Sunday, April 20, 2025
Viral Film Jumbo, Benarkah Telah Menyentuh Batas Akidah?
![]() |
Film Jumbo merupakan karya anak bangsa yang belakangan sedang hangat diperbincangkan diperdebatkan. Sebelum Jumbo, kita juga punya film Nusa dan Rara yang animasinya tak kalah bagus. Namun, Jumbo ini berbeda. Beberapa orang memperdebatkan isi ceritanya yang dinilai telah menyentuh batas akidah. Benarkah?
Saya nonton Jumbo bersama anak-anak. Jujur saja nggak expect akan ada yang kontra berlebihan setelah nonton film ini. Karena sejak awal saya juga sudah menyadari bahwa Jumbo ini merupakan film universal. Tidak seperti Nusa dan Rara yang islami, Jumbo nggak begitu.
Ketika saya nonton bersama anak-anak, mereka menikmatinya dan sama sekali nggak berpikir soal ‘minta-minta’ kepada selain Allah karena sadar betul Jumbo merupakan film fantasi. Memang ada hantunya, tapi kami nggak berpikir sejauh itu karena datang ke bioskop niatnya memang cari hiburan. Gimana ya, seperti Casper, Jin dan Jun, ada lagi? Waktu kecil kita juga sering menikmati film hantu, kan? Yes, sesederhana untuk mencari hiburan saja.
Ketika Imajinasi Menyentuh Batas Akidah
“Ya kali anakku kan belajar akidah juga di rumah. Masa nonton begituan?”
Anak saya juga belajar tentang akidah, bahkan yang sulung sudah masuk pesantren. Ketika saya berdiskusi dengannya, sama sekali nggak kepikiran soal minta-minta sama hantu ‘Meri’ itu sudah menyentuh batas akidah kita sebagai muslim. Apalagi Jumbo bukan film islami. Saya justru mengambil pelajaran bahwa ketika kita punya janji, ya harus banget ditepati, nggak mau enaknya sendiri, hanya mau didengar, tapi nggak peduli dengan temannya yang sedang kesulitan seperti yang awalnya dilakukan Jumbo kepada Meri.
Kalau teman-teman pernah nonton Ipin Upin, ada juga lho versi sihir-sihir gitu. Nenek Kabayan juga pernah melawan Atok dengan kekuatan sihir mereka. Nggak ada yang komplain soal itu, kan? Kalian menikmati dan ngasih ke anak-anak. Sadar betul itu bentuk imajinasi yang sebenarnya nggak bersentuhan dengan keyakinan kita sebagai muslim.
Jika teman-teman khawatir akidah anak-anak oleng, coba dipertimbangkan lagi tontonan mereka. Karena anak-anak merupakan tanggung jawab kita sebagai orang tua. Saya pribadi lebih senang mengedukasi anak-anak secara pribadi (dalam hal ini) dengan pertimbangan bisa merugikan orang lain yang sudah bekerja keras membuat film luar biasa di negeri kita. Nggak mudah lho bikin film kartun. Butuh waktu bertahun-tahun dan melibatkan banyak orang, juga dana yang besar. Makanya, nggak banyak kan film kartun yang kita punya? Kalaupun ada, kualitasnya nggak banget. Hanya satu dua saja yang bisa kita nilai bagus.
Film Jumbo, Kok Menampilkan Produk Boikot?
Ketika nonton Jumbo, kita akan salfok sama beberapa produk boikot yang muncul di dalam film ini. Pembuatan film kartun itu nggak murah, mereka butuh support bukan hanya doa dan dukungan, tapi juga materi. Bisa jadi, waktu itu hanya mereka yang bisa bantu dan tentu saja waktu itu belum ada ajakan boikot. Pembuatan film ini memakan waktu 4-5 tahun yang artinya belum bergaung ajakan memboikot produk-produk yang terafiliasi.
Perjanjian kerja juga tidak bisa seenaknya dihentikan. Dulu sudah dibantu, kok tiba-tiba mau menarik produk itu dari filmnya. Kira-kira bisa, nggak? Perjanjian nggak mungkin semudah itu dibatalkan kecuali belum terjadi kesepakatan kerja.
Bantu anak-anak mengerti dan memahami mengapa masih ada produk boikot dalam film ini. Jangan langsung benci sepihak. Ini film lokal yang membanggakan banget lho animasinya. Sejauh ini, animasi Jumbo keren banget meski ceritanya mungkin nggak sesuai harapan beberapa orang.
Banyak Pelajaran ‘Baik’ Dari Film Jumbo
Don atau Jumbo punya karakter pantang menyerah, suka mendongeng, optimis, ceria, dan penuh semangat. Penampilan yang berbeda tidak menunjukkan kita lebih baik atau sebaliknya. Don punya teman-teman yang sangat mendukung mimpinya. Mereka saling bantu tanpa pamrih. Mereka bersemangat dan mau mencoba banyak hal baru.
Dari sisi mana pun, film ini tetap menawarkan pelajaran baik buat anak-anak, termasuk kepada kita sebagai orang tua. Orang tua Don sayang banget kepada putranya, begitu juga neneknya. Meski akhirnya kedua orang tuanya meninggal, Don tetap hidup dengan baik. Karakter orang tua Don wajib kita contoh. Memberi perhatian dan kasih sayang itu hak anak-anak kita. Sesibuk apa pun, anak-anak adalah prioritas.
Dalam kehidupan nyata, sudah banyak saya lihat anak-anak yang kurang perhatian cenderung tidak tumbuh dengan baik. Kalau anak kita bermasalah, harus banget kita menengok sikap kita kepada mereka alih-alih memarahi dan selalu menyalahkan mereka.
Dari awal saya katakan, film Jumbo animasinya bagus banget karena kita belum pernah punya film kartun yang animasinya sekeren ini. Perlu dingat, film Jumbo bukan film islami sehingga tidak bisa kita jadikan sebagai film edukasi muslim buat anak. Jika ke bioskop untuk mencari hiburan, boleh kita nonton film ini. Jika mau belajar agama, sebaiknya cari tontonan islami yang sesuai seperti Nusa dan Rara mungkin.
Jangan menggiring opini negatif terlebih di zaman sosial media seperti sekarang. Apa susahnya mengapresiasi karya anak bangsa? Kapan kita akan berkembang jika setiap karya selalu mendapat perlakukan seperti ini?
Salam hangat,
Hey there!

Part of
