Perjalanan Menjadi Ilustrator

Monday, June 28, 2021

Cara menjadi ilustrator
Semua dimulai dari sini....


Beberapa orang pernah mengirimkan pesan di akun Instagram saya, menanyakan bagaimana cara menjadi ilustrator. Sejujurnya, saya juga baru memulai dan belum andal kalau diminta tip kecuali tekunlah berlatih :D


Saya lahir dari latar belakang keluarga sederhana. Bahkan mungkin sangat sederhana sampai-sampai untuk jajan es harga seratus rupiah saja pernah susah banget. Ayah saya seorang guru yang kemudian banting stir jadi petani sampai detik ini. Yes, saya anak seorang petani. 


Sejak kecil, Ayah yang telaten ngajarin saya belajar nulis, baca, dan menggambar. Mungkin dari sinilah saya punya hobi menggambar sejak kecil. Saya nggak masuk TK, kecuali hanya beberapa minggu terakhir sebagai syarat supaya bisa punya ijazah…kwkwk. Nggak pernah betah duduk di kelas dan bawaannya nangis kalau ditinggal pergi oleh ayah saya. Jadi, Ayah capek anter dan nemenin, belum lagi malu sama ibu-ibu lainnya, kan? Di mana-mana yang anter sekolah emaknya. Tapi, saya berbeda…hehe.


Saya suka menggambar, tapi saya nggak jago juga, kok. Jadi, kalau kalian merasa belum jago, tapi pengin jadi illustrator, ya kenapa nggak? Semua bisa dipelajari dengan banyak berlatih. Nggak ada yang susah kecuali bagi si pemalas *lol 


Sejak Kapan Bercita-cita Mau Jadi Ilustrator?

Cara menjadi ilustrator


Zaman masih kecil, saya belum tahu dan kenal profesi ilustrator. Tahunya pelukis atau komikus. Sempat pengin jadi keduanya pada masa itu. Namun, saat saya masuk pesantren sambil menyelesaikan SMA, keinginan itu berubah dan luntur. Yup! Saya lebih pengin jadi penulis, meskipun tetap saja saya menggambar hampir setiap hari, terutama ketika ngantuk saat jam pelajaran berlangsung :(


Keinginan jadi ilustrator mungkin muncul beberapa tahun yang lalu, sih. Waktu itu pernah ikut kelasnya Pak Maman Mantox, kita belajar menggambar dari nol dan rasanya sungguh senang, meski lama-lama jadi stres bukan happy :D


Karena makin dipelajari makin tahu banyak banget yang saya 'nggak tahu'. Mesti belajar bikin garis lurus, lingkaran, dll. Kenapa muter-muter di situ aja? Kayak nggak sabar bangetlah pokoknya…kwkwk. Plis, jangan dicontoh *emang bukan teladan banget, sih…hihi.


Waktu itu saya memutuskan rehat dan fokus menulis buku dulu. Pengin, sih tetap pengin. Tapi, setelah melewati proses yang agak njelimet, saya kayak ngerasa nggak dulu, deh. Mulai berpikir bahwa nggak semua yang saya inginkan mesti terjadi. Intinya dulu milih bersyukur sudah bisa menulis buku dan diam-diam rasanya mau nyerah. Ingat, ya, diam-diam aja, kok…haha.


Pandemi datang. Dunia penerbitan seperti kaget dan mulai banyak yang tutup. Sampai ada satu buku yang saya tulis bersama teman mesti ditunda terbit hingga entah kapan. Bersyukur, tahun ini diproses meski akhirnya memilih nggak bisa masuk Gramedia. Daripada nggak terbit-terbit, kan? Curhat, Mah!


Tahun 2020 menjadi awal yang sangat menentukan buat saya…*yaelah, sok serius amat…hihi. Waktu itu, saya mulai ngeluarin tablet lagi dari lemari. Mulai menggambar lagi meskipun dari nol dan nggak tahu harus mulai dari mana. Ketika saya mencoba, saya nggak banyak berpikir macam-macam kecuali, ‘Mari kita mulai dengan sungguh-sungguh!’


Pengin Jadi Ilustrator, Mulainya dari Mana?

Cara menjadi ilustrator


Kalau pengin sesuatu, jangan buru-buru bisa atau segera dapat. Semua orang, hampir semuanya pasti memulai dengan berdarah-darah. Nggak ada yang mudah kecuali kamu memilih untuk rebahan di kamar seharian. 


Waktu mulai menggambar lagi, keinginan saya waktu itu bukan jadi ilustrtor juga. Hanya mau branding saja di sosial media. Karena saya senang menggambar, saya pun bikin kalimat-kalimat motivasi disertai gambar. Kalau penulis lain mungkin bisa pakai canva, dll. 


Nggak nyangka, dari sini akun saya berkembang jauh lebih baik daripada sebelumnya. Saya memang setiap hari posting, kalau bolong pun, paling cuma sehari atau dua hari. Secara nggak langsung, saya juga berlatih. Udah kebayang pengin jadi ilustrator? Belum juga. Sempat ada masa di mana saya selalu menolak ketika ada yang mau pesan gambar. Ya, karena ngerasa belum layak saja dan belum berani, meski pengiin.


Dari hari ke hari saya hanya menggambar setekun mungkin. Latihan itu penting sekali, jangan nyerah karena kamu bukan anak DKV. Jangan merasa gagal hanya karena kamu nggak punya fasilitas. Jangan mudah ngeluh juga, karena pastilah capek ngerjain semuanya dan membangun apa yang kita pengin dari nol.


Ketika kita nggak tahu cara pakai aplikasi menggambar, coba bertanya pada Youtube dan cobalah dipraktikkan. Cari referensi sebanyak mungkin untuk dicoba. Begitulah cara memulainya. Bisa, kan?


Dari Mana Datangnya Klien?

Cara menjadi ilustrator


Dari mata turun ke hati...hihi. Saya baru menerima pesanan gambar sederhana sekitar bulan September 2020 lewat Instagram. Waktu itu saya masih pakai tablet Samsung dengan aplikasi Ibis Pint X. Klien saya datang dari Austria. Dia pesan beberapa gambar untuk lembar aktivitas gitu. Percayalah, gambar saya masih sederhana banget waktu itu :D


Kemudian saya mengerjakan pesanan gambar untuk konten sosial media dari sebuah penerbit islami di UK. Datangnya juga dari Instagram. Saya belum berani masuk ke Fiverr, bahkan sampai sekarang. Kebanyakan klien saya datang dari Instagram atau dari kenalan klien saya yang sudah pernah pesan gambar.


Jadi, branding di sosial media itu penting, ya? Buat saya yang nggak main di Fiverr dan sejenisnya, penting banget. Hasil dari belajar dan latihan kita bisa untuk mengisi feed Instagram sekaligus untuk branding. Isilah dengan hal yang baik-baik karena nanti sosial media kita bakalan jadi cerita ketika kita udah nggak ada :)


So, di akhir tahun 2020, mulai ada lebih banyak klien datang dan menawarkan pekerjaan kepada saya. Desember 2020, pertama kalinya saya berani menerima tawaran untuk mengerjakan picture book dari penulis Mesir.


Ganti Tablet dengan iPad 8 Pakai Aplikasi Procreate

Cara menjadi ilustrator


Saya bersyukur, suami mengizinkan saya untuk berkarya dari rumah. Dia paham ketika saya punya banyak DL dan nggak kesel gitu bawaannya…kwkwk. Izin dari suami buat saya adalah doa. Kalau dia ridha, insyaallah pekerjaan saya pun akan mudah diselesaikan.


Sebelum saya ganti iPad 8, saya sudah pernah pakai dua jenis tablet. Pertama banget dulu pakai tablet Advan, kemudian Samsung dengan S pen. Waktu saya bilang mau ganti iPad, suami kurang setuju. Kenapa? Ya, karena saya belum terlihat seserius itu buat ngerjain ilustrasi. Baru banget nerima beberapa pesanan, yakin tiba-tiba mau ganti Ipad 8 yang harganya nggak murah?


Jangan sampai barang yang sudah dibeli malah nggak terpakai. Jangan sampai jadi buang-buang uang hanya demi gaya-gayaan. Kalau masih bisa dipakai memang mending pakai yang ada. Namun, iPad dengan tablet android berbeda menurut saya. Lebih nyaman pakai iPad sejauh ini dan Alhamdulillah semua proyek bisa dikerjakan dengan lebih mudah tanpa kendala berarti.


Sempat mikir mau upgrade ke iPad pro, tapi jadi mikir dua kali karena iPad 8 kondisinya masih oke, barang baru, nggak ada masalah. Takutnya tergiur karena lebih gaya aja, kan? Jangan sampai, ya...kwkwk. Apalagi akhir-akhir ini saya memilih fokus lagi menulis buku. Meskipun masih menerima proyek ilustrasi, tetap sangat dipilih dan nggak semua bisa saya kerjakan disebabkan keterbatasan waktu.


Bulan Desember 2020, saya memutuskan membeli iPad 8 + Apple pencil gen 1. Waktu itu baru banget Ipad 8 muncul, jadi harganya masih lumayan. Namun, saya nggak nyesel beli iPad. Karena dari sinilah semua benar-benar dimulai :)


Picture Book Pertama

Cara menjadi ilustrator


Akhir Desember 2020 setelah saya membeli Ipad, tiba-tiba ada orang kirim dm ke Instagram dan menawarkan saya pekerjaan. Iyap, saya diminta membuat gambar untuk bukunya. Dan inilah picture book pertama saya :)


Sejujurnya butuh banyak keberanian untuk memulainya. Ya, karena kalau nggak pernah, mana tahu cara dan tip bikin gambar buat picture book. Tapi, kalau nggak pernah dimulai, mungkin saya juga nggak akan belajar sampai sejauh itu.


Saya banyak bertanya kepada teman yang lebih senior. Benar-benar bantuan dari orang lain sangat membantu. Kenapa? Ya, karena nggak semua hal bisa kita temukan di Google atau Youtube. Termasuk soal menentukan harga. Dari klien Indonesia pasti beda harga dengan klien luar negeri. Itu butuh ilmu, nggak sembarangan nentuin *sok tahu ya, saya...haha.


Masyaallah tabarakallah. Dari akhir Desember 2020 hingga Juni 2021, saya telah mengerjakan ilustrasi untuk 5 picture book, ilustrasi untuk 4 buku nonfiksi, sekian banyak cover buku dan foto, serta sekian yang lainnya.


Saya sungguh bahagia mengerjakan semuanya, terutama jika saya mengerjakan ilustrasi untuk buku sendiri…kwkwk. Nggak galau mau revisi…hihi.


Klien saya nggak serta merta datang begitu saja. Apalagi saya bukan ilustrator senior yang telah dikenal banyak orang. Mereka datang dan menawarkan pekerjaan setelah melihat beberapa ilustrasi yang saya buat. Terutama yang telah saya upload di sosial media seperti Instagram dan Facebook.


Jadi, buat yang tidak masuk ke Fiverr, ikut agensi, atau jadi tim illustrator lain, branding di sosial media itu penting. Karena dari sinilah kita akan dikenal sebagai ‘siapa’. 


Ada teman-teman ilustrator yang nggak aktif di sosial media, tapi tetap dapat job. Semua orang punya cara dan rezeki masing-masing. Apa yang saya sampaikan di sini adalah murni dari pengalaman saya dan nggak ada hubungannya dengan orang lain. Yes, ya? :D


Jadi, apa yang saya kerjakan mungkin berbeda dengan mereka di luar sana, tapi saya bahagia menjalaninya. Saya bukan termasuk orang yang senang menerima banyak job sekaligus, saya memilih untuk close pemesanan ketika mengerjakan proyek supaya nggak stres. Saya mesti kelarin satu proyek dulu, ketimbang menumpuk pekerjaan. Saya senang dapat uang dari kerja keras sendiri, tapi saya juga pengin menikmati hidup dengan wajar :)


Apakah cerita saya sudah cukup mencerahkan seperti krim pemutih? Kwkwk. Semoga pikiranmu berubah setelah membaca postingan ini. Dari yang awalnya mau nyerah berubah bersemangat memulai lagi. Setumpuk love buat kamu. Semangat, ya :)


Salam hangat,


Comments

  1. Curhat Mah! Hwkwkwkkk....
    Kadang saya juga mau menyerah, kalau deadline mulai berderet, hihihi...
    Selalu terinspirasi dengan sepak terjangmu yang tidak semulus jalan tol.
    Aku salah satu murid di kelas menggambarmu yang bandel dan tidak berlatih lagi setelah selesai kelas ya, Mbak. Maaf karena deadline lain sudah menunggu, hwkwkwkk...
    Makasih ya... Semangaaatt curhat Mah! Upsss...

    ReplyDelete
  2. Cita-cita akan terwujud pada waktunya ya kak. Sangat menginpirasi kak, pantang menyerah untuk mendapatkan sebuah impian.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  4. Cerahhhh kak Muyyy. terima kasih sdh berbagiiii ๐Ÿ’— dr salah satu murid menggambar kak Muy yg slowmotion๐Ÿคญ

    ReplyDelete
  5. Mbak Muyass memang pantuan ih.. Waktu mbak awal2 up konten gambar di IG sempat kaget aku tu.. Gambarnya lucu2 dan ada ciri khasnya.. Soalnya aku nggak jago gambar mbak, wkwk
    Memang rejeki ada aja jalannya, ada yg datang lewat branding medsos dan ada yg datang dr platform. Tergantung gimana dikasih jalannya dan seberapa serius dan konsistennya kita. Asyikk sekarang tablet baru nih, udah makin semangat dan lancar buat gambar. Ikutan seneng mbak๐Ÿฅฐ. Sukses selalu ya, sehat2 di sana..

    ReplyDelete
  6. Masyaa Allah, tabarakallah.. ๐Ÿ’๐Ÿ’

    ReplyDelete
  7. Masyaallah, jadi Instagram selain tempat branding juga sebagai portofolio ya, Mbak. Saya juga Ilustrator, mainnya di microstock. Sejak kemarin mau main di fiverr tapi masih ragu. Kayaknya saya mau fokusin branding di instagram dulu deh. Terima kasih sharingnya, Mbak.

    ReplyDelete
  8. Yesss... menemukan passion memang jalannya berliku. Aku pun merasakan itu.
    Terima kasih Kak Muyas sudah menjadi bagian penting dalam penemuan passion-ku. *lap mata yang basah hiksss
    Salam hangat, sehangat roti bakar selai keju yang kumakan di pojokan Selat Bosphorus.*eeeaaaa

    ReplyDelete
  9. Saya senang dg kalimat ini "
    Kalau pengin sesuatu, jangan buru-buru bisa atau segera dapat. Semua orang, hampir semuanya pasti memulai dengan berdarah-darah".

    Aq banget itu Mbak biasanya suka terburu² sampe lupa daratan, tapi alhamdullilah pelan² belajar karena semua butuh proses.

    Karena yg instan haya Mi, Kornet dan Jus botol wkwk

    ReplyDelete
  10. Masya Allah tabarakallah ❤️ selamat ya mba, ikut seneng bacanya. Wah bener banget nih branding di tempat yg paling mudah dulu, kemarin2 kan jelimet banget workshop agency fiver dll padahal rajin bikin konten aja ya nanti rezeki dateng hehehe yang penting berdoa dan berusaha insyaallah rezeki Tuhan maha luas

    ReplyDelete
  11. Terbaik ... pokoknya. Kaya kata BoBoboi. Hihi ...

    Nice sharing banget Mba Muyass. Saya Jadi inget pertemuan atau perkenanalan pertama Kita yang berkesan.

    Salut sekali, saya sempat off sekian lama dari impian saya dan dan meninggalkan hobi menulis karena berbagai hal. Konsisten itu pe er besar soalnya.

    Rezeki itu dijemput, niatkan aja menulis buat kebaikan. Nanti Akan takjub, ternyata menulis bisa jadi jalan rezeki juga. Bersyukur banget Kan dari hobi bisa berbuah cuan, syaratnya satu konsisten.

    Proud of you, selamat atas pencapaiannya Mba. Selamat udah melahirkan banyak buku bergizi dan hobi gambar pun ternyata kini berbuah manis

    ReplyDelete
  12. Perjalanan yang panjang untuk benar-benar menemukan passion kita ya, Mba. Memang belajar ilustrasi itu gak mudah, harus belajar dengan tekun makanya aku sampau sekarang masih wacana aja mba karena sibuk dengan blog. Eh, alesan aja ini mah karena belum bisa ngatur waktu. Hehe...

    ReplyDelete
  13. Saya jadi diingatkan untuk konsisten nih, karena niat untuk branding tapi kurang konsisten. Update di sosial media hanya saat tertentu saja. Padahal kalau mau terus dilakoni insyaAllah akan ada hasilnya. Terima kasih sentilan cantiknya Mbak, hehe.

    ReplyDelete
  14. masyaallah mba, ceritanya sangat menginspirasi dan membuat saya jadi kepengen jadi ilustrator, btw pastinya senang banget ya dapat pekerjaan pertama dari Mesir itu, pasti happy tapi degdegan

    ReplyDelete
  15. Keren banget Mbak Muy izin share artikelnya buat dibaca-baca putri sulung saya yang suka bikin ilustrasi juga ya Mbak... klien datang dari mata turun ke hati ya, noted. Yang penting bersabar menekuni jalan yang sama, tetep di bidang ilustrasi ini juga ya.

    ReplyDelete
  16. Masyaallah mbak Muyas, sukses selalu ya, aku juga lagi memulai branding diri. Alhamdulillah melalui IG juga udah Di DM,semoga bisa kayak mbak Muyass dapat kliennya jauh jauh.

    ReplyDelete
  17. Mba muyasssss.... aku penggemar setia mba muyass. Meskipun jarang terdengar ya. Tapi sukaaa banget ama karya2 mba muyas. Sukses selalu ya mba. Dan terus menjadi inspirasi banyak wanita๐Ÿ˜

    ReplyDelete
  18. Selalu salut dengan pencapaian yang diperoleh Mbak Muyaas. Dari perjalanan menulis hingga kini menjadi ilustrator. Maa syaa Allaah. Dari Mbak Muyass juga saya belajar untuk tidak patah semangat dan tetap berusaha untuk menggapai mimpi. Sukses selalu ya Mbak.

    ReplyDelete
  19. Salam kenal kak muyaz, kalau gambar aku ngga bisa dan ngga sabar, tapi liat seneng gitu di gambarnya kak muyaz. ๐Ÿ˜๐Ÿ˜

    ReplyDelete
  20. Salam kenal mbak, masyaAllah tabarakallah. Saya tak sengaja melihat hasil ilustrasi mbak di IG mbak dan masyaAllah suka sekali. Saya juga bertanya soal media yang dipergunakan ternyata ada jawabannya di sini, makasih ya mbak. Sukses selalu.

    ReplyDelete