Suka gemas jika anak-anak di rumah
terlalu berlebihan alias boros menggunakan air. Sambil gosok gigi, kran air
ikut menyala padahal tidak digunakan. Kadang si bungsu menyalakan kran air
bersamaan dengan shower di kamar mandi hanya sekadar untuk main-main. Pliss, hemat air, ya, Nak! Dan dia akan
mematikan salah satunya.
Saat ini saya merasa beruntung sebab
ketika membeli rumah di wilayah Jakarta Timur, air sumur yang kami punya Masya Allah melimpah meski awalnya sempat bermasalah karena mesin dari pemilik rumah
sebelumnya yang harus diganti dan kedalamannya harus ditambah. Tapi, bersyukur
setelah itu air bersih bisa kami nikmati hingga sekarang.
Beberapa tetangga sering mengeluh
kekurangan air bersih ketika musim kemarau. Ya, itu terjadi setahun atau dua
tahun yang lalu. Kadang mereka mengangkut air dari rumah karena air bersih di rumahnya benar-benar tidak bisa diharapkan. Nah, saat seperti ini baru terasa
betapa pentingnya air bagi kehidupan kita.
Bencana kekeringan ini memang perlu
diwaspadai dari sekarang. Bukan hanya bagi mereka yang sering dilanda krisis
air bersih saat musim kemarau, tetapi juga bagi kita yang masih merasa cukup
dengan pasokan air bersih.
- Wajah Baru DKI Jakarta di tahun 2019
- Jakarta Punya Ratangga, Begini 9 Panduan Perilaku Transportasi Publik
- Toreh Prestasi di Kanada, Tim Indonesia Raih Juara Pertama Kontes Robot Internasional. Keren dan Bikin Bangga!
Dilema juga, ya, saat musim kemarau
banyak yang mengalami krisis air bersih, sedangkan saat musim hujan banyak yang
dirugikan karena bencana banjir yang hampir tidak pernah bisa dihindari.
Apalagi saat ini, bencana demi bencana seperti datang bertubi di negeri kita, tak ketinggalan juga banjir di beberapa wilayah di Ibu Kota yang sudah jadi 'langganan'.
Sejatinya hujan bukan sesuatu yang
menakutkan, jangan sampai membuat orang jadi benci dengan hujan dan tidak
mensyukuri nikmat Allah. Sebab hujan sangat dibutuhkan oleh semua orang. Air
hujan bisa digunakan untuk keperluan pertanian, industri, hingga domestik.
Sayangnya, akibat kurangnya resapan di Ibu Kota, air hujan pun jadi terbuang
sia-sia dan tak jarang malah merugikan manusia.
Untuk menanggulangi kekeringan saat
musim kemarau serta banjir ketika musim hujan, kita sebagai warga Jakarta bisa
ikut andil dalam melakukan sebuah perubahan dengan Gerakan Menabung Air Hujan.
Yup! Gerakan membuat drainase vertikal ini bisa dibuat di lahan pekaranganmu
sendiri, lho.
Gerakan Menabung Air Hujan
membutuhkan kerjasama kita sebagai warga DKI Jakarta untuk ikut aktif mengusir
banjir yang setiap tahun menggenangi Ibu Kota. Pada prinsipnya, air hujan akan
dikembalikan ke tanah, bukan menggenang di pemukiman penduduk. Dengan cara ini,
kita yang sering mengalami krisis air bersih saat musim kemarau dapat tertolong
dengan adanya cadangan air yang berasal dari air hujan itu sendiri.
Nah, bagi kamu yang masih bingung
seperti apa proses menabung air hujan dan bagaimana caranya, coba simak
langkah-langkahnya seperti yang dijelaskan oleh Pemprov DKI Jakarta melalui akun
Instagramnya.
Apa saja yang kamu butuhkan untuk Gerakan Menabung Air Hujan?
Foto: Instagram.com/dkijakarta |
1. Siapkan krat botol bekas. Yup! Krat botol bekas merupakan tempat botol-botol minuman yang biasa digunakan untuk menampung botol-botol minuman ringan. Nah, kamu butuh beberapa buah krat botol ini untuk membuat drainase vertikal.
2. Jangan lupa siapkan juga batu bata.
Pasti nggak susah dong mencari batu bata. Kamu bisa membeli di toko bahan
bangunan yang ada di dekat rumahmu.
3. Kamu juga butuh pipa paralon untuk saluran masuk dan
keluarnya air hujan.
4. Selain itu, dibutuhkan juga batu koral untuk mengisi lubang
drainasae.
5. Siapkan juga tutup plat beton yang nantinya juga bisa
dipakai untuk meletakkan tanaman.
Lalu seperti apa langkah-langkahnya?
Pastikan kamu sudah punya apa yang dibutuhkan untuk membuat drainase vertikal |
Seperti inilah drainase vertikal yang nantinya akan kamu buat |
Spesifikasi ini sangat kamu butuhkan sebagai panduan |
Pelajari dengan baik supaya drainase vertikal buatanmu bisa bekerja dengan maksimal |
Langkah-langkah membuat drainase vertikel di lahan carport |
Dari gambar-gambar tersebut kamu
pasti sudah bisa membayangkan seperti apa cara membuat drainase vertikal ini
untuk Gerakan Menabung Air Hujan yang saat ini diharapkan bisa diterapkan oleh
warga DKI Jakarta.
Hingga akhir Desember lalu, Pemprov
DKI telah membuat sebanyak 6500 titik drainase vertikal yang tersebar di
seluruh wilayah DKI Jakarta seperti dikutip dari laman muslimobsession. Jumlah yang
disebutkan tersebut ternyata belum cukup sebab Jakarta butuh hingga 1,8 juta
drainase vertikal.
Nah, sebagai warga DKI Jakarta tidak
ada salahnya kita pun turut bergerak melakukan perubahan bagi Ibu Kota sebab
nantinya kita juga yang akan tertolong oleh gerakan ini. Kamu bisa membuat
drainase vertikal sendiri di rumah sesuai dengan petunjuk dari Pemprov DKI
Jakarta tentunya.
Gerakan Menabung Air Hujan ini juga
bisa menjadi bentuk syukur kita kepada Allah, sebab hujan adalah rahmat dan
tidak sepatutnya kita menyia-nyiakannya begitu saja. Air hujan bisa
dimanfaatkan lebih maksimal untuk cadangan air supaya tidak terjadi lagi
krisis air bersih ketika musim kemarau tiba dan pastinya akan menghindarkan Ibu
Kota dari banjir yang terus melanda setiap tahunnya.
Dengan adanya drainase vertikal ini,
air hujan tidak hanya bisa ditampung, tetapi gerakan ini juga bisa mengurangi volume air
sungai sekaligus bisa jadi cadangan air tanah di DKI Jakarta yang nantinya akan
sangat dibutuhkan oleh warga sendiri.
Kuy, ah ikut
aktif melakukan perubahan untuk Ibu Kota, sebab kita sadar betul semua ini tidak
bisa hanya dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta sendiri, tetapi juga butuh
kerjasama warganya!
Tulisan ini diikutsertakan dalam One
Day One Post bersama Estrilook Community #Day29
Salam,
Untuk terhindar dari banjir yang utama ini kan kak , ga cuma dijakarta perlunya , tapi di kota kota besar lainnya , karna nantinya dampaknya juga cukup berpengaruh
ReplyDeleteIyap, betul sekali Sebaiknya memang dilakukan oleh masyarakat di kota-kota lain yang sering kena banjir...
Deletewaw keren banget nih..
ReplyDeletecoba teknologi ini bisa diterapkan pasti kita bisa lebih menghemat air.
membuat tampungan air hujannya juga gak susah..bisa banget diterapkan di rumah.
Iyap, harus banyak yang membantu mengedukasi masyarakat nih mbak...
Delete