Melihat Dieng Lebih Dekat

Tuesday, October 6, 2020

Melihat dieng lebih dekat



Dieng merupakan tempat wisata yang identik dengan suasana alam yang begitu istimewa. Terletak di antara Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Jika kamu melakukan perjalanan dari Yogyakarta, butuh waktu sekitar 3 jam untuk sampai ke Dieng menggunakan kendaraan pribadi.

Siapa yang tak kenal Dieng? Disebut-sebut sebagai Negeri tempat bersemayamnya para Dewa Dewi. Negeri seindah kisah dalam dongeng ini bukan sekadar hayalan belaka. Jika kamu berkesempatan menginjakkan kaki di dataran tinggi Dieng, maka hamparan alam begitu memesona akan memanjakan mata.

Dieng Plateau atau dataran tinggi Dieng dikelilingi hijau pegunungan serta hamparan awan yang membuatnya layak disebut sebagai Negeri di Atas Awan. Gumpalan awan tebal serupa lautan awan bisa kita saksikan di kaki gunung-gunung besar di kawasan Dieng. Suhu di dataran tinggi Dieng cukup dingin karena letaknya yang berada kurang lebih 2000 meter di atas permukaan laut.

Selain itu, ada beberapa alasan kenapa Dieng layak dijuluki sebagai Negeri di Atas Awan,

  • Berada pada ketinggian lebih dari 2000 meter di atas permukaan laut membuat Dieng selalu diselimuti kabut tebal. Benar-benar terlihat berada di atas awan!

  • Jika kamu berkesempatan mengunjungi bukit Sikunir di Desa Sembungan, maka kamu akan melihat gumpalan-gumpalan awan yang menyelimuti daratan. Supaya tidak ketinggalan menikmati sunrise yang begitu memesona, maka berangkatlah di pagi petang. Kamu harus melewati anak tangga sekitar 4 km menuju puncak Sikunir. Lumayan juga, ya.

  • Desa Sembungan yang ada di Kawasan Dieng menjadi satu-satunya desa yang letaknya paling tinggi di Pulau Jawa. Kamu bisa melihat hamparan embun menyelimuti desa ini. Membuatnya terlihat seolah berada di atas awan.

  • Gumpalan awan terhampar di antara tiga gunung yang ada di dataran tinggi Dieng. Dari puncak Sikunir, kita bisa melihat Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, dan Gunung Prau diselimuti awan. Tak berbeda seperti negeri yang berada di atas awan kapas yang putih bersih.

  • Bagi para pendaki, Gunung Prau menjadi salah satu tujuan pendakian. Dengan ketinggian 2.565 meter di atas permukaan laut membuat Kawasan ini terlihat seolah berada di atas awan. Gumpalan awan dan keindahan alamnya membuat tempat ini begitu menakjubkan.


Menelusuri Bun Upas di Dataran Tinggi Dieng



Ada hal unik yang sering menjadi perhatian masyarakat Indonesia dari dataran tinggi Dieng selain keindahan alamnya, salah satunya adanya fenomena Bun Upas atau embun beku, yakni salju tipis yang menyelimuti dataran tinggi Dieng pada suhu di bawah titik beku.

Dieng berada di dekat Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing menyebabkan Kawasan ini mempunyai suhu yang sangat rendah. Munculnya Bun Upas bisa menjadi daya Tarik tersendiri bagi para traveller. Bahkan ada yang jauh-jauh datang dari luar kota hanya demi melihat keindahan fenomena alam menakjubkan ini.

Lapisan salju tipis setebal 0,5 cm akan menyelimuti permukaan tanaman serta benda-benda yang ada di dataran tinggi Dieng. Membuat pemandangan berbeda. Sangat indah serta memanjakan mata. Siapa pun pasti tertarik untuk mengabadikan momen istimewa ini. Tak jarang banyak pengunjung berfoto sambil tak henti-henti berdecak kagum.

Bun Upas biasanya muncul terutama di musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Fenomena alam yang sangat unik ini menyajikan pemandangan langka. Rasanya seolah sedang berada di negeri empat musim. Betapa indahnya negeri kita. Memiliki paket komplit dengan keindahan alamnya yang nyaris sempurna.

Objek Wisata Alam di Dataran Tinggi Dieng


Belum puas menikmati gumpalan awan di puncak Sikunir dan melihat keindahan salju tipis yang menyelimuti permukaan tanaman dan benda-benda di dataran tinggi Dieng, mari kita melihat lebih dekat objek wisata lain yang ada di dataran tinggi Dieng.

  • Kawah Candradimuka


Terletak 7 km dari dataran tinggi Dieng, Kawah Candradimuka bukan termasuk kawah gunung berapi melainkan solfatara yang muncul akibat merekahnya tanah. Kawah ini memiliki dua lubang yang masih aktif mengeluarkan solfatara, baik secara bergantian ataupun terus menerus.

  • Kawah Sikidang


Kawah seluas 200 m2 ini merupakan kawah vulkanik aktif yang terbesar di dataran tinggi Dieng. Kita bisa melihat bahwa kawah Sikidang ini masih aktif mengeluarkan uap panas membuat air kawahnya mendidih dan bergolak.

  • Batu Pandang Ratapan Angin


Berlokasi di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Dari sini, kita bisa melihat keindahan Telaga Warna serta Telaga Pengilon.

  • Savana Pangonan


Ternyata, Dieng tidak hanya dikenal sebagai dataran tinggi dengan Bun Upasnya yang unik, di sini juga terdapat banyak savana. Salah satunya adalah savana Pangonan. Tapi, sebelum sampai ke tempat ini, kita mesti melakukan pendakian di Bukit Pangonan.

  • Telaga Dringo


Telaga ini tidak terlalu ramai dikunjungi oleh wisatawan. Jika kita ingin melihat keindahan Telaga Dringo, maka terlebih dulu kita harus melakukan perjalanan ke Kawah Candradimuka.

Dan masih banyak objek wisata menarik lain yang bisa kita kunjungi saat tiba di dataran tinggi Dieng. Namun, tidak hanya menjadi destinasi wisata menarik karena keindahan alamnya, Dieng juga menjadi situs bersejarah yang begitu terkenal di Indonesia.

Rumah Bagi Candi Hindu Tertua di Pulau Jawa



Candi Arjuna merupakan candi Hindu tertua yang ada di Pulau Jawa. Terletak di dataran tinggi Dieng dan berada satu kompleks dengan candi-candi lain yang ada di sana. Candi Arjuna diperkirakan dibangun pada tahun 809 M. Ditemukan kembali pada abad ke-18 setelah sempat menghilang.

Tidak hanya Candi Arjuna, di dataran tinggi Dieng yang disebut sebagai lokasi ritual keagamaan juga ditemukan situs bersejarah lainnya seperti undak-udakan peninggalan Mataram Kuno. Hingga Januari 2020, masih ditemukan fondasi bangunan di Desa  Dieng Kulon yang diyakini sebagai bagian dari bangunan candi.

Ruwatan Anak Berambut Gimbal



Ada budaya unik di dataran tinggi Dieng. Salah satunya adalah ruwatan. Ruwatan merupakan proses pemotongan rambut gimbal bocah gembel. Konon katanya, rambut mereka tumbuh secara misterius. Rambut gimbal mereka menjadi sulit disisir. Uniknya, rambut bocah gembel tidak boleh dipotong kecuali atas permintaan anak tersebut.

Saat ruwatan, ada banyak yang mesti dipersiapkan, misalnya bunga dan kelapa muda. Saat ruwatan, bocah gembel pun harus dimandikan dengan air dari tujuh sumur yang ada di dataran tinggi Dieng. Betapa unik dan menarik.

Dataran tinggi Dieng bukan sembarang lokasi wisata. Tidak hanya indah pemandangan alamnya, tetapi juga punya budaya dan sejarah yang tak kalah menariknya. Banyak situs bersejarah di temukan di Kawasan dataran tinggi Dieng. Hal ini menunjukkan begitu banyak misteri yang belum terpecahkan hingga saat ini.

Salam hangat,

Featured image: Photo by Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya

 

Comments

  1. Aku pengen banget ke Dieng, sayang masih pandemi. Mudah2an ada waktu dan rejeki ke sana.

    ReplyDelete
  2. Iya, Mbak. Sekarang ini belum memungkinkan pergi ke sana ya. Pengen juga lihat Bun upas..

    ReplyDelete
  3. Baru sekali doang ke dieng mbak, itupun jaman aku masih piyik, masiih SD, entah brp puluh th yg lalu hahaha, duh kangennya, pengen traveling lagi

    ReplyDelete
  4. sedih banget tahun ini nggak bisa menyaksikan DCF secara langsung karena pandemi. Bangga banget kabupaten sendiri punya kekayaan budaya yang indah banget. kapan2 kl ke Dieng lagi berkabar ya mbak, kita mitap :D

    ReplyDelete
  5. Ga akan pernah bosen ke Dieng ini :). Trutama Krn aku suka destinasi dingin. Trakhir ke Dieng, sayangnya pas Desember yg mana sedang musim hujan, jd pas ke puncak sikunir ketutupan kabut. Makanya kalo kesana lagi aku pengen Juli Agustus mba, biar bisa liat embun beku dan suhu juga LBH dingin :).

    ReplyDelete
  6. Ah, kayaknya seru banget yaa.

    ReplyDelete