Vaksin Lengkap AstraZeneca

Saturday, November 27, 2021

Vaksin Lengkap AstraZeneca
Photo by Michael Marais on Unsplash


Setelah telat mendapatkan vaksin kedua selama lebih dari tiga minggu, akhirnya Selasa kemarin saya berhasil mendapatkan vaksin lengkap. Yeay! Senang karena akhirnya sudah dapat vaksin kedua setelah muter-muter ke mana-mana. Vaksin kedua lebih sulit didapat karena nggak semua tempat menyediakan. Waktu saya dan suami mencari ke Puskesmas, ternyata khusus AstraZeneca kedua dipindah lagi ke tempat lain. Konyolnya, setelah tinggal belasan tahun di Jakarta, saya baru tahu kalau Puskesmas itu tutup saat weekend…kwkwk. Alhasil, sempat bolak balik ke sana. Berasa banget kelamaan tinggal di goa :(


Mestinya, saya sudah mendapatkan vaksin pertama pada awal bulan ini. Sayangnya, saya dan anak-anak saat itu kena common cold dan tidak memungkinkan untuk vaksin. Saya benar-benar menunggu sampai semua sehat, termasuk anak-anak juga. Khawatirnya nanti saya ketularan common cold lagi ketika akan vaksin. Makanya, telatnya agak lama hampir sebulan. Tapi, itu bukan masalah dan lancar-lancar saja ketika akan menerima vaksin kedua.


Setelah Vaksin AstraZeneca Kedua

Hal yang paling mendebarkan setelah vaksin adalah KIPI! Pada vaksin pertama, saya sempat kena KIPI yang lumayan banget. Mulai dari menggigil sampai muntah-muntah. Di vaksin kedua, saya sudah menyiapkan mental kalau-kalau itu terjadi lagi. Alhamdulillah, kena KIPI, tapi lebih ringan daripada sebelumnya.


Saya hanya meriang-meringa sedikit. Badan sumeng, sedikit pusing dan mual dari hari pertama sampai hari kedua. Selebihnya, Alhamdulillah aman. Bekas suntikan pun nggak senyeri yang pertama dulu. Meskipun dokternya memasukkan jarum suntiknya penuh dengan emosi dan dendam…kwkwk. Benar-benar ngilu, sampai-sampai suami yang nggak takut sama jarum suntik pun ngeluh. Memang sakiiit…kwkwk.


Namun, saya merasa sangat lega karena sudah mendapatkan vaksin lengkap. Semoga pandeminya segera berlalu, ya. Dan kita bisa hidup dengan normal lagi. Tetap semangaat!


Peraturan Mulai Longgar

Di masa-masa sekarang, kondisinya sudah jauh sekali berbeda dengan sebelumnya, kondisnya sudah jauh sekali lebih aman. Bahkan sudah terdengar tukang nasi goreng lewat depan rumah…kwkwk. Soalnya, semasa pandemi, tukang nasi goreng benar-benar lenyap dari tempat saya. Berasa banget ada yang beda *lol.


Namun, peraturan yang longgar jangan juga membuat kita lengah. Kalau saya pribadi, ke mana-mana masih senang pakai masker dobel. Benar-benar terbiasa dengan rutinitas sebelumnya. 


Semoga orang-orang di luar sana juga sama. Jangan sampai kendor soal prokes. Apalagi anak-anak yang sekarang mulai PTM, terutama TK. Sangat berharap mereka tetap disiplin prokes dan nggak sembarangan lepas masker supaya terlatih sampai besar nanti. Karena hal-hal seperti ini nggak bisa ditanamkan dalam waktu singkat. Nggak bisa ngajarinnya dengan instan. Mesti dilatih dengan disiplin dan konsisten.


Seperti anak saya yang sejak jauh sebelum pandemi sudah terbiasa memakai masker ketika kena common cold supaya nggak menular kepada teman-temannya. Hingga saat ini, anak saya termasuk yang disiplin sekali prokesnya. Sampai-sampai dia meolak ketika diminta membuka masker untuk meniup mainan oleh gurunya. Pulang sekolah dia cerita katanya dipaksa membuka masker supaya bisa tiup sedotan. Saya lihat dari fotonya, mukanya bete dan masker hanya dibuka sebatas bisa meniup saja…kwkwk. Gurunya bilang, padahal teman-temannya senang memainkan dan enjoy saja membuka masker. Besoknya, qadarallah anak saya kena common cold lagi setelah seminggu sehat. Benar-enar baru seminggu dia masuk sekolah. hiks. 


Qadarallah, kalau mau dibuat pusing dan overthinking, pasti gemas dengan prokes sekolah yang kurang ketat. Namun, saya longgarkan juga perasaan supaya nggak tertekan. Karena anak saya mesti sekolah juga. It’s okay, ya, Nak. Semoga imunitasmu jadi lebih kuat lagi. Dua harian ini mulai pakai alat nebu lagi karena dia ada riwayat OMA dan mesti benar-benar hati-hati ketika batuk pilek. 


PPKM Level 3 di Bulan Desember

Sudah dengar kabar terbaru ini? PPKM level 3 bakalan diterapkan bulan depan demi menghindari lonjakan para pemudik di hari libur yang cukup panjang. Saya yang nggak bisa mudik setelah dua tahun nggak merasa ada yang salah sih dengan peraturan ini asal memang alasannya benar-benar karena 'pemudik'. Toh, kalau akhir tahun seperti ini, kami juga nggak akan bisa pulang…kwkwk.


Semoga semua pihak bisa bersabar, ya. Jika akhirnya mesti liburan dan mudik, semoga semuanya bisa taat prokes. Biar kondisi tetap aman dan saya bisa punya kesempatan mudik setelah dua tahun nggak bisa bertemu orang tua. Prokes itu nggak susah, kok. Kalau kita terbiasa disiplin, menerapkannya pun nyaman-nyaman saja. Pakai masker, rajin cuci tangan, dan jaga jarak, nggak ada yang sulit :)


Semoga kondisi seperti ini terus membaik dan nggak ada lagi yang namanya gelombang ketiga seperti yang banyak disebut di media. Tetap semangat dan taat prokes, ya. Jangan lupa vaksin lengkap :)


Salam hangat, 


Comments

  1. Udahh mau tahun baru lagi, rasanya seperti tahun-tahun sebelumnya yang gak bisa kemana-mana karena pembatasan ini. Apalagi persyaratannya yang beraneka ragam gini. Mau pergi urusan jadi bertambah karena persyaratan yang harus diurus..

    ReplyDelete