Begini Cara Memulai Profesi Sebagai Penulis Khusus Buat Kamu yang Pemula

Wednesday, February 27, 2019

Begini Cara Memulai Profesi Sebagai Penulis Khusus Buat Kamu yang Pemula
Photo by Kaytlin Baker on Unsplash


Beberapa hari ini saya sempat bertemu sama teman-teman yang sebenarnya pengen banget jadi penulis, tetapi nggak tahu harus memulai dari mana. Hmm, menjadi penulis buku atau seorang blogger tidak mengharuskan kamu memiliki bakat. Kamu yang merasa hanya punya kemampuan pas-pasan pun bisa menekuni profesi satu ini asalkan kamu punya keinginan kuat. Semuanya bisa dipelajari satu per satu asal kamu mau serius menekuninya.


Masalahnya, yang saya lihat selama ini tidak demikian. Ada orang yang katanya mau jadi penulis, tetapi sama sekali tidak meluangkan waktu untuk hobinya. Bahkan seminggu sekali posting pun nggak ada waktu. Kadang, saya pun merasa berlebihan ketika menjelaskan sesuatu yang berhubungan dengan profesi sebagai penulis. Yup! Rupanya saya sendiri jauh lebih bersemangat daripada mereka yang katanya ingin belajar…kwkwk.


Bukannya nggak merasa, saya merasa banget, lho. Iya, saya ini menggebu banget (untuk menjelaskan) ketika ada orang yang bertanya, ‘Bagaimana saya harus memulai? Dari mana saya mulai? Saya ingin jadi penulis, tetapi nggak tahu caranya?’ dan seabrek kalimat serupa yang rupanya justru membuat saya pribadi yang lebih bersemangat.


Karena ini adalah profesi yang menjadi keseharian saya, tak berbeda dengan makan tiga kali sehari, rasanya tidak ada alasan untuk berhenti menyemangati seseorang yang baru saja masuk ke dunia literasi dan mencoba serius di dalamnya, meskipun pada akhirnya banyak yang juga yang tumbang di tengah jalan. Itu bukan masalah, dan saya pikir tidak ada yang sia-sia.


Meski saya sudah berusaha membantu seseorang semaksimal yang saya bisa, pada akhirnya, tetap pribadi masing-masinglah yang menentukan kesuksesannya sendiri. Benar, kan?


Walaupun kita sampai jungkir balik menyemangati, kalau orangnya aja lempeng, melempem, mana bisa berhasil? Pada akhirnya kita sendirilah yang menentukan keberhasilan itu. Mau berjuang lebih, mau berusaha lebih, atau hanya diam di tempat?


Menulis memang bukan aktivitas yang mudah dikerjakan secara rutin. Jujur saja, apalagi dalam kondisi badan capek setelah mengerjakan banyak hal, godaan untuk istirahat dan tidur lebih cepat itu susah banget ditolak. Beberapa hari ini saya bahkan ketiduran tanpa saya ingin…haha. Ya, tidur karena ketiduran dan tahu-tahu udah pagi. Ish, kesel bukan main karena rencananya mau menulis. Semalam, hingga jam 10 malam, anak-anak masih minta dibacakan buku dan bercerita, saya pun ikut tepar setelahnya.


Kalau sudah begitu, masa iya mau menyesal dan menyalahkan diri sendiri? Kalau tidak ada pekerjaan yang darurat, ya terima saja, sebab tubuh kita juga butuh istirahat, kan? Kita bukan robot, yang bisa mengerjakan banyak hal tanpa merasa lelah atau mengantuk. Kita manusia yang nggak jauh dari capek. Anggap saja itu vitamin yang bisa menyehatkan dan bikin hari esok jauh lebih baik.


Bicara tentang kebingungan seorang pemula yang ingin menulis, saya pikir nggak banyak trik khusus yang bisa dilakukan kecuali banyak belajar dan berlatih. Semua yang saya kerjakan selama ini dilakukan secara otodidak. Baik saat menulis artikel atau buku. Saya juga ikut kelas menulis online, tapi jika kamu memang tidak punya kesempatan untuk ikut kelas, kamu bisa belajar dari internet. Zaman sekarang, informasi apa yang nggak ada di Google? Semua  bisa dengan mudah kamu cari.

 

Tapi, jika kamu mau belajar dari saya, beberapa tahapan ini rasanya sangat cocok buat penulis yang masih pemula dan nggak tahu mau memulai dari mana.


Bikin blog

Kemarin ada seorang teman yang bingung mau mulai menulis dari mana, saya sarankan mulailah menulis di blog hingga lancar. Bikin blog nggak harus berbayar, kamu bisa banget bikin yang free pakai Blogspot untuk sementara waktu. Blogspot jauh lebih simpel daripada Wordpress. Tutorialnya pun seabrek di Google jika kamu ingin mencari.


Kamu yang suka bingung mau menulis dari mana, mulailah menjadi blogger dan isilah blog kamu sesering mungkin. Jika tidak ada alasan darurat jangan tinggalkan hobi menulis itu, sebab akan membuatmu lebih sulit menyelesaikan tulisan.


Ini tidak hanya saya alami sendiri, teman saya pun mengakuinya. Jika kita berhenti menulis terlalu lama, maka kita harus memulai semuanya dari nol lagi. Susah menyelesaikan tulisan, jadi malas, ide menumpuk, tetapi nggak ada yang bisa dituntaskan. Itulah kenapa, terutama bagi kamu yang pemula, menulis dengan rutin seperti yang dianjurkan oleh Tere Liye adalah prioritas dan nggak bisa disebut main-main.


Setelah menulis menjadi bagian dari diri kamu yang nggak terpisahkan, sekali waktu kamu bisa mencari jeda. Tapi, bukan berarti kamu berhenti juga, ya.


Tulis pengalaman pribadi dan paling lekat dengan kehidupan kamu


Setelah blog kamu jadi, kamu bisa mulai menulis apa pun asal bermanfaat dan bukan sekadar curhat. Jadikan itu latihan yang tiada henti. Kerjakan sebisa mungkin setiap hari meskipun hanya satu paragraf per hari. Tentu itu jauh lebih baik demi melatih kemampuan menulismu.


Ambil tema sehari-hari yang biasa kamu kerjakan. Yang lekat dengan kehidupan kamu dan kamu kuasai. Misalnya, kamu menulis tentang pendidikan karena selama ini kamu memang berprofesi sebagai guru. Itu adalah pilihan tepat karena pastinya tema itu akan sangat kamu kuasai.


Kalau di awal kamu ambil tema-tema yang sulit, khawatir kamu justru lebih berat mencari referensi dan akhirnya batal menulis. Mending ambil tema-tema yang lekat dengan kehidupan kamu, bahkan hal kecil bisa jadi ide menarik jika kamu pandai mengemasnya.


Menulislah setiap hari


Seperti saya katakan sebelumnya, menulis setiap hari adalah latihan yang wajib dan kudu banget kamu kerjakan jika memang ingin sukses dan berhasil. Orang yang suka kehabisan ide biasanya karena kurangnya membaca dan jarangnya berlatih.


Jika kamu sudah terbiasa menulis, ide kecil dan sederhana sekalipun bisa jadi tulisan menarik. Percaya, kamu memang harus melakukan tahapan ketiga ini jika memang serius ingin jadi penulis. Gimana, sanggupkah?


Jangan malas belajar


Jika kamu ingin menulis artikel, kamu harus membaca dan belajar dari artikel penulis lain. Jika kamu ingin menulis cerita anak, kamu wajib membaca buku-buku kumpulan cerita anak yang mudah ditemukan di toko buku.


Jalan-jalan ke toko buku pun menjadi agenda yang wajib kamu lakukan supaya kamu tahu, tulisan seperti apa sedang banyak dicari saat ini. Saat datang ke toko buku, ide-ide baru bermunculan. Kamu jadi tahu, kira-kira apa yang akan kamu tulis selanjutnya.


Mulailah!


Dari sekian banyak trik dan tahapan yang telah kamu pelajari, tidak ada yang bisa terjadi jika kamu nggak pernah memulainya. Impian sebagai penulis hanya akan jadi angan, lama-lama menguap atau ditelan angin.


Jika kamu tidak pernah memulai, lalu kapan kamu tahu, apakah kamu berhasil atau tidak? Jika kamu tidak pernah berani memulainya, kamu tidak akan pernah merasakan seperti apa perjuangannya. Impian hanya jadi impian. Dan buat saya, itu menyakitkan.


Iya, menyakitkan banget punya impian tapi nggak pernah kita perjuangkan dan nggak pernah kita cecap proses dan perjalanannya. Jatuh dan bangun itu hal biasa. Kadang menangis, kecewa, melakukan kesalahan, gaptek, sama sekali nggak mengerti, merasa bodoh, adalah hal yang nggak perlu kamu takutkan, apalagi kamu anggap memalukan.


Setiap penulis yang karyanya sudah majang di toko buku atau blogger yang telah sukses, pasti pernah mengalami yang namanya gagal dan jatuh. Mereka semua juga memulai dari nol, dan kita nggak pernah bertanya, berapa lama mereka berproses hingga sampai pada posisi sekarang? Kita nggak pernah bertanya tentang itu. Kita hanya fokus dan peduli bahwa mereka sudah sukses tanpa mau tahu seperti apa perjalanan panjang di balik semua keberhasilan itu.


Dan kita pun akhirnya ingin seperti mereka dengan cara yang instan. Kalau susah sedikit mengeluh, capek dikit berhenti, nggak mau belajar dan berlatih, bahkan membaca saja malas. Ya sudah, mungkin kamu harus rela mengubur impianmu dalam-dalam. Supaya nggak hanya merepotkan orang lain di sekeilingmu *jahad…kwkwkwk.


Apa sih, serius banget membaca omelan saya…haha. Jangan diambil hati, ya. Itu hanya kalimat yang tiba-tiba saja meluncur tanpa mau dibatasi…haha. Never give up! Semua yang mau berusaha dan berjuang Insya Allah punya kesempatan dan harapan yang sama besar. Jangan sampai rasa malas dan putus asa masuk melalui kisi-kisi jendela kamarmu. Jangan beri celah sedikit pun dalam hatimu untuk menyerah. Sebab jika itu terjadi, impianmu hanya akan jadi sekadar impian. Miris banget, kan?


Salam,

Comments

  1. Cool banget mba nulis tiap hari, semangattt

    ReplyDelete
  2. hal terberat dalam menulis adalah "Memulailah!" karena ada aja yang takut ditertawakan orang lah, dikira gak pernah sekolah lah, bahkan saya tulisan fiksi sebetulnya masih banyak perbaikan tp tak pernah berhenti dari menulis apapun itu

    ReplyDelete
  3. Saya setuju, nulis memang kudu rutin. Soalnya saya juga ngalamin jari-jari pada kaku semua setelah 'libur' 2 bulan buat nge-set up ulang blog saya.

    Banyak orang (apalagi saya) kesulitan untuk rutin menulis karena beberapa hal :
    1. Ga tau mau nulis apa
    2. Ga pede
    3. Ga disempetin
    4. Terlalu perfeksionis

    ReplyDelete
  4. nulis tiap hari itu yg masih susah e mbak

    ReplyDelete