekali bermain gadget dan nonton televisi?

Saya hanya bicara dari apa yang saya pahami selama ini. Iya, ketika anak kebutuhannya tidak dipenuhi, dalam hal ini soal kebersamaan dengan teman, orang tua, maka dia akan mencari hal lain yang lebih menyenangkan dari sekadar hanya duduk diam.


Anak-anak yang cenderung susah dipisahkan dari gadget kebanyakan karena kebutuhannya kurang terpenuhi. Misalnya orang tua sibuk bekerja atau ada di rumah, tetapi tidak sepenuhnya menemani anak-anaknya.


Nonton atau bermain game itu bikin candu. Benar, kan? Coba saja kamu kasih dia nonton dua hari, besoknya pasti akan meminta lagi sampai gulung-gulung di lantai kecuali kamu ganti dengan aktivitas menarik lainnya.


Nonton atau main gadget itu boleh asalkan seimbang dengan kegiatan lainnya

Mustahil banget menghindarkan anak-anak dari aktivitas nonton televisi dan bermain gadget. Bahkan kadang di sekolah bu guru juga ngasih muridnya nonton. Kadang teman atau saudara ngajakin anak kita main gadget. Jadi, mustahil banget menyembunyikan semua itu dari dunia mereka.


Dan menurut saya, hal ini memang nggak perlu disembunyikan sampai segitunya. Sebab mereka juga harus tahu dan paham. Maka tugas kitalah sebagai orang tua untuk pandai-pandai mengedukasi anak-anak supaya mereka paham apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat nonton televisi dan memegang gadget.


Usahakan ajak mereka melakukan kegiatan lainnya. Jangan hanya melulu nonton saja. Ujung-ujungnya mereka akan memilih itu setiap hari. Coba ajak mereka bermain sepeda, biarkan mereka bermain di luar atau temani mereka jika memang kita tidak bisa membiarkan mereka bermain di luar sendiri.


Bagaimana cara mengurangi ketergantungan pada gadget atau nonton televisi?

Orang tua lain mungkin berbeda pandangan dengan saya dalam hal ini. Tapi, saya pribadi cenderung akan mengatakan bahwa alasan terbesar mereka sampai kecanduan adalah kita sendiri sebagai orang tua yang nggak bisa membatasi. Intinya itu salahnya di kita, bukan anak-anak.


Maka, ketika semua sudah terlanjur buruk dan candu, kita juga yang bisa membuang kebiasaan buruk itu dari mereka. Tapi, ternyata itu nggak mudah. Kebanyakan orang tua nggak tega dan banyak alasan lainnya sehingga tetap membiarkan anak-anak bermain gadget setiap hari.


Cobalah ajak mereka bermain dan seru-seruan bareng. Mereka akan sangat mudah lupa jika memang ada kegiatan penggantinya. Yang sulit itu jika kita hanya sekadar melarang dan melarang tanpa ada solusi.


“Kamu bisa bermain sepeda bersama Mama hari ini. Kita bisa balapan!” atau
“Kita baca buku sama-sama, yuk! Setelah itu kita bikin cerita sendiri, gimana?” atau
“Kayaknya kamu udahan nontonnya. Mama pengen bikin sesuatu buat kamu. Bantuin Mama, ya!”


Cara seperti ini akan efektif Insya Allah. Terus berikan kegiatan pengganti sehingga mereka lupa dan sadar bahwa bukan nonton saja yang asyik. Ternyata ada kegiatan lainnya yang lebih seru dan menyenangkan.


Kebersamaan dengan orang tua memang jadi prioritas utama. Mereka yang dibesarkan dengan ‘tidak utuh’ akan mencari pelampiasan lainnya. Jadi, penuhi apa yang menjadi kewajiban kita sebagai orang tua. Jangan abai, jangan lupa!


Salam,

Bolehkah Madu Diberikan pada Bayi di Bawah Satu Tahun?

Bolehkah Madu Diberikan pada Bayi di Bawah Satu Tahun?
Photo by Alexander Mils on Unsplash


Kemarin saya sempat berkunjung ke rumah sahabat lama di daerah Jakarta Timur. Dia adalah teman satu kelas waktu kami di pesantren. Sejak menikah, sama seperti saya, dia juga tinggal di Jakarta. Dia memiliki bayi berusia 5 bulan. Sedang batuk berat dan suhu tubuhnya agak tinggi. Demam naik turun selama hampir dua minggu.


Yang mungkin jadi perhatian saat kami ngobrol adalah soal pemberian madu untuk bayi tersebut. Nggak hanya madu, ternyata bayi 5 bulan itu juga diberi telur mentah. OMG! Gemas minta ampun sama sahabat satu ini…kwkwk. Sambil agak ngomel saya mengingatkan dia soal anak sulungnya yang sempat dirawat hingga pindah dua rumah sakit karena diberi telur mentah pada awal kelahirannya.


Kenapa malah saya yang ingat, sedangkan dia justru lupa? Ini saya terlalu perhatian atau gimana, ya…kwkwk. Bayi usia 0-6 bulan sangat tidak disarankan diberikan makanan kecuali ASI atau susu. Kalau memang nggak bisa full ASI, silakan diberi susu sesuai dengan usianya. Pastinya ngasih ASI nggak semudah membalikkan telapak tangan. Sejak melahirkan, rumah sakit dan dokter yang menangani turut andil dalam hal ini.


Kalau rumah sakit pro ASI, rawat gabung, dan dokter kandungan dukung IMD, pastinya proses itu akan jauh lebih mudah. Tapi, kalau sejak awal sudah salah memilih, masalah baru akan timbul di kemudian hari. Apalagi saat ini nggak sedikit juga rumah sakit yang masih memberikan sufor buat bayi baru lahir dengan alasan menunggu ASI keluar.


Itu nggak bisa disesali. Jika memang pada akhirnya si ibu gagal memberikan full ASI buat bayinya, kita lupakan saja. Sebab di mana pun, nggak ada, kok ibu yang ingin mencelakakan bayinya. Semua pasti mau yang terbaik, kan?


Kembali soal madu dan telur mentah. Informasi itu dia dapatkan dari kerabat, orang-orang di sekitarnya yang menyarankan itu. Ibunya pengen banget anaknya lekas sehat, tumbuh aktif, akhirnya diikuti saja tanpa dicari tahu benar atau salah.


Mungkin waktu ke sana saya sempat gemas dan pengen nyubit emaknya…kwkwk. Karena setahu saya, ngasih madu buat bayi di bawah 1 tahun itu dilarang. Apalagi jika jumlahnya sampai 1 sendok makan per hari. Kebayang itu anak abis itu minum jahe madu? Hihi.


Kenapa madu tidak disarankan diberikan pada bayi di bawah satu tahun?

Kebiasaan orang dulu memang sering memberikan madu, mengolesi sedikit di bagian bibir bayi. Kebiasaan ini rupanya banyak ditiru juga oleh orang tua zaman sekarang. Padahal, madu sebaiknya diberikan hanya pada bayi di atas usia satu tahun saja. Kenapa?


Karena madu merupakan media baik untuk perkembang biakan bakteri Clostridium botolinum. Bakteri ini bisa menyebabkan keracunan atau botulisme yang disebabkan oleh bakteri tersebut khususnya bagi bayi di bawah satu tahun.


Dilansir Mayoclinic, madu merupakan sumber spora dari bakteri Clostridium botolinum. Bakteri ini bisa menghasilkan racun yang dapat menyebabkan botulisme. Tapi, anak saya baik-baik saja diberikan madu sejak kecil, keponakan saya juga?


Memang kejadian keracunan seperti ini jarang sekali terjadi. Tapi, jika sampai terjadi akan sangat fatal dan berbahaya. Saya pribadi akan memilih menghindari kemungkinan terburuk ketimbang memilih dengan risiko besar seperti ini. Toh vitamin dari madu dan khasiat lainnya Insya Allah masih bisa didapatkan dari jenis makanan lain yang masih diperbolehlah untuk bayi di bawah satu tahun.


Apa bahaya yang bisa ditimbulkan jika terjadi botulisme pada bayi?

Tahukah kamu, jika saluran cerna bayi usia kurang dari satu tahun belum memiliki bakteri baik yang dapat menekan pertumbuhan bakteri Clostridium botolinum? Karena itulah, jika sampai terjadi keracunan, botulisme ini akan sangat berbahaya karena melibatkan sistem saraf hingga berakibat paling fatal yakni kematian.


Menghindari kemungkinan terburuk jauh lebih baik menurut saya daripada mengambil risiko sedangkan manfaatnya pun belum bisa dipastikan. Kalau masih ASI, ya kasih saja ASI yang banyak, lebih sering. Jika sudah campur sufor? Berikan saja sufornya. Nggak ada masalah soal itu. Yang jadi masalah, kadang orang tua suka grasak grusuk alias panik tanpa rasional dan mencari tahu lebih dulu. Jika sampai terjadi hal yang tidak diinginkan, pastinya kita sendirilah yang paling menyesal, bukan orang lain.


So, saran saya, sebaiknya kita cari tahu dulu 'apa kata orang' itu. Jangan main telan bulat-bulat. Kita hidup di zaman digital di mana semua informasi bisa diperoleh dengan sangat mudah tanpa harus keluar rumah. Yuk, jadi orang tua cerdas dan tetap rasional saat anak sedang sakit dan membutuhkan kita.


Salam,

Kamu Pemula? Lakukan 7 Tips Ini Saat Membuat Adonan Roti, Biar Rotimu Empuk dan Mengembang Sempurna

Kamu Pemula? Lakukan 7 Tips Ini Saat Membuat Adonan Roti, Biar Rotimu Empuk dan Mengembang Sempurna
Photo by Nadya on Unsplash


Suka gemas dan kesel nggak sih kalau bikin roti ternyata nggak mengembang dengan sempurna atau bantat? Saya juga pernah bahkan sering mengalami hal semacam ini sebelum akhirnya berhasil membuat roti yang cantik dan empuk seperti sekarang. Awalnya semua memang saya pelajari secara otodidak. Nggak pernah ikutan kelas baking. Lama-lama semakin penasaran, dan akhirnya gagal terus sampai gemas…haha.

Pernah saya memanggang roti pukul 12 malam. Kebayang itu saking pengennya bisa berhasil. Malah yang terjadi mentah di dalam meski mengembang dan sudah cantik di luarnya. Pengen nangis itu pasti…kwkwk. Sudah capek-capek bikin malah salah lagi dan lagi. Akhirnya menyerah? Ternyata tidak. Saya mencoba resep berbeda hingga akhirnya benar-benar berhasil.


Selain memang harus punya timbangan kue, kita juga harus memakai resep yang tepat. Iyap! Adakalanya resep yang kita pakai memang agak susah buat pemula, nggak anti gagal gitu. Padahal, ternyata ada resep simpel dan anti gagal, lho. Saya menyadari ketika akhirnya mencoba dan benar-benar berhasil meski ngulen pakai tangan sekalipun. Sampai detik ini, resep itulah yang saya utak atik dan modifikasi.


Nah, buat kamu yang pemula, coba deh 7 tips bikin adonan roti ini supaya roti buatanmu mengembang sempurna dan tidak bantat!


1. Timbang bahan-bahan dengan takaran yang pas

Terutama bagi kamu yang pertama kali bikin, sebaiknya jangan banyak modifikasi resep deh kalau nggak pengen gagal. Timbang bahan-bahan dengan takaran yang pas dan jangan sekali-kali menambah terigu  meski awalnya adonan kamu tampak lembek dan menempel. Jika memang takarannya sudah sekian, maka lanjutkan saja mengulen adonanmu. Cuekin dulu jika awalnya lembek. Sebab biasanya setelah kalis, adonan akan berubah, nggak lengket lagi.


2. Pastikan ragi masih aktif

Setiap kali menulis resep roti, saya selalu ingatkan supaya teman-teman memastikan ragi instan yang digunakan masih aktif. Kalau sudah dibuka dan salah menyimpan, bisa jadi ragi akan mati dan mustahil bikin adonan rotimu mengembang.


Gimana cara mengetahui apakah ragi masih aktif atau nggak? Ambil air hangat kuku di dalam gelas, masukkan ½ sendok makan gula pasir dan 1 sendok teh ragi. Aduk rata dan tunggu sampai berbusa. Jika sampai 5 menit belum ada perubahan, kayaknya kamu harus ganti dengan ragi baru. Sebab jika aktif, campuran tersebut akan berbusa hingga memenuhi gelas.


3. Uleni sampai adonan benar-benar kalis

Kalis itu seperti apa? Banyak mungkin yang masih bingung, bagaimana melihat adonan apakah sudah kalis atau belum? Caranya mudah banget. Iyap. Kamu hanya perlu menariknya hingga lebar dan pastikan adonan itu lentur dan nggak gampang sobek. Adonan kalis juga biasanya lebih mengilap dan tidak lengket.

Jadi, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menguleni adonan sampai benar-benar kalis? Sekitar 30 menit lebih. Tergantung juga berapa banyak adonan yang kamu buat.


4. Diamkan adonan sampai mengembang

Yang bikin lama memang menunggu proses proofing atau pengistirahatan adonan. Kebanyakan resep memang memaksa kita melakukan dua kali proofing. Kecuali adonan roti killer soft bread, ya. Bedanya apa? Sama-sama empuknya asal kita kerjakan tahapannya dengan benar.


Nah, ketika proses proofing sebaiknya kamu pastikan waktunya sudah pas. Jangan sampai over atau kelamaan. Misalnya sambil kamu tinggal ke salon. Eh terus nggak sengaja ketemu teman lama, dan akhirnya ngobrol dan makan dulu di kafe. Ujung-ujungnya roti kamu bisa gagal.


Saya pernah ketiduran saat proofing pertama. Baru sadar besok paginya. Alhamdulillah itu adonan udah luber dari loyang…kwkwkwk. Tapi, bersyukur masih bisa mengembang ketika dipanggang lagi. Hanya saja, bau raginya jadi tajam banget.


5. Uleni pakai tangan atau mixer?

Kalau kamu nggak punya mixer, bisa saja menggunakan tangan asalkan hasil akhirnya benar-benar kalis. Nggak ada perbedaan antara keduanya kecuali memang lebih lama mengulen roti pakai tangan dan pastinya lebih capek.


Saya pribadi nggak punya mixer roti di rumah. Mixer roti mahal banget…kwkwk. Sayang saja dibeli mengingat saya hanya bikin roti ketika saya ingin. Jadi, saya memanfaatkan hand mixer saja untuk mengulen roti. Ingat ya, ikuti saja alur jalannya mixer. Nggak usah dipaksa. Gunakan maksimal 1 kg adonan jika hanya menggunakan hand mixer. Kalau kebanyakan, malah lama kalisnya.


6. Perhatikan suhu oven masing-masing

Meski merek oven kamu sama, meski sama-sama oven listrik, ada baiknya kamu kenali dan perhatikan suhu ovenmu. Jangan sampai gosong atau mentah di dalam karena salah memperhitungkan waktu.


Kegagalan saya di awal juga disebabkan karena saya kurang pandai mengenali suhu oven. Jadi, di luar cantik mengembang, dalamnya mentah. Miris banget, kan? Jadi, setiap memanggang roti, kamu pelajari suhunya yang pas berapa, apakah hanya diletakkan di rak bawah saja atau bisa juga dipindah ke atas pada 5 menit terakhir, atau gimana? Pastikan semuanya dengan baik supaya hasilnya maksimal.


7. Panggang dalam waktu yang tepat

Waktu yang dibutuhkan untuk memanggang roti sangat tergantung pada oven dan ukuran roti kamu. Kalau kamu membuat roti seukuran jari telunjuk, pastinya nggak dibutuhkan waktu yang lama. Berbeda jika kamu ingin membuat roti tawar. Nah, hal seperti ini perlu kamu perhatikan jika tidak mau rotimu gosong atau mentah di dalam.


Jika terlalu lama dipanggang, roti akan kering dan krispi. Jadi, kenali berapa lama kamu bisa memanggang rotimu.


Nah, itu dia 7 tips membuat adonan roti supaya roti buatanmu mengembang dengan sempurna dan matang di dalamnya. Jangan mudah menyerah dan jangan baperan kalau rotimu akhirnya gagal. Sebab semua memang butuh proses. Kamu pasti akan berhasil jika mempelajarinya dengan baik-baik. Selamat mencoba!


Salam,

Tuesday, April 2, 2019

Cara Berpenghasilan dari Berbisnis Tulisa

Cara Berpenghasilan dari Berbisnis Tulisan
Photo on Unsplash


Selama ini kamu pasti tidak pernah membayangkan jika tulisan yang kamu posting setiap hari, baik di sosial media atau di blog rupanya bisa memberikanmu penghasilan tambahan. Sekadar menulis status di Facebook memang apa untungnya? Mungkin hanya dapat like dan komentar dari sahabatmu yang ternyata ya itu-itu saja.


Tapi, ketika kamu berani melangkah lebih jauh, mempelajari lebih serius, Insya Allah status kamu yang biasanya muncul ketika patah hati itu akan berbuah manis. Yup! Bukan hanya akan dibaca dan dijangkau lebih banyak orang, tetapi juga bisa memberikanmu uang jajan tambahan per bulannya. Ah, masa, sih?


Tapi, 'menulis' itu memang tidak semudah menulis status galau di Facebook. Sebagian orang mungkin nggak tahu bagaimana cara memulainya. Sebagian lagi malah bingung dan masih bertanya, Apa iya tulisanku bisa menghasilkan? Kok kayaknya mustahil banget, ya!

 
Dulu saya pernah ikut KBT (Kelas Berbisnis Tulisan) bersama Kang Dewa, Teh Indari Mastuti (CEO Indscript) serta Kang Tendi (Founder KMO). Kelasnya asyik banget. Di sana kita diajarkan bagaimana memperoleh penghasilan tambahan dari berbisnis tulisan.


Apa nggak salah, tulisan, kok dibuat bisnis? Harusnya menulis, kan untuk berbagi manfaat? Iya, selain berbagi manfaat dan menebar virus semangat, tulisanmu juga layak dibayar, lho. Kadang ada juga orang yang menggantungkan hidupnya dari berbisnis tulisan. Kita nggak pernah tahu kondisi orang lain. Apa pun alasanmu menulis, selama dilakukan dengan baik, halal, profesional, Insya Allah akan berbuah manis.


Selain menulis buku, kamu juga bisa mendapatkan penghasilan dari menulis artikel atau menjadi blogger. Kalau dilihat, menulis buku nggak bisa memberikanmu penghasilan secara instan. Kecuali bagi mereka yang sudah punya karya-karya best seller. Sedangkan bagi yang baru merintis, pastinya terseok-seok itu nyata adanya.


Untuk menerbitkan buku di penerbit mayor, kita butuh waktu minimal 3 bulan sampai setahun lebih, lho. Bahkan ada juga yang harus menunggu hingga beberapa tahun, baru kemudian bisa merasakan manisnya punya buku yang dipajang di toko buku. Semua memang nggak mudah. Tapi, jika kamu benar-benar serius menjalaninya, saya akan bocorkan dua cara yang jauh lebih mudah ketimbang harus menerbitkan buku. Apa saja?


1. Menjadi Blogger


Saya pribadi bukan blogger yang jago apalagi senior. Saya ngeblog hanya sekadar berbagi apa yang saya tahu, apa yang saya pelajari, dan saya miliki. Tapi, ngeblog buat saya juga bukan main-main. Hanya saja saya belum mencapai target yang diidamkan oleh semua blogger pemula seperti saya.


Apa yang saya dapatkan dari ngeblog? Banyak banget. Teman-teman sesama blogger buat saya sangat istimewa. Nggak sedekat teman-teman di sosial media, tetapi kayak nyambung aja. Mungkin karena kita punya passion yang sama atau apa. Yang jelas, kalau jalan-jalan ke blog teman-teman, isinya nggak bakalan sehambar di sosial media yang penuh dengan curhatan....haha.


Dari ngeblog kita juga bisa mendapatkan penghasilan. Jangan bicara adsense dulu karena sampai detik ini saya belum pernah merasakan hasilnya bahkan setelah saya ikutan kelas optimasi adsense. Kita bicara yang sederhana saja, yang bisa dijangkau oleh blogger pemula seperti saya. Salah satunya review produk dan content placement.


Jika kamu aktif bergabung dengan komunitas blogger yang tepat, job-job ngeblog itu mudah sekali kamu dapatkan. Minimal setahun bisa membayar domain, deh sambil jajan bakso 50 mangkok…hehe.


Tapi, untuk memulainya ternyata nggak banyak juga yang betah. Memang ujiannya di situ. Gimana kita bisa aktif mengisi blog setiap hari, minimal sekali dalam seminggu? Kebanyakan hanya sekali-kali saja mengisinya, hanya ketika dia ingin, hanya ketika dia bersemangat, selebihnya menunggu keajaiban saja. Yang begini mungkin nggak bisa diharapkan *jahad…kwkwk.


Selain aktif mengisi blog, kamu yang berniat serius menjadi blogger juga sebaiknya punya followers Instagram minimal 1000 orang. Kebanyakan job blogger sekarang mengharuskan kamu memiliki followers Instagram sebanyak 2000 orang. Jumlah yang tidak mudah jika sejak awal tidak kamu rintis dengan baik.


Penghasilan juga nggak main-main bagi yang sudah mastah, nih. Tapi, yang paling penting ketika kamu memiliki blog, isi dulu dengan rutin, nikmati aktivitas barumu, jangan mudah menyerah karena malas dan capek, selebihnya adalah bonus atas kerja keras kamu. Saya yakin dan percaya banget, mereka yang sekarang jago dan sering memenangkan lomba adalah mereka yang dulunya mau mengorbankan jam tidurnya, istirahatnya, nggak pernah lelah belajar dan mengasah kemampuan, serta selalu bersemangat setiap kali mengisi blog.


Jika kita mencintai blog kita, tentunya kita akan merawat dan menjaganya dengan senang hati, bukan lagi jadi beban. Ketika apa yang kita rawat dan kita tanam tumbuh subur, tentu saja kita sendiri yang akan merasakan hasil dan manfaatnya. Setuju, kan?


2. Menjadi penulis artikel


Bosan nggak sih mendengar ‘penulis artikel’ bisa menghasilkan? Haha. Kayaknya saya sering banget menyinggung soal tema satu ini. Hampir semua yang saya tulis di blog adalah pengalaman pribadi, jadi ya nggak akan jauh-jauh dari itu-itu saja.


Saat ini, menjadi penulis artikel memang bisa dikatakan sangat menguntungkan. Selain nggak perlu menunggu waktu terlalu lama seperti menerbitkan buku, menulis artikel juga bisa dikatakan jauh lebih mudah dikerjakan oleh kamu yang pemula. Kamu hanya perlu mempelajarinya dan mencobanya.


Dapat apa dari menulis artikel? Dapat uang atau produk. Jika kita berkesempatan mendapatkan pesanan artikel dari produk-produk yang cukup terkenal, fee yang diberikan nggak main-main. Kadang ada juga tiket konser atau apalah, banyak banget jenisnya. Sayangnya, kalau saya akan lebih suka diberi mentahnya, sebab seperti tiket konser seharga Rp. 1,5 juta nggak bakalan saya pakai…hihi. Ujung-ujungnya saya tolak juga karena mustahil datang ke konser.


Kalau bicara platform yang menerima artikel dan membayarnya, UC News termasuk yang masih oke untuk saya rekomendasikan. Dengan catatan kamu memang benar-benar sabar dan telaten menjalankannya. Kebanyakan orang nggak betah, nggak percaya jika pundi-pundi dolar bisa pindah ke dompet. Masa iya menulis artikel saja bisa dapat puluhan juta? Kok kayaknya mustahil banget, ya? Haha.


Selama beberapa bulan pertama saya nggak mendapatkan apa pun ketika menulis artikel di UC News. Uang masuk hanya 0,01$...kwkwk. Setelah followers-mu banyak, artikel mulai jelas konsisten di kategori mana, ada proyek artikel, barulah ketahuan hasilnya. Saya harus jujur katakan jika UC News sekarang dan dulu sudah jauh berbeda.


Kalau dulu, kamu menulis tentang hijab saja, pembacanya bisa 100 ribu lebih. Sekarang? Biasanya di bawah 10 ribu. Selain itu, kadang fee yang masuk tidak bisa dipastikan, kadang nggak jelas jumlahnya. Sekarang juga banyak sekali penolakan, semakin sulit lolos apalagi yang tidak mau mempelajari triknya. Banyak problem memang, dan itulah yang membuat saya dan teman-teman akhirnya mundur teratur dan menutup akun kami. Saya? Masih mengisi, sih, jika ingat…haha.


Tapi, menulis artikel tidak hanya di UC News saja, dong. Masih banyak cara lain yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan penghasilan. Jika kamu serius dan mau berusaha, sudah pasti kamu akan menemukan jalanmu sendiri.


Dapat penghasilan puluhan juta dari menulis artikel itu bukan hoax, kok. Saya sudah merasakan sendiri. Masalahnya, kadang orang sudah berhenti duluan sebelum menghasilkan, sudah malas duluan sebelum mencoba, sudah lelah duluan sebelum bekerja. Hmm, jadi, masalah yang sebenarnya memang ada pada diri kamu, bukan pada saya atau tetanggamu. Yang menentukan keberhasilanmu adalah diri kamu sendiri. bukan orang lain. Benar, kan?


Salam,

Cara Membuat Wajahmu Selalu Bersinar Meski Harus Beraktivitas Seharian

Cara Membuat Wajahmu Selalu Bersinar Meski Harus Beraktivitas Seharian
Photo by Good Faces on Unsplash


Seperti yang kita ketahui bahwa masalah kulit sangat banyak dialami oleh beberapa wanita. Khususnya untuk kulit wajah yang perlu perhatian istimewa dalam perawatannya. Misalnya saja seperti kulit yang terlalu kering, berminyak, mudah timbul jerawat, hingga beberapa orang yang terlahir dengan kulit sensitif. Beberapa masalah yang sudah diketahui tersebut membuat orang akhirnya tidak bisa melakukan apa pun yang menjadi hobi atau kesukaannya.

Saya pun merasa terganggu ketika kulit wajah bermasalah. Mau apa-apa jadi nggak pede. Benar-benar harus memperhatikan perawatan kulit. Jangan menunggu bermasalah barulah kita peduli. Masalahnya, saya termasuk orang yang kurang peduli urusan beginia dan nggak terlalu suka melakukan perawatan apalagi pakai makeup. Ngerasa nggak jago dari awal akhirnya bikin cuek bebek dan baru nyesel setelah muncul masalah di wajah.

Buat kamu yang memiliki masalah kulit sedikit sensitif, pastinya hal sekecil apapun yang tidak sesuai dengan yang kebutuhan kulit akan berdampak cepat pada kondisi kulitmu. Wajahmu akan gampang kusam dan berjerawat dikarenakan oleh polusi seperti debu kendaraan atau debu dari pabrik-pabrik. Tentunya itu bukan sesuatu yang menyenangkan dan akan mengganggu aktivitasmu sehari-hari.


Masalahnya, polusi yang sering berada di sekitar kita sangat sulit dihindari, sekalipun kita sudah berusaha semaksimal mungkin dengan menggunakan masker wajah untuk melindungi kulit wajah. Hal seperti itu akan membuatmu khawatir, takut jika wajah berkurang keindahannya. Nah, jika sudah begitu, kamu butuh solusi. Lalu apa yang bisa kamu lakukan supaya wajahmu tetap terjaga keindahannya?


Mungkin kamu perlu melakukan beberapa hal ini supaya kesehatan wajah tetap terjaga meskipun kita harus beraktivitas di luar rumah hampir setiap hari, berpanas-panasan sampai kena polusi.


Gunakan cleansing water wajah selepas melakukan kegiatan apa pun yang menjadi rutinitasmu sehari-hari

Setelah beraktivitas, wajah yang dipenuhi oleh make up dan debu-debu sisa polusi di jalan tentunya butuh dibersihkan. Kegiatan cleansing water wajah selain betujuan untuk membersihkan wajah dari sisa make up atau polusi udara, cleansing water wajah ini juga dapat membuat kulit wajahmu bisa bernafas lega tanpa harus ditekan oleh kotoran debu ataupun sisa make up. Cleansing water wajah merupakah hal penting yang perlu diperhatikan, baik tata cara dan produk yang dibutuhkan.


Cleansing water wajah juga memerlukan produk yang tepat dan tentunya cocok dengan kulit wajah kamu. Apabila kamu salah memilih produk, efeknya akan berdampak buruk khususnya buat kamu yang memiliki kulit sensitif. Sama halnya seperti kulit wajah saya yang sensitif nggak boleh asal pakai kosmetik. Mesti hati-hati banget jangan sampai malah akibat salah pilih produk bikin rusak wajah...huhu.


So, perhatikan jenis kulit kamu dan cari tahu produk yang memang tepat kamu pakai. Nggak pakai makeup tebal nggak masalah dong asal kulit kita tetap sehat. Iya, nggak jago makeup bukan masalah besar apalagi jika kita memang tidak suka,maka tak perlu memaksakan diri karena ya semua orang punya kesenangan masing-masing. Tapi, urusan menjaga kesehatan wajah kayaknya harus dikuasai oleh semua wanita karena wajah kita harus terlindungi serta dirawat dengan baik.


Sepertinya kamu butuh bacaan ini https://www.nivea.co.id/article/face/dynamic-duo-untuk-wajah-bersih-dari-make-up. Oleh karenanya, cleansing yang digunakan harus dipastikan merupakan produk yang memang memenuhi persyaratan dan tentunya sudah cocok dengan kulita wajahmu. Yuk, ah cobain dan pelajari lebih lanjut apa yang dibutuhkan bagi kulitmu itu :)


Gimana? Apakah kamu sudah menemukan jawabannya?


Salam,