Punya Impian? Jangan Setengah-setengah Ketika Memperjuangkan!

Saturday, August 29, 2020

Memperjuangkan impian



Punya banyak keinginan bukan masalah. Asalkan kita bisa fokus pada seluruh keinginan itu. Mencapainya nggak perlu buru-buru, pelan-pelan saja asalkan sampai tujuan. Bukankah hal-hal instan nggak pernah bertahan lama? Akan jauh lebih baik jika kita mencapainya dengan proses yang panjang, tapi jelas dilakukan dengan jujur dan berkat keringat sendiri *pakai aja keringat orang kalau nggak geli...hihi

Kalau mau jadi penulis, coba menulislah setiap hari. Inilah yang saya katakan kepada banyak orang ketika mereka bertanya gimana caranya jadi penulis? namun, 100% saya yakin, nggak semua orang mempraktikkannya. Bahkan mungkin setelah saya berikan link-link untuk ia baca, malah dianggurin begitu saja. Nggak masalah, itu impian kamu, bukan impian saya :)

Kenapa banyak sekali orang senang bertanya sebelum mencari tahu? Kenapa begitu banyak orang bilang pengen, tapi usaha aja nggak pernah? Berapa orang pernah saya buatkan blog, entah berapa orang yang mau tetap menulis? Bukan soal saya marah atau kesal dengan mereka, apalagi nggak ikhlas...kwkwk, bukan soal itu. Saya lihat, mereka nggak benar-benar serius mengusahakan apa yang diinginkan. Atau bisa jadi, memang mereka hanya sekadar pengen dan mencoba saja. Bukan menjadikannya sebagai impian yang mesti dikejar. Siapa yang tahu?

Kalau dipikir, saya termasuk orang yang nggak mau main-main ketika pengen sesuatu. Kayaknya benar-benar harus kerja keras, tercapai, baru bisa tersenyum lega. Mengerjakannya nggak bisa sekaligus juga. Satu per satu. Saya pun tipe orang yang senang mencari tahu sebelum bertanya. Kecuali udah nggak ada, mentok, baru bertanya pada yang lebih mampu. Kenapa nggak langsung nanya aja? Karena takut dikacangin juga, takut mengganggu, dan khawatir apa yang saya cari ternyata mudah sekali dijumpai di Mbah Google. Pengalaman ketika dikacangin itu nggak enak banget :D

Namun, yang sering orang lakukan, nanya mulu, praktik nggak. Gemaaaas! Nanya gimana caranya menggambar digital, diminta latihan dulu di buku, dikira bercanda dan males ngajarin. Ya Allah, itu yang saya lakukan sampai detik ini, lho. Ada yang kesal nggak, sih saya nulis begini? :D


Kamu Bukan Superhero


Menurut saya, banyak pengen itu bagus. Jangan sampai ada manusia di bumi Allah ini yang hidup seadanya, tanpa impian, tanpa tujuan. Justru kalau kamu punya banyak impian, keren banget dong. Salut buat kamu.

Namun, nggak usah buru-buru mendapatkannya. Karena kamu bukan Tuhan, bukan jin, bukan superhero juga yang bisa melakukan ini itu dalam sekejap mata. Kecuali kamu memelihara jin *ya kali...kwkwk. Satu per satu dulu. Sabar, sabar. Kamu butuh berlatih setiap hari sampai impianmu benar-benar terwujud.

Pengen bisa bikin roti? Cobalah banyak resep sesering mungkin. Pengen bisa menulis dan jadi blogger? Silakan tulis naskahmu dan rampungkan, isi blog kamu jangan dianggurin terus *pesan ini dipersembahkan juga untuk saya sendiri :D

Sedih banget ada orang yang kebanyakan mau, tapi nggak pernah usaha. Sedih, kok banyak jumlahnya...hehe *ampun jangan digetok ulekan...kwkwk.


Maruk Boleh, Males Jangan!


Maruk itu maksudnya banyak banget pengennya. Ya nggak masalah dong asalkan kita tahu diri. Jika banyak keinginan, sudah pasti usahanya juga harus diimbangi semakin gigih lagi dan jalannya nggak akan semulus tepung.

Males, suka menunda, banyak menghayal tanpa usaha, dan lain-lain adalah beberapa hal yang mesti kamu hindari jika ingin impianmu terwujud. Kamu yang punya impian, kamu juga yang harus mengusahakannya. Orang-orang di sekitarmu hanya memotivasi, mendorongmu supaya terus melangkah ke depan. Sedangkan yang punya kaki adalah dirimu. Otomatis yang bisa membuatmu maju melangkah adalah dirimu sendiri. Jika orang terlalu keras mendorong, kamu tidak akan maju, malah jatuh kedebug! Sakit, kan?

Please, imbangi impianmu yang sebanyak itu dengan usaha. Orang lain bisa karena berusaha. Orang lain berhasil, karena telah mencoba dan bisa jadi telah jatuh berkali-kali. Sakit dong kalau jatuh? Memang sakit, tapi saat itulah dia tahu harus bangkit atau tetap tersungkur dan melupakan impiannya. Miris banget, kan? Jangan sampai kamu lupa bangkit setelah jatuh, ya!

Fokuslah pada yang Paling...


Paling apa, Mbak Muyass? Paling ingin kamu capai saat ini. Dulu, fokus saya hanya ingin menulis buku. Nggak pernah kebayang bisa jadi penulis artikel dan mendapatkan penghasilan dari sana.

Waktu itu, saya hanya suka menulis. Saya berusaha berlatih supaya bisa punya buku solo. Tapi, kemudian saya tahu bahwa menulis nggak hanya sekadar menulis buku, bisa juga menulis artikel. Kemudian saya mencoba dan merasa nyaman di sana. Saya yang awalnya fokus ingin menulis buku, kemudian memilih fokus menulis artikel (dulu). Setelah apa yang saya ingin tercapai dan saya merasa puas di sana, saya pun kembali aktif ikut kelas menulis buku online dan mengejar apa yang belum saya dapatkan.

Hasilnya? Saya bisa menerbitkan beberapa buku solo, antologi, dan buku duet. Adakah yang salah jika kita banyak keinginan? Nggak ada yang salah. Asalkan kita bisa fokus pada yang paling kita inginkan dan kita senangi. Impian lain? Bisa menunggu sampai kita bisa menuntaskan impian lain. Masalahnya, kamu mau nggak sesabar itu buat mengusahakannya satu per satu?

Usia Bukan Alasan untuk Menyerah


Ketika saya membuat gambar dan upload di feed Instagram, banyak yang kaget dengan usia saya. Mereka kira saya ini masih remaja seusia mereka *padahal jiwa saya masih muda...kwkwk. Oalah, udah nikah? Oalah, udah punya anak? Seakan mereka nggumon, dikira saya masih remaja.

Teman saya dulu pernah berpikir bahwa impiannya menjadi ilustrator mungkin mesti dikubur saja mengingat dia sudah jadi ibu-ibu dan punya anak. Saya mikir, memangnya apa yang salah dengan semua itu?

Ketika kita berhasil mencapai apa yang kita impikan di usia muda, selamat! Artinya kamu berhasil dan luar biasa banget, masih muda udah sehebat itu. Tapi, saat kamu sudah jadi ibu-ibu, tapi ada impian belum terwujud, silakan diperjuangkan terus. Mungkin akan lebih sulit karena kita sudah punya kewajiban menjaga dan mendampingi anak-anak. Waktu kita terbatas sebab kita juga punya pekerjaan rumah yang seabrek, tapi kesempatan kita sama, kok. Buat saya, kesempatan kita tetap sama.

Dan yang terjadi? Meskipun sudah ibu-ibu, justru saya berhasil mencapai apa yang saya impikan di usia ini. Manis sekali rencana Allah itu. Jangan pernah menyerah apalagi minder dengan usia kita yang sudah hampir atau sudah kepala tiga. Selama kita mau usaha, selama itu pula kita punya kesempatan yang sama.

Berbaik Sangka pada Allah


Dalam keadaan menyenangkan, kita bakalan mudah saja berbaik sangka pada takdir Allah. Namun, di saat sulit, ketika sempat gagal berkali-kali, dizalimin orang, dan sebagainya, gimana cara kita supaya tetap berbaik sangka pada Allah? Pasti nggak akan mudah.

Tapi, percayalah kita harus melakukannya. Tetap berbaik sangka pada Allah, tetap berpikir positif dan terimalah yang sudah terjadi. Dengan begitu, kita bisa melangkah dengan lebih mudah. Semoga Allah pun mengabulkan impian kita, persis seperti yang sudah kita rencanakan :)

Semoga kamu yang punya impian, nggak setengah-setengah mengusahakannya. Totalitas kenapa, sih? Gagal bukan akhir, asal kamu tetap mau berusaha. Latihan terus, coba terus, dan jangan lekas berpuas diri.

Salam hangat,

Featured image: Photo by Yohann Lc on Unsplash

 

Comments

  1. Mbak terima kasih sudah menuliskan ini. Semua yang ditulis ini membuat saya jadi semangat kembali buat meraih impian. Memperjuangkan sepenuh hati nggak setengah-setengah.

    ReplyDelete
  2. betul, kadang kita suak ragu jadi terhambat

    ReplyDelete
  3. Setuju mba muyas.
    Impian boleh banyak,keinginan boleh banyak, jika memang niat ingin mewujudkan satu dari sekian banyak impian, just go
    Meskipun usaha dibaliknya butuh perjuangan yang bisa dibilang sakit, cuman kadang kalau udah berhadapan dengan rasa malas itu yg berat. Tapi itu adalah ujian dan PR yang harus diselesaikan

    ReplyDelete
  4. Laaah sama mbak, ga tau deh udah ditanya dan buatin blog untuk temen2ku, tp ya yg konsisten dan serius satu dua. Sisanya lenyap gt aja, wkwkwk
    Aku mirip2 sm mbak Muyas, kl menginginkan sesuatu (karya) kudu banget dikejar, totalitas, cari tahu sebanyak2nya, lalu kerjakan. Intinya kudu bgt upgrade skill trs, umur mah bukan hambatan yak, ihihi

    ReplyDelete
  5. mba Muyas, baca judul artikelnya langsung jleb banget ini mah, aku sepertinya beberapa mimpinya itu setengah-setengah gitu dalam usaha buat mencapainya, point-pointnya semakin memperkuat saya untuk makin konsisten dan terus berusaha, thanks mba, sharingnya mengingatkan saya pada mimpi2 yang harus dicapai

    ReplyDelete
  6. Semua sudah terwakili yg ada di unek2 saya, termasuk sering bertanya dan kalau di suruh praktek males duluan wkwkwk.

    Harus lebih semangat, enggapai impian, ternyata banyak PR yg masih belum terselesaikan, terimakasih Mbak Muyass sudah mengingatkan di tulisan ini, jadi ngeh dan merasa terpukul :)

    ReplyDelete
  7. setuju Mbak, kalau punya impian ya diwujudkan jangan cuma dipendam gitu aja ya, noted to myself juga niiih.
    masih ada beberapa yang ingin diwujudkan meski sudah di usia gini, emang klo kepala 3 kenapa? justru saatnya kita membuktikan bahwa kita bisa ya, disertai dengan usaha, doa dan keyakinan kuat Allah akan menolong kita dan memberikannya di saat yang tepat :)

    ReplyDelete
  8. Topiknya bagus nih mba Muyass. Manusia diberi kecakapan, minat dan akal. Selebihnya memang terserah manusianya bagaimana me-manage semuanya itu. Seringkali mereka punya masalah internal, kalau eksternal kalau sudah niat dan ada support system harusnya bisa (dengan izin Allah)

    ReplyDelete
  9. Di era dimana semua informasi dengan mudah kita dapatkan seperti sekarang ini, banyak yang akhirnya membuat seseorang justru kebingungan dalam melangkah karena terlalu banyak informasi yang ia dapatkan. Buat saya, hal ini yang kadang mengakibatkan mereka akhirnya gak fokus ke tujuan awal ketika berniat bermimpi dan berusaha mba

    ReplyDelete
  10. Inspired woman. Makasiy mba. Aku jadi semangat lagi nih abis baca tulisan mba.

    ReplyDelete