Kisah Pippi, Proyek Kolaborasi Bersama Bunda Helvy Tiana Rosa

Wednesday, October 19, 2022

Kisah Pippi, Proyek Kolaborasi Bersama Bunda Helvy Tiana Rosa


Jadi penulis sekaligus ilustrator ternyata bukan hal mudah, ya? Selain lebih repot membagi waktu, belajar untuk fokus pada dua hal sekaligus juga banyak tantangannya, termasuk mental. Suatu hari saya pernah ngobrol dengan penulis yang senang menggambar seperti saya. Dia pernah menerima proyek pictbook dari salah satu penerbit. Apa yang dirasakan setelah menerima proyek tersebut? Katanya, nangis!


Antara pengin ketawa, tapi takut dosa. Namun, itulah yang saya alami juga setelah menerima proyek-proyek ilustrasi untuk buku-buku anak. Awalnya senang, kemudian pengin menghilang di telan bumi! Kwkwk. Mungkin inilah ujian bagi penulis yang mau jadi ilustrator juga seperti saya…haha.


Beberapa kali saya sempat pengin berhenti mengerjakan ilustrasi untuk buku anak-anak. Bahkan sudah menolak beberapa proyek karena mau fokus mengerjakan naskah, tapi ada saja hal-hal yang tidak dapat saya kendalikan. Termasuk ketika saya akhirnya menerima proyek pictbook dari Bunda Helvy Tiana Rosa. Tepat sebelum ditawari proyek ini, saya benar-benar berniat berhenti mengerjakan ilustrasi buku. Namun, Allah punya rencana lain, saya diberi kesempatan luar biasa sehingga mustahil menolaknya. Akhirnya, saya kembali mengerjakan ilustrasi untuk buku Bunda Helvy.


Meski lumayan capek dan berat, mesti bangun lebih pagi untuk mengerjakan naskah dan siangnya fokus dengan ilustrasi, nyatanya semua pekerjaan bisa diselesaikan tepat waktu. Namun, hari-hari berikutnya terbesit lagi keinginan untuk berhenti menggambar. Padahal nggak ada proyek yang terbengkalai apalagi molor dari DL. Nggak ada kendala berarti karena semua tugas beres, begitu juga dengan tugas rumah tangga.


Saya nggak paham dengan diri sendiri...kwkwk. Nggak paham dengan kegalauan semacam ini kenapa terus menerus hilang timbul. Terkadang, mengerjakan ilustrasi itu butuh lebih banyak sabar memang. Ada klien yang paham dengan capeknya kita, ada yang nggak mau tahu. Sehingga, sering kali saya merasa harus pilih-pilih klien juga supaya nggak merasa terbebani. 


Bekerja sama dengan Bunda Helvy nggak jadi beban, sebab beliau begitu baik. Memberi kebebasan pada saya untuk menuangkan ide dalam gambar. Beliau juga nggak rewel apalagi seenaknya. Beliau berpesan, Muyass harus happy ngerjainnya. Harus nyaman. Biar nggak jadi beban dan hasilnya pun sesuai harapan.


Ikuti Saja Alurnya

Teman saya akhirnya berkomentar, sudahlah, ikuti saja alurnya. Karena dua hal ini memang saya sukai, makanya agak susah juga meninggalkan salah satunya. Meskipun tidak menerima pesanan gambar, nyatanya saya tetap menggambar untuk mengisi feed Instagram. Saya tetap menggambar karena saya memang suka, tapi saya mungkin terlalu lelah kalau mesti mengerjakan semuanya sekaligus.


Sebenarnya, apa pun pekerjaan kita, bahkan meski kita amat menyukainya, tetap saja ada saatnya merasa bosan dan lelah. Apalagi kalau dikerjakan terus menerus. Iya, kan? Menulis pun sama. Terkadang di tengah-tengah menulis naskah saya merasa bosan dan nggak tahu mau mengetik apa. Capek dan mesti ambil jeda.


Begitu juga ketika menggambar. Kadang happy banget ngerjainnya, kadang ngerasa capek banget. Memang semua akan seperti ini, kan?


Tawaran Kolaborasi dari Bunda Helvy Tiana Rosa

Saya nggak pernah kepikiran bakalan dapat tawaran ini. Tiba-tiba beliau mengirimkan pesan di Instagram dan mengajak berkolaborasi mengerjakan pitcbook pertama beliau. Waktu itu saya kaget bukan main. Apa saya bermimpi? 


Kemudian kami lanjut ngobrol dan sempat saya tawarkan ilustrator lain jika ingin membuat komik karena saya pribadi tidak pernah menggarap komik. Namun, beliau berkata, kalau begitu kita bikin pictbook saja!


Waktu pertama kali bertemu di Tamini, saya nggak terlalu canggung karena beliau super ramah terutama untuk saya yang introvert. Beliau selalu mengabari ketika ada perubahan dan hal lainnya. Bukan tipe penulis terkenal yang gengsi mau balas pesan penggemarnya. Benar-benar humble. Rasanya beruntung sekali bisa mendapatkan kesempatan luar biasa ini terutama di saat saya pengin memutuskan berhenti mengerjakan gambar. Seperti ditampar, kenapa mesti berhenti, sih?


Sebenarnya, saya tidak pernah dengan sengaja mengerjakan beberapa proyek sekaligus. Misalnya, ketika mengerjakan ilustrasi untuk buku Pippi, saya nggak sengaja dapat pesanan naskah, pesanan ilustrasi lain dari salah satu penerbit mayor yang waktunya kebetulan selalu bersamaan padahal sudah direncanakan jauh hari sebelumnya.


Ketika kejadian mesti bareng begini, rasanya jadi agak berat dan bikin suntuk, ya? Solusinya, saya mesti pandai-pandai bagi waktu karena saya juga Ibu Rumah Tangga tanpa ART. Ada tugas lain yang mesti diselesaikan. Akhirnya, paling mudah memang dicicil pelan-pelan. Ingat, jangan pernah menumpuk pekerjaan rumah terutama cucian dan setrikaan, asli puyeng kalau sudah menumpuk…kwkwk. *Random banget deh ceritanya...kwkwk.


Buku Pippi Sudah Terbit!

Masya Allah tabarakallah. Saya bersyukur sekali akhirnya buku ini bisa terbit di pertengahan bulan ini. Pas pegang bukunya, rasanya nggak percaya ilustrasi itu sudah jadi buku. Terima kasih untuk Bunda Helvy, juga untuk diri saya yang tidak menyerah. 


Ketika buku sudah terbit, rasanya capek lelahnya hilang semua. Sama halnya seperti seorang ibu yang melahirkan anaknya. Rasa sakitnya hilang seketika. Seajaib itu, ya kalau sudah bahagia?


Buku Pippi berisi kisah nyata masa kecil Bunda Helvy dan Bunda Asma Nadia. Ditulis berima sehingga sangat menarik untuk dibaca. Kata Bunda Helvy, buku anak yang bagus itu yang bisa dinikmati oleh semua usia. Dan buku ini memenuhi kriteria itu. 


Gimana Ceritanya Bisa Dapat Proyek Seperti Ini?

Kok, bisa? Memangnya ngajuin ilustrasi ke penerbit-penerbit gitu? 


Kadang, teman-teman suka bertanya dari mana kita bisa mendapatkan klien dan proyek. Bahkan bisa dari luar negeri. Saya pernah cerita di postingan ini. Rata-rata teman saya juga sama, dapat klien karena tahu di Instagram atau dari mulut ke mulut. Dari klien ke klien yang merekomendasikan jasa kita.


Apa yang paling penting untuk dilakukan? Kerjakan saja semuanya dengan sungguh-sungguh. Share hasil gambar kita ke media sosial dan tunjukkan siapa diri kamu. Orang-orang bisa menilai dari karya kita meskipun nggak pernah kenal. Saya juga yakin, Allah melihat usaha kita sehingga jangan heran kalau ada orang-orang yang dapat proyek-proyek impiannya. Allah nggak tidur, teman. Allah tahu kita berusaha siang malam bahkan sampai begadang.


Yuk, kita nikmati perjalanan ini selagi masih ada kesempatan. Selagi diberi kesehatan dan waktu. Hal yang mesti saya ingat, pekerjaan saya di luar tidak lebih penting daripada tugas saya di rumah mendampingi anak-anak. Saya pernah bilang ke mas suami, saya nggak mau terlalu capek karena nanti jadi ngomel-ngomel mulu…kwkwk. Saya nggak mau terlalu ngoyo karena saya masih punya tanggung jawab mendampingi anak-anak di rumah. Saya mau hidup normal dan wajar sama seperti yang lain.


Ketika semua kewajiban sudah kita selesaikan dengan baik, semoga Allah mudahkan jalan kita. Tetap semangat, yah emak-emak yang menulis dan ngerjain ilustrasi. Semoga usaha kita tidak hanya menyenangkan di dunia, tapi juga berbuah pahala di akhirat. Berkah dan berkah, insya Allah.


BTW, buku Pippi sudah bisa teman-teman dapatkan di toko buku atau di sini! Ada diskon, lho. Selamat membaca kisah Pippi, ya. Semoga teman-teman suka dengan ilustrasi dan ceritanya :)


Salam hangat,


Comments