Sebagai
seorang wanita muslim, kita diwajibkan memakai hijab. Hukum memakai hijab sama
tegasnya dengan perintah melaksanakan shalat lima waktu. Kalau kita takut
meninggalkan shalat, harusnya kita juga merasa takut ketika menanggalkan hijab
dan memperlihat salah satu aurat seperti rambut.
Mari kita belajar soal aurat dulu,
ya. Aurat adalah anggota tubuh yang wajib ditutup dari pandangan orang lain. Di
sini juga ada beberapa perbedaan. Misalnya saja aurat wanita tentu saja berbeda
dengan aurat perempuan.
Seorang laki-laki diwajibkan menutup
auratnya mulai dari pusar hingga lutut. Sedangkan seorang perempuan muslim
diwajibkan menutup seluruh anggota tubuh selain wajah dan telapak tangan. Untuk
telapak tangan dijelaskan dalam kitab
Fathul mu’in bahwa yang dimaksud telapak tangan adalah bagian luar
(punggung tangan) dan bagian dalam.
Sebagian dari kita juga merasa
ringan saat membuka kaki. Padahal kaki termasuk aurat yang harus ditutup. Nggak
harus pakai kaus kaki, yang penting ditutup pakai apa saja. ya, umumnya pakai
kaus kaki. Hehe. Kalau ditutup kasa steril nanti dikira mumi. Hihi.
Aturan Allah tentang menutup aurat
sesungguhnya diperuntukkan untuk melindungi kehormatan wanita. Dengan menutup
aurat, wanita akan terhindar dari berbagai fitnah. Begitu pula wanita berhijab
tentu akan lebih disegani ketimbang wanita yang dengan sengaja membuka
auratnya.
Seorang wanita boleh tidak memakai
hijab ketika bersama mahramnya. Di dalam surat An-Nur ayat 31 disebutkan, ““Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar
mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah
menampakkan perhiasan (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah
mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau
ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau
saudara laki-laki mereka, atau putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra
saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama islam) mereka, atau hamba
sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak
memiliki keinginan (terhadap perempuan). Dan janganlah mereka menghentakkan
kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kalian
semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.”
Pernah nggak terbayang kalau membuka
aurat itu sama dengan dosa besar? Ternyata membuka aurat sama berdosanya
seperti orang yang memakan riba atau pun berzina. Lalu kenapa masih banyak
orang yang enggan menutup auratnya dengan berbagai alasan yang mereka buat
sendiri untuk menutupo ketidaktaatan akan perintah Allah?
![]() |
sumber |
Sering mendengar, “Aku belum siap,”
kalimat serupa memang sering dilontarkan oleh banyak wanita yang belum mau
menutup aurat. Padahal sebuah kewajiban nggak akan menunggu kesiapan. Sebaliknya,
belum siap pakai jilbab sama artinya dengan sudah siap masuk neraka?
Terdengar horor dan keras. Sebab
mengingatkan sesama saudara adalah sebuah kewajiban yang dibebankan kepada
setiap orang yang sadar dan paham akan sebuah hukum. Nggak harus jadi ustadz
kalau ingin mengingatkan orang tentang sebuah kewajiban. Sebab dakwah sendiri
merupakan ajakan kepada ketaatan. Ketika sudah dilaksanakan maka gugurlah
kewajiban itu dari diri kita. Selesai.
Lalu bagaimana jika orang yang kita
peringatkan tidak juga melaksanakan? Itu sudah jadi risiko dia di akhirat.
Tugas kita hanya berdakwah bukan memaksa dia. Sebab pada akhirnya semua menjadi
pilihan masing-masing.
Hal yang terpenting adalah, tetap
rangkullah mereka. Jangan merendahkan apalagi memutus silaturrahim. Bagaimana
mereka bisa tertarik dengan ajakan kita jika sikap kita seolah memusuhi mereka?
Lalu bagaimana cara berpakaian yang
baik sesuai dengan tuntunan syariat islam? Zaman sekarang, berhijab syari sudah
bukan sesuatu yang aneh. Jubah menjuntai indah, wajah tertutup cadar. Sudah
banyak yang menerapkannya. Dan menurut saya itu sungguh cantik!
Seorang wanita diwajibkan memakai
pakaian yang longgar, tidak transparan sehingga memperlihatkan bentuk tubuh,
tidak ketat sehingga lekukan tubuh terlihat. Bahannya pun harus tebal. Selain
itu, kita juga diwajibkan memakai hijab yang terjulur hingga menutupi dada.
Memakai kaus kaki. Sedangkan cadar bukan merupakan kewajiban, andai saja itu
dilakukan maka akan jauh lebih baik dan sempurna.
Lalu apa yang menghalangimu untuk
memakai hijab dan menutup seluruh aurat? Bukankah aturan Allah itu amat indah.
Di dalam islam, wanita memiliki kedudukan yang sangat terhormat. Tidak
sembarang orang boleh bersalaman, apalagi menyentuhnya.
Dengan memakai hijab, maka keindahan
itu terlindungi. Pernah dengar kalimat, lebih baik mana permen yang masih
dibungkus atau yang nggak ada bungkusnya? Jika disuruh memilih, kamu pilih yang
mana?
Betul! Semua sepakat memilih permen
yang masih dibungkus. Alasannya? Terjaga kebersihannya. Nggak kotor kena debu
dan lain-lain.
Jangan malu ataupun merasa minder.
Nggak ada kata terlambat dalam memperbaiki diri selama kita masih bisa
menghirup udara di dunia. Jangan menunggu pintu maaf ditutup. Jangan menunggu
tak lagi mampu. Berhijab adalah sebuah kewajiban yang kedudukannya sama dengan
kewajiban yang lain. Lalu kenapa kamu masih merasa berat dengan itu?
Setelah berhijab apakah semua
selesai sampai di sini? Ternyata tidak. Hijab itu dipakai untuk melindungi diri
kita dari pandangan. Sedangkan saat ini, hijab-hijab masa kini justru menarik
perhatian banyak orang. Sungguh sangat bertentangan.
Seorang bercadar pun menjadi
terlarang hukumnya memasang gambar wajahnya di media sosial jika pada akhirnya membuat banyak
laki-laki penasaran. Ustadz Syafiq Basalamah mengatakan bahwa fitrahnya
seorang wanita itu ingin disanjung, ingin dipuji dan diperhatikan. Jadi,
meskipun ingin berdakwah, janganlah melakukannya dengan memajang foto di media
sosial. Kita bisa melakukan dengan cara yang lain.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua golongan dari penduduk neraka
yang belum pernah aku lihat: (yang pertama adalah) Suatu kaum yang memiliki
cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (yang kedua adalah) para
wanita yang berpakaian tapi telanjang, berpaling dari ketaatan dan mengajak
lainnya untuk mengikuti mereka, kepala mereka seperti punuk unta yang miring.
Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya,
walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” [HR. Muslim : 2128]
Dalam sebuah hadits shahih juga
dijelaskan bahwa ada wanita yang berpakaian tetapi telanjang? Siapa itu? Yaitu orang-orang
yang memakai pakaian ketat sehingga terlihatlah bentuk tubuhnya. Ada juga
orang-orang yang memakai hijab dengan menggulung rambutnya atau pun memakai
dalaman jilbab yang membentuk bukit di atas kepalanya sehingga menyerupai punuk
unta.
Dan semua itu sangat terang saat
ini. Perhatikan hadistnya, “Tidak akan masuk surga..” Masyaallah semoga kita
semua senantiasa dilindungi oleh Allah dari panasnya api neraka. Semoga saya
dan teman-teman senantiasa bersungguh-sungguh dalam memperbaiki diri. Semoga
hidayah Allah datang untuk saya dan kamu semua.
Nasihat ini saya tulis untuk diri
sendiri. Penulis tentunya tak sejernih telaga yang mengalir. Masih banyak dosa
di sana sini. Semoga Allah mengampuni dan meringankan langkah kita menuju
ketaatan. Amiin.
Be First to Post Comment !
Post a Comment