Sebenarnya saya sama sekali tidak
terlalu bisa apalagi jago dalam mereview sebuah buku. Setelah review buku
pertama saya kemarin, akhirnya saya jadi ketagihan dan pengen banget belajar
lebih banyak tentang review buku. Di rumah, banyak sekali buku-buku yang
setelah dibaca dibiarkan begitu saja, masuk rak buku dan sesekali dibaca ulang
khusus buku yang saya sukai.
Nah, belakangan jadi pengen
mereview semua buku itu supaya jadi pengingat dan buat belajar juga.
Sederhananya, buat sinau supaya menulisnya nggak berkutat dalam cerpen dan
resep aja..he.
Baiklah, review kedua buku saya
adalah kumpulan kisah inspiratif dengan tema jodoh yaitu ‘Ya Allah,
Izinkan Kami Menikah’.
Judul Buku : Ya Allah, Izinkan Kami Menikah
Penulis : Dwi Suwiknyo dkk
Penerbit : Mahabbah
Jumlah : 260 halaman
ISBN : 978-602-391-307-7
Jodoh
di tangan Tuhan. Tapi dalam praktiknya selalu bikin galau dan bimbang.
Benarkan? Gimana para jomblowan dan jomblowati, adakah yang sedang pusing
memikirkan urusan jodoh yang tak kunjung datang? Atau sudah ada yang bertandang
tapi sayang ternyata hanya sekadar apel malam saja dan sama sekali tidak ada
niatan untuk melamar apalagi menikahi secara sah di depan penghulu.
Padahal,
kita percaya betul yang namanya jodoh sudah diatur oleh Allah. Seharusnya tidak
perlu khawatir jika jodoh kita bakalan tersesat apalagi sampai tertukar. Jika
kita percaya, bahkan sehelai daun saja tidak akan jatuh tanpa izin
Allah. Maka begitu juga dengan jodoh.
Sebenarnya
tidak perlu dirisaukan apalagi sampai dibuat beban. Sebab sejatinya kita hanya
sedang menjalankan peran yang telah Allah pilihkan. Nah, yang terbaik seharusnya bukan bingung memikirkan jodoh kapan datang apalagi memikirkan
pertanyaan orang ‘kapan nikah?’ tapi perbaiki dulu ibadah dan akhlakul karimah.
Sebab orang yang baik akan mendapatkan jodoh yang baik pula. Kalau hanya
berharap dan bermimpi supaya dapat jodoh baik, tampan rupawan serta dermawan
saja tanpa usaha maka jangan salahkan jika suatu saat jodoh kita pun tidak
sebaik yang kita inginkan.
Menurut
ustadz Khalid Basalamah, memilih pasangan itu haruslah yang sudah pandai ilmu
agamanya, yang telah siap menjadi istri shalihah dan telah siap segalanya.
Sehingga setelah menikah, suami atau istri tidak lagi repot mengajari pasangan
masing-masing untuk belajar shalat misalnya, atau pandai berhias bagi suaminya.
Sebab dalam rumah tangga, nahkoda kapal tentu haruslah telah siap perang
melawan badai dan segala hal yang mengancam dalam perjalanan menuju rumah tangga yang sakinah. Kalau nahkodanya masih sibuk mengajari istrinya tentang ibadah,
lalu siapa yang akan mengemudikan kapal? Hm, tampaknya memang benar demikian
adanya.
Maka,
sebelum berharap ini dan itu, coba perbaiki dulu ibadah kita. Belajar dan
hijrahlah dengan ilmu. Sebab tidaklah mungkin berubah kalau tidak tahu ilmunya.
Maka, untuk urusan kapan dan di mana jodoh akan dipertemukan, bukanlah
prioritas yang harus dipikirkan.
Kumpulan
kisa nyata dalam buku ini akan menunjukkan kita betapa ajaibnya perjalanan
seseorang saat bertemu jodohnya. Ada banyak rintangan serta cobaan, ada juga
yang sangat dipermudah ketika bertemu calon pasangannya.
Yang
mustahil di tangan kita tentu bukan hal mustahil di sisi Allah. Maka janganlah
ragu untuk selalu berdoa dan berusaha supaya kita mendapatkan jodoh terbaik,
yang akan bersama kita bukan hanya sehidup tapi juga sesurga. Jangan sampai
surganya beda kamar, ya..he.
Kelebihan
lain dari buku ini adalah terdapat komik pendek sebagai selingan di antara
beberapa cerita. Terdapat juga jendela informasi yang berisi kalimat motivasi
diri serta beberapa tips menjemput jodoh.
Diceritakan
dengan gaya sederhana. Ada hal lucu
dan juga mengharu biru. Semua kisah di dalamnya patut dijadikan contoh supaya
kita tidak mudah menyerah ketika mendapati masalah saat akan bertemu dengan jodoh
kita nantinya.
Ingatlah,
jodoh itu sudah diatur oleh Allah, tugas kita hanyalah memantaskan diri. Bukan
menebar selfie diri. Yang terlambat juga bukan berarti jodohnya terlewat. Ambillah hikmahnya, dengan begitu kita bisa mempersiapkan diri lebih baik.
Buku
ini juga punya desain yang menarik dan lucu, covernya juga cantik dan menarik.
Buat para jomblowan seharusnya baca dulu buku ini sebelum memutuskan untuk
galau tingkat dewa dan gagal move on!
Kelemahan
dari buku ini adalah komik pendek satu halaman yang ada di setiap cerita yang sayangnya membocorkan isi cerita. Kisahnya saja belum
rampung, tapi isi komiknya sudah muncul dan menunjukkan awal sampai akhir
cerita. Pembaca jadi tidak penasaran lagi dengan kisah selanjutnya.
Buku
ini juga dipenuhi dengan kesalahan dalam penulisan. Banyak sekali serangan aku,
kata-kata tidak konsisten seperti ‘saya’ berubah jadi ‘aku’ serta typo yang
berlebihan.
Baca
juga cerpen Pengantin Baru
Terpanggil nih mbak, sebagai jomblowati. Sempet liat buku ini di gramed ternyata komik toh isinya
ReplyDeleteBukan komik mbak, hanya ada satu halaman berisi komik aja di setiap babnya...
Delete