Sukses Menaikkan Berat Badan Anak dengan Mudah dan Sehat

Tuesday, August 1, 2017

Sukses Menaikkan Berat Badan Anak dengan Mudah dan Sehat


Setelah kemarin saya posting tentang tips sederhana mengenai MPASI, kali ini saya mau sharing tentang bahan makanan yang bisa digunakan untuk menaikkan berat badan bayi yang sudah mulai MPASI.

Ini memang jadi PR besar buat kita terutama yang punya genetik kurus ramping. Saya punya pengalaman buruk tentang berat badan anak-anak. Si sulung dan bungsu saya sama sekali nggak ada gemuk-gemuknya. Semua terlihat sangat mungil walau mereka tampak sehat-sehat dan aktif sekali.


Beberapa sebabnya bisa terjadi, pertama karena faktor genetik seperti yang saya sebutkan di atas. Saya yang sekarang nggak ramping ini dulunya selalu kurus. Benar, nggak percaya, kan? Hehe. Sejak kecil sampai SMP, saya nggak pernah dapat julukan gemuk walau makan banyak. Dan yang paling mengenaskan, suami saya bahkan hingga detik ini juga nggak punya berat badan cukup bagus. Dia ramping dan cenderung singset…hihi.

Jadi, wajar, kan kalau anak-anak saya juga bertubuh mungil?

Kata dokter spesialis anak, tinggi badan orang tua bisa jadi mempengaruhi. Jadi, kalau kita sebagai orang tua bertubuh pendek, anak-anak bisa aja punya tinggi nggak seberapa sejak kecil. Tapi, urusan berat badannya ini beda lagi. Beliau bilang harusnya tetap normal layaknya anak-anak yang lain.

Anak-anak saya, meski tubuhnya nggak sekurus apa, tapi termasuk kategori berat badan kurang. Tingginya termasuk normal. Semakin saya pikirkan, semakin stres juga rasanya. Hingga akhirnya membuat saya malah bingung harus ngapain? Pengen ngasih makan banyaaak biar cepat gemuk, tapi akhirnya yang masuk ke mulut juga nggak seberapa karena memang makannya segitu-gitu aja.

Kedua, juga bisa karena ADB atau kekurangan zat besi. Faktanya, kekurangan zat besi bisa membuat anak susah makan, bisa juga berat tubuhnya susah naik atau malah stagnan. Buat kita itu anugerah, ya. Tapi, buat anak-anak itu adalah sebuah kondisi yang mengkhawatirkan.

Anak kedua saya sudah pernah skrining ADB dan hasilnya memang dia kekurangan zat besi walaupun belum terlalu parah. Selain memberikan zat besi seperti Ferriz, saya juga memberikan lebih banyak daging merah dalam campuran MPASI-nya.

Saya sempat berkonsultasi dengan dokter Herbowo di rumah sakit Hermina Jatinegara, disarankan mengonsumsi susu tinggi kalori. Bukan Pediasure, tapi yang lebih tinggi di atasnya yaitu Nutrini. Saya nggak mau egois dengan tetap memberinya ASI saja, kalau memang diperlukan kenapa tidak? Sebab pada waktu itu, menambah makanan pun sulit sekali karena anak saya juga nggak doyan-doyan banget makannya. Akhirnya manut sama dokternya.

Saya pun sempat memberikan anak-anak Nutrini. Dan sukses mereka tolak karena nggak seenak susu cair apalagi ASI! Terus susu semahal itu mau dikemanakan? Masuk ke perut ibunya dan akhirnya terjadilah kenaikan BB yang besar-besaran. Oh, No! Haha…Ampun, ya!

Selain itu, ada juga anak yang menurut dokter Widodo Judarwanto susah naik BB karena memiliki alergi. Dokter yang saya temui di rumah sakit Bunda, Menteng ini akhirnya memberikan banyak sekali pantangan kepada anak-anak. Saya sempat menjalani diet dari beliau karena memang banyak sekali curhatan ibu-ibu di Google yang sukses melakukannya. Karena saya gampang banget terpengaruh, akhirnya saya pun ikutan…hehe. Tapi, nggak lama-lama. Sebulan aja..hehe.

Sebenarnya, menurut para dokter di milis sehat, nggak mudah mendiagnosa alergi pada anak-anak. Apalagi anak-anak saya terbukti nggak pernah ruam ketika mengonsumsi makanan apa pun. Diet yang terlalu ketat tanpa bukti jelas bisa menyebabkan anak-anak kekurangan gizi. Buat saya, semua pilihan berada di tangan masing-masing, ya.

Alasan lainnya mungkin ISK atau infeksi saluran kencing yang kadang nggak ketahuan. Cara tahunya tentu dengan tes urin. Kalau memang positif bisa segera diobati. Masalahnya, anak-anak saya sudah sunat semunya sejak kecil. Insya Allah nggak ada ISK.

Nah, jika ibu-ibu mengalami kegalauan yang saya alami, coba deh cek dulu, apakah ada penyebab lain kenapa anak kita berat badannya seret banget? Menghitung berat badan bayi juga nggak bisa semudah melihat dari KMS, ya! Tapi perlu menghitung dari awal kelahiran hingga usia sekarang dengan growth chart WHO.

Sudah, tarik napas, yaaa..hihi. Beneran, punya anak dengan berat badan irit itu bikin deg-degan. Tapi, coba deh beberapa cara ini. Insya Allah bisa menaikkan berat badan jika memang faktornya adalah pemberian MPASI yang kurang benar.

1. Minyak Zaitun


Minyak zaitun boleh banget dikonsumsi oleh bayi kita sebagai tambahan lemak sehat. Bisa dicampur dengan bubur bayi supaya anak-anak nggak terlalu kesulitan saat mengonsumsinya. Minyak ini mudah sekali kita dapat ya saat ini. Karena bukan hanya anak-anak, dewasa pun banyak yang mengonsumsinya.

2. Alpukat


Buah alpukat juga punya kandungan lemak yang bagus. Jadikan buah ini sebagai camilan sehat buat anak-anak yang punya BB kurang. Selain gampang, buah ini sebenarnya sudah enak tanpa tambahan apa pun.

3. Dobel Karbo


Bisa juga mengombinasi dua karbohidrat dalam menu Mpasi. Misalnya saja beras putih dicampur kentang, ubi jalar dengan kentang dan lain-lain. Pintar-pintar kitanya saja untuk mengombinasikan, ya.

4. Protein


Mengonsumsi makanan tinggi protein bisa juga menaikkan berat badan. Jadi, campur bubur dengan protein juga, ya. Bayi-bayi yang baru mulai MPASI sudah boleh diperkenalkan dengan daging pada hari ketujuh MPASI-nya. Walaupun beberapa pendapat mengatakan hal berbeda. Tapi saya melakukannya di minggu kedua.

Update terus ilmu per-MPASI-an kita. Karena dari waktu ke waktu semua aturan berubah. Dokter anak yang nggak lama baru saya kunjungi mengatakan, anak-anak sebaiknya banyakin makan protein, seperti ikan, daging, telur, dll. Makan sebanyak mungkin nggak masalah justru bagus buat nambah berat badan. Kenyataannya? Ya, nggak semudah itu juga nyuruh anak-anak makan banyak protein...huhu.

5. Makan Tepat Waktu


Makan tepat waktu juga dianjurkan bagi anak-anak yang punya berat badan mungil. Seorang dokter ahli gizi dari rumah sakit Hermina bahkan selalu menganjurkan supaya orang tua membuat jadwal rutin kapan anak harus makan makanan berat ataupun camilan.

Semua cara itu sudah saya lakukan tapi rupanya anak-anak memang punya faktor genetik yang sangat kuat. Apa mau dikata, banyak orang bisa berhasil melakukannya bahkan beberapa tak terlihat bekerja keras. Saya sudah berusaha dengan susah payah. namun, hasilnya sama. Maka saya pun harus bersyukur sudah diberikan amanah, punya anak-anak yang sehat meski nggak punya pipi bulat. Gemuk memang menggemaskan, tapi terlalu gemuk dan berlebihan pun jadi masalah.

Dipikirkan terlalu pusing malah bikin suasana hati semakin nggak nyaman. Ini juga bisa membuat kita memberikan tekanan kepada anak-anak jika mereka nggak ngabisin makanannya. Padahal, mereka sama dengan kita, kadang nafsu makan sedang bagus, kadang juga lagi nggak mood makan.

Saya sekarang lebih fokus supaya anak-anak tetap sehat. Kalau mereka sehat, nafsu makan akan lumayan baik dan mereka bisa makan dengan lahap. Setiap pagi, mereka minum jus buah dan sayur plus madu. Nggak hanya mereka, saya dna ayahnya pun mengonsumsi minuman yang sama. Minimal dua hari sekali. Kalau bisa setiap hari. Ini lumayan membantu menjaga kondisi tubuh tetap fit meski cuaca sedang tak menentu.

Gimana, masih pusing mikirin berat badan anak yang seret? Semoga postingan ini bermanfaat dan please, nikmati saja setiap prosesnya. Karena waktu sekarang nggak akan kembali, nggak usah dibawa stres. Penting mereka sehat dan bahagia :)

Salam hangat,

Featured image: Photo on Daily Maverick

 

Comments

  1. Mbak, anak-anakku juga nggak bisa bulat seperti kebanyakan temannya...perawakannya sedang semua, biar aja. Yang penting sehat dan tetap aktif :)

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah, yang penting sehat ya mbak...:)

    ReplyDelete