Pengalaman Mengikuti IMTAS Qiraati 2022

Monday, June 13, 2022

Pengalaman Mengikuti IMTAS Qiraati 2022
Salat jamaah saat baru offline di sekolah si sulung. Bikin haru


IMTAS atau Imtihan Akhir Santri merupakan ujian akhir bagi para santri yang sudah menyelesaikan pembelajaran Qiraati. Qiraati sendiri mulai disusun pada tahun 1963 oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi di Kota Semarang. Penyusunan metode Qiraati membutuhkan waktu yang cukup panjang sampai akhirnya bisa kita gunakan untuk membaca Alquran dengan baik.


Kebetulan, di sekolah si sulung, mulai kelas satu Sekolah Dasar, siswa-siswi belajar Alquran dengan metode Qiraati. Berbeda dengan di rumah dan di sekolah TK, dia awalnya mulai belajar membaca Alquran dengan Iqra’. Namun, hal ini tidak menjadi kendala asalkan sejak awal anak-anak sudah diajarkan membaca Alquran dengan baik dan benar. Ketika menggunakan metode berbeda seperti Qiraati misalnya, mereka tinggal menyempurnakan apa yang telah dipelajari.


Qadarallah, tahun ini si sulung punya kesempatan mengikuti IMTAS. Ini kesempatan terakhir karena setelah kelas enam, ia tidak mungkin bisa ikut IMTAS lagi. Hanya ada 20an peserta yang ikut IMTAS tahun ini. Dari 20 anak tersebut sebagian berasal dari kelas 3, kelas 4, dan kelas 5. Siswa-siswi dari kelas terkecil seperti kelas 3 SD terbilang hebat banget, sih karena mengikuti IMTAS memang tidak mudah. Banyak hal mesti dikuasai dan dihafalkan. Sampai-sampai para peserta IMTAS harus rela nggak menikmati liburan sekolah selama beberapa minggu dan mesti bersedia lebih capek karena harus latihan selama beberapa bulan.


Tidak semua anak dapat mengikuti IMTAS. Itulah kenapa jumlah siswa-siswi terpilih sangat sedikit dibanding jumlah seluruh siswa di sekolah ini. Hanya guru-guru merekalah yang dapat menentukan. Karena logikanya, kalau memang tidak siap, tapi masih dipaksakan, akhirnya akan membebani anak-anak karena belajarnya luar biasa sulit.


Waktu si sulung terpilih, saya bersyukur sekaligus deg-degan. Artinya selama beberapa bulan harus rajin ngomel dan mengingatkan supaya dia tetap mau belajar di rumah. Anak-anak seusia dia, terkadang sudah mengerti apa yang mesti dilakukan, terkadang juga lupa karena masih senang main. Kami pun harus menyiapkan diri di antara dua hal. Berhasil atau gagal. Namun, hal yang selalu saya ucapkan, ayo usaha dulu semaksimal mungkin. Hasilnya biarkan Allah yang menentukan. Kalau akhirnya gagal, kita tidak akan menyesal karena sudah berusaha maksimal.


IMTAS Bukan Hanya Melatih Ingatan, Tapi Juga Kesabaran

Pengalaman Mengikuti IMTAS Qiraati 2022
Para peserta IMTAS beserta guru


Metode belajar Qiraati akan menempuh beberapa kelas, mulai dari Jilid 1 sampai 6, kelas Juz 27, kelas Alquran, serta Gharib dan Tajwid. Para guru akan menyeleksi beberapa anak yang layak ikut IMTAS. Aspek penilaian saat IMTAS terdiri dari 8 obyek, Fashahah, Tartil, Tajwid, Gharib, Surat Pendek, Doa Harian, praktik wudu serta salat. Diharapkan, anak-anak sudah dapat melaksanakan ibadah harian dengan benar setelah menyelesaikan tahap ujian akhir dari metode pembelajaran Qiraati ini.


Sudah banyak wali murid yang mengatakan bahwa IMTAS ini berat. Nggak main-main belajarnya. Dan benar saja, setelah mengalami langsung, kadang saya sendiri pun merasa mau menyerah kalau melihat materi-materi yang mesti dihafalkan terus menerus selama sekian bulan. Sampai-sampai nggak ngerasain liburan semester pertama.


Ini bukan hanya latihan menghafal dan praktik ibadah, tapi juga latihan kesabaran. Kalau kita nggak sabar, sudah pasti maunya menyerah saja daripada harus capek-capek begini. Mana belum tentu lulus juga, kan?


Namun, sebagai orang tua kita harus tetap menyemangati anak-anak dan juga diri sendiri. Yakin, usaha yang baik akan memberikan hasil yang baik. Usaha yang maksimal tentu tidak akan mengkhianati hasil akhirnya nanti.


Belajar Apa Saja Untuk Persiapan IMTAS?

Pengalaman Mengikuti IMTAS Qiraati 2022
Photo by Lexi T on Unsplash


Sebagai orang dewasa, tapi bukan tenaga pengajar Alquran dan hanya sekilas mengenal Qiraati, tentu rasanya agak kaget juga dengan materi-materi yang mesti disiapkan sebelum IMTAS. Terutama materi Gharib yang mesti menghafal ayat sekian dan juz sekian.


Serius semua harus dihafal, nih? Yups! Jawabannya tentu saja kalau memang mau lulus. Hal yang mesti dilakukan adalah belajarnya dicicil, diulang-ulang sampai benar-benar lancar. Dan itu nggak mudah karena anak-anak kadang jenuh serta bosan. Kita saja belum tentu sekuat itu, lho. Namun, salut buat para guru dan peserta IMTAS yang telah berusaha sangat maksimal. Tak akan ada keberhasilan tanpa bantuan tenaga pengajar yang sangat sabar melatih anak-anak. Saya sangat berterima kasih kepada para guru di sekolah si sulung, sebab merekalah yang membantu si sulung belajar Alquran dengan lebih sempurna. Masya Allah.


Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil

Pengalaman Mengikuti IMTAS Qiraati 2022
Photo by Syed Aoun Abbas on Unsplash


Setelah melalui proses yang lumayan panjang dan berat. Sampai berdarah-darah ini mah…hehe. Alhamdulillah diumumkan juga hasil akhirnya. Ada sebanyak 11 siswa-siswi yang lulus IMTAS tahun ini. Termasuk si sulung. Rasanya legaa. Alhamdulillah.


Anak-anak yang belum lulus IMTAS bukan berarti tidak bisa, mereka sudah terpilih dan artinya sudah dianggap mampu. Hanya saja saat ini memang belum waktunya bagi mereka menerima kelulusan. Bahkan meski kurang satu poin saja, mereka bisa tidak lulus. Berat bangetlah pokoknya.


Mereka semua hebat dan luas biasa. Mengingat perjuangan si sulung yang terlihat oleh mata sendiri, rasanya wah banget mereka ini. Sampai saya ingat betul, sepulang ujian, si sulung bisa benar-benar tertidur pulas di siang bolong padahal biasanya dia nggak suka bobok siang. Kayaknya ngerasa lega banget karena ujian sudah berakhir meskipun hasilnya belum ketahuan.


Jika tidak lulus tahun ini, para siswa masih punya kesempatan di tahun berikutnya tentu dengan persiapan yang jauh lebih matang. Setelah tahu medannya, harusnya ini membantu mereka lebih siap lagi daripada sebelumnya. Semangat :)


Khotmul Quran dan Sertifikasi Juz

Pengalaman Mengikuti IMTAS Qiraati 2022
Persembahan dari perwakilan peserta IMTAS dan Sertifikasi Juz


Inilah kali pertama saya hadir dalam khotmul Quran di sekolah sebagai salah satu wali murid dari peserta IMTAS dan sertifkkasi juz Alquran. Persiapan khotmul Quran ini ternyata nggak kalah berat dengan persiapan IMTAS. Ternyata capeknya belum kelar…hehe.


Si sulung sampai ngeluh, lebih susah menyiapkan Khotmul Quran katanya. Karena akan lebih deg-degan sebab nanti akan tampil di depan banyak orang sekaligus penguji dari luar sekolah.


Waktu melihat para peserta sertifikasi Juz, hawanya bikin mewek gitu. Terharu sih melihat anak-anak bisa menghafal Alquran padahal mereka sekolahnya bukan sekolah tahfidz. Artinya, ada perjuangan lebih yang mereka lakukan. Dan menurut saya, itu luar biasa.


Di akhir acara, anak-anak ngasih bunga ke emaknya. Mewek dan nangis bombay deh akhirnya. Ternyata begini rasanya. Si sulung pun ikutan nangis…hehe.


Inilah sedikit cerita serta pengalaman si sulung saat ikut IMTAS 2022. Nggak pernah kebayang si sulung bisa sampai di sekolah yang sekarang karena sejujurnya saya kurang tahu menahu soal sekolah bagus di sini. Karena dapat rekomendasi dari teman kajian, akhirnya kami daftarkan dia di sini. Alhamdulillah, banyak hal positif dia pelajari di sekolah. Dia juga mendapatkan guru-guru yang hebat dan baik. Masya Allah.


Salam hangat,


Comments

  1. Masyaa Allah, selamat ya buat anak.y mba muyass. Semoga ke depannay jd anak sholeh dan bikin keluarga bangga

    ReplyDelete
  2. Semangat terus buat si sulung ya, semoga menjadi apa yang dicita citakan orang tua, pasti si sulung anak hebat karena gak semua anak mau ikutan IMTAS yang luar biasa hebat dampaknya tuk anak' ya

    ReplyDelete
  3. Masya Allah... yang baca ikut mewek terharu. Ya begitulah ya mbak, perjuangan anak ketika sekolah adalah perjuangan orang tua. Rasanya nggak habis-habis perjuangan mereka, tapi nggak papa karena ini memang baru masanya berjuang menuntut ilmu. Saya juga baru ambil rapor anak-anak, rasanya takjub bahwa Allah pasti menerima sebuah ikhtiar apalagi yang maksimal. Hasilnya sungguh luar biasa, Masya Allah Tabarakallah. Ikut bahagia dengan keberhasilan sulung mbak Muyyas. Rabbii habli minasholihiin

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah dapat sekolah yang cocok ya mba Muyas. Soalnya mencari sekolah bagi para orangtua sepertinya menjadi tantangan tersendiri, terlebih bagi keluarga yang tidak begitu tahu daerah tempat tinggalnya / termasuk pendatang baru.

    ReplyDelete
  5. MasyaAllah, gak percuma ya Mbak, emaknya belakangan jadi rajin ngomel, anaknya bisa lulus IMTAS dengan baik dan bisa membanggakan orangtua juga diri anaknya sendiri, guru-gurunya pun juga pasti bangga bisa berhasil mengajarkan mereka Qiraati dengan baik :)

    ReplyDelete
  6. Selamat ya bisa ikutan di IMTAS. Semangatnya luar biasa dan menjadi contoh untuk teman dan keluarga. Sukses terus ya

    ReplyDelete
  7. Masya Allah... So sweet banget pas emaknya mewek, si sulung juga ikut mewek. Keinget Lubna pas saya mewek saat kelulusan SD, dia malah tertawa. *ngeselin :D

    ReplyDelete
  8. masyaAllah selamat buat ananda yang sudah lulus IMTAS. jadi ingat nih dulu kita seumuran itu kayaknya masih belajar ngaji biasa tapi kalau anak sekarang sudah bisa sampai hukum gharib gitu ya, mbak

    ReplyDelete
  9. Alhmamdulillaah ya Mbak, si sulung berhasil lulus IMTAS Qiraati 2022 ini. Pengalaman yang pasti sangat berkesan baginya karena membutuhkan perjuangan yang tidak mudah tapi yah hasil memang tidak pernah mengkhianati proses. Baarakallaah buat si Sulung :)

    ReplyDelete
  10. Masya Allah tabarakallah ❤️ alhamdulillah selamat buat si sulung dan bundanya juga ya semoga ilmunya bermanfaat aamiin

    ReplyDelete