Buku ‘Agar Suami Tak Mendua’ dan Perjuangan Selama Hampir 5 Tahun

Sunday, February 24, 2019

Buku ‘Agar Suami Tak Mendua’ dan Perjuangan Selama Hampir 5 Tahun


Kangen banget mengisi blog yang sebulan kemarin bisa hampir setiap hari, minggu-minggu ini sedikit agak berkurang karena saya memilih fokus mengerjakan naskah buku yang outline-nya kemarin baru saja di-acc. Karena jumlahnya lumayan, sekaligus 3 outline, jadi agak menyita waktu. Sebisa mungkin nggak saya bikin santai selama saya bisa. Alhamdulillah, tinggal satu naskah lagi yang harus dirampungkan.


Sebelum menulis ini, saya kerjakan dulu beberapa bagian dari naskah saya, menulis di blog adalah bonusnya…haha. Ya, itu cara saya supaya nggak melulu menunda pekerjaan yang sebenarnya jadi prioritas. Jika saya telah menyelesaikan naskah, biasanya saya akan memberikan hadiah kepada diri sendiri dengan jalan-jalan ke toko buku dan membeli beberapa yang saya suka. Sederhana banget tapi itu yang saya kerjakan setahun terakhir.



Perjuangan selama hampir 5 tahun akhirnya berbuah manis


Beberapa hari yang lalu, seorang berdiri di depan pintu pagar rumah sambil membawa paket. Bukan ojol atau kurir lain yang biasa mangantar barang ke rumah. Dia juga tidak membuka helm dan maskernya. Pakai kacamata hitam pula, jadi agak ngeri nyemperin dan ragu mau buka gembok…kwkwk.


“Paket, Mbak.”


Owh, ternyata paket. Tapi, dari siapa ya? Kayaknya saya nggak merasa pesan buku selama beberapa hari ini. Kemudian saya menanyakan, dari mana? Gramedia. Nah, lho. Sejak kapan saya belanja buku di sana? Kwkwk, semakin misterius saja. Semoga itu bukan bom *lebay..kwkwk.

 
Saat dia mengambil pulpen, barulah saya paham itu paket dari penerbit Elex Media. Yess! Ternyata itu buku bukti terbit. Masya Allah. Rasanya pengen lompat-lompat kalau saja nggak ingat ada masnya masih mematung melihat saya kebingungan plus pakai kacamata pinky yang nggak banget…kwkwk.


Buru-buru saya masuk rumah setelah menerima paket dan membukanya. Allahu Akbar. Itu naskah pertama saya. Itu buku yang saya tulis tahun 2014 silam kini sudah menjelma menjadi buku yang cantik dan manis sekali. Saya menangis sambil memeluk si bungsu dan nggak tahu mau berkata apa.



Sempat menyerah dan mencoba ikhlas


Bahkan dua tahun kemarin, saya menyerah dan tidak mengharapkan buku itu terbit lagi. Saya ikhlaskan itu di penerbit pertama yang menurut saya sangat tidak amanah karena tidak memberikan kabar sejak 2014-2017. Terakhir buku itu saya dengar sudah antre cetak, bahkan saya cek sendiri sudah terdaftar ISBN-nya. Saya tanyakan berulang kali, tapi jawabannya sama. Hingga 2017 saya kembali memastikan kabarnya yang ternyata qadarallah gagal terbit tanpa alasan jelas. Ya, menurut mereka itu adalah hal biasa. Banyak buku penulis yang akhirnya gagal terbit. Owh, mungkin itu tidak biasa buat saya, terutama jika tidak diberikan kabar. Kami penulis tidak sekadar mengejar royalti, tapi ketika kami kirimkan naskah, kami sangat berharap buku bisa terbit.


Gimana rasanya? Sedih, kesel, tapi nggak bisa ngapa-ngapain. Tapi, Gusti Allah mboten sare. Apa yang sudah menjadi rezeki saya tidak akan ke mana-mana, tidak akan pula tertukar. Apa yang telah menjadi hak saya, Insya Allah akan kembali pada saya. Saya tanamkan itu dalam hati meski saya tidak tahu bagaimana caranya supaya buku itu terbit.


Hingga suatu hari, seorang teman menganjurkan saya menarik naskah itu dan mengirimkannya ke salah satu penerbit mayor. Dan saya melakukannya. Sekitar bulan Juli 2018, naskah itu saya kirimkan dengan catatan telah memiliki ISBN dan gagal terbit. Alhamdulillah, sekitar dua bulanan, naskah saya mendapatkan kabar baik dan diterima di Quanta, lini dari Elex Media.


Masya Allah, bahagia banget rasanya saat itu. Saya bilang siap merivisi jika ada yang perlu diperbaiki. Alhamdulillah, tidak ada revisi. Kontak sama editor sangat jarang. Beliau hanya menghubungi ketika meminta sinopsis dan data diri. Saya pun tak mau cerewet sehingga tidak pernah menanyakan bagaimana kabar naskah saya. Ya, itu 'kan baru beberapa bulan lewat, sedangkan sebelumnya saya sudah melewati waktu bertahun-tahun…hihi.


Sekitar Januari lalu, editor kembali menghubungi saya dan memberikan contoh cover. Itu artinya buku saya siap terbit. Tapi, saya nggak cocok dengan cover pertama dan memutuskan meminta revisi atau ganti dengan beberapa contoh seperti yang saya inginkan. Alhamdulillah, hasilnya sesuai keinginan, lebih menjual, terlihat manis, dan islami. Dan editor bilang buku itu akan segera terbit.


Waktu kayaknya berlalu lambat banget. Nungguin beberapa minggu aja kayaknya lama banget. Saya tidak sabar menunggu buku itu terbit. Dan Alhamdulillah, beberapa hari lalu, buku ini sudah terbit dan saya bisa memeluknya *lebay nggak sih…haha.


Buku ini terdiri dari 400 halaman. Berisi kisah fiksi inspiratif di setiap bab serta ulasan disertai dalil. Di setiap bab, kamu juga bisa membaca quote yang Insya Allah bikin sadar diri…haha. Judulnya memang bikin deg-degan kata orang…haha. Tapi, ini bukan berarti kami para perempuan menentang poligami, ya. Buku ini lebih fokus menjelaskan lebih detail kewajiban dan peran seorang istri kepada pasangannya.


Tadi sempat baca-baca lagi  sekilas dan merasa ada cerita yang lucu tapi manis, serta ulasan yang mak jleb. Jadi, berkaca-kaca lagi, ini buku pertama saya yang harusnya terbit beberapa tahun lalu, tapi Allah Mahabaik. Dan saya percaya, Allah tahu yang terbaik buat saya meski dulu saya merasa ini nggak adil banget!


Buku ini saya tulis selama dua minggu. Dan kini sudah bisa kamu dapatkan di toko buku seperti Gramedia dan kawan-kawannya. Jika kamu malas atau jarang keluar, kamu bisa pesan langsung di Gramedia online. Kemarin saya cek sudah masuk dan tersedia.


Kalau kamu ketemu buku ini, jangan lupa foto dan tag saya. Suatu kebahagiaan tersendiri bagi penulis jika ada bukunya yang dibeli dan dibaca sehingga bisa lebih bermanfaat. Dan sekadar info, penulis itu nggak punya stok banyak buku karena kami memang bukan toko buku *yaiyalah…haha. Kami hanya mendapatkan 6 pcs buku sebagai bukti terbit dengan syarat satu buku dikembalikan lagi pada penerbit bersama surat perjanjian.


Kadang kaget juga ketika ada yang sampai inbox minta dikirimkan buku. Bukannya kami pelit, terutama seperti kami yang pemula, royalti belum seberapa, kebayang kalau harus membagikan buku kepada semua orang? Haha. But, it’s oke. Mungkin mereka belum memahami dunia penerbitan, saya memaklumi. Jika saya ingin punya lebih, saya pun harus membelinya sama seperti pembaca lain. Tapi, yang istimewa tentu saja tentang apa yang kita tulis, yang kemudian dicetak dan berharap bisa jadi lebih bermanfaat bagi banyak orang sehingga bernilai pahala. Ustadz saya bilang, ini dakwah lewat buku. Masya Allah semoga demikian adanya.



Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada keluarga terutama ibu yang tak pernah lepas mendoakan,  kepada teman, serta mentor saya yang telah mendoakan dan mendukung saya selama ini. Alhamdulillah, perjuangan panjang berbuah manis. Sebab yang namanya rezeki tidak akan berlalu dan berpaling. Apa yang sudah jadi hak kita akan kembali juga pada kita.
Istri itu ibarat sebuah rumah. Tempat berteduh dari panas, tempat berlabuh saat lelah, dan tempat yang damai saat gelisah. Meski kita semua tak bisa menyajikan kehidupan yang sempurna bagi suami, tetap berusaha menjadi istri yang selalu ada saat suami butuhkan, itu sebaik-baiknya seorang istri. Buku ini membuat degup jantung saya berdebar kencang, sudahkah saya menjadi perempuan istimewa di mata suami? Bismillah, semoga bukan hanya saya, tapi kita semua, para perempuan sholehah pembaca buku ini. (Indari Mastuti, CEO INDSCRIPT Corp)


Salam,

Comments

  1. Wahh memang nggk ada yg instan ya mba. Dari 2014, sempet nyerah naskahnya bakal nggk jd buku, habis itu dpt kabar baik. Semoga bukunya jd amal jariyah bagi yg membacanya mba

    ReplyDelete
  2. Pengen baca buku mbak muyyas. Duh, aku juga ngalami nih mbak. Sudah kirim perjanjian terbit dari oktober 2017 tapi pas ditanya nggak ada kabarnya sampai sekarang. Apa aku tarik aja ya naskah itu? Eh, jadi curcol.

    ReplyDelete
  3. Menduanya tergantung niat suaminya wuehehe

    ReplyDelete
  4. wow hebat banget...


    teringin pula nak menulis buku..

    cuma belum yakin penulisan saya bagus ke tidak

    ReplyDelete
  5. Selamat ya mbak
    . Atas terbit buku nya
    .., semoga sukses terus

    ReplyDelete
  6. Selamat Mbak Muyass yang baru lahiran buku barunya. Semoga sukses.

    ReplyDelete
  7. Judulnya ngeri2 sedapppp mba, sukses ya semoga best seller

    ReplyDelete
  8. Penasaran banget.
    Pengen baca dong, semoga bisa menjadi penyejuk hati untuk menjadi ikhlas mengubah diri jadi istri yang terbaik buat suami, aamiin :)

    ReplyDelete