Cerbung Tentang Kita Bag 17; Canggung

Thursday, December 21, 2017

 
Cerbung Tentang Kita Bag 17; Canggung


 Bagaimana bisa aku merindukan orang lain sementara di sisi berbeda ada seorang perempuan dengan setia menunggu…

Raina bergeming. Sudah hampir satu jam sejak kejadian tadi, tak sepatah kata pun ingin ia utarakan. Padahal, dengan cemas seorang lelaki menanti dia bicara. Marah, menangis atau kecewa, apapun itu. Tetapi lelaki yang tak lain adalah Bagas rupanya gagal mendapatkan apapun selain suara hembusan napas yang semakin keras.

Bagas melirik istrinya. Ingin minta maaf sekali lagi, tetapi sepertinya percuma. Kalimat maaf itu terlanjur tak berharga saat ini. Raina bahkan tak menangis. Kedua bola matanya hanya menatap kosong ke arah jendela kaca yang membentang di sisi ranjang putra sulung mereka.


Ada banyak luka terlanjur tergores, dan tentu saja bukan hal mudah untuk menyembuhkannya. Baik Raina ataupun Bagas, kali ini memilih diam dan bicara banyak hal dalam hati. Bagas tak mendengar apapun selain jarum jam yang merangkak pelan. Entah sampai kapan keadaan seperti itu akan berakhir.


Bau obat-obatan membius keduanya. Ruangan yang didominasi warna putih, selang infus yang membelalai di tangan putra mereka, dan perasaan yang pasi setelah keterkejutan Bagas saat mengetahui kehamilan Raina barusan. Banyak hal menindih hati lelaki berhidung mancung itu, membuatnya jadi sesak. Diam-diam Bagas menitikkan air mata. Satu hal yang jarang sekali terjadi meskipun dalam keadaan sesulit apapun.


Memalukan melihat keadaan keluarga kecilnya yang berantakan bahkan semburat kesedihan terpancar dari segala sisi membuatnya menyesal telah menemui Sherly. Masa lalu sebenarnya tak pernah benar-benar bisa dibuang jauh, tapi menata hati dan menyimpan semua yang tak perlu serta tak seharusnya menjadi sebuah keharusan. Kehidupan rumah tangga mereka sejatinya menjadi hal paling manis meskipun tak selalu mudah, tapi Bagas bersyukur bisa melalui semuanya bersama Raina. Dan gadis berlesung pipit itu, entahlah. Mungkin dia sedang menyesali kali pertama menerima pinangan Bagas. Lihat saja, lelaki yang berulang kali dia beri maaf, rupanya sering mengulangi kesalahan. Sungguh menyedihkan membayangkan bagaimana Raina menyimpan rapat-rapat kondisinya saat ini sedangkan banyak kejadian menyakitkan dia alami. Sendiri, ya , hanya sendiri. Dan di mana lelaki itu saat dia butuh?


“Rai,” Bagas tak tahan. Lelaki itu sudah menunggu cukup lama demi mendengar satu kata saja dari perempuan dengan hijab berwarna pastel yang sedang duduk di hadapannya.


Bagas tak menangkap keinginan Raina untuk sekadar menjawab dan membalas sapaannya. Raina hanya diam dan diam sepanjang hari di dalam bangsal yang semakin menyesakkan.


“Rai, mas ingin bicara banyak hal. Tapi bagaimana mas bisa memulai kalau kamu hanya diam seperti patung?”


Terdengar cukup keras menghentak telinga. Tapi, Raina hanya menoleh dan menatap Bagas, sinis.


“Rai, mas ingin bicara.” Bagas mulai memelas.


Raina beranjak, mendekati sofa yang terbaring lesu di hadapannya. Bagas sudah menangkap air mata dalam tatapan Raina. Bagas mendongak demi melihat wajah Raina dengan sempurna. Apa yang ingin dia katakan selain kemarahan dan kecewa?


“Ada banyak waktu Raina habiskan hanya demi menunggu mas kembali. Ada banyak hal Raina harapkan, termasuk bagaimana kita bisa melanjutkan semuanya tanpa harus menyakiti siapa pun termasuk hati Raina sendiri.,” Raina menarik napas demi melanjutkan kalimatnya.


Sedangkan Bagas hanya menatap tanpa berkedip. Dia berada di antara luka dan kecewa yang sedang menganga.


“Raina tak suka diperlakukan seperti ini!” setengah berteriak terdengar dari mulut Raina. Sisanya hanya sesengguk serta tangisan. Semakin lama semakin menyayat hati. Raina jatuh, meringkuk di lantai kamar di mana putranya sedang dirawat. Dan Raka, menangkap kejadian itu dengan sempurna.

*****

Comments

  1. Masa lalu memang tidan mungkin bisa di lupakan
    namun setelah menjadi masa lalu biarkan lah menjadi sebuah kenangan
    lembaran baru yg telah tercipta hari ini harus di jaga tanpa membawa kembali sang masa lalu kedalamnya.

    Bagas sebenarnya lelaki yg beruntung dapat Raina, tak seharusnya dilukai..
    Setidaknya demi buah hati

    ReplyDelete
  2. Masa lalu akan tetap menjadi kenangan, 😁😁

    ReplyDelete
  3. Yaa!! Sebuah kehidupan keluarga yang penuh intrik...Baik Bagas maupun Reina keduanya hanyut dalam ketidak pastian..Meski pun Bagas menyadarinya..

    Namun tak mudah bagi Reina yang telah terlanjur terperangkap kedalam lingkaran emosi tanpa arah, meski ia pun merasa benar untuk dirinya..

    Namun akankah kehambaran mahligai rumah tangga itu terobati...yaa!! Mungkin tunggu episode berikutnya kali yee!!.πŸ˜‚πŸ˜‚

    Soalnya nggak ngikuti dari awal...Baca cerita ini jadi kangen bikin cerpen aku..πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

    ReplyDelete